D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan paper dengan judul “Tindakan Keperawatan Pada Gangguan
Pemenuhan Keseimbangan Suhu Tubuh” sebagai tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini, di antaranya:
1. Ibu Ns. Ni Made Wedri, S. Kep., M. Kes., selaku dosen pengajar mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
2. Teman-teman jurusan keperawatan angkatan 33 khususnya tingkat 3.1
yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan paper
ini.
Kami menyadari penulisan paper ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
penyempurnaan penulisan paper selanjutnya. Akhir kata, semoga paper ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan mahasiswa.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..……...i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………3
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana factor yang berhubungan gangguan pemenuhan
keseimbangan suhu tubuh?
5. Bagaimana kondisi klinis gangguan pemenuhan keseimbangan suhu
tubuh?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic gangguan pemenuhan
keseimbangan suhu tubuh?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis gangguan pemenuhan
keseimbangan suhu tubuh?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan gangguan pemenuhan suhu
tubuh gangguan pemenuhan keseimbangan suhu tubuh?
9. Bagaimana prosedur pemasangan cooler blanket dan warmer blanket?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hipertermia adalah suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh
(Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 tahun 2016. Hal: 284).
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi
produksi panas. (Fundamental of Nursing buku 3 Edisi 7. Hal: 169)
2.2 Patofisiologi
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak diantara dua hemisfer
otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti thermostat. Suhu yang ‘nyaman’
merupakan ‘set-point’ untuk operasi sistem pemanas. Penurunan suhu
lingkungan akan mengaktifkan pemanas, sedangkan peningkatan suhu akan
mematikan siste pemanas tersebut. Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil
pada suhu tubuh. Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh.
Hipotalamus anterior mengatur kehilangan panas, sedangkan hipotalamus
posterior mengatur produksi panas. Jika sel saraf di hipotalamus anterior
menjadi panas diluar batas titik pengaturan (set point), maka impuls
dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme kehilangan panas
adalah keringat, vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah, dan hambatan
produksi panas. Tubuh akan mendistribusikan darah ke pembuluh
darahpermukaan unuk menghilangkan panas. Jika hipotalamus posterior
mendeteksi penurunan suhu tubuh di bawah titip pengaturan, tubuh akan
memulai mekanisme konservasi panas. Vaskonstruksi (penyempitan)
pembuuh darah mengurangi aliran darah ke kulit dan ekstremitas. Produksi
panas distimulasi melalui kontraksi otot volunteer dan otot yang menggigil.
Saat vasokontraksi tidak efektif, maka akan timbul gerakan menggigil.
Penyakit atau trauma pada hipotalamus atau sumsum tulang belakang (yang
meneruskan pesan hipotalamus) akan mengubah control suhu dengan berat.
Termoregulasi bergantung pada fungsi normal dari proses produksi panas.
Panas yang dihasilkan tubuh adalah hasil sampingan metabolisme, yaitu reaksi
3
kimia dalam seluruh sel tubuh. Makanan merupakan sumber utama bahan
bakar untuk metabolism. Aktivitas yang membutuhkan reaksi kimia tambahan
akan meningkatkan laju metabolic, yang juga menambah produksi panas. Saat
metabolism menurun, panas yang dihasilkan juga sedikit. Produksi panas
terjadi saat istirahat, gerakan volunter, menggigil involunter, dan
thermogenesis tanpa menggigil.
4
2.5 Kondisi Klinis
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
3. Pohon Masalah
5
3. Observasi perubahan warna kulit pasien
4. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
5. Anjurkan pasien banyak minum
6. Anjurkan pasien banyak istirahat
7. Lakukan tindakan tepid sponge bath pada pasien
8. Beri obat penurun panas, seperti paracetamol
Hipertermia
Definisi: suhu tubuh diatas rentang nilai normal
Penyebab :
1) Dehidrasi
2) Terpapar lingkungan panas
3) Proses penyakit
4) Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5) Peningkatan laju metabolism
6
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebihan
8) Penggunaan incubator
Objektif :
7
C. Intervensi Keperawatan
Gangguan keseimbangan suhu tubuh: Hipertermia
No. Tujuan Intervensi Rasional
8
2.9 Prosedur Pemasangan Cooler Blanket dan Warmer Blanket
Pengertian :
Sering kali digunakan untuk meredakan perdarahan dengan cara
mengkonstriksi pembuluh darah, meredakan inflamasi dengan
vasokonstrisi, dan meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan
konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai
counterirritant.
Tujuan :
1. Membantu menurunkan suhu tubuh
2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri
3. Membantu mengurangi perdarahan
4. Membatasi peradangan
Indikasi :
1. Pasien yang suhunya tinggi
2. Pasien perdarahan hebat
3. Pasien yang kesakitan
Kontraindik as i :
1. Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena
mengurangi aliran ke luka terbuka
2. Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan
lebih lanjut dan menyebabkan kerusakan jaringan.
3. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien
memiliki alergi terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan
respon inflamasi (mis, e ritema, hive, bengkak, nyeri sendi, dan
kadang-kadang spasme otot), yang dapat membahayakan jika
orang tersebut hipersensitif.
Persiapan Alat :
Alat
1. Bengkok
2. Kantong es
9
3. Sarung pelindung
Bahan
1. Potongan es secukupnya dalam wadah
2. Kassa gulung
3. Plester
4. Larutan klorin 0,5%
Perlengkapan
1. Baki dan alas
2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
3. Tempat cuci tangan
4. Sarung tangan
5. Alat tulis dan buku catatan
6. Tempat sampah basah
7. Tempat sampah kering
8. Baskom
Persiapan Pasien :
Langkah-langkah :
a. Menyiapkan alat dan bahan
Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, potongan es dicelupkan dulu
ke dalam air untuk menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing.
Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga kantong.
Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat
Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul
pada sarung tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.
Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran
Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat tersebut belum
dibungkus.
10
Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa
gulung, pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester se suai kebutuhan.
b. Mencuci tangan di bawah ait mengalir
c. Memasang perlak dan alasnya
d. Mendekatkan alat dan bahan
e. Memakai sarung tangan
f. Memasang kompres pada bagian tubuh yang memerlukan dan hanya pada
jangka waktu yang telah ditentukan guna menghindari efek yang
mebahayakan dari kompres dingin yang berkepanjangan
g. Mengucap hamdallah dengan pasien dan berpamitan
h. Membereskan alat- alat
i. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
j. Mencuci tangan
11
NO ASPEK YANG DINILAI TINDAKAN
YA TIDAK
1 TAHAP PRAINTERAKSI
Kaji :
a. Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa dapat menyebabkan
cedera. Kaji apaan klien menyadari rasa dingin serta dapat
membedakan suhu yang terlalu dingin untuk jaringan tubuh
b. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum klien. Klien yang sangat
muda, sangat tua, tidak sadar,atau yang lemah tidak dapat
menoleransi dingin dengan baik.
c. Area yang dikompres dengan memeriksa :
- Perubahan integritas kulit, seperti adanya edema, memar,
kemerahan, lesi terbuka, adanya rabas, dan perdarahan.
- Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi). Jaringan yang terasa
dingin, berwarna pucat atau kebiruan, dan kurangnya sensasi
atau mati rasa mengindikasikan kerusakan sirkulasi.
- Tingkat ketidaknyamanan dan rentang pergerakan sendi jika
spasme otot atau nyeri sedang dikompres.
- Denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Faktor ini penting
dikaji sebelum kompres diberikan pada area tubuh yang luas.
2 TAHAP ORIENTASI
a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
Contoh “assalamualaikum bapak/ibu perkenalkan saya
perawat...akan melakukan tindakan pemberian cooler blanket/
selimut dingin yang bertujuan untuk...”
b. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
c. Ajak pasien berdoa bersama sebelum melakukan tindakan dengan
membaca “bismillahirrohmanirrohim”
12
3 TAHAP KERJA
a. Menyiapkan alat dan bahan
Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, potongan es
dicelupkan dulu ke dalam air untuk menghilangkan ujung-
ujungnya yang runcing.
b. Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga
kantong.
c. Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau
memelintir alat
d. Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh
simpul pada sarung tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.
e. Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran
f. Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat
tersebut belum dibungkus.
g. Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan
kasa gulung, pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester se suai
kebutuhan.
h. Mencuci tangan di bawah ait mengalir
i. Memasang perlak dan alasnya
j. Mendekatkan alat dan bahan
k. Memakai sarung tangan
l. Memasang kompres pada bagian tubuh yang memerlukan dan
hanya pada jangka waktu yang telah ditentukan guna
menghindari efek yang mebahayakan dari kompres dingin yang
berkepanjangan
m. Mengucap hamdallah dengan pasien dan berpamitan
n. Membereskan alat- alat
o. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
p. Mencuci tangan
13
4 TAHAP TERMINASI
EVALUASI
DOKUMENTASI
14
SOP MEMASANG WARMER BLANKET
Pengertian :
Blanket warmer atau selimut penghangat adalah suatu alat yang digunakan untuk
menghangatkan tubuh pasien ketikan mengalami hipotemi
Tujuan :
1. membantu mengembalikan suhu tubuh normal
2. menghangatkan pasien
Indikasi :
1. pada pasien yang mengalami penurunan suhu tubuh inti 280 C.
2. kerentangan jantung untuk mengalami fibrilasi pada suhu
Kontraindik as i :
1. pasien <18 tahun
2. digunakan dalam operasi aeromedical (evakuasi diudara dalam dunia
penerbangan)
Persiapan Alat :
Alat
1. selimut 2 lembar
2. termometer
3. tempat tidur
4. tempat cuci tangan
5. sarung tangan
Persiapan Pasien :
15
Prosedur Kerja Warmer Blanket
NO TINDAKAN SKOR
A TAHAP PRAINTERAKSI 1 2 3
Kaji :
a. Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa dapat
menyebabkan menoleransi dingin dengan baik
b. Tingkat ke tidak nyaman dan rentang pergerakan sendi
jika spasme otot atau nyeri
c. Denyut nadi,pernapasan, dan tekanan darah. Faktor ini
penting di kaji sebelum tindakan di berikan pada area
tubuh yang luas
B TAHAP ORIENTASI
a) Mengucapakan
salam,memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur
yang akan di lakukan.
b) Berikan
kesempatan pasien untuk bertanya.
c) Ajak
pasien berdoa bersama sebelum
melakukan tindakan dengan
membaca do’a sesuai keyakinan dan
agama klien masing- masing.
C TAHAP KERJA
a) Cuci tangan
b) Menganjurkan pasien untuk berbaring
c) Memeriksa tanda- tanda vital
d) Kemudian Balik pasien kearah perawat
e) Kemudian letakkan selimut
ditempat tidur lalu balik kembali
pasien dan ratakan selimut di
tempat tidur.
f) Kemudian letakkan selimut
diatas pasien.
g) Pantau asupan cairan untuk melihat
perubahan pada kulit dan bibir
16
h) Merubah posisi pasien setiap 30 menit
i) Pantau
tanda-tanda vital dan aktivitas
neurologis setiap 5 menit sampai
suhu tubuh yang di stabil / normal.
C Tahap Terminasi
C TAHAP TERMINASI
a) Evaluasi :
1) Mengevaluasi respon klien
terhadap tindakan yang telah
dilakukan
2) Mengevaluasi
kenyamanan pasien setelah
dilakukan tindakan selimut
hangat / warmer blanket
b) Dokumentasi :
1. Mencatat respon klien
terhadap pemindahan yang telah
dilakukan
2. Mencatat kenyamanan
posisi pasien setelah dilakukan
pemberian selimut hangat/
warmer blanket
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan
dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun
mengurangi produksi panas. Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang
terletak diantara dua hemisfer otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti
thermostat. Suhu yang ‘nyaman’ merupakan ‘set-point’ untuk operasi
sistem pemanas. Penurunan suhu lingkungan akan mengaktifkan pemanas,
sedangkan peningkatan suhu akan mematikan sistes pemanas.
Termoregulasi bergantung pada fungsi normal dari proses produksi panas.
Panas yang dihasilkan tubuh adalah hasil sampingan metabolisme, yaitu
reaksi kimia dalam seluruh sel tubuh.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan
18
DAFTAR PUSTAKA
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2004. Nursing Out Comes (NOC). United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.