Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia serta taufik dan hidayahnya  kami dapat menyelesaikan makalah tentang
elektrokardiogram (EKG)
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai tujuan, indikasi, serta prosedur pelaksanaan menggunakan EKG.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya dan
sekiranya dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritik dan
saran yang membangun demi perrbaikan makalah ini.

Mataram,  18 Agustus 2018

                                                                                                                  penyusun

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II Pembahasan.................................................................................................................4
A. Pengertian EKG.....................................................................................................................4
B. Tujuan pemasangan EKG .....................................................................................................4
C. Indikasi dan kontraindikasi pemasangan EKG......................................................................4
D. Macam dan makna gelombang EKG.....................................................................................5
E. Sadapan pada EKG.................................................................................................................10
F. Prosedur pemasangan EKG....................................................................................................13
BAB III Penutup.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................................15
Daftar Pustaka..........................................................................................................................16
Checklist....................................................................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistimewaan tersendiri dibandingkan
dengan otot lainnya. Otot jantung mempunyai suatu system yang dapat memberikan suatu
impuls rangsangan kontraksi sendiri (automacity) dan memeruskan rangsangan tersebut
keseluruh otot jantung (disebut dengan proses konduksi).Setiap kontraksi dan relaksasi
dari otot jantung akan memberikan perubahan potensial aksi kelistrikan yang dapat kita
lihat dengan merekam perubahan tersebut pada alat perekam khusus. Aktivitas elektrik
ditimbulkan oleh sel jantung sebagai ion yang bertukar melewati membrane sel.
Elektroda yang dapat menghantarkan aktivitas listrik dari jantung ke mesin EKG
ditempatkan pada posisi yang strategis di ekstremitas dan precordium dada.
Energi elektrik yang sangat sensitive kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan
oleh mesin EKG. Tampilan ini disebut elektrokardiogram. Kontraksi jantung
direpresentasikan dalam bentuk gelombang pada kertas EKG, dan dinamakan gelombang
P, Q, R, S, dan T. Bentuk gelombang ini ditunjukkan pada defleksi terhadap garis
isoelektrik (garis yang menunjukkan tidak adanya energi). Garis isoelektrik dapat
ditentukan dengan melihat interval dari T hingga P.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian elektrokardiogram (EKG)?
2. Apa saja tujuan dan indikasi serta kontraindiaksi pemasangan EKG?
3. Apa makna dan bentuk gelombang pada EKG?
4. Bagaimana prosedur pemasangan EKG?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari EKG.
2. Mengetahui tujuan dan indikasi serta kontraindikasi dari pemasangan EKG.
3. Mengetahui makna dan bentuk gelombang pada EKG.
4. Mengetahui bagaimana prosedur pemasangan EKG.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang dihasilkan oleh aktivitas
listrik otot jantung. Kegiatan listrik jantungdalam tubuh dapat dicatat dan direkam
melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Untuk mengetahui kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh atau efek obat-obat jantung
4. Gangguan-gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung

C. Indikasi
1. Adanya kelainan-kelainan irama jantung
2. Adanya kelainan-kelainan miokard seperti infark
3. Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis
4. Gangguan-gangguan elektrolit
5. Adanya perikarditis
6. Pembesaran jantung

D. Kontraindikasi
1. Klien dengan efusi pleura
2. Klien dengan efusi pericardial
3. Klien dengan emfisema paru

4
E. Macam dan makna gelombang EKG
1.      Gelombang P
Gelombang P menggambarkan aktivitas depolarisasi atrium. Gelombang P,
terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil karena otot
atrium yang relatif tipis. Gambaran P yang normal :
 Lebar kurang dari 3 mm ( 0,12 dtk)
 Tinggi kurang dari 3 mm (0,3 mv)
 Selalu positif di lead II dan selalu negative di lead aVF
Kepentingan:
 Menandakan adanya aktivitas atrium
 Menunjukkan arah aktivitas atrium
 Menunjukkan tanda-tanda hipertropi atrium
Catatan ;
Karena arah impuls gelombang P adalah sejajar dengan sumbu sadapan II
dan karena elektroda V1 terletak paling dekat dengan atrium kanan maka
gelombang P dan perubahan-perubahannya paling jelas terlihat di sadapan II
dan V1

2.      Gelombang Ta
Gelombang Ta menggambarkan proses repolarisasi atrium, gelombang ini
biasanya tidak nampak karena terlalu kecil dan tertutup oleh kompleks
QRS.

3.      Gelombang QRS
Merupakan gambaran dari proses depolarisasi ventrikel. Gelombang QRS,
terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS
cukup tinggi. Gelombang QRS adalah jarak antara permulaan gelombang Q
sampai akhir gelombang S.
Gelombang QRS normal:
 Lebar 0,06 – 0,12 dtk
 Tinggi tergantung lead

5
Kepentingan ;
 Interval QRS > 0,12 detik terdapat pada ;
 Blok cabang berkas (Bundle Branch Blok)
 Hiperkalemia

4.      Gelombang Q
Merupakan defleksi negative pertama pada gelombang QRS. Gelombang Q
menggambarkan awal dari depolarisasi ventrikel.
Gelombang Q yang normal:
 Lebar kurang dari 0,04
 Tingginya/ dalamnya kurang 1/3 tinggi R (25% amplitude gelombang R)
Kepentingan : menunjukkan adanya nekrosis miokard infark
Catatan : gelombang Q pada sadapan aVR adalah keadaan normal.
5.      Gelombang R
Adalah defleksi positif pertama dari kompleks QRS. Gelombang R
menggambarkan fase depolarisasi ventrikel.
Gelombang R umumnya positif di lead I,II, V5 dan V6. Di lead AVR, V1
dan V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali.
Kepentingan :
1.      Menandakan adanya hipertrofi ventrikel
2.      Menandakan adanya tanda-tanda B.B.B

6.      Gelombang S
Adalah defleksi negative sesudah gelombang R. gelombang S
menggambarkan fase depolarisasi ventrikel.
Di lead aVR dan V1 gelombang S terlihat dalam, dari V2 ke V6 akan
terlihat makin lama makin menghilang atau berkurag dalamnya.
Kepentingan:
1.      Menandakan adanya hipertrofi ventrikel
2.      Menandakan adanya tanda-tanda B.B.B

6
7.      Gelombang T
Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel. Gelombang T, terjadi akibat
kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat (repolarisasi).
Umumnya gelombang T positif di lead I,II, V3-V6 dan terbalik di aVR
Amplitudo normal :
 Kurang dari 10 mm di sadapan dada
 Kurang dari 5 mm di sadapan ektremitas
 Minimum 1 mm
Kepentingan:
 Menandakan adanya iskemik/infark
 Menandakan adanya kelainan elektrolit

8.      Gelombang U
Gelombang U adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan
sebelum gelombang P berikutnya. Asal usulnya tidak diketahui dan paling
jelas terlihat di sadapan V1-V4, dan daiduga akibat repolarisasi lambat
system konduksi interventrikel.
Kepentingan :
 Bila amplitude U > T, menandakan adanya hipokalemia.
 Gelombang U yang terbalik terdapat pada iskemia dan hipertrofi
9.      Interval PR
Interval PR merupakan penjumlahan dari waktu depolarisasi atria dan waktu
perlambatan dari simpul AV (AV node delay), dengan kata lain merupakan
waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls
melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi ventrikel.
Adalah jarak antara permulaan gelombang P sampai dengan permulaan
kompleks QRS. Nilai normal interval PR ditentukan oleh frekuensi jantung,
bila denyut jantung lambat maka interval PR akan menjadi lebih panjang.
Batas normal : 0,12-0,20 detik
Kepentingan :
1.        Interval P<0,12 detik   : terdapat pada keadaan hantaran

7
dipercepat  syndrome W.P.W
2.        Interval P> 0,20 detik     : terdapat pada blok AV
3.        Interval P berubah-ubah : terdapat pada Wandering Pacemaker

Table. Batas atas dari interval P-R normal (interval diukur dalam detik)
Frekuensi jantung di bawah 70 71-90 91-110 111-130 di atas 130
dewasa 0,21 0,20 0,19 0,18 0,17
dewasa muda 0,20 0,19 0,18 0,17 0,16
anak, usia 14-17 0,19 0,18 0,17 0,16 0,15
anak , usia 7-13 0,18 0,17 0,16 0,15 0,14
anak, usia 1 ½ -6 0,17 0,165 0,155 0,145 0,135
anak, usia 0-1 ½   0,16 0,15 0,145 0,135 0,125

10.  Segmen ST (RS-T Segment)


Adalah bagian dari rekaman EKG di antara titik J sampai permulaan
gelombang T.
Normal :   isoelektris (boleh berkisar antara -0,5 mm sampai dengan +2 mm
pada lead prekordial).
Segmen ST yang naik disebut ST elevasi dan yang turun disebut ST depresi.
Kepentingan :
1.      Elevasi segment ST terdapat pada :
-          Infark miokard
-          Aneurisme
-          Perikarditis
2.      Depresi segment ST terdapat pada :
-          Angina pectoris
-          Efek digitasils
-          Ventrikuler strain

11.  Interval QT

8
Interval QT adalah jarak antara permulaan gelombang Q sampai dengan
akhir gelombang T, jadi menggambarkan lamanya aktivitas, depolarisasi dan
repolarisasi ventrikel.
Gambar :

Nilai interval QT diperngaruhi oleh frekuensi jantung, batas-batas normalnya


dapat dilihat pada table atau kurva.
interval R-R yang Denyut jantung Batas atas nilai normal QT
terukur (dalam detik) (per menit) (dalam menit)
1.50 40 0,50
1,20 50 0,45
1,00 60 0,42
0,86 70 0,38
0,80 75 0,38
0,75 80 0,37
0,67 90 0,35
0,60 100 0,34
0,50 120 0,31
0,40 150 0,25
Interval QT-c (corrected QT interval) adalah nilai interval QT yang telah
dikoreksi/disesuaikan dengan interval QT pada frekuensi jantung 60 kali
permenit, dan nilainya dapat ditentukan dengan sebuah nomogram.
Nilai normal interval QT-c adalah :
 Laki-laki    = 0,42 detik
 Wanita       = 0,43 detik
Kepentingan :
1.      Interval QT-c memanjang : efek quinidin, hipokalsemia
2.      Interval QT-c memendek : efek digitalis, hiperkalsemia

12.  V.A.T ( Ventricular Activation Time = Defleksi Intrinsik)

9
Adalah jarak antara permulaan gelombang Q ke puncak gelombang R, dan
menggambarkan waktu yang diperlukan oleh impuls untuk menyebar dari
permukaan dalam ventrikel (endokard) ke permukaan luar ventrikel (epikard)
Nilai normal :
 Di V1 - V2  <0,03 detik
 Di V5 - V6  < 0,05 detik
Kepentingan :
V.A.T yang memanjang terdapat pada B.B.B, hipertropi ventrikel dan lain-
lain.
13.  Titik J (= RS – Junction)
Adalah titik dimana kompleks QRS berakhir dan segmen ST dimulai
Kepentingan : sebagai titik pegangan untuk menentukan adanya deviasi
segment ST

F. Sadapan pada EKG


Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas
terhadap jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang
mengamati jantung jantung dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang,
semakin sempurna pengamatan terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian
jantung. Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:

1. Sadapan bipolar
Sadapan Bipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam
perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara
arah vertikal (ke atas-bawah, dan ke samping). Sadapan ini merekam dua kutub
listrik yang berbeda, yaitu kutub dan kutub negatif. Masing-masing elektrode
dipasang di kedua tangan dan kaki.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari
jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan
kaki. Masing-masing LA (left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right
foot). Dari empat kabel elektrode ini aka dihasilkan beberapa sudut atau

10
sadapan sebagai berikut:
1. Sadapan I.
sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat
bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah
listrik jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri).
Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I.
2. Sadapan II.
 Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan
negatif dan LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar
positif 60 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian
inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan II.
3. Sadapan III.
Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan
negatif dan RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak
sebesar positif 120 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian,
bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan III.

2. Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan
ini terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.
a. Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada ekstremitas.
Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent
(potensial 0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan
menggunakan kabel seperti yang digunakan pada sadapan bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap
jantung dalam arah vertikal.
1. Sadapan aVL.
Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik

11
bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan
demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
2. Sadapan aVF.
Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan
demikian, bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat
oleh sadapan aVF.

3. Sadapan aVR. 
Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat
bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke
arah ekstrem).
Dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut pandang
jantung dapat diringkas seperti yang digambarkan berikut.
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati
adanya kelainan di seluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut
pandang akan dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan dada).
b. Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan
elektrode eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent
(potensial 0) diperoleh dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas.
Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior,
septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).
Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat
pada mesin EKG yang dimulai dari nomor C1-C6.

V1: Ruang interkostal IV garis sternal kanan


V2: Ruang interkostal IV garis sternal kiri
V3: Pertengahan antara V2 dan V4

12
V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri
V5: Sejajar V4 garis aksila depan
V6: Sejajar V4 garis mid-aksila kiri

G. Prosedur pemasangan EKG


Tahap Prainteraksi
1. Lakukan verifikasi order yang ada untuk pemeriksaan.
2. Cuci tangan.
3. Siapkan peralatan.
 Mesin EKG
 Jelly
 Kapas alcohol
 Kertas penyerap basah atau kasa basah
 Manset 4 buah
 3Kabelarde
4. Pasang sampiran
Tahap orientasi
1. Beri salam dan panggil nama pasien dengan nama yang disukainya.
2. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
3. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk bertanya sebelum
tindakan dimulai.
4. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien.
Tahap kerja
1. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang
selama perekaman.Bersihkan daerah yang akan dipasangi electrode.
2. Pasang sebuah manset pada setiap ekstremitas (pergelangan tangan dan kaki).
3. Sambung kabel electrode ke manset sesuai warna yang akan ditentukan atau
tanda khusus yang ada.
 Merah: lengan kanan
 Kuning: lengan kiri

13
 Hijau: tungkai kiri
 Hitam: tungkai kanan
4. Letakkan pompa electrode pada posisi yang ditentukan.
5. Buat kalibrasi setinggi 1 cm dan rekam irama jantung dari lead I sampai V6
(seluruhnya 12 lead). Lalu, buat kalibrasi lagi.
6. Rapikan alat dan pasien.
Tahap terminasi
1. Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
2. Simpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
4. Beri reinforcement sesui dengan kemampuan pasien.
5. Cuci tangan.
6. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (identitas pasien, tanggal dan
jam pemeriksaan) serta hasilnya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas
kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus.
B. Saran
Sebaiknya mahasiswa lebih teliti dalam memahami materi EKG ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

- Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat, EGC, Jakarta.


- http://nersnova.blogspot.com/2012/05/elektrokardiogram-ekg.html
- http://mank-dhe29.blogspot.com/2011/11/belajar-ekg-elektrokardiografi
konsep.html

16
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN
Sekretariat :Jln. Kesehatan V/10 MataramTelp. (0370) 62138

Checklist Memasang EKG


Nama Mahasiswa :
NIM :
Kelompok/Tgl :
Nama Pasien :
No. Rekam Medis :
Nilai
No Langkah
0 1 2
Tahap Prainteraksi
1. Lakukan verifikasi order yang ada untuk pemeriksaan.
2. Cuci tangan.
3. Siapkan peralatan.
 Mesin EKG
 Jelly
 Kapas alcohol
 Kertas penyerap basah atau kasa basah
 Manset 4 buah
 Kabelarde
4. Pasang sampiran
Tahap Orientasi
5. Beri salam dan panggil nama pasien dengan nama yang
disukainya.
6. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan.

17
7. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dimulai.

Nilai
No Langkah
0 1 2
8. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
pasien.
Tahap Kerja
9. Bersihkan daerah yang akan dipasangi electrode.
10. Pasang sebuah manset pada setiap ekstremitas (pergelangan
tangan dan kaki).
11. Sambung kabel electrode ke manset sesuai warna yang akan
ditentukan atau tanda khusus yang ada.
- Merah: lengan kanan
- Kuning: lengan kiri
- Hijau: tungkai kiri
- Hitam: tungkai kanan
12. Letakkan pompa electrode pada posisi yang ditentukan.
13. Buat kalibrasi setinggi 1 cm dan rekam irama jantung dari lead
I sampai V6 (seluruhnya 12 lead). Lalu, buat kalibrasi lagi.
14. Rapikan alat dan pasien.
Tahap Terminasi
15. Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
16. Simpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
17. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
18. Beri reinforcement sesui dengan kemampuan pasien.
19. Cuci tangan.
20. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (identitas
pasien, tanggal dan jam pemeriksaan) serta hasilnya.
Total Nilai

18
Keterangan:
0 = tidakdilakukan
1 = dilakukan, tetapitidaksempurna
2 = dilakukandengansempurna

Penilaian:
Jumlah nilai yang didapat
Nilai= x 100 %
jumlah aspek yang dinilai x 2

Mataram,.................2016
Penilai,

(.......................................)

19

Anda mungkin juga menyukai