Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN DASAR
MENGUKUR SUHU TUBUH

Oleh : Kelompok 1

1. ANDINY RIZKITA LESYA (P07120117001)


2. ELDA FAKHIRA (P07120117012)
3. IKE ARIANI RAHAYU (P07120117023)
4. MUHAMMAD AZMI (P07120117034)
5. TRI NIANDA AGUSMANIA P. (P07120117046)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM

TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia serta taufik dan hidayahnya  kami dapat menyelesaikan makalah tentang Keperawatan
Dasar: Mengukur Suhu meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai tujuan, indikasi, kontraindikasi serta pelaksanaan dalam mengukur
suhu . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya dan
sekiranya dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritik dan
saran yang membangun demi perrbaikan makalah ini.

Mataram,  28 Februari 2018

                                                                                                                  penyusun

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II Pembahasan.................................................................................................................5
A. Pengertian pengukuran suhu tubuh........................................................................................5
B. Tujuan pengukuran suhu tubuh .............................................................................................5
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh......................................................................5
D. Indikasi dan kontraindikasi....................................................................................................7
E. Prosedur pelaksanaan.............................................................................................................9
BAB III Penutup.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................................12
Daftar Pustaka..........................................................................................................................13
Checklist....................................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran
panas. Pusat pengeluaran suhu terdapat di hipotalamus yang menentukan suhu tertentu
dan bila suhu tubuh melebihi suhu yang ditentukan hipotalamus tersebut, maka
pengeluaran panas meningkat dan sebaliknya bila suhu tubuh lebih rendah. Suhu tubuh
dipengaruhi oleh irama sirkadian, usia, jenis kelamin, stress, suhu linkungan hormone,
dan olahraga. Suhu normal berkisar antara 36,50c – 37,50c . Lokasi pengukuran suhu
adalah :
1. Aksila atau ketiak, dilakukan selama 5-10 menit .
2. Oral atau mulut, dilakukan selama 2 menit
3. Rectal atau anus, dilakukan selama 2 menit
4. Timpanik atau telinga, dilakukan selama 2 detik

Pada pemeriksaan suhu per rectal tingkat kesalahan lebih kecil dari pada oral atau
aksila. Peninggian semua terjadi setelah 15 menit, saat beraktivitas, merokok dan minum-
minuman hangat, sedangkan pembacaan semu rendah terjadi bila pasien bernapas melalui
mulut dan minum-minuman dingin.

Pembuangan atau pengeluran panas dapat terjadi melalui berbagai proses, diantaranya :

1. Radiasi, yaitu proses penyebaran panas melalui gelombang electromagnet.


2. Konveksi, yaitun proses penyebaran panas karena pergeseran antara daerah yang
kepadatannya tidak sama seperti dari tubuh pada udara dingin yang bergerak atau
pada air di kolam renang.
3. Evaporasi, yaitu proses perubahan cairan menjadi uap.
4. Konduksi, yaitu proses pemindahan panas pada objek lain dengan kontak langsung
tanpa gerakan yang jelas, seperti bersentuhan dengan permukaan yang dingin, dll.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan dari pemeriksaan suhu?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh?
3. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dari pemeriksaan suhu?
4. Bagaimana prosedur atau pelaksanaan pemeriksaan suhu?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan tujuan dari pemeriksaan suhu.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.
3. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari pemeriksaan suhu.
4. Mengetahui prosedur atau pelaksanaan pemeriksaan suhu.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pemeriksaan suhu merupakan suatu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai
kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh menghasikan panas secara kimiawi
melalui metabolisme darah .

B. Tujuan
1. Mengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan.
2. Membantu menegakkan diagnosis dini suatu penyakit.
3. Mengetahui adanya kelainan tubuh.
4. Mengetahui perkembangan penyakit.

C. Faktor- faktor yang mempengaruhi suhu tubuh


Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh maupun
penurunan suhu tubuh, peningkatan maupun penurunan suhu tubuh sangat diperlukan
untuk menjaga suhu tubuh agar tetap stabil.

1. Kecepatan metabolisme basal


Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi
dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana
disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.

2. Rangsangan saraf simpatis.


Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme
menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat
mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme.
Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya,

6
rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan
peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan
metabolisme.

3. Hormone pertumbuhan.
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas
tubuh juga meningkat.

4. Hormone tiroid.
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia
dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju
metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.

5. Hormone kelamin.
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal
kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas.
Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena
pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh
sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan ).
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan
metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

7. Status gizi.
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20
– 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan
untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal
nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu
dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena

7
lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas
dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi
termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

9. Gangguan organ.

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat


menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga
dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

10.Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas
tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu
juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia.
Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui
kulit.

D. Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi

a. Pengambilan suhu secara oral (mulut)


1. Kebiasaan Rumah Sakit
8
2. Pada pasien dewasa
3. Bila tidak dapat dikerjakan pada bagian tubuh yang lain
4. Atas instruksi dokter
b. Pengambilan suhu secara Rectal (anus)
1. Pada bayi, anak, dan pasien dalam keadaan parah
2. Atas instruksi dokter
3. Bila tidak dapat dikerjakan pada bagian tubuh yang lain
c. Pengambilan suhu secara aksila (Ketiak)
1. Bila tidak dapat dikerjakan pada bagian tubuh yang lain
2. Atas instruksi dokter

Kontraindikasi

a. Pengambilan suhu secara oral (mulut).


1.10 menit sebelum suhu di ambil, pasien tidak boleh minum atau makan yang
panas / yang dingin (es).
2.Tidak boleh di lakukan pada pasien yang tidak sadar atau gelisah.
3.Selama thermometer adadi mulut, pasien di karang berbicara.
4.Berbahaya bila pecah didalam mulut, pecahnya dapat melukai selaput lender
mulut dan air raksanya dapat tertelan (bila menggunakan thermometer raksa).

b. Pengambilan suhu secara rectal (pelepasan).


1. Pada pasien yan luka di daerah anus.
2. Pada pasien yang berpenyakit kelamin.
3. Selama mengukur suhu pasien harus di jaga, untuk menghindari bahaya
pecahnya reservoir, untuk mempertahankan reservoir selama waktu
pengambilan suhu.

c. Pengambilan suhu secara aksila (ketiak)


1. Bayi.
2. Pasien yang sangat kurus.
3. Pasien yang luka / kudis ketiak, operasi pada mammae (payudara).

9
4. Pasien harus tenang dan berada si tempat tidur.
5. Ketiak harus kering dan tertutup rapat.
6. Tidak boleh ada yang menghalangi antara ketiak dan thermometer.
7. Sebelum thermometer di gunakan, di periksa dahulu apakah air raksa
sudah di turunkan atau belum

E. Prosedur pelaksanaan
a. Mengukur Suhu Melalui Aksila (ketiak)
1. Bersihkan termometer dari atas ke bawah dan pegang bagian ujung atas
termometer.
2. Jika menggunakan termometer raksa, turunkan batas angka pada termometer
hingga menunjukkan angka 35’C dengan cara menggoyangkan termometer. Pada
saat membaca angka, posisi skala termometer harus sejajar dengan mata.
3. Posisikan pasien sehingga bagian ketiak terpapar.
4. Buka lengan baju pasien jika perlu. Dan keringkan ketiak pasien terlebih dahulu
dengan tisu atau handuk.
5. Letakkan reservoir termometer tepat di tengah ketiak dengan ujung termometer
menghadap ke arah kepala pasien.
6. Minta pasien menahan termometer selama 5-10 menit. Catatan: termometer
elektrik akan menunjukkan bahwa pengukuran telah selesai melalui nyala lampu
atau bunyi.
7. Angkat termometer dan baca angka yang ditunjukkan oleh termometer.
8. Dokumentasikan hasilnya di buku.
9. Cucui termometer dengan desinfektan , kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue.
10. Bantu pasien untuk mengenakan baju kembali. (jika perlu)
11. Cuci tangan.

b. Mengukur Suhu Melalui Oral


1. Lakukan prosedur seperti poin 1 dan 2 pada pengukuran suhu aksila.

10
2. Pasang penutup atau pembungkus probe (jika perlu).
3. Minta pasien untuk membuka mulutnya. Letakkan ujung termometer di bawah
lidah pasien pada salah satu sisi renulum.
4. Minta pasien untuk mengatupkan mulutnya untuk menahan termometer selama
sekitar lima menit. Catatan: termometer elektrik akan menunjukkan bahwa
pengukuran telah selesai melalui nyala lampu atau bunyi.
5. Angkat termometer dan baca angka yang ditunjukkan oleh termometer.
6. Dokumentasikan hasilnya di buku.
7. Bersihkan termometer dengan kertas atau tisu dari bagian atas ke bagian bawah.
8. Cuci termometer dengan desinfektan, kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue
9. Cuci tangan.
c. Mengukur Suhu Melalui Rektal
1. Lakukan prosedur seperti poin satu dan dua pada pengukuran suhu aksila.
2. Kenakan sarung tangan.
3. Olesi resorvoir dengan vaslin.
4. Miringkan pasien sehingga membentuk posisi SIMS.
5. Buka bagian tubuh pasien yang perlu saja, yaitu bagian bokong .
6. Minta pasien untuk menarik nafas dalam dan relaksasi selama termometer
dimasukkan. Masukkan termometer melalui anus sampai batas reservoir, kira kira
1-2 cm untuk anak-anak dan 3-5 cm untuk dewasa. Termometer tetap dipegang.
Jika termometer sulit masuk jangan dipaksakan.
7. Tahan termometer selama sekitar 3 menit. Catatan: termometer elektrik akan
menunjukkan bahwa pengukuran telah selesai melalui nyala lampu atau bunyi.
8. Letakkan telapak tangan pada sisi bokong pasien bagian atas.
9. Angkat termometer dan lap dengan kertas atau tisu.
10. Baca angka yang ditunjukkan oleh termometer.
11. Dokumentasikan hasilnya di buku.
12. Bersihkan anus pasien dari pelicin atau feses.
13. Lepaskan sarung tangan.
14. Bantu pasien untuk kembali pada posisi semula.

11
15. Cuci termometer dengan desinfektan, kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue.
16. Cuci tangan.

d. Mengukur suhu Tymphanic


 Persiapan alat
1. Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai
2. Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya
3. Sarung tangan
4. Tissue
5. Bengkok
6. Buku catatan dan alat tulis
 Prosedur
1. Menjelaskan pada klien tentang tindakan  yang  akan dilakukan
2. Mendekatkan alat kesamping klien
3. Mencuci tangan dan memakai sarung  tangan
4. Masukkan termometer ke dalam telinga pasien
5. Setelah dirasa cukup, keluarkan dengan hati-hati
6. Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah
reservoir, kemudian buang tissue  di bengkok
7. Baca air raksa atau digitnya
8. Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan  termometer digital ke skala
awal
9. Mengembalikan termometer pada tempatnya
10. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
11. Mendokumentsikan hasil tindakan

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan
atau sebaliknya berlangsung secara fisika. 

B. Saran
Sebaiknya kita menerapkan cara hidup sehat agar tubuh kita selalu sehat dan tidak
mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam keadaan normal dan
dapat menyesuaikan dengn kondisi lingkungan sekitar kita.

13
Daftar Pustaka

H,A.Aziz Alimul.2013.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta: Salemba Medika

Wagiran,SKM.2015.Keterampilan Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan.Jakarta:Trans


Info Media

http://www.biologiedukasi.com/2014/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-suhu.html

14
Checklist Mengukur Suhu Tubuh
Nama Mahasiswa :

NIM :

Kelompok/Tgl :

Nilai
No Langkah
1 2 3

Persiapan Alat

1. Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai

2. Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya

3. Sarung Tangan

4. Tissue

5. Bengkok

6. Buku Catatan dan Alat Tulis

Tahap Prainteraksi

1 Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien.

2 Kaji kebutuhan pasien.

3 Siapkan peralatan dan susun di atas troli.

Tahap Orientasi

4 Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang disukai.

5 Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan

15
dilakukan. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dimulai.

6 Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien.
Dekatkan peralatan ke tempat tidur pasien. Lalu pasang sampiran.

Tahap Kerja

7 Cuci tangan.

8 a. Mengukur Suhu Melalui Aksila (ketiak)


- Bersihkan termometer dari atas ke bawah
dan pegang bagian ujung atas termometer.
- Jika menggunakan termometer raksa,
turunkan batas angka pada termometer
hingga menunjukkan angka 35’C dengan
cara menggoyangkan termometer. Pada saat
membaca angka, posisi skala termometer
harus sejajar dengan mata.
- Posisikan pasien sehingga bagian ketiak
terpapar.
- Buka lengan baju pasien jika perlu. Dan
keringkan ketiak pasien terlebih dahulu
dengan tisu atau handuk.
- Letakkan reservoir termometer tepat di
tengah ketiak dengan ujung termometer
menghadap ke arah kepala pasien.
- Minta pasien menahan termometer selama
5-10 menit. Catatan: termometer elektrik
akan menunjukkan bahwa pengukuran telah
selesai melalui nyala lampu atau bunyi.
- Angkat termometer dan baca angka yang
ditunjukkan oleh termometer.

16
- Dokumentasikan hasilnya di buku.
- Cuci termometer dengan desinfektan,
kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue
- Bantu pasien untuk mengenakan baju
kembali. (jika perlu)
- Cuci tangan.
b. Mengukur Suhu Melalui Oral
- Lakukan prosedur seperti poin 1 dan 2 pada
pengukuran suhu aksila.
- Pasang penutup atau pembungkus probe
(jika perlu).
- Minta pasien untuk membuka mulutnya.
Letakkan ujung termometer di bawah lidah
pasien pada salah satu sisi renulum.
- Minta pasien untuk mengatupkan mulutnya
untuk menahan termometer selama sekitar
lima menit. Catatan: termometer elektrik
akan menunjukkan bahwa pengukuran telah
selesai melalui nyala lampu atau bunyi.
- Angkat termometer dan baca angka yang
ditunjukkan oleh termometer.
- Dokumentasikan hasilnya di buku.
- Bersihkan termometer dengan kertas atau
tisu dari bagian atas ke bagian bawah.
- Cuci termometer dengan desinfektan,
kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue
- Cuci tangan.
c. Mengukur Suhu Melalui Rektal
- Lakukan prosedur seperti poin satu dan dua

17
pada pengukuran suhu aksila.
- Kenakan sarung tangan.
- Olesi resorvoir dengan vaslin.
- Miringkan pasien sehingga membentuk
posisi SIMS.
- Buka bagian tubuh pasien yang perlu saja,
yaitu bagian bokong .
- Minta pasien untuk menarik nafas dalam
dan relaksasi selama termometer
dimasukkan. Masukkan termometer melalui
anus sampai batas reservoir, kira kira 1-2
cm untuk anak-anak dan 3-5 cm untuk
dewasa. Termometer tetap dipegang. Jika
termometer sulit masuk jangan dipaksakan.
- Tahan termometer selama sekitar 3 menit.
Catatan: termometer elektrik akan
menunjukkan bahwa pengukuran telah
selesai melalui nyala lampu atau bunyi.
- Letakkan telapak tangan pada sisi bokong
pasien bagian atas.
- Angkat termometer dan lap dengan kertas
atau tisu.
- Baca angka yang ditunjukkan oleh
termometer.
- Dokumentasikan hasilnya di buku.
- Bersihkan anus pasien dari pelicin atau
feses.
- Lepaskan sarung tangan.
- Bantu pasien untuk kembali pada posisi
semula.
- Cuci termometer dengan desinfektan,

18
kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue
- Cuci tangan.

d. Mengukur suhu Tymphanic/Telinga


- Menjelaskan pada klien tentang tindakan 
yang  akan dilakukan
- Mendekatkan alat kesamping klien
- Mencuci tangan dan memakai sarung 
tangan
- Masukkan termometer ke dalam telinga
pasien
- Setelah dirasa cukup, keluarkan dengan
hati-hati
- Lap termometer memakai tissue dengan
gerakan memutar dari atas ke arah
reservoir, kemudian buang tissue  di
bengkok
- Baca air raksa atau digitnya
- Menurunkan tingkat air
raksa/mengembalikan  termometer digital
ke skala awal
- Mengembalikan termometer pada
tempatnya
- Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
- Mendokumentsikan hasil tindakan

Tahap Terminasi

9 Evaluasi hasil tindakan

19
Total Nilai

Keterangan:

1 = tidak dilakukan

2 = dilakukan, tetapi tidak sempurna

3 = dilakukan dengan sempurna

Penilaian:

Jumlah nilai yang didapat


Nilai= x 100 %
jumlah aspek yang dinilai x 2

Mataram,

Penguji

(…………………………………….)

20

Anda mungkin juga menyukai