Pengertian
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga
istilah fibromyoma, leimyoma, ataupun fibroid. Nama lain mioma uteri antara
lain leimyoma yaitu tumor jinak yang berasal dari otot polos, paling sering pada
uterus. Fibromyoma merupakan tumor yang terutama terdiri dari jaringan
penunjang yang berkembang lengkap atau fibrosa (Saifuddin, 2009).
B. Etiologi
Walaupun mioma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab pasti, namun dari
hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa mioma uteri terjadi
tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang
selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen. Namun
demikian, beberapa faktor yang dapat menjadi faktor pendukung terjadinya
mioma adalah: wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat
karsinogenik, sedangkan yang menjadi faktor pencetus dari terjadinya mioma
uteri adalah sel yang imatur.
Dalam jaringan mioma uteri lebih banyak mengandung reseptor estrogen jika
dibandingkan dengan mometrium normal. Pertumbuhan mioma uteri bervariasi
pada setiap individu, bahkan diantara nodul mioma pada uterus yang sama.
Perbedaan ini berkaitan dengan jumlah reseptor estrogen dan reseptor
progesterone (Prawirohardjo, 2011)
1. Estrogen
2. Progesteron
3. Hormon Pertumbuhan
C. Patofisiologi
Komplikasi pada kasus mioma uteri meliputi infark (tandanya antara lain
demam dan peningkatan sel darah putih), inverse (pembiakan mikroorganisme)
uterus yang disebabkan oleh anemia, infeksi, dan infertilitas. Resiko mioma di
uterus yang berasal dari serviks uterus hanya 1-3% sisanya adalah dari korpus
uterus (Sinchlair, 2009).