TRAUMA KEPALA
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat-Nya sehingga makalah mengenai “Trauma Kepala” ini dapat tersusun
sampai dengan selesai.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Angga selaku dosen mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang telah memberikan tugas ini sehingga
kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat
disusun rumusan masalah makalah ini yaitu :
1. Apa itu trauma kepala?
2. Bagaimana etiologi dari trauma kepala?
3. Bagaimana patofisologi dari trauma kepala?
4. Bagaimana klasifikasi dari trauma kepala?
5. Bagaimana tanda dan gejala terjadinya trauma kepala?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari trauma kepala?
7. Bagaimana penatalaksaan dari trauma kepala?
8. Bagaimana konsep askep dari trauma kepala?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai tranfusi darah.
2. Untuk mengetahui indikasi mengenai transfuse darah.
3. Untuk mengetahui kontra indikasi mengenai transfuse darah.
D. Manfaat Penulisan
Memperkaya ilmu keperawatan mengenai trauma kepala.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep penyakit
2) Operasi
Dilakukan untuk mengeluarkan darah pada intraserebral,
debridemen luka, kranioplasti, prosedur shunting pada hidrocepalus,
kraniotomi.
3) Pengobatan
a. Diuretik : untuk mengurangi edema serebral misalnya manitol 20
%, furosemid (lasik).
b. Antikonvulsan : Untuk menghentikan kejang misalnya dengan
dilantin, tegretol, valium.
c. Kortokosteroid : untuk menghambat pembentukan edema misalnya
dengan deksametason.
d. Antagonis histamin : mencegah terjadinya iritasi lambung karena
hipersekresi akibat efek trauma kepala misalnya dengan cemetidin,
ranitidin.
e. Antibiotik jika terjadi luka yang besar.
1. Diagnose Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan kerusakan
aliran darah otak sekunder edema serebri, hematom.
Data Pendukung
- Penurunan kesadaran
- Perubahan tanda vital
- Perubahan pola napas, bradikardia
- Nyeri kepala
- Mual dan muntah
- Kelemahan motoric
- Kerusakan pada nervus kranial III, IV, VI, VII, VIII
- Refleks patologis
- Perubahan nilai AGD
- Hasil pemeriksaan CT Scan adanya serebri, hematom
- Pandangan kabur
Kriteria hasil
- Tingkat kesadaran compos mentis : orientasi orang, tempat dan
memori baik
- Tekanan perfusi serebral kurang dari 60 mmHg, tekanan
intracranial kuramg dari 15 mmHg
- Fungsi sensori utuh/normal
Rencana Tindakan Rasional
1. Kaji tingkat kesadaran 1. Tingkat kesadaran
dengan GCS merupakan indikator
2. Kaji pupil, ukuran, terbaik adanya perubahan
respon terhadap cahaya, neurologi
gerakan mata 2. Mengetahui fungsi N.II dan
3. Kaji reflex kornea dan III
reflex gag 3. Menurunnya reflex kornea
4. Evaluasi keadaan motoric dan reflex gag indikasi
dan sensori pasien kerusakan pada batang otak
5. Monitor tanda vital setiap 4. Ganguan motoric dan
1 jam sensori dapat terjadi akibat
6. Observasi adanya edema edema otak
periorbita, ekomosis 5. Adanya perubahan tanda
diatas osmatoid, vital seperti respirasi
rhinorrhea, otorrhea menunjukan kerusakan
7. Perthankan kepala tempat pada batang otak
tidur 30-45 derajat 6. Indikasi adanya fraktur
dengan posisi leher tidak basilar
menekuk 7. Memfasilitasi drainasi vena
8. Anjurkan pasien untuk dari otak
tidak menekuk 8. Suhu tubuh yang meningkat
lututnya/fleksi, batuk, akan meningkat aliran
bersin. Feses yang keras darah ke otak sehingga
9. Pertahankan suhu normal meningkatkan TIK.
10. Monitoring kejang dan 9. Kejang dapat terjadi akibat
berikan obat anti kejang iritasi serebral dan keadaan
11. Lakukan aktivitas kejang dan keadaan kejang
keperawatan dan aktivitas memerlukan banyak
pasien seminimal oksigen
mungkin 10. Meminimalkan stimulus
12. Pertahankan kepatenan sehingga menurunkan TIK
jalan napas,suction jika 11. Mempertahankan adekuat
perlu, berikan oksigen oksigen. Suction dapat
100% sebelum suction meningkatkan TIK.
tidak dari 15 detik 12. Karbondioksida
13. Monitor AGD, PaCO2 menimbulkan vasodilatasi,
antara 35-45 mmHg dan adekuat oksigen sangat
PaO2 kurang dari 80 penting dalam
mmHg mempertahankan
14. Berikan obat sesuai metabolism otak
program dan monitor 13. Mencegah komplikasi lebih
efek samping dini.
Anni massaniaddhurru waanta arhamurrahimin