KEPERAWATAN DASAR
MENGUKUR SUHU TUBUH
Oleh : Kelompok 1
TAHUN 2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Keperawatan
Dasar: Mengukur Suhu meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai tujuan, indikasi, kontraindikasi serta pelaksanaan dalam mengukur
suhu . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya dan
sekiranya dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritik dan
saran yang membangun demi perrbaikan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II Pembahasan.................................................................................................................5
A. Pengertian pengukuran suhu tubuh........................................................................................5
B. Tujuan pengukuran suhu tubuh .............................................................................................5
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh......................................................................5
D. Indikasi dan kontraindikasi....................................................................................................7
E. Prosedur pelaksanaan.............................................................................................................9
BAB III Penutup.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................................12
Daftar Pustaka..........................................................................................................................13
Checklist....................................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran
panas. Pusat pengeluaran suhu terdapat di hipotalamus yang menentukan suhu tertentu
dan bila suhu tubuh melebihi suhu yang ditentukan hipotalamus tersebut, maka
pengeluaran panas meningkat dan sebaliknya bila suhu tubuh lebih rendah. Suhu tubuh
dipengaruhi oleh irama sirkadian, usia, jenis kelamin, stress, suhu linkungan hormone,
dan olahraga. Suhu normal berkisar antara 36,50c – 37,50c . Lokasi pengukuran suhu
adalah :
1. Aksila atau ketiak, dilakukan selama 5-10 menit .
2. Oral atau mulut, dilakukan selama 2 menit
3. Rectal atau anus, dilakukan selama 2 menit
4. Timpanik atau telinga, dilakukan selama 2 detik
Pada pemeriksaan suhu per rectal tingkat kesalahan lebih kecil dari pada oral atau
aksila. Peninggian semua terjadi setelah 15 menit, saat beraktivitas, merokok dan minum-
minuman hangat, sedangkan pembacaan semu rendah terjadi bila pasien bernapas melalui
mulut dan minum-minuman dingin.
Pembuangan atau pengeluran panas dapat terjadi melalui berbagai proses, diantaranya :
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan dari pemeriksaan suhu?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh?
3. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dari pemeriksaan suhu?
4. Bagaimana prosedur atau pelaksanaan pemeriksaan suhu?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan tujuan dari pemeriksaan suhu.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.
3. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari pemeriksaan suhu.
4. Mengetahui prosedur atau pelaksanaan pemeriksaan suhu.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemeriksaan suhu merupakan suatu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai
kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh menghasikan panas secara kimiawi
melalui metabolisme darah .
B. Tujuan
1. Mengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan.
2. Membantu menegakkan diagnosis dini suatu penyakit.
3. Mengetahui adanya kelainan tubuh.
4. Mengetahui perkembangan penyakit.
6
rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan
peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan
metabolisme.
3. Hormone pertumbuhan.
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas
tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroid.
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia
dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju
metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5. Hormone kelamin.
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal
kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas.
Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena
pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh
sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan ).
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan
metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
7. Status gizi.
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20
– 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan
untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal
nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu
dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena
7
lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas
dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi
termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
9. Gangguan organ.
10.Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas
tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu
juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia.
Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui
kulit.
Indikasi
Kontraindikasi
9
4. Pasien harus tenang dan berada si tempat tidur.
5. Ketiak harus kering dan tertutup rapat.
6. Tidak boleh ada yang menghalangi antara ketiak dan thermometer.
7. Sebelum thermometer di gunakan, di periksa dahulu apakah air raksa
sudah di turunkan atau belum
E. Prosedur pelaksanaan
a. Mengukur Suhu Melalui Aksila (ketiak)
1. Bersihkan termometer dari atas ke bawah dan pegang bagian ujung atas
termometer.
2. Jika menggunakan termometer raksa, turunkan batas angka pada termometer
hingga menunjukkan angka 35’C dengan cara menggoyangkan termometer. Pada
saat membaca angka, posisi skala termometer harus sejajar dengan mata.
3. Posisikan pasien sehingga bagian ketiak terpapar.
4. Buka lengan baju pasien jika perlu. Dan keringkan ketiak pasien terlebih dahulu
dengan tisu atau handuk.
5. Letakkan reservoir termometer tepat di tengah ketiak dengan ujung termometer
menghadap ke arah kepala pasien.
6. Minta pasien menahan termometer selama 5-10 menit. Catatan: termometer
elektrik akan menunjukkan bahwa pengukuran telah selesai melalui nyala lampu
atau bunyi.
7. Angkat termometer dan baca angka yang ditunjukkan oleh termometer.
8. Dokumentasikan hasilnya di buku.
9. Cucui termometer dengan desinfektan , kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue.
10. Bantu pasien untuk mengenakan baju kembali. (jika perlu)
11. Cuci tangan.
10
2. Pasang penutup atau pembungkus probe (jika perlu).
3. Minta pasien untuk membuka mulutnya. Letakkan ujung termometer di bawah
lidah pasien pada salah satu sisi renulum.
4. Minta pasien untuk mengatupkan mulutnya untuk menahan termometer selama
sekitar lima menit. Catatan: termometer elektrik akan menunjukkan bahwa
pengukuran telah selesai melalui nyala lampu atau bunyi.
5. Angkat termometer dan baca angka yang ditunjukkan oleh termometer.
6. Dokumentasikan hasilnya di buku.
7. Bersihkan termometer dengan kertas atau tisu dari bagian atas ke bagian bawah.
8. Cuci termometer dengan desinfektan, kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue
9. Cuci tangan.
c. Mengukur Suhu Melalui Rektal
1. Lakukan prosedur seperti poin satu dan dua pada pengukuran suhu aksila.
2. Kenakan sarung tangan.
3. Olesi resorvoir dengan vaslin.
4. Miringkan pasien sehingga membentuk posisi SIMS.
5. Buka bagian tubuh pasien yang perlu saja, yaitu bagian bokong .
6. Minta pasien untuk menarik nafas dalam dan relaksasi selama termometer
dimasukkan. Masukkan termometer melalui anus sampai batas reservoir, kira kira
1-2 cm untuk anak-anak dan 3-5 cm untuk dewasa. Termometer tetap dipegang.
Jika termometer sulit masuk jangan dipaksakan.
7. Tahan termometer selama sekitar 3 menit. Catatan: termometer elektrik akan
menunjukkan bahwa pengukuran telah selesai melalui nyala lampu atau bunyi.
8. Letakkan telapak tangan pada sisi bokong pasien bagian atas.
9. Angkat termometer dan lap dengan kertas atau tisu.
10. Baca angka yang ditunjukkan oleh termometer.
11. Dokumentasikan hasilnya di buku.
12. Bersihkan anus pasien dari pelicin atau feses.
13. Lepaskan sarung tangan.
14. Bantu pasien untuk kembali pada posisi semula.
11
15. Cuci termometer dengan desinfektan, kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue.
16. Cuci tangan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan
atau sebaliknya berlangsung secara fisika.
B. Saran
Sebaiknya kita menerapkan cara hidup sehat agar tubuh kita selalu sehat dan tidak
mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam keadaan normal dan
dapat menyesuaikan dengn kondisi lingkungan sekitar kita.
13
Daftar Pustaka
http://www.biologiedukasi.com/2014/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-suhu.html
14
Checklist Mengukur Suhu Tubuh
Nama Mahasiswa :
NIM :
Kelompok/Tgl :
Nilai
No Langkah
1 2 3
Persiapan Alat
3. Sarung Tangan
4. Tissue
5. Bengkok
Tahap Prainteraksi
Tahap Orientasi
5 Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
15
dilakukan. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dimulai.
6 Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien.
Dekatkan peralatan ke tempat tidur pasien. Lalu pasang sampiran.
Tahap Kerja
7 Cuci tangan.
16
- Dokumentasikan hasilnya di buku.
- Cuci termometer dengan desinfektan,
kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue
- Bantu pasien untuk mengenakan baju
kembali. (jika perlu)
- Cuci tangan.
b. Mengukur Suhu Melalui Oral
- Lakukan prosedur seperti poin 1 dan 2 pada
pengukuran suhu aksila.
- Pasang penutup atau pembungkus probe
(jika perlu).
- Minta pasien untuk membuka mulutnya.
Letakkan ujung termometer di bawah lidah
pasien pada salah satu sisi renulum.
- Minta pasien untuk mengatupkan mulutnya
untuk menahan termometer selama sekitar
lima menit. Catatan: termometer elektrik
akan menunjukkan bahwa pengukuran telah
selesai melalui nyala lampu atau bunyi.
- Angkat termometer dan baca angka yang
ditunjukkan oleh termometer.
- Dokumentasikan hasilnya di buku.
- Bersihkan termometer dengan kertas atau
tisu dari bagian atas ke bagian bawah.
- Cuci termometer dengan desinfektan,
kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue
- Cuci tangan.
c. Mengukur Suhu Melalui Rektal
- Lakukan prosedur seperti poin satu dan dua
17
pada pengukuran suhu aksila.
- Kenakan sarung tangan.
- Olesi resorvoir dengan vaslin.
- Miringkan pasien sehingga membentuk
posisi SIMS.
- Buka bagian tubuh pasien yang perlu saja,
yaitu bagian bokong .
- Minta pasien untuk menarik nafas dalam
dan relaksasi selama termometer
dimasukkan. Masukkan termometer melalui
anus sampai batas reservoir, kira kira 1-2
cm untuk anak-anak dan 3-5 cm untuk
dewasa. Termometer tetap dipegang. Jika
termometer sulit masuk jangan dipaksakan.
- Tahan termometer selama sekitar 3 menit.
Catatan: termometer elektrik akan
menunjukkan bahwa pengukuran telah
selesai melalui nyala lampu atau bunyi.
- Letakkan telapak tangan pada sisi bokong
pasien bagian atas.
- Angkat termometer dan lap dengan kertas
atau tisu.
- Baca angka yang ditunjukkan oleh
termometer.
- Dokumentasikan hasilnya di buku.
- Bersihkan anus pasien dari pelicin atau
feses.
- Lepaskan sarung tangan.
- Bantu pasien untuk kembali pada posisi
semula.
- Cuci termometer dengan desinfektan,
18
kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan tissue
- Cuci tangan.
Tahap Terminasi
19
Total Nilai
Keterangan:
1 = tidak dilakukan
Penilaian:
Mataram,
Penguji
(…………………………………….)
20