KEPERAWATAN DASAR
Tentang
OLEH :
KELOMPOK 10
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “ KONSEP KEBUTUHAN SUHU
TUBUH” makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KEPERAWATAN
DASAR
Selama penyusunan makalah ini, penulis, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam
hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kemampuan makalah ini. Semoga
makalah ini bias memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Amin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………...................................................... 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. 3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 4
A…Latar Belakang……………………………………………………………………………4
B…Rumusan Masalah……………………………………………………………………….. 4
C…Tujuan……………………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………. 6
A. Kesimpulan………………………………………………………………………. 11
B. Saran………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang
dapatmenyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia
dalamkeadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur
denganmekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu
dihipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas,tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila
suhuinti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titiktetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada
37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang
untukmelakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara
menurunkanproduksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada
titik tetap.Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu
mengenakanpakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat
penurun panas(Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik dalam memberikan kompres
dalam upayamenurunkan suhu tubuh antara lain kompres hangat basah, kompres hangat
kering (buli-buli),kompres dingin basah, kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut
listrik, lampupenyinaran, busur panas (Anas Tamsuri, 2007). Dalam postingan kali ini, kita akan
berfokuspada penggunaan teknik kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu tubuh.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatanbelajar
mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah Kebutuhan dasar keperawatan
"menjelaskan konsep kebutuhan suhu tubuh"
b. Pengaturan suhu tubuh Sistem pengatur suhu tubuh terdiri atas tiga bagian yaitu: reseptor
yang terdapat pada kulit dan bagian tubuh yang lainnya, integrator didalam hipotalamus,
dan efektor sistem yang mengatur produksi panas dengan kehilangan panas. Reseptor
sensori paling banyak terdapat pada kulit. Kulit mempunyai lebih banyak reseptor untuk
dingin dan hangat dibanding reseptor yang terdapat pada organ tubuh lain seperti lidah,
saluran pernapasan, maupun organ visera lainnya. Bila kulit menjadi dingin melebihi suhu
tubuh, maka ada tiga proses yang dilakukan untuk meningkatkan suhu tubuh. Ketiga proses
tersebut yaitu mengigil untuk meningkatkan produksi panas, berkeringat untuk menghalangi
kehilangan panas, dan vasokontraksi untuk menurunkan kehilangan panas.
c. Selain reseptor suhu tubuh yang dimiliki kulit, terdapat reseptor suhu lain yaitu reseptor
pada inti tubuh yang merespon terhadap suhu pada organ tubuh bagian dalam, seperti :
visera abdominal, spinal cord, dan lain-lain. Thermoreseptor di hipotalamus lebih sensitif
terhadap suhu inti ini. Hipotalamus integrator sebagai pusat pengaturan suhu inti berada di
preoptik area hipotalamus. Bila sensitif reseptor panas di hipotalamus dirasang efektor
sistem mengirim sinyal yang memprakasai pengeluaran keringat dan vasodilatasi perifer.
Hal tersebut dimaksudkan untuk menurunkan suhu, seperti menurunkan produksi panas dan
meningkatkan kehilangan panas. Sinyal dari sensitif reseptor dingin di hipotalamus
memprakarsai efektor untuk vasokontriksi, menggigil, serta melepaskan epineprin yang
meningkatkan produksi panas. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produksi
panas dan menurunkan kehilangan panas. Efektor sytem yang lain adalah sytem saraf
somatik. Bila sytem ini dirangsang, maka seseorang secara sadar membuat penilaian yang
cocok, misalnya menambah baju sebagai respon terhadap dingin, atau mendekati kipas
angin bila kepanasan.
Kesimpulan
Kesimpulan Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalu
i pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melaluianastomosis arteriove
nosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup ti
nggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tub
uh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efekti
f untuk keseimbangan suhu tubuh. Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh meningkat
kan kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka kecendrungannya menurun
kan kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi
konveksi sangat di tentukan oleh perbadaan suhu antara kilit dan lingkungan eksterna.
Saran
Saran Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mata kuliah “Keperawatan
dasar”. Selain itu diperlukan lebih banyak referensi dalam penyusunan makalah ini agar
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB%20II.pdf
2. Atkinson ,Fundamental of Nursing,1997
3. Carpeniton,Lynda Juall,Diagnosa Keperawatan,Aplikasi pada praktik,edisi6,EGC,Jakarta,1999
4. Guyton,Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit,ECG,Jakarta,1997