Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.

’M’ DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN TERMOREGULASI DI BANGSAL
CAMELIA II
RSJD. Dr. RM. SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

NAMA : Aprilia Endah Kartika

NIM : 2720162882

KELAS : 2B

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2017/2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan pada pasien Tn.‘S’ dengan Gangguan Kebutuhan


Termogulasi di Ruang Melati 2 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Laporan
ini disusun untuk memenuhi tugas individu. Praktik Klinik Keperawatan Dasar
pada semester III, pada

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Praktikan

(Aprilia Endah Kartika)

Pembimbing Lahan (CI) Pembimbing Akademik

(Tutut Winarto, S. Kep., Ns) (Novi Widyastuti R., M.Kep.,Ns.,Sp.


Kep.J)

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena
telah memberikan nikmat sehat sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan
Gangguan Kebutuhan Aktivitas di Bansal Camelia II RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Provinsi Jawa Tengah”.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Novi Widyastuti,M.Kep.,Ns.,SP.Kep.J atas bantuan yang telah
diberikan kepada penulis dan terimakasih kepada bapak Tutut Winarto, S. Kep.,
Ns. yang telang membantu penulis dalam praktik klinik Keperawatan Dasar
Manusia.

Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan, oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Klaten, Desember 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB 2KONSEP DASAR
A. Pengertian ....................................................................................... 3
B. Etiologi ........................................................................................... 3
C. Patofisiologi .................................................................................... 3
D. Manifestasi klinik ............................................................................ 6
E. Pemeriksaan Penunjang .................................................................. 6
F. Komplikasi ...................................................................................... 6
G. Penatalaksanaan ............................................................................... 7
H. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 7
I. Intervensi ......................................................................................... 7
J. Implementasi ................................................................................... 8
K. Evaluasi ........................................................................................... 9
BAB 3 TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian, Pengelompokan data, Analisa data
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan, Rasional, Implementasi dan Evaluasi
4. Catatan Perkembangan
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah pengukuran suhu,
nadi, tekanan darah , frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen. Sebagai
indikator dari status kesehatan, ukuran sangat penting maka disebut tanda
vital. Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek sakit
yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang – kadang di luar batas
normal. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk
mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan
regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan
balik (feedback) yang di perankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus (Tomas, 2007).
Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas
yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang
hilang dapat berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi.
Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan
medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan
transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian
yang memiliki suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan
panas melalui cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas
kontak dan perbedaan suhu. evaporasi merupakan konveksi zat cair
menjadi uap, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi
(Tomas, 2007). Suhu tubuh jika tidak seimbang akan menyebabkan
kerusakan pada hipotalamus dan mengakibatkan seseorang dapat terkena
komplikasi lainnya. Oleh krena itu penulis tertarik membuat asuhan
keperawatan dengan gangguan kebutuhan termogulasi.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menjelaskan konsep dan asuhan keperawatan pada Tn.‘S’
dengan gangguan termogulasi.
2. Tujan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari termogulasi.
b. Untuk mengetahui etiologi (penyebab) terjadinya gangguan
kebutuhan termogulasi.
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis (tanda dan gejala)
seseorang mengalami gangguan kebutuhan termogulasi.
d. Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya gangguan kebutuhan
termogulasi.
e. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat di
lakukan pada seseorang yang sedang mengalami gangguan
kebutuhan termogulasi.
f. Untuk mengetahui komplikasi yang dapat muncul akibat
gangguan kebutuhan termogulasi.
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap seseorang yang
mengalami gangguan kebutuhan termogulasi.
h. Melakukan pengkajian pada klien dengan masalah
keperawatan gangguan kebutuhan termogulasi.
i. Merumuskan diagnosa keperawatan dengan masalah gangguan
termogulasi.
j. Menentukan rencana keperawatan dengan masalah gangguan
termogulasi.
k. Menentukan implementasi sesuai dengan rencana asuhan
keperawatan dengan gangguan kebutuhan termogulasi.
l. Melakukan evaluasi terhadap masalah tersebut.

2
BAB 2

KONSEP DASAR

A. Pengertian
Termogulasi adalah suatu pengaturan fisiologi tubuh manusia
mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga
suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Keseimbangan suhu tubuh
diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar suhu tubuh tetap
konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara produksi
panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi
melalui neurologis dan kardiovaskuler. Perawat menerapkan pengetahuan
mekanisme kontrol suhu untuk meningkatkan regulasi suhu.
Termoregulasi yaitu proses fisiologis pengaturan panas dan energi
di dalam tubuh untuk tujuan melindungi organisme (NANDA 2015-2017
Edisi 10).
Hipertermia adalah suhu inti di atas kisaran normal diurnal karena
kegagalan termoregulasi (NANDA 2015-2017 Edisi 10).

B. Etiologi
Carpenito (2007) mengatakan bahwa etiologi termoregulasi adalah sebagai
berikut:
1. Usia
2. Kadar hormone
3. Olahraga
4. Setress
5. Lingkungan

3
C. Patofisiologi
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik dari
oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah
mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang
dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen
memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi
di hipotalamus. Peningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan
mengarah pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal
cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolism di otak untuk menjaga
keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. Apabila seseorang
kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit-elektrolit yang
ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di
hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga
kekurangan cairan dan elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus
anterior dalam mempertahankan keseimbangan termoregulasi dan
akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh (Thomas, 2007).

4
Pathway:

5
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik menurut Asmadi (2008) adalah sebagai berikut:
1. Suhu lebih dari 37,8ºC
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Menggigil
5. Dehidrasi
6. Anoreksia

E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Asmadi (2008), pemeriksaan penunjangnya adalah sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan
terjadinya resiko infeksi
b. Pemeriksaan urine
c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk
pasien thypoid
d. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
e. Uji tourniquet
f. Elektrolit Serum

F. Komplikasi
1. Kerusakan sel-sel dan jaringan.
2. Kematian.

6
G. Penatalaksanaan
Menurut Carpenito (2007), penatalaksanaan termoregulasi adalah sebagai
berikut:

1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Observasi Keadaan Umum pasien
b. Observasi tanda – tanda vital pasien
c. Anjurkan pasien menggunakan pakaian tipis
d. Anjurkan pasien panyak minum
e. Anjurkan pasien banyak istirahat
f. Beri kompres hangat dibeberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan
paha, leher bagianbelakang.
g. Beri health education ke pasien dan keluarga mengenai pengertian,
penanganan, dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya.
2. Penatalaksanaan medis
a. Berikan obat penurunan panas seperti paracetamol, asetaminofen.

H. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia yang berhubungan dengan:
a. Peningkatan laju metabolik
b. Pakaian yang tidak sesuai
c. Paparan terhadap lingkungan panas atau dingin
d. Tidak dapat berkeringat
e. Medikasi
f. Aktivitas banyak dan berat
g. Proses infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri
I. Intervensi
1. Pendidikan kesehatan pada klien tentang penyebab, cara mengatasi,
dan mencegah gangguan termoregulasi
2. Penatalaksanaan pasien panas
a. Selama menggigil

7
 Untuk meningkatkan rasa nyaman, pasien dapat diberikan
selimut atau pakaian ekstra
 Berikan intake cairan yang adekuat
 Observasi tanda tanda vital
3. Selama terjadi peningkatan suhu
a. Berikan pakaian tipis
b. Berikan intake cairan yang adekuat
c. Tingkatkan istirahat pasien
d. Jaga kelembaban bibir dan mukosa hidung
e. Berikan cooling sponge bath
f. Tingkatkan sirkulasi udara untuk meningkatkan rasa nyaman
pasien
g. Lakukan tindakan pencegahan injury pasien gelisah atau terjadi
kejang
h. Dorong pasien untuk mendapatkan intake oral
i. Batasi aktivitas
j. Pakaikan baju dan selimut yang tipis

8
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan : Konsep Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Carpenito,Lynda. 2007. Buku Suku Diagnosa Keperawatan edisi 8. Definisi dan


Klarifikasi. Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal dkk. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
EGC
Nanda Internasional Dignosis Keperawatan : Definisi dan Klarifikasi 2015-2017.
Jakarta : EGC

Thomas. 2007. Termogulasi Buku Saku. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai