KELOMPOK 8
Almira Fahrinda 1310015004
Andri Bagaswara 1310015032
Anna Fitriyana 1310015001
Azkiah Mandarini Fakih 1310015085
Devy Pratiwi Ibrahim 1310015079
Fajar Dwi Primantoro P. 1310015075
Izzaty Firdawati 1310015056
Krisna Dahrian 1310015034
Ni Putu Vivi A.B. 1310015078
Shafira Tamara 1310015002
Rahmalia Usdini 1210015083
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME. karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Diskusi Kelompok
Kecil kami. Kami telah melakukan DKK1 pada 21 Desember 2013 dan DKK 2
pada 27 Desember 2013.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada tutor kami DR. dr. Endang
Sawitri, M.Kes yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan dalam Diskusi
Kelompok Kecil, sehingga kami semua dapat menyelesaikan laporan diskusi ini,
serta kepada semua yang terlibat di dalamnya. Laporan ini tidak akan berhasil
disusun tanpa adanya dukungan dan peran dari seluruh anggota kelompok yang
telah bekerja keras.
Kami menyadari bahwa pengetahuan kami tentang pemahaman terhadap
sasaran pembelajaran masih jauh dari sempurna, sehingga masih terdapat
kekurangan dan kesalahan dalam laporan ini. Kami sangat terbuka terhadap kritik
dan saran agar ke depannya dalam menyusun laporan menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
Daftar Isi
Temperatur merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh banyak orang, entah
terlalu dingin atau terlalu panas. Pada saat dingin, kita biasanya menggunakan selimut,
jaket, atau pakaian yang tebal untuk menghambat pengeluaran panas tubuh dan
menghambat udara dingin di lingkungan untuk mempengaruhi suhu kulit serta suhu inti.
Dan pada saat panas, kita biasanya menggunakan kipas untuk mengusir udara panas dari
tubuh kita dan menggunakan pakaian yang ringan untuk memudahkan pengeluaran panas
melalui keringat.
Regulasi temperature sangat berpengaruh terhadap homeostasis dan kerja
kardiovaskuler. Jantung sebagai pompa yang memompa darah ke seluruh tubuh akan
dipengaruhi oleh mekanisme temperature. Saat kulit terpajan panas, tekanan darah
cenderung rendah yang disebabkan oleh resisten perifer total yang menurun karena
vasodilatasi pembuluh darah sekitar kulit untuk mengeluarkan panas dari dalam tubuh
dan begitu pula sebaliknya saat tubuh terpajan dingin.
Kontrol temperature yang berada di hipotalamus mendominasi resistensi perifer
total (terutama arteriol) dibanding kontrol kardiovaskuler. Hal inilah yang menyebabkan
regulasi temperature mempengaruhi homeostasis kardiovaskuler. Selain itu, regulasi
temperature juga berhubungan pada saat keadaan demam.
Maka dari itu, kami membahas tentang homestasis kardiovaskuler dan regulasi
temperature. Berikut ini akan kami bahas mengenai homeostasis kardiovaskuler dan
regulasi temperaturedalam laporan ini.
1.2. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan antara suhu
lingkungan, suhu inti, dan suhu kulit. Selain itu juga mampu memahami dan menjelaskan
mengenai mekanisme termoregulasi, respons utama tubuh terhadap perubahan suhu, dan
kompensasi tubuh terhadap perubahan suhu.
1.3. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami mekanisme termoregulasi dalam tubuh, suhu
normal tubuh dalam keadaan tertentu, rentang normal toleransi tubuh terhadap suhu
tertentu, respons utama tubuh dan kompensasi tubuh terhadap perubahan suhu, serta
hubungan antara mekanisme kardiovaskuler dan mekanisme regulasi temperatur dalam
mekanisme homeostasis tubuh.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Skenario
Ina dan Ana mendapatkan hadiah mencoba sauna yang baru dibuka di kotanya.
Walaupun ragu-ragu tetapi rasa penasaran membuat mereka mau mencobanya. Saat
masuk ke ruang suna mereka merasakan temperatur panas dan kelembabannya tinggi.
Menurut petugas sauna, temperatur di dalam ruangan sekitar 40ºC dan kelembabannya
80%. Setelah 5 menit di ruangan tersebut, mereka mulai merasa kepanasan, kulitnya
kemerahan, dan berkeringat. Setelah 10 menit mereka merasa tidak tahan lagi dan buru-
buru keluar dari ruang sauna.
Ina : Waah…lega bisa keluar… Panas sekali ya, An?
Keringatku sampai bercucuran…
Ana : Iya. Coba pegang dahiku. Sepertinya temperatur tubuhku meningkat.
Apa kita jadi demam sehabis sauna ya?
Ina : Masa disebut demam? Aku kurang yakin.
Seandainya kita bawa termometer, kita bisa mengukur juga apakah suhu bagian
dalam tubuh juga meningkat atau hanya suhu di permukaan kulit.
Ana : Kalau kita berlama-lama di ruangan sauna itu, kira-kira lebih bagus kah?
Ina : Mungkin berbahaya ya?...
Yang jelas 10 menit saja sudah cukup buatku.
Eh..tuh kita dipersilahkan mandi air dingin di situ..
Ana : Siiipp…
B. Langkah PBL
Step I : Identifikasi Istilah Sulit
Berdasarkan skenario yang disajikan, kami mengidentifikasi istilah sulit sebagai berikut.
1. Demam
Peningkatan suhu tubuh di atas normal yang di akibatkan oleh tekanan stress
psikologis.
2. Temperatur
Keadaan tingkat panas atau dingin menggunakan skala khusus.
3. Kelembaban
Suatu keadaan atau konsentrasi uap air di dalam udara.
4. Berkeringat
Respon pengeluaran panas melalui proses evaporasi di bawah control saraf simpatis
yang di keluarkan melalui kulit.
5. Termometer
Alat pengukur suhu.
6. Panas
Suatu keadaan dimana temperature suhu meningkat.
2. Berbeda, suhu inti tubuh relatif konstan yaitu sekitar 37,8ºC. Sedangkan suhu kulit
sendiri bervariasi (berubah-ubah) dan biasanya lebih rendah, berkisar antara 20 – 40ºC.
3. Suhu lingkungan mempengaruhi suhu tubuh karena terjadi perbedaan energi. Ada
kompensasi dari tubuh saat terjadi perbedaan suhu dengan suhu lingkungan, yaitu radiasi,
konduksi, konveksi dan evaporasi.
4. Tidak, suhu inti juga dapat mengalami peningkatan karena beberapa faktor, diantaranya:
- Aktivitas tubuh (olahraga dan kontraksi otot rangka)
- Proses metabolisme (katabolisme dan anabolisme)
- Hormon epinefrin dan tiroksin
- Irama biologis inheren, dll.
6. Mempengaruhi, karena saat evaporasi menurun suhu tubuh akan meningkat dan juga
terdapat kompensasi tubuh terhadap uap air.
9. Terjadi vasodilatasi pembuluh darah yang meningkatkan aliran darah ke kulit (kulit
menjadi kemerahan). Terjadi reaksi evaporasi untuk mengeluarkan panas berlebih di
dalam tubuh (berkeringat).
Mekanisme:
Area preoptik di hipotalamus Sistem Saraf Otonom Medula Spinalis
Saraf simpatis Vasodilatasi pembuluh darah Berkeringat
10. Karena dahi lebih dekat dengan otak, dimana terdapat pusat pengaturan suhu di dalamnya
(hipotalamus).
11. Ana dan Ina tidak demam, hanya mengalami kompensasi tubuh terhadap pajanan dengan
panas. Suhu yang meningkat pada kulit, bukan suhu inti tubuh.
12. Mandi air dingin dapat menyebabkan suhu tubuh kembali normal (mengembalikan
homeostasis tubuh dan terjadi vasodilatasi pembuluh darah).
13. Dapat menyebabkan kejang dan heat-stroke jika tetap berada di ruangan panas.
Dehidrasi Menurunnya volume darah Cardiac Output menurun Resistensi
Perifer menurun Tekanan Darah menurun Suplai darah yang mengandung Oksigen
ke otak menurun Sinkop
14. Jika terpapar panas terlalu lama dan dipaksakan akan mempengaruhi :
- Cardiac Output menurun
- Resistensi Perifer
- Tekanan Darah menurun
- Vasokontriksi pembuluh darah
Saat dehidrasi maka plasma darah akan menurun dan viskositas akan meningkat.
Sedangkan, heat-stroke adalah keadaan dimana terjadi stroke pada pusat kontrol suhu
(hipotalamus), biasanya ketika aktivitas berat atau olahraga yang berlebihan dan dipaksa.
Kepanasan
Evaporasi (-)
Hipotalamus
Keringat berlebih Vasodilatasi
Penyesuaian
suhu tubuh
Tekanan Darah
Masing-masing anggota diskusi kelompok kecil melakukan belajar secara mandiri sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dan mencari learning objective dari berbagai
referensi. Belajar mandiri dilaksanakan sejak berakhirnya DKK 1 pada 21 Desember 2013
hingga 27 Desember 2013.
Karena itu, suhu ini dapat bervariasi dari sekitar 96 sampai 104ºF tetapi biasanya
menyimpang kerang dari beberapa derajat. Suhu yang relatif konstan ini dimungkinkan
oleh adanya mekanisme termoregulasi multiple yang dikoordinasikan oleh hipotalamus.
Besar Pengeluaran Panas dapat Disesuaikan dengan Mengubah Aliran Darah ke Kulit
Mekanisme pengeluaran panas juga dapat dikontrol, terutama oleh hipotalamus. Saat kita
panas saat kita panas, kita ingin meningkatkan pengeluaran panas ke lingkungan; saat kita
dingin, kita ingin mengurangi pengeluaran panas. Jumlah panas yang dikeluarkan ke lingkungan
melalui radiasi dan konduksi-konveksi sebagian besar ditentukan oleh gradien suhu antara kulit
dan lingkungan eksternal. Bagian inti sentral tubuh adalah mesin penghasil panas di mana suhu
harus dipertahankan pada sekitar 100ºF. Bagian inti ini dikelilingi oleh selubung insulator tempat
terjadinya pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan eksternal. Untuk mempertahankan suhu
inti, kapasitas insulatif dan suhu selubung ini dapat disesuaikan untuk mengubah-ubah gradien
suhu antara kulit dan lingkungan eksternal sehingga derajat pengeluaran panas dapat diatur.
Kapasitas insulatif selubung tersebut dapat diubah-ubah dengan mengontrol jumlah darah
yang mengalir ke kulirt. Aliran darah kulit memiliki dua fungsi. Pertama, memberikan pasokan
nutrisi ke kulit. Kedua, sewaktu darah dipompadari jantung ke kulit, darah yang telah mengalami
pemanasan di bagian inti tubuh membawa panas ini ke kulit. Sebagian besar aliran darah ke kulit
berfungsi untuk mengatur suhu tubuh; pada suhu kamar normal, darah yang mengalir ke kulit 20
sampai 30 lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kulit.
Dalam proses termoregulasi, aliran darah kulit dapat sangat bervariasi, dari 400 -
2500ml/menit. Semakin banyak darah yang mencapai kulit dari bagian inti tubuh yang hangat,
semakin dekat suhu kulit dengan suhu inti tubuh. Pembuluh darah kulit menghilangkan
efektivitas kulit sebagai insulator dengan membawa panas ke permukaan, tempat panas tersebut
dapat keluar dari tubuh melalui radiasi dan konduksi-konveksi. Karena itu, vasodilatasi
pembuluh kulit (khususnya arteriol) yang meningkatkan aliran darah ke kulit, meningkatkan
pengeluaran panas. Sebaliknya, vasokonstriksi pembuluh kulit, yang mengurangi aliran darah,
menurunkan pengeluaran panas dengan menahan darah hangat tetap berada di bagian inti, tempat
darah tersebut terinsulasi dari lingkungan eksternal. Respons ini menahan panas yang seharusnya
keluar. Kulit yang dingin dan relatif kurang darah adalah insulasi yang sangat baik antara bagian
inti tubuh dan lingkungan. Namun, kulit bukan insulator yang sempurna, bahkan dalam
vasokonstriksi maksimal. Meskipun aliran darah ke kulit minimal, sebagian panas tetap dapat
dihantarkan melalui konduksi dari organ-organ dalam ke permukaan kulit dan akhirnya
dikeluarkan ke lingkungan eksternal.
Respons vasomotor kulit ini dikoordinasikan oleh hipotalamus melalui sistem saraf
simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis ke pembuluh darah menyebabkan vasokonstriksi sebagai
respons terhadap pajanan dingin, sedangkan penurunan aktivitas simpatis menyebabkan
vasodilatasi pembuluh ke kulit sebagai respons pajanan panas.
Pusat kontrol kardiovaskular di medula jugamemiliki kontrol atas arteriol kulit (serta
arteriol seluruh tubuh) melalui penyesuaian aktivitas simpatis ke pembuluh-pembuluh ini dengan
tujuan mengatur tekanan darah. Kontrol hipotalamus atas arteriol kulit untuk mengatur suhu
mengalahkan kontrol pembuluh darah yang sama oleh pusat kontrol kardiovaskular. Karena itu,
respons vasomotor kulit yang mencolok untuk tujuan termoregulasi dapat menyebabkan
perubahan tekanan darah. Sebagai contoh, tekanan darah dapat turun pada pajanan ke lingkungan
yang sangat panas, karena respons vasodilator kulit yang ditimbulkan oleh pusat termoregulasi
hipotalamus mengalahkan respons vasokonstriktor kulit yang ditimbulkan oleh pusat kontrol
kardiovaskular medula.
Pembentukan Panas
Panas adalah produk utama metabolisme. Ada beberapa faktor yang menentukan
laju pembentukan panas, yaitu:
1. Laju metabolisme basal semua sel tubuh
2. Laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh aktivitas otot yang disebabkan
oleh aktivitas otot, termasuk kontraksi otot yang disebabkan oleh menggigil
3. Laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh tiroksin dan sebagian kecil
hormon lainnya
4. Laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh epinefrin, norepinefrin,
dan perangsangan simpatis terhadap sel
5. Laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi
dan dalam sel sendiri
6. Laju metabolisme tambahan yang diperlukan untuk pencernaan, absorpsi, dan
penyimpanan makanan
b. Konduksi
Konduksi (hantaran) adalah pemindahan panas antara benda-benda yang berbeda
suhunya yang berkontak langsung satu sama lain, dengan panas mengalir menuruni
gradien suhu dari benda yang lebih hangat ke benda yang lebih dingin melalui
pemindahan dari molekul ke molekul. Ketika molekul–molekul dengan kandungan panas
yang berbeda saling bersentuhan maka molekul yang lebih hangat bergerak lebih cepat
dan memicu molekul dingin untuk bergerak lebih cepat sehingga molekul dingin menjadi
lebih hangat dan begitu pulas sebaliknya dengan molekul panas, dan akhirnya kedua
molekul pada suhunya menjadi sama. Laju pemindahan molekul panas dengan molekul
dingin bergantung pada perbedaan suhu dan konduktivitas termal pada bahan – bahan
yang terlibat.
c. Konveksi
Kata konveksi merujuk pada pemindahan energi panas oleh arus udara (atau H2O)
sewaktu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekitar yang lebih dingin
udara yang berkontak langsung dengan kulit menjadi lebih hangat. Karena udara hangat
lebih ringan dari pada udara yang dingin, maka udara yang telah dihangatkan bergerak ke
atas sementara udara yang lebih dingin bergerak ke kulit untuk menggantikan udara yang
telah hangat tersebut (aliran udara)
d. Evaporasi
Ketika udara menguap dari permukaan kulit, panas yang diperlukan untuk
mengubah air menjadi gas diserap dari kulit sehingga tubuh menjadi lebih dingin.
Berkeringat ialah proses pengeluaran panas evaporatif aktif di bawah kontrol saraf
simpatis. Laju pengeluaran panas evaporatif dapat diubah-ubah dengan mengubah
banyaknya keringat, untuk mengeluarkan kelebihan panas sesuai kebutuhan. Faktor
terpenting yang menentukan tingkat penguapan keringat adalah kelembapan relatif udara
sekitar (presentase uap H2O yang ada diudara). Ketika kelembapan relatif tinggi, maka
udara hampir jenuh oleh H2O sehingga kemampuan udara menerima tambahan
kelembapan udara menjadi terbatas.
V. Heat Stress
Heat Exhaustion merupakan keadaan yang terkait dengan suhu panas, dimana
proses berkeringat yang berlebihan menyebabkan volume plasma darah dan vasodilatasi
pembuluh darah, mengakibatkan tahanan perifer total menurun, sehingga tekanan darah
menurun. Penurunan tekanan darah ini diikuti oleh penurunan jumlah darah yang
dialirkan ke otak, sehingga dapat menyebabkan pingsan. Pada keadaan Heat Exhaustion,
suhu inti sangat aktif atau tinggi, namun pada suhu tubuh atau suhu kulit hanya sedikit
meningkat, yang merupakan respon tubuh terhadap fungsi dari katup pengaman bagi
tubuh terhadap keadaan Heat Stroke yang lebih serius lagi.
Heat Stroke merupakan keadaan yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan
kematian jika tidak segera ditangani. Heat Stroke sendiri dapat terjadi pada orang yang
telah lanjut usia, pengguna obat penenang, maupun orang yang sedang berolahraga. Heat
Stroke terjadi akibat kegagalan sistem pengatur termoregulasi Hipotallamus dalam
pengeluaran panas. Pada orang yang berusia lanjut, Heat Stroke terjadi jika terpajan
gelombang panas yang lama dan pengap. Hal ini dapat terjadi karena orang yang telah
berusia lanjut memiliki respon termoregulasi yang lambat dan kurang efisien. Heat Stroke
juga dapat terjadi pada orang yang menggunakan obat penenang tertentu, misalnya
valium. Jenis obat ini dapat mengganggu pusat termoregulasi di hipotalamus. Pada orang
yang berolahraga dapat terjadi Heat Stroke jika melakukan olahraga yang berlebihan dan
terpajan oleh lingkungan yang panas dan lembab.
Heat Stroke tidak mengeluarkan panas, misalnya berkeringat, namun suhu tubuh
terus meningkat. Hal ini dikarenakan pusat kontrol respon termoregulasi hipotalamus
tidak mampu mengaktifkan terjadinya proses pengeluaran panas. Dengan meningkatnya
suhu tubuh ini, keadaan ini juga meningkatkan proses metabolisme yang ada di tubuh,
karena suhu mempengauhi proses reaksi yang ada di tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa mekanisme
termoregulasi berkaitan terhadap mekanisme kardiovaskuler. Suhu inti yang dijaga
konstan menyebabkan tubuh memberikan respons terhadap berbagai perubahan suhu
kulit yang terpajan langsung pada suhu lingkungan di sekitarnya yang dapat
mempengaruhi suhu inti. Kulit yang terpajan suhu dingin akan memberikan respons
dengan vasokontriksi pembuluh darah pada bagian kulit untuk menghambat pengeluaran
panas agar suhu inti terjaga konstan dan saat kulit terpajan suhu panas akan memberikan
repsons berupa vasodilatasi pembuluh darah kulit untuk mengeluarkan panas dalam
tubuh. Vasokontriksi dan vasodilatasi inilah yang mempengaruhi homeostasis
kardiovaskuler yang pada akhirnya akan berakibat pada perubahan tekanan darah.
3.2. Saran
Dari diskusi kami di atas, kami menyarankan agar saat dingin menggunakan baju
yang hangat agar mampu mempertahankan panas untuk menjaga suhu inti konstan dan
memakai pakaian dari kain yang berwarna cerah untuk memantulkan cahaya beserta
panasnya dan kain yang ringan/tipis serta menyerap keringat untuk memudahkan
pengeluaran panas melalui keringat. Selain itu juga, dalam mengompres pada saat demam
lebih baik menggunakan air hangat untuk mempercepat penyaluran panas melalui cara
konduksi sehingga menyebabkan penurunan suhu tubuh ke normal lebih cepat daripada
menggunakan kompresan air dingin yang bersifat menghambat pengeluaran panas dari
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C; John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Alih
bahasa: Irawati [et al]. Jakarta: EGC.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Alih bahasa:
Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC.
Dorland, W.A Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: EGC.
Despopoulos, Agamemnon. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Jakarta: Hipokrates.
Scanlon, Valerie C. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology Fourth Edition. USA: F. A.
Davis Company.