Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“Tindakan Keperawatan Pada Gangguan Pemenuhan Keseimbangan Suhu


Tubuh”

Disusun Oleh : Kelompok 1


Kelas 3.1
1. Ni Gusti Ayu Putu Widyantari (P07120018001)
2. I Wayan Prayogi Kastama Putra (P07120018002)
3. Ni Putu Ari Indriyani (P07120018003)
4. Sita Harnita (P07120018004)
5. Wayan Tirta Jinawi (P07120018005)
6. Luh Mei Febrianti (P07120018006)
7. Komang Apriyani (P07120018007)
8. Kadek Ratna Sukma Dewi (P07120018008)
9. Ni Putu Mellinea Dewi (P07120018009)
10. Ni Putu Dian Paramita (P07120018010)
11. Ni Made Dwi Cipta Rini (P07120018011)
12. Ni Luh Kadek Merry Antika (P07120018012)
13. Kadek Diah Pramesti (P07120018013)
14. Anak Agung Mirah Juliantari (P07120018014)
15. I Komang Gunawan (P07120018015)
16. Ni Putu Sekar Santidewi (P07120018016)
17. Putu Ega Andari (P07120018017)
18. Ni Putu Sonia Apriyanti (P07120018018)
19. Ni Luh Evayani (P07120018019)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan paper dengan judul “Tindakan Keperawatan Pada Gangguan
Pemenuhan Keseimbangan Suhu Tubuh” sebagai tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini, di antaranya:
1. Ibu Ns. Ni Made Wedri, S. Kep., M. Kes., selaku dosen pengajar mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
2. Teman-teman jurusan keperawatan angkatan 33 khususnya tingkat 3.1
yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan paper
ini.
Kami menyadari penulisan paper ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
penyempurnaan penulisan paper selanjutnya. Akhir kata, semoga paper ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan mahasiswa.

Denpasar, 25 Agustus 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..……...i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………3

2.1 Pengertian ........................................................................................... 3

2.2 Patofisiologi ........................................................................................ 3

2.3 Gejala dan Tanda ................................................................................. 4

2.4 Faktor Berhubungan ............................................................................ 4

2.5 Kondisi Klinis ..................................................................................... 5

2.6 Pemeriksaan Diagnostik ....................................................................... 5

2.7 Penatalaksanaan Medis ........................................................................ 6

2.8 Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................... 6

2.9 Prosedur Pemasangan Cooler Blanket dan Warmer Blanket............... 10

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..19

3.1 Simpulan ........................................................................................... 19

3.2 Saran ................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian
suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh
kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tahu sebab-sebabnya dan
mekanismenya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk
mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan
regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed
back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
Apabila pusat temperature hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang
terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme
umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi
tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point).
Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C.
Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakuan serangkaian mekanisme untuk
mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Gangguan keseimbangan suhu tubuh ialah suatu mekanisme
keadaan panas atau dingin pada tubuh yang tidak dapat terkontrol sehingga
dapat menyebabkan gangguan seperti merasakan ketidaknyamanan, rasa
cemas dan mengganggu aktivitas yang biasa dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gangguan pemenuhan keseimbangan suhu tubuh?
2. Apa patofisiologi gangguan pemenuhan keseimbangan suhu tubuh?
3. Apa saja tanda dan gejala gangguan pemenuhan keseimbangan suhu
tubuh?

1
4. Bagaimana factor yang berhubungan gangguan pemenuhan
keseimbangan suhu tubuh?
5. Bagaimana kondisi klinis gangguan pemenuhan keseimbangan suhu
tubuh?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic gangguan pemenuhan
keseimbangan suhu tubuh?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis gangguan pemenuhan
keseimbangan suhu tubuh?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan gangguan pemenuhan suhu
tubuh gangguan pemenuhan keseimbangan suhu tubuh?
9. Bagaimana prosedur pemasangan cooler blanket dan warmer blanket?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian gangguan pemenuhan keseimbangan
suhu tubuh
2. Untuk mengetahui patofisiologi gangguan pemenuhan keseimbangan
suhu tubuh
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala gangguan pemenuhan
keseimbangan suhu tubuh
4. Untuk mengetahui factor yang berhubungan gangguan pemenuhan
keseimbangan suhu tubuh
5. Untuk mengetahui kondisi klinis gangguan pemenuhan keseimbangan
suhu tubuh
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic gangguan pemenuhan
keseimbangan suhu tubuh
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis gangguan pemenuhan
keseimbangan suhu tubuh
8. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan gangguan pemenuhan
suhu tubuh gangguan pemenuhan keseimbangan suhu tubuh
9. Untuk mengetahui prosedur pemasangan cooler blanket dan warmer
blanket.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Hipertermia adalah suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh
(Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 tahun 2016. Hal: 284).
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi
produksi panas. (Fundamental of Nursing buku 3 Edisi 7. Hal: 169)
2.2 Patofisiologi
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak diantara dua hemisfer
otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti thermostat. Suhu yang ‘nyaman’
merupakan ‘set-point’ untuk operasi sistem pemanas. Penurunan suhu
lingkungan akan mengaktifkan pemanas, sedangkan peningkatan suhu akan
mematikan siste pemanas tersebut. Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil
pada suhu tubuh. Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh.
Hipotalamus anterior mengatur kehilangan panas, sedangkan hipotalamus
posterior mengatur produksi panas. Jika sel saraf di hipotalamus anterior
menjadi panas diluar batas titik pengaturan (set point), maka impuls
dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme kehilangan panas
adalah keringat, vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah, dan hambatan
produksi panas. Tubuh akan mendistribusikan darah ke pembuluh
darahpermukaan unuk menghilangkan panas. Jika hipotalamus posterior
mendeteksi penurunan suhu tubuh di bawah titip pengaturan, tubuh akan
memulai mekanisme konservasi panas. Vaskonstruksi (penyempitan)
pembuuh darah mengurangi aliran darah ke kulit dan ekstremitas. Produksi
panas distimulasi melalui kontraksi otot volunteer dan otot yang menggigil.
Saat vasokontraksi tidak efektif, maka akan timbul gerakan menggigil.
Penyakit atau trauma pada hipotalamus atau sumsum tulang belakang (yang
meneruskan pesan hipotalamus) akan mengubah control suhu dengan berat.
Termoregulasi bergantung pada fungsi normal dari proses produksi panas.
Panas yang dihasilkan tubuh adalah hasil sampingan metabolisme, yaitu reaksi

3
kimia dalam seluruh sel tubuh. Makanan merupakan sumber utama bahan
bakar untuk metabolism. Aktivitas yang membutuhkan reaksi kimia tambahan
akan meningkatkan laju metabolic, yang juga menambah produksi panas. Saat
metabolism menurun, panas yang dihasilkan juga sedikit. Produksi panas
terjadi saat istirahat, gerakan volunter, menggigil involunter, dan
thermogenesis tanpa menggigil.

2.3 Gejala dan Tanda


Hipertermia
a. Mayor
1. Subjektif : -
2. Objektif
a) Suhu tubuh diatas nilai normal
b. Minor
1. Subjektif : -
2. Objektif
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardi
d) Takipnea
e) Kulit terasa hangat

2.4 Faktor Berhubungan


1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolism
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan inkubator

4
2.5 Kondisi Klinis
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas

3. Pohon Masalah

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada hipertermia adalah
sebagai berikut:
– Riwayat penyakit dan keluhan
– Pemeriksaan fisik
– Pemeriksaan laboratorium
2.7 Penatalaksanaan Medis
1. Observasi keadaan umum pasien
2. Observasi tanda – tanda vital pasien

5
3. Observasi perubahan warna kulit pasien
4. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
5. Anjurkan pasien banyak minum
6. Anjurkan pasien banyak istirahat
7. Lakukan tindakan tepid sponge bath pada pasien
8. Beri obat penurun panas, seperti paracetamol

2.8 Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Identitas pasien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, no CM, diagnosa medis, sumber
biaya. Identitas penanggung jawab meliputi: nama, umur, jenis kelamin,
alamat, status, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan
pasien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit
2) Keluhan Utama
3) Kronologi Keluhan
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
c. Riwayat Kesehatan Keluarga

B. Daftar Masalah Keperawatan

Hipertermia
 Definisi: suhu tubuh diatas rentang nilai normal
 Penyebab :
1) Dehidrasi
2) Terpapar lingkungan panas
3) Proses penyakit
4) Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5) Peningkatan laju metabolism

6
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebihan
8) Penggunaan incubator

 Tanda dan gejala


Subjektif : -

Objektif :

 Suhu tubuh diatas nilai normal


 Kuit merah
 Kejang
 Takikardi
 Takipnea
 Kulit terasa hangat

 Kemungkinan data yang ditemukan:


1) Proses infeksi
2) Hipertiroid
3) Stroke
4) Dehidrasi
5) Trauma
6) Prematuritas

 Tujuan yang diharapkan:


1) Suhu tubuh pasien normal
2) Tanda dan gejala hipertermia tidak ada.

7
C. Intervensi Keperawatan
Gangguan keseimbangan suhu tubuh: Hipertermia
No. Tujuan Intervensi Rasional

1 Setelah dilakukan Kaji tanda – tanda vital Mengetahui keadaan umum


tindakan keperawatan (kaji denyut nadi dan pasien
selama 1 x 2 jam frekuensi pernapasan
diharapkan hipertermia pasien)
pasien berkurang
Pengaturan suhu tubuh Mengetahui perubahan
dengan kriteria hasil :
(monitor suhu tubuh suhu tubuh pasien
1. Termoregulasi
pasien)
(Suhu tuuh dalam
rentang normal) Pengecekan warna kulit Mengetahui warna kulit
2. Tanda – tanda vital (cek warna kulit pasien) pasien yang menjadi salah
(Nadi dan frekuensi satu tanda hipertermia
pernapasan dalam
rentang normal)
Peresepan obat Membantu dalam
(kolaborasi dalam menurunkan suhu tubuh
pemberian obat pasien
antipiretik)

Memandikan (lakukan Membantu dalam


tindakan tepid spoge menurunkan suhu tubuh
bath) pasien
Manajemen cairan Memanjemen cairan agar
(tingkatkan intake suhu tubuh pasien normal
cairan)

8
2.9 Prosedur Pemasangan Cooler Blanket dan Warmer Blanket

Sop Memasang Cooler Blanket

Pengertian :
Sering kali digunakan untuk meredakan perdarahan dengan cara
mengkonstriksi pembuluh darah, meredakan inflamasi dengan
vasokonstrisi, dan meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan
konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai
counterirritant.
Tujuan :
1. Membantu menurunkan suhu tubuh
2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri
3. Membantu mengurangi perdarahan
4. Membatasi peradangan
Indikasi :
1. Pasien yang suhunya tinggi
2. Pasien perdarahan hebat
3. Pasien yang kesakitan
Kontraindik as i :
1. Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena
mengurangi aliran ke luka terbuka
2. Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan
lebih lanjut dan menyebabkan kerusakan jaringan.
3. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien
memiliki alergi terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan
respon inflamasi (mis, e ritema, hive, bengkak, nyeri sendi, dan
kadang-kadang spasme otot), yang dapat membahayakan jika
orang tersebut hipersensitif.
Persiapan Alat :
Alat
1. Bengkok
2. Kantong es

9
3. Sarung pelindung
Bahan
1. Potongan es secukupnya dalam wadah
2. Kassa gulung
3. Plester
4. Larutan klorin 0,5%
Perlengkapan
1. Baki dan alas
2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
3. Tempat cuci tangan
4. Sarung tangan
5. Alat tulis dan buku catatan
6. Tempat sampah basah
7. Tempat sampah kering
8. Baskom

Persiapan Pasien :

- Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan


- Menjaga privasi pasien

Langkah-langkah :
a. Menyiapkan alat dan bahan
Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, potongan es dicelupkan dulu
ke dalam air untuk menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing.
Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga kantong.
Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat
Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul
pada sarung tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.
Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran
Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat tersebut belum
dibungkus.

10
Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa
gulung, pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester se suai kebutuhan.
b. Mencuci tangan di bawah ait mengalir
c. Memasang perlak dan alasnya
d. Mendekatkan alat dan bahan
e. Memakai sarung tangan
f. Memasang kompres pada bagian tubuh yang memerlukan dan hanya pada
jangka waktu yang telah ditentukan guna menghindari efek yang
mebahayakan dari kompres dingin yang berkepanjangan
g. Mengucap hamdallah dengan pasien dan berpamitan
h. Membereskan alat- alat
i. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
j. Mencuci tangan

11
NO ASPEK YANG DINILAI TINDAKAN
YA TIDAK
1 TAHAP PRAINTERAKSI
Kaji :
a. Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa dapat menyebabkan
cedera. Kaji apaan klien menyadari rasa dingin serta dapat
membedakan suhu yang terlalu dingin untuk jaringan tubuh
b. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum klien. Klien yang sangat
muda, sangat tua, tidak sadar,atau yang lemah tidak dapat
menoleransi dingin dengan baik.
c. Area yang dikompres dengan memeriksa :
- Perubahan integritas kulit, seperti adanya edema, memar,
kemerahan, lesi terbuka, adanya rabas, dan perdarahan.
- Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi). Jaringan yang terasa
dingin, berwarna pucat atau kebiruan, dan kurangnya sensasi
atau mati rasa mengindikasikan kerusakan sirkulasi.
- Tingkat ketidaknyamanan dan rentang pergerakan sendi jika
spasme otot atau nyeri sedang dikompres.
- Denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Faktor ini penting
dikaji sebelum kompres diberikan pada area tubuh yang luas.

2 TAHAP ORIENTASI
a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
Contoh “assalamualaikum bapak/ibu perkenalkan saya
perawat...akan melakukan tindakan pemberian cooler blanket/
selimut dingin yang bertujuan untuk...”
b. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
c. Ajak pasien berdoa bersama sebelum melakukan tindakan dengan
membaca “bismillahirrohmanirrohim”

12
3 TAHAP KERJA
a. Menyiapkan alat dan bahan
Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, potongan es
dicelupkan dulu ke dalam air untuk menghilangkan ujung-
ujungnya yang runcing.
b. Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga
kantong.
c. Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau
memelintir alat
d. Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh
simpul pada sarung tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.
e. Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran
f. Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat
tersebut belum dibungkus.
g. Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan
kasa gulung, pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester se suai
kebutuhan.
h. Mencuci tangan di bawah ait mengalir
i. Memasang perlak dan alasnya
j. Mendekatkan alat dan bahan
k. Memakai sarung tangan
l. Memasang kompres pada bagian tubuh yang memerlukan dan
hanya pada jangka waktu yang telah ditentukan guna
menghindari efek yang mebahayakan dari kompres dingin yang
berkepanjangan
m. Mengucap hamdallah dengan pasien dan berpamitan
n. Membereskan alat- alat
o. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
p. Mencuci tangan

13
4 TAHAP TERMINASI

EVALUASI

a. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah


dilakukan
b. Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah dilakukan tindakan
selimut dingin/cooler blanket

DOKUMENTASI

a. Mencatat respon klien terhadap pemindahan yang telah


dilakukan
b. Mencatat kenyamanan posisi pasien setelah dilakukan pemberian
selimut pendingin / cooler blanket

14
SOP MEMASANG WARMER BLANKET

Pengertian :
Blanket warmer atau selimut penghangat adalah suatu alat yang digunakan untuk
menghangatkan tubuh pasien ketikan mengalami hipotemi

Tujuan :
1. membantu mengembalikan suhu tubuh normal
2. menghangatkan pasien

Indikasi :
1. pada pasien yang mengalami penurunan suhu tubuh inti 280 C.
2. kerentangan jantung untuk mengalami fibrilasi pada suhu

Kontraindik as i :
1. pasien <18 tahun
2. digunakan dalam operasi aeromedical (evakuasi diudara dalam dunia
penerbangan)

Persiapan Alat :
Alat
1. selimut 2 lembar
2. termometer
3. tempat tidur
4. tempat cuci tangan
5. sarung tangan

Persiapan Pasien :

1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan


2. Menjaga privasi pasien

15
Prosedur Kerja Warmer Blanket
NO TINDAKAN SKOR
A TAHAP PRAINTERAKSI 1 2 3
Kaji :
a. Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa dapat
menyebabkan menoleransi dingin dengan baik
b. Tingkat ke tidak nyaman dan rentang pergerakan sendi
jika spasme otot atau nyeri
c. Denyut nadi,pernapasan, dan tekanan darah. Faktor ini
penting di kaji sebelum tindakan di berikan pada area
tubuh yang luas

B TAHAP ORIENTASI

a) Mengucapakan
salam,memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur
yang akan di lakukan.
b) Berikan
kesempatan pasien untuk bertanya.
c) Ajak
pasien berdoa bersama sebelum
melakukan tindakan dengan
membaca do’a sesuai keyakinan dan
agama klien masing- masing.

C TAHAP KERJA

a) Cuci tangan
b) Menganjurkan pasien untuk berbaring
c) Memeriksa tanda- tanda vital
d) Kemudian Balik pasien kearah perawat
e) Kemudian letakkan selimut
ditempat tidur lalu balik kembali
pasien dan ratakan selimut di
tempat tidur.
f) Kemudian letakkan selimut
diatas pasien.
g) Pantau asupan cairan untuk melihat
perubahan pada kulit dan bibir

16
h) Merubah posisi pasien setiap 30 menit
i) Pantau
tanda-tanda vital dan aktivitas
neurologis setiap 5 menit sampai
suhu tubuh yang di stabil / normal.
C Tahap Terminasi

C TAHAP TERMINASI

a) Evaluasi :
1) Mengevaluasi respon klien
terhadap tindakan yang telah
dilakukan
2) Mengevaluasi
kenyamanan pasien setelah
dilakukan tindakan selimut
hangat / warmer blanket
b) Dokumentasi :
1. Mencatat respon klien
terhadap pemindahan yang telah
dilakukan
2. Mencatat kenyamanan
posisi pasien setelah dilakukan
pemberian selimut hangat/
warmer blanket

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan
dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun
mengurangi produksi panas. Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang
terletak diantara dua hemisfer otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti
thermostat. Suhu yang ‘nyaman’ merupakan ‘set-point’ untuk operasi
sistem pemanas. Penurunan suhu lingkungan akan mengaktifkan pemanas,
sedangkan peningkatan suhu akan mematikan sistes pemanas.
Termoregulasi bergantung pada fungsi normal dari proses produksi panas.
Panas yang dihasilkan tubuh adalah hasil sampingan metabolisme, yaitu
reaksi kimia dalam seluruh sel tubuh.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan

18
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,A.Aziz Alimul & Muzrifatul Uliyah.2008. Keterampilan Dasar Praktik


Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat,A.AzizAlimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi
2.Jakarta : Salemba Medika.
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2. Jakarta :
EGC.
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Edisi 4.Jakarta : Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
definisi dan indikator diagnostik . Jakarta Selatan : DPP PPNI.
Potter & Perry. 2014. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 2. Jakarta
:Salemba Medika
Docterman dan Bullechek. 2004. Nursing Invention Classifications (NIC) Edition
4. United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2004. Nursing Out Comes (NOC). United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.

Anda mungkin juga menyukai