Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah lansia secara umum adalah seseorang yang telah memasuki usia
60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process
atau proses penuaan (Azizah, 2011).
Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas (Makhfudli, 2009).
Keluarga adalah kelompok terkecil dari komunitas masyarakat,
masyarakat tidak dapat menjadi masyarakat utuh jika terpisah dengan
keluarga. Sebab masyarakat itu sendiri lahir dari kelompok keluarga,
keluargalah yang melahirkan keluarga-keluarga sehingga menjadi sebuah
komunitas masayarakat. Keluarga adalah sub masyarakat yang terkecil yang
mampu melahirkan kelompok sehingga menjadi masyarakat (Friedman, 2010).
Secara umum keperawatan keluarga adalah ilmu yang mempelajari
tentang cara melindungi, memlihara, menjaga kelompok keluarga dari
berbagai musibah yang dihadapinya. Oleh karena keperawatan keluarga
berkaitan dengan kesehatan, maka yang dimaskud dengan keperawatan disisini
adalah seseorang yang hidup dalam keluarga memiliki tanggung jawab untuk
melindungi, memelihara serta menjaga keluarga jika ada salah seorang dari
keluarga itu sakit (Friedman, 2010).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat
yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat
(McFarlane, 2011).
Penyakit hipertensi adalah peningkatan abnormal tekanan darah, baik
tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik, secara umum seseorang
dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastolik lebih dari
140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg) (Herwati, 2014).
Hipertensi atau lebih dikenal dengan sebutan darah tinggi dapat
menimbulkan angka kesakitan dan kematian. Lebih kurang 90 % penderita
hipertensi tergolong hipertensi essensial atau primer yang belum diketahui
penyebabnya, sedangkan sisanya adalah hipertensi sekunder yang sudah jelas
penyebabnya (Situmorang, 2015).
Hipertensi telah mempengaruhi orang diseluruh dunia, sekitar 970 juta
orang di dunia memiliki tekanan darah tinggi (Bell, 2015). Prognosis
menunjukan bahwa sekitar pada tahun 2025 jumlah penderita hipertensi di
dunia akan meningkat hingga 29% (Salles, 2014). Di Amerika sekitar 77.9 juta
orang dewasa menderita hipertensi dengan perbandingan setiap tiga orang ada
satu yang menderita hipertensi (Bell, 2015). Prevalensi hipertensi di wilayah
Asia terus meningkat (Park, 2015) dan di Asia Tenggara, sekitar 35% dari
populasi orang dewasa memiliki hipertensi, yang menyumbang hampir 1,5 juta
kematian per tahunnya (WHO, 2013). Menurut data awal dari Sampel
Registration Survey tahun 2014, hipertensi adalah penyebab kematian nomor
lima tertinggi di Indonesia (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI., 2017).
Prevalensi kejadian hipertensi di daerah D.I Yogyakarta yaitu sebesar
26% dan menempati peringkat nomor tiga penyakit hipertensi di Indonesia
(Dinas Kesehatan Provinsi DIY., 2015) Berdasarkan Surveilans Terpadu
Penyakit Puskesmas pada tahun 2015 penyakit hipertensi menempati peringkat
kedua dalam sepuluh besar penyakit yang sering muncul di D.I Yogyakarta
(Dinas Kesehatan Provinsi DIY., 2015). Kabupaten Sleman merupakan
Kabupaten yang berada di Provinsi D.I. Yogyakarta. Kasus hipertensi menjadi
kasus penyakit tidak menular tertinggi di Kabupaten Sleman pada tahun 2017
dengan prevalensi sebesar 12.204 per 100.000 penduduk (Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman., 2017).
Komplikasi dari hipertensi menyebabkan sekitar 9.4% kematian di
dunia, hipertensi menyebabkan kematian karena serangan jantung sekitar 45%
dan kematian karena penyakit stroke sekitar 51%. Kematian karena penyakit
kardiovaskuler seperti penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan
terus meningkat hingga mencapai 23.3 juta kematian pada tahun 2030 (WHO,
2013).
Resiko lain yang dapat terjadi yang diakibatkan oleh penyakit
hipertensi adalah terjadinya kerusakan ginjal dan retinopati (Tjay, 2010).
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dan
faktorfaktor tersebut ada yang dapat diubah seperti konsumsi garam berlebih,
konsumsi alkohol, merokok, obesitas, dan lain sebagainya. Faktor yang tidak
dapat diubah atau dimodifikasi, seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga
dengan hipertensi dan etnis. Pada faktor usia, usia 30-50 tahun biasanya akan
muncul hipertensi idiopatik dan akan meningkat seiring dengan pertambahan
usia (Kishore, 2016). Pada faktor jenis kelamin, wanita lebih mudah untuk
terserang hipertensi dibanding pria (Venkataraman, 2013). Pada faktor riwayat
keluarga dengan hipertensi, seseorang dengan orang tua yang menderita
hipertensi maka lebih besar resikonya untuk terjadi hipertensi. Pada faktor
genetik berperan dalam terjadinya hipertensi (Matar, 2015). faktor genetik
berkaitan dengan peningkatan jumlah sodium di intraseluler dan penurunan
rasio potassium dan sodium. Pada faktor Etnis, insiden terjadinya hipertensi
lebih besar pada etnis kulit hitam dibanding kulit putih, penyebab pastinya
masih belum jelas tapi dapat dihubungkan dengan rendahnya tingkat renin,
sensitivitas yang lebih besar terhadap vasopressin, intake garam yang lebih
tinggi dan stress lingkungan yang lebih besar (Bell, 2015).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang Asuhan


Keperawatan Pada pasien dengan Diagnosa Hipertensi.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu memahami tentang Penyakit Hipertensi pada lansia.


b. Mampu melakukan pengkajian pada penderita Hipertensi.
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan untuk pasien yang
menderita Hipertensi.
d. Mampu menyusun rencana keperawatan untuk pasien yang menderita
Hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah. Lilik, M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Friedman,M.M.2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga Riset, Teori Dan


Praktek..Jakarta:EGC.

Herwati, dan Wiwi Sartika. 2014. Terkontrolnya Tekanan Darah Penderita


Hipertensi Berdasarkan Pola Diet dan Kebiasaan Olah Raga di Padang
Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat, (8), (1) : 8-14.

Kuswardhani, Tuty. 2006. Penatalaksanaan Hipertensi Pada Lanjut Usia. Jurnal


Penyakit Dalam, Vol. 7, No. 2. (Diakses 9 November 2016 pukul 18.10
WIB) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/download/3757/2755.

Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.

Sigarlaki, Herke J.O. 2006. Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan


Hipertensi di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah, Tahun 2006. Akara, Kesehatan, (10), (2) : 78-88.

Situmorang, Paskah Rina. 2015. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan


Kejadian Hipertensi pada Penderita Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Sari
Mutiara Medan Tahun 2014. Jurnal Ilmiah Keperawatan, (1), (1) : 67-72.

Anda mungkin juga menyukai