DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN(POLTEKKES)MATARAM
Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik dari diri maupun
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Kelompok I
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13
LAMPIRAN...........................................................................................................15
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat
diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami
perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan
praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih
berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya
sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh.
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan
untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh
menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin
pada bagian tubuh yang memerlukan.
1
3. Pembaca diharapkan mampu memahami tujuan dari pemberian terapi
kompres panas dan dingin
4. Pembaca diharapkan mampu memahami macam-macam kompres
panas dan dingin
5. Pembaca diharapkan mampu mempraktikkan pemberian terapi
kompres pada pasien dengan baik
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kompres Hangat dan Dingin
Kompres adalah salah satu tindakan terapi non farmakologi yang
biasanya di gunakan dalam kondisi tertentu sehingga bisa memulihkan tanpa
bantuan obat-obatan.
Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat
setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Sedangkan
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah
setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres
dingin adalah mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi
perdarahan serta edema. Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek
analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls
nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Kompres panas atau dingin
menghasilkan perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah,
tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan
elektrolit, dan metabolisme jaringan Durasi kompres juga mempengaruhi
respons.
Kompres panas dan dingin pada tubuh dapar berbentuk kering dan basah.
Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas,
dengan menggunakan botol air panas. bantalan pemanas elektrik, bantalan
akuatermia, atau kemasan pemanas disposabel. Kompres panas basah dapat
diberikan, melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas,
berendam atau mandi. Kompres kering dingin diberikan untuk mendapat efek
lokal dengan menggunakan kantong es, kolar es, sarung tangan es, dan
kemasan pendingin disposabel.
3
b. Klien dengan perut kembung.
c. Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti radang
persendian.
d. Spasme otot
e. Adanya abses, hematoma
Kontraindikasi :
Kontraindikasi :
4
tubuh sedang dingin maka tubuh harus segera dihangatkan. Jadi justru
akan bertentangan dengan hasil yang diharapkan. Lain halnya bila
dilakukan kompres hangat. Pusat suhu akan menerima informasi bahwa
suhu tubuh selang hangat, maka suhu tubuh harus segera diturunkan.
Inilah pengaruh yang diharapkan. Ketika demam kita memang merasa
kedinginan meskipun tubuh kita sebenarnya panas. Kompres hangat
membantu mengurangi rasa dingin & menjadikan tubuh terasa lebih
nyaman.
b. Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat
rileks, mengarungi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah
ke daerah.
c. Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi
tidak boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada
bengkak, karena panas dapat memperparah bengkak yang sudah ada.
2. Efek terapeutik pemberian kompres hangat
a. Mengurangi nyeri
b. Meningkatkan aliran darah
c. Mengurangi kejang otot
d. Menurunkan kekakuan tulang sendi
3. Tujuan Kompres Hangat
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Menurunkan suhu tubuh
c. Mengurangi rasa sakit
d. Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien
e. Memperlancar pengeluaran eksudat
f. Merangsang peristaltik usus
4. Macam-macam kompres hangat
a. Kompres hangat basah
Persiapan Alat :
- Termos/com berisi air hangat (40-46c)
- Kasa
5
- Termometer air panas (bila perlu).
- Baskom.
- Pinset 2 buah
- Kasa
- Plester
- Pengalas
- Handscoon
- Bengkok 2 buah
- Waslap
Cara Kerja :
- Siapkan peralatan.
- Dekatkan alat-alat kedekat pasien
- Cuci tangan.
- Atur posisi pasien yang nyaman
- Pasang pengalas dibawah area yang akan diberi kompres.
- Kemudian gunakan handscone.
- Buka balutan perban (jika diperban) dan buang perban bekas ke dalam
bengkok kosong.
- Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dan masukkan ke dalam kom
berisi cairan hangat. Ambil pinset satu lagi untuk memegang dan memeras
kasa, agar kasa tidak terlalu basah.
- Ambil kasa dengan cara direnggangkan dan letakkan diatas area yang
membutuhkan kompres hangat.
- Jika klien menoleransi kompres hangat tersebut tutupkan kasa kompres
hangat basah pada area yang memerlukan kompres, lalu lapisi dengan kasa
kering selanjutnya balut dengan perban kasa serta fiksasi dengan plester.
- Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti
balutan kompres tiap 5 menit
- Lepaskan handscone dan letakkan pada tempatnya.
- Atur posisi klien kembali.
- Bereskan alat-alat dan disimpan kembali..
6
- Cuci tangan
- Dokumentasikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
- Kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di pertahankan
tetap hangat
- Cairan jangan terlalu panas, agar kulit jangan sampai kulit terbakar.
- Kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres
- Untuk kompres hangat padu luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka
memar atau bengkak, peralatan tidak perlu steril yang penting bersih.
7
- Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak, lalu keringkan dengan lap kerja
dan masukkan ke dalam sarung buli-buli.
- Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien.
- Beri tahu klien,jelaskan tujuan prosedur ini.
- Atur posisi yang nyaman pada klien.
- Letakkan/pasang buli-buli pada area yang memerlukan.
- Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan yang timbul
akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas,seperti kemerahan,
ketidaknyamanan, kobocoran, dan sebagainya.
- Ganti buli-buli panas setelah 20 menit dipasang dengan air panas lagi,sesuai
yang dikehendaki.
- Bereskan alat-alat bila sudah selesai.
- Cuci tangan.
- Dokumentasikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
- Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan
- Pemakaian buli buli panas ada bagian abdomen, tutup buli buli mengarah ke
atas samping
- Bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah/samping
- Buli-buli harus diperiksa dulu cincin karet pada pemberian kompres hangat
5. Pemberian Kompres Hangat
- Jangan letakan kantong air hangat di bagian tubuh yang telanjang, lapisi
kantong dengan kain flanel atau handuk.
- Kantong air hangar yang diletakkan diatas bagian badan tertentu hanya
boleh terisi sepertiganya untuk menghindari berat yung tidak diperlukan.
- Pada penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama, jangan lupa
memeriksa kulit penderita
- Kompres hangat tidak diberikan di kepala karena dapat menyebabkan
pembuluh darah di area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit
kepala.
8
- Kompres hangat tidak boleh diberikan di perut jika mengalami radang/
infeksi usus buntu
9
Persiapan Alat :
- Kom kecil berisi airbiasa/air es
- Perlak, pengalas, dan sampiran (bila perlu)
- Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu
- Handscoon
Cara kerja :
10
- Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh
garam agar es tidak cepat mencair
- Air dalam kom dan Lap kerja
- Perlak pengalas selimut bila perlu
- Handscoon
Cara kerja :
11
- Selama pemberian kirhat es, perhatikan kalt klien terhadap
keberadaan iritasi dan lain-lain
- Pemberian kirbal es untuk menurukan suhu tubuh. muka suhu tubuh
harus di control setiap 30-60 menit.bila suhu sudah turun kompres
dihentikan
- Bila tidak ada kirbat es bisa menggunakan kantong plastic
- Bila es dalam kabut es sudah mencair harus segera diganti (bila
perlu)
5. Pemberian Kompres Dingin
1. Jangan gunakan es batu langsung pada luka, gunakan kompres es,
atau tempatkan beberapa es batu dalam kantong plastik, atau
bungkus es dengan handuk dan tempelkan pada daerah
2. Jika terjadi rasa kebal hentikan pengkompresan
3. Perhatikan kulit pasien, kalau kulit pasien berwarna merah jambu
masih bisa dilakukan pengkompresan, tapi kalau kulit pasien
berwarna merah gelap metode ini tidak dapat dilakukan.
4. Pemberian metode ini tidak diberikan kepada pasien yang
mempunyai alergi dingin
5. Melakukan kompres dingin harte hati-hati karena dapat
menyebabkan jaringan kulit mengalami nekrotis (kematian seli.
Untuk itu dianjurkan melakukan kompres dingin tidak lebih dari 30
menit.
12
BAB III
PENUTUP
3.2 Saran
Pengetahuan mengenai penggunaan terapi kompres panas dan
dingin hendaknya dimiliki oleh semua orang, mengingat pentingnya terapi
ini dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan terapi kompres dapat membantu meringankan gejala
demam, membantu meringankan cedera dan beberapa kegunaan lain yang
sangat kita butuhkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
CHECKLIST PEMBERIAN KOMPRES DINGIN BASAH
NAMA : NIM :
0 1 2
Definisi :
Kompres dingin merupakan teknik memasang suatu zat
dengan suhu rendah pada tubuh untuk tujuan terapeutik .
Kompres dingin terdiri dari kompres dingin basah dan
kompres dingin kering
Tujuan :
15
tertentu
4. Handscone
Tahap Pra Interaksi :
1. Pastikan program medis untuk terapi pasien,
periksa label larutan dan identifikasi pasien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat.
Tahap Orientasi :
1. Beri salam dan memperkenalkan diri
2. Identifikasi nama pasien
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan
dilakukan
Tahap Kerja :
1. Dekatkan alat-alat ke klien
2. Pasang sampiran bila perlu
3. Cuci Ingan
4. Pasang pengalas pada area yang akan dikompres
5. Masukkan waslap kain kasa kedalam air hiasa atau
air es lalu diperas sampai lembah letakkan
waslap/kain kasa tersebut pada arcu yang akan
dikompres
6. Ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap
kain kasa yang sudah terendam dalam air biasa atau
air es
7. Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
8. Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini
sudah selesai
9. Cuci tangan
10. Dokumentasikan
16
Tahap Terminasi :
1. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan nyaman)
dan keluhan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat seluruh tindakan dalam tindakan keperawatan
Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap/tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan benar/sempurna
17
CHECKLIST PEMBERIAN KOMPRES DINGIN KERING
NAMA : NIM :
0 1 2
Definisi :
Kompres dingin merupakan teknik memasang suatu zat
dengan suhu rendah pada tubuh untuk tujuan terapeutik .
Kompres dingin terdiri dari kompres dingin basah dan
kompres dingin kering
Tujuan :
18
3. Air dalam kom dan Lap kerja
4. Perlak pengalas selimut bila perlu
5. Handscone
Tahap Pra Interaksi :
4. Pastikan program medis untuk terapi pasien,
periksa label larutan dan identifikasi pasien
5. Cuci tangan
6. Siapkan alat.
Tahap Orientasi :
5. Beri salam dan memperkenalkan diri
6. Identifikasi nama pasien
7. Menjelaskan tujuan tindakan
8. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan
dilakukan
Tahap Kerja :
1. Bawa alat-alat ke dekat klien
2. Cuci tangan
3. Masukkan batman es ke dalam kom air supaya
pinggir es tidak tajam
4. Isi kirbal es dengan potongan es sebanyak kurang
lebih setengah bagian dari kirbal tersebut
5. Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian
yang kosong, lalu di tutup rapat
6. Periksa skap, adakah kebocoran atau tidak
7. Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke
dalam sarungnya buka area yang akan di kompres
dan atur yang nyaman pada klien
8. Pasang perlak pengulas pada bagian tubuh yang
akan di kompres letakkan eskap pada bagian yang
memerlukan kompres
19
9. Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri,
mati rasa, dan suhu tubuh
10. Angkat eskap bila sudah selesai
11. Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman
bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan
Tahap Terminasi :
4. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan nyaman)
dan keluhan pasien
5. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
6. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat seluruh tindakan dalam tindakan keperawatan
Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap/tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan benar/sempurna
20
CHECKLIST PEMBERIAN KOMPRES HANGAT BASAH
NAMA : NIM :
0 1 2
Definisi :
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan
hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres panas dingin, selain menurunkan sensasi nyeri
juga dapat meningkatkan proses penyembuhan jaringan
yang mengalami kerusakan.
Tujuan :
21
4. Baskom.
5. Pinset 2 buah
6. Kasa
7. Plester
8. Pengalas
9. Handscone
10. Bengkok 2 buah
11. Waslap
Tahap Pra Interaksi :
7. Pastikan program medis untuk terapi pasien,
periksa label larutan dan identifikasi pasien
8. Cuci tangan
9. Siapkan alat.
Tahap Orientasi :
9. Beri salam dan memperkenalkan diri
10. Identifikasi nama pasien
11. Menjelaskan tujuan tindakan
12. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan
dilakukan
Tahap Kerja :
1. Siapkan peralatan.
2. Dekatkan alat-alat kedekat pasien
3. Cuci tangan.
4. Atur posisi pasien yang nyaman
5. Pasang pengalas dibawah area yang akan diberi
kompres.
6. Kemudian gunakan handscone.
7. Buka balutan perban (jika diperban) dan buang
perban bekas ke dalam bengkok kosong.
8. Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dan
22
masukkan ke dalam kom berisi cairan hangat.
Ambil pinset satu lagi untuk memegang dan
memeras kasa, agar kasa tidak terlalu basah.
9. Ambil kasa dengan cara direnggangkan dan
letakkan diatas area yang membutuhkan kompres
hangat.
10. Jika klien menoleransi kompres hangat tersebut
tutupkan kasa kompres hangat basah pada area
yang memerlukan kompres, lalu lapisi dengan kasa
kering selanjutnya balut dengan perban kasa serta
fiksasi dengan plester.
11. Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai
program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit
12. Lepaskan handscone dan letakkan pada tempatnya.
13. Atur posisi klien kembali.
14. Bereskan alat-alat dan disimpan kembali..
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan.
Tahap Terminasi :
7. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan nyaman)
dan keluhan pasien
8. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
9. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat seluruh tindakan dalam tindakan keperawatan
Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap/tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan benar/sempurna
23
CHECKLIST PEMBERIAN KOMPRES HANGAT KERING
NAMA : NIM :
0 1 2
Definisi :
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan
hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres panas dingin, selain menurunkan sensasi nyeri
juga dapat meningkatkan proses penyembuhan jaringan
yang mengalami kerusakan.
Tujuan :
24
4. Handuk
5. Handscone
Tahap Pra Interaksi :
1. Pastikan program medis untuk terapi pasien,
periksa label larutan dan identifikasi pasien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat.
Tahap Orientasi :
1. Beri salam dan memperkenalkan diri
2. Identifikasi nama pasien
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan
dilakukan
Tahap Kerja :
1. Siapkan peralatan
2. Cuci tangan.
3. Lakukan pemanasan pendahuluan pada buli-buli
panas dengan cara: mengisi buli-buli dengan air
panas,kencangkan penutupnya, kemudian
membalik posisi buli-buli berulang-ulang,lalu
kosongkan isinya.
4. Siapkan dan ukur suhu air yang diinginkan (50-60
°C).
5. Isi buli-buli dengan air panas sebanyak ± ½ bagian
dari ukuran buli-buli tersebut, lalu keluarkan
udaranya dengan cara :
a. Letakkan atau tidurkan buli-buli diatas
meja/tempat datar.
b. Bagian atas buli dilipat sampai kelihatan
permukaan air di leher buli-buli.
25
c. Kemudian penutup buli-buli ditutup dengan
rapat/benar.
6. Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak, lalu
keringkan dengan lap kerja dan masukkan ke
dalam sarung buli-buli.
7. Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien.
8. Beri tahu klien,jelaskan tujuan prosedur ini.
9. Atur posisi yang nyaman pada klien.
10. Letakkan/pasang buli-buli pada area yang
memerlukan.
11. Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui
kelainan yang timbul akibat pemberian kompres
dengan buli-buli panas,seperti kemerahan,
ketidaknyamanan,kobocoran, dan sebagainya.
12. Ganti buli-buli panas setelah 20 menit dipasang
dengan air panas lagi,sesuai yang dikehendaki.
13. Bereskan alat-alat bila sudah selesai.
14. Cuci tangan.
15. Dokumentasikan.
Tahap Terminasi :
1. Evaluasi perasaan klien (merasa aman dan
nyaman) dan keluhan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan
kemampuan pasien
Tahap Dokumentasi :
Catat seluruh tindakan dalam tindakan keperawatan
Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap/tidak sempurna
26
2 = Dikerjakan dengan benar/sempurna
27