PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
jalan nafas yang ireversibel dan peningkatan usaha bernapas. Istilah lainnya
menderita PPOK derajat sedang Lebih dari 3 juta meninggal karena PPOK
pada tahun 2005, sekitar 5% dari jumlah semua kematian secara global.
(WHO, 2010)
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah klasifikasi luas dari
yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan
keluar udara paru paru. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan
menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)
1
Akhir akhir ini chronic obstructive pulmonary disease (COPD ) atau
oleh karena prevalensi dan mortalitas yang terus meningkat. Di Amerika kasus
kunjungan pasien PPOK di instansi gawat darurat mencapai angka 1,5 juta,
empat setelah penyakit jantung, kanker dan penyakit serebro vaskular .Biaya
yang dikeluarkan untuk penyakit ini mencapai 24 Miliyar per tahunnya. World
akan meningkat
Gejala klinis pada PPOK antara lain batuk, produksi sputum, sesak
dalam kualitas dan intensitas sesak nafas saat melakukan aktivitas pada pasien
jalan nafas dinamis dan faktor kardiovaskuler. Oleh karena itu pasien PPOK
(Khotimah, 2013).
Rata- rata kematian akibat PPOK meningkat cepat, terutama pada
penderita laki- laki lanjut usia. Bronkhitis kronis ditandai oleh adanya sekresi
mukus bronkus yang berlebihan dan tampak dengan adanya batuk produktif
2
selama 3 bulan atau lebih, dan setidaknya berlangsung selama 2 tahun
berturut- turut, serta tidak disebabkan oleh penyakit lain yang mungkin
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang Asuhan
Kronik)
2. Tujuan Khusus
a Mampu memahami tentang Penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruksi
Kronik)
b Mampu melakukan pengkajian pada penderita PPOK (Penyakit Paru
Obstruksi Kronik)
c Mampu merumuskan diagnosa keperawatan untuk pasien yang menderita
BAB 2
KONSEP TEORI
A. DEFINISI
PPOK merupakan keadaan irreversible yang ditandai adanya sesak
nafas pada saat melakukan aktivitas dan terganggunya aliran udara masuk
3
paparan yang lama terhadap polusi dan asap rokok. PPOK merupakan
Suddarth, 2002).
Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau Chronic Obstructive
yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk
yang disebabkan oleh adanya penyempitan saluran napas dan tidak banyak
1. Bronkitis kronik
2. Emfisema paru
4
Emfisema paru merupakan suatu definisi anatomic, yaitu suatu
3. Asma
4. Bronkiektasis
B. PENYEBAB
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko munculnya PPOK
adalah:
1. Kebiasaan merokok
Menurut buku report of the WHO expert comitte on smoking
5
mukosa bronkus dan metaplasia skuamulus epitel saluran pernapasan.
2. Riwayat Perokok:
1) Perokok Aktif
2) Perokok Pasif
3) Bekas Perokok
3. Polusi udara
Polusi zat-zat kimia yang dapat juga menyebabkan brokhitis
1) Asap rokok
2) Asap kompor
bakteri
C. PATHOFISIOLOGI
6
PPOK dapat terjadi oleh karena terjadinya obstruksi jalan nafas
PPOK terjadi.
Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni
jumlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan
penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara yang mudah masuk ke
alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak terjebak dalam
7
alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air trapping). Hal inilah yang
paru: ventilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan
mengalami gangguan.
D. PATHWAY
Pencetus
Asma, Bronkitis, emfisema
Rokok dan Polusi
Inflamasi
PPOK
Sputum meningkat
Batuk
hipertermi
Ekspansi paru Gg. Pertukaran Gas Imun menurun
menurun
Kuman patogen &
endogen difagosit
Suplay O2 tida adekuat Frekuensi pernafasan makrofag
cepat
Hipoksia Anoreksia
Kontraksi otot pernafasan
Sesak Penggunaan energi untuk
pernafasan meningkat Gg, Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Pola Nafas Tidak
Efektif Intoleransi Aktifitas
8
Ansietas
Kurang pengetahuan
E. GEJALA KLINIS
Tanda dan gejala klinis yang timbul akan mengarah pada penyakit
2. Sesak napas
8. Kelemahan badan
9
11. Anemia
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Anamnesia
penyebab
2. Pemeriksaan fisik
Pasien biasanya tampak kurus dengan barrel-shapped chest (diameter
kedistal.
5. Tes fungsi paru
10
Dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea, untuk menentukan
misalnya bronkodilator.
6. Analisis gas darah
Pada bronchitis PaCO2 naik, saturasi hemoglobin menurun, timbul
G. PENATALAKSANAAN
masih controversial.
5. Pengobatan simtomatik.
6. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.
7. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan
11
a. Fisioterapi, terutama bertujuan untuk membantu pengeluaran secret
bronkus.
b. Latihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
sekresi lendir
3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
penyakitnya.
5. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan proses peradangan
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan Penatalaksanaan
12
Pemeliharaan fungsi paru yang optimal dalam waktu singkat dan
panjang.
Pencegahan dan penanganan eksaserbasi.
Mengurangi perburukan fungsi paru setiap tahunnya.
Kriteria Keberhasilan :
DAFTAR PUSTAKA
13
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2001, “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
&Suddarth. Vol. 2. E/8”, EGC, Jakarta
Smeltzer, S, & Bare. (2013). Brunner & Suddarths Textbook of Medical Surgical
Nursing. Philadelpia : Lippin cott
Grace, Pierce A & Borley Neil R. 2011. At a Glance Ilmu Bedah. Surabaya: Erlangga
Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC.
14