MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi
Manusia
Disusun oleh :
Hesti Monikasari
1904010118
Farmasi D’19
2020
Kata Pengantar
Karya tulis ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Ilmu
kimia, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Karya
tulis ini disusun oleh saya dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri saya maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya karya tulis ini dapat terselesaikan.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun karya tulis ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Hipotalamus.................................................................................................3
G. Gejala-gejala Hipotermia.......................................................................8
I. Langkah Pencegahan Hipotermia...........................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................14
B. Saran....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,
antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali
berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh
manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak factor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia
dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back)
yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat
temperature hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan
melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu
inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti
konstan pada 37°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap,
hipotalamus akan merangsang untuk melakuan serangkaian mekanisme untuk
mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Ada banyak factor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh, seperti hormon,
system syaraf, usia, dll. Dalam makalah ini saya akan membahas tentang system
pengaturan suhu tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hipotalamus ?
2. Bagaimana system pengaturan suhu tubuh ?
3. Apa fungsi dari reseptor suhu ?
4. Apa saja macam-macam dari suhu tubuh ?
1
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tntang hipotalamus
2. Untuk mengetahui system pengaturan suhu tubuh
3. Untuk mengetahui fungsi dari reseptor tubuh
4. Untuk mengetahui macam-macam suhu tubuh
5. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi suhu tubuh
6. Untuk mengetahui hal-hal yang mengganggu suhu tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat
integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energy dan suhu tubuh.
Hipotalamus berfungsi sebagai thermostat tubuh, dengan menerima informasi dari
berbagai bagian tubuh dikulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit
dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan u
tuk mengoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal.
Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0.01°C.
Hipotalamus terus menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan
suhu inti mengelalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut
termoreseptor (reseptor hangat, dingin dan nyeri diperifer). Reseptor suhu sangat
aktif selama perubahan temperature. Sensasi suhu primer diadaptasi dengan
sangat cepat. Suhu ini dipantau oleh termoreseptor sentral yang terletak di
hipotalamus serta disusunan syaraf pusat dan organ abdomen.
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 ousat pengaturan suhu, yaitu diregio
posterior diaktifkan oleh suhu dingin, dan kemudian memicu reflek yang
memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Sedang regio anterior yang
diaktifkan oleh rasa hangat, memicu reflex yang memperentarai pengurangan
panas.
B. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,
antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu dapat di bagi, antara
lain:
1. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam
(kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37°C.
3
4
2. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh,
jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu
lingkungan.
3. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan
suhu inti dan suhu kulit.
Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:
1. The mercury-in-glass thermometer
2. The electrical digital reading thermometer
3. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran suhu
timfani)
aksi. Apabila suatu resektor menerima rangsangan yang sesuai maka membrane
reseptor akan mengalami peritiwa potensial aksi. Jika rangsangan yang diterima
reseptor cukup kuat potensial reseptor yang timbul akan lebih kuat. Makin besar
rangsangan yang di terima, makin besar pula potensial local yang di hasilkan
sehingga dapat melampoi batas ambang perangsangan pada membrane potensial
generator.
D. Macam-macam suhu tubuh
Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :
1. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
2. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36-37.5°C
3. Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37.5-40°C
4. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C
Berdasarkan distribusi suhu didalam tubuh, dikenal suhu inti (core
temperature), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dala, seperti kranial, toraks,
rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relative
konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu permukaan (surface temperature),
yaitu suhu yang tedapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini
biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C
E. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :
1. Exercise:
semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada
atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.
2. Hormon:
Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal
metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon
pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.
3. Sistem syaraf:
selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf
otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine
6
fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi
pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang
hilang.
F. Hal-Hal Yang Mengganggu Suhu Tubuh
Hal-hal yang sering mengganggu suhu tubuh diantaranya disebabkan oleh:
1. Demam: mekanisme pengeluran panas tidak mampu mengimbangi
produksipanas. Demam terjadi karena perubahan set point hipotalamus.
2. Kelelahan akibat panas: terjadi apabila diaforesis yang banyak
mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih.
3. Hipertermia: peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan
tubuh untuk mengeluarkan panas.
4. Heat stroke: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama.
5. Hipotermia: pengeluaran panas akibat terpapar suhu dingin.
Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:
a. ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit
b. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit
c. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit
3 BULAN 37,5
6 BULAN 37,5
1 TAHUN 37,7
3 TAHUN 37,2
5 TAHUN 37,0
7 TAHUN 36,8
9 TAHUN 36,7
8
11 TAHUN 36,7
13 TAHUN 36,6
DEWASA 36,4
G. Gejala-gejala Hipotermia
Gejala hipotermia sangat beragam dan terkadang sulit dikenali. Gejala yang
muncul tergantung kepada seberapa rendah suhu tubuh pengidapnya.
Bayi yang mengalami hipotermia bisa terlihat sehat, tapi kulitnya akan terasa
dingin dan terlihat kemerahan. Bayi juga cenderung sangat diam, terlihat lemas,
dan tidak mau makan.
Gejala-gejala hipotermia umumnya berkembang secara perlahan-lahan sehingga
sering tidak disadari oleh pengidapnya. Orang yang mengalami hipotermia ringan
akan menunjukkan gejala menggigil yang disertai rasa lelah, pusing, lapar, mual,
kulit yang dingin atau pucat, dan napas yang cepat.
Jika suhu tubuh terus menurun hingga di bawah 32°C, tubuh pengidap hipotermia
biasanya tidak mampu untuk menggigil lagi. Ini mengindikasikan tingkat
keparahan hipotermia sudah memasuki tahap menengah hingga parah.
Pengidap serangan hipotermia tingkat menengah akan mengalami gejala-gejala
yang meliputi:
Jika tidak segera ditangani, suhu tubuh akan makin menurun dan menyebabkan
gejala-gejala berikut ini:
Jika anak atau ada anggota keluarga Anda yang mengalami gejala-gejala di atas,
bawalah secepatnya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan darurat.
H. Langkah Pengobatan Hipotermia
Hipotermia dapat diatasi dengan mencegah proses pelepasan panas tubuh dan
menghangatkan tubuh pengidap secara perlahan-lahan.
Sebelum pengidap hipotermia menerima penanganan dari petugas medis
profesional, ada beberapa langkah pertolongan darurat yang dapat Anda lakukan
untuk membantu. Di antaranya:
Menjaga agar tubuh tetap kering. Air lebih cepat menyalurkan panas ke
udara dibandingkan jika tubuh kita kering. Segera ganti jika pakaian Anda
yang basah karena akan menyerap panas tubuh Anda.
Kenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan kegiatan, terutama bagi
Anda yang gemar mendaki gunung atau berkemah di tempat yang dingin.
Gunakanlah pakaian dari bahan yang dapat menjaga kehangatan tubuh
sekaligus menyerap keringat, misalnya wol. Hindari pakaian berbahan
katun. Gunakan jaket yang tahan angin dan air.
Jangan lupa untuk menggunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, serta
sepatu bot. Usahakan agar kaus kaki serta sepatu Anda tidak sesak agar
aliran darah berjalan lancar.
Pilihlah pakaian dengan ukuran yang sesuai. Pakaian yang pas akan
menciptakan ruang sirkulasi udara hangat di antara kulit dan pakaian.
Sedangkan pakaian yang ketat tidak dapat menghangatkan Anda.
Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh, tapi jangan
sampai berkeringat berlebihan. Jika terkena angin, baju yang basah karena
keringat dapat menurunkan panas tubuh.
Sediakan minuman dan makanan hangat, tetapi hindari minuman yang
mengandung alkohol atau kafein.
Bayi dan anak-anak lebih rentan terkena serangan hipotermia dibandingkan orang
dewasa. Karena itu, Anda perlu melakukan langkah-langkah pencegahan agar
mereka terhindar dari hipotermia. Di antaranya adalah:
Menghindari dan membentengi diri dari udara dingin akan membantu kita untuk
mencegah serangan hipotermia yang berpotensi fatal.
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain :
normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh
ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat
Kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi,
dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat
penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh
exercize,hormone,system saraf,asupan makanan,gender
iklim(lingkungan),usia,aktivitas otot,stress.
B. Saran
Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita selalu sehat
dan tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam
keadaan normal dan dapat menyesuaikan dengn kondisi lingkungan sekitar kita
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.science.uwc.ac.za/physiology/temperatur/temperature.html
http://joe.endocrinologyjournals.org/cgi/content/full
Journal of Endocrinology. (2005). Hypothalamic hormon a.k.a. hypothalamic
releasing factors.
Journal of Endocrinology. (2005). Functional anatomy of hypothalamic
homeostatic systems
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan
Edisi. Jakarta: EGC
http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh
Pearce, C Evelyn. 2009. Anatomi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
16