Oleh:
1. Alfin Hidayatur Rohman
2. Ericha Qurani Putri Sari
3. Nurul Fatmalia
NIM. 1130014103
NIM. 1130014104
NIM. 1130014105
Fasilitator :
Lono Wijayanti, S.Kep,Ns.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah Tentang Tanda Vital. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoma hidup yakni Al-Quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini, pembaca dapat memperoleh
pengetahuan tentang prosedur pemeriksaan tanda - tanda vital. Kami menyadari masih
banyak kekurangan yang kami lakukan dalam penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan demi tercapainya kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 4
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan tanda vital adalah cara untuk mendeteksi perubahan system yang ada
di dalam tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan
darah. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam keadaan sakit atau kelelahan. Perubahan
tersebut merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh. Pemeriksaan tanda vital yang
dilaksanakan oleh tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat digunakan untuk memantau
perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada pasien, tetapi
merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh. Pelaksanaan
pemeriksaan tanda vital pada pasien tentu berbeda dengan pasien yang lainnya. Tingkat kegawatan dan
penanganan pasien juga berbeda beda, mulai dari yang keadaan kritisi hingga dalam keadaan pasien
yang sakit ringan. Prosedur pameriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran
suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernapasan dan pengukuran tekanan darah.
3
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
1.4 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui tentang pengertian, dan prosedur pelaksanaan tanda-tanda
vital.
2. Agar dapat mengetahui tentang tujuan dalam pemeriksaan pada tanda-tanda vital.
3. Agar dapat mendapatkan informasi tentang tanda-tanda vital.
BAB 2
TUINJAUAN TEORI
2.1Suhu Tubuh
1. Fisiologi Pengeluaran Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan tubuh dengan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Panas yang dihasilkan - Panas yang hilang = Suhu tubuh
Mekanisme kontrol suhu pada manusia menjaga suhu inti (suhu jaringan dalam)
tetap konstan pada kondisi lingkungan dan aktivitas fisik yang ekstrem. Namun, suhu
permukaan berubah sesuai aliran darah ke kulit luar. Karena perubahan tersebut, suhu
normal pada manusia berkisar dari 36 sampai 38oC (98,8 sampai 100,4oF). Pada
rerntang ini, jaringan dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal.
Nilai suhu tubuh juga ditentukan oleh lokasi pengukuran (oral, rektal, esofagus,
arteri pulmonal, atau kandung kemih). Suhu oral rata-rata bagi dewasa muda yang
sehat adalah 37oC (98,6oF). Anda akan mempelajari kisaran suhu pada klien individual
dilahan praktik. Tidak ada satu nilai suhu tubuh tunggal yang normal bagi semua
orang.
Pengukuran suhu tubuh bertujuan memperoleh nilai suhu jaringan dalam tubuh.
Lokasi yang mewakili suhu merupakan indikator yang lebih terpecaya dibandingkan
lokasi yang mewakili suhu permukaan.
Regulasi. Mekanisme fisiologis dan perilaku mengatur keseimvbangan antara
panas yang hilang dan dihasilkan, atau lebih sering diebut sebagai termoregulasi.
Mekanisme tubuh harus mempertahankan hubungan antara produksi panas dan
4
kehilangan panas agar suhu tubuh tetap konstan dan normal. Hubungan ini diatur oleh
mekanisme neurologis dan kardiovaskuler.
Kontrol Neural dan Vaskuler. Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak
diantara dua hemisfer otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti termostat. Suhu yang
nyaman merupakan set-point untuk operasi sistem pemanas. Penurunan suhu
lingkungan akan mengaktifkan pemanas, sedangkan peningkatan suhu akan
mematikan sistem pemanas tersebut.
Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior
mengatur kehilangan panas, sedangkan hipotalamus posterior mengatur produksi
panas. Jika sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas diluar batas titik
pengaturan (sel point), maka implus dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh.
Mekanisme kehilangan panas adalah keringat, vasodilatasi(pelebaran) pembuluh
darah, dan hambatan produksi panas. Tubuh akan mendistribusikan darah ke
pembuluh darah permukaan untuk menghilangkan panas.
Jika hipotalamus posterior mendeteksi penurunan suhu tubuh dibawah titik
pengaturan, tubuh akan memulai mekanisme konversi panas. Vasokonstriksi
(penyempitan) pembuluh darah mengurangi aliran darah kekulit dan ekstremitas.
Produksi panas distimulasi melalui kontraksi otot volunter dan otot yang menggigil.
Saat vasokonstriksi tidak efektif, maka akan timbul gerakan menggigit. Penyaakit atau
trauma pada hipotalamus atau sumsum tulang belakang (yang meneruskan pesan
hipotalamus) akan mengubah kontrol suhu dengan berat.
2. Cara Tubuh Kehilangan Panas
a. Radiasi
Radiasi adalah transfer panas dari permukaan suatu objek ke permukaan objek
lainnya tanpa kontak langsung antara keduanya. Panas pada 85% area luas
permukaan tubuyh diradiasikan ke lingkungan. Vasodilatasi perifer meningkatkan
aliran darah dari organ dalam kekulit untuk meningkatkan kehilangan panas.
Vasokrontriksi perifer meminimalisasi kehilagan panas. Radiasi akan meningkat
saat perbedaan suhu antara kedua objek semakin besar. Sebaliknya, jika
lingkungan lebih panas dibandingkan kulit, tubuh akan menyerap panas melalui
radiasi.
b. Posisi klien akan meningkatkan kehilangan panas radiasi. Panas dapat dihilangkan
melalui radiasi dengan membuka baju atau selimut. Menutupi tubuh dengan kain
hitam dan tebal akan mengurangi jumlah panas yang hilang melalui radiasi.
c. Konduksi
Konduksi adalah tranfer paans dari dan melalui kontak langsung antara dua objek.
Benda padat, cair, dan gas mengonduksi panas melalui kontak. Saat kulit yang
hangat menyentuh objek yang lebih dingin, panas akan hilang.
d. Konveksi
Konveksi adalah transfer panas melalui gerakan udara, contohnya adalah kipas
angin. Kehilangan panas konvektif meningkat jika kulit yang lembab terpapar
dengan udara yang bergerak.
e. Evaporasi
Evaporasi adalah transfer energi panas saat cairan berubah menjadi gas. Tubuh
kehilangan panas secara kontinu melalui evaporasi. Sekitar 600-900 cc air tiap
harinya menguap dari kulit dan paru-paru sehingga terjadi kehilangan air dan
panas. Tubuh menambah evaporasi melalui perspirasi (berkeringat). Saat suhu
tubuhmeningkat, hipotalamus anterior memberikan sinyal kepada kelenjar
keringat untuk melepaskan keringat melalui saluran kecil pada permukaan kulit.
Keringat akan mengalami evaporasi, sehingga terjadi kehilangan panas.
3. Faktor yang Memengaruhi Suhu Tubuh
a. Usia
Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan mekanisme pengaturan suhu
sehingga dapat terjadi perubahan suhu tubuh yang drastis terhadap lingkungan.
Pastikan mereka mengenakan pakaian yang cukup dan hindari pajanan terhadap
suhu lingkungan.
b. Olahraga
Aktivitas otot membutuhkan lebih banyak darah serta peningkatan pemecahan
karbohidat dan lemak. Berbagai bentuk olahraga meningkatkan metabolisme dan
dapat meningkatkan produksi panas sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.
c. Kadar Hormon
Umumnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar. Hal ini
dikarenakan adanya variasi hormonal saat siklus mesntruasi. Kadar progesteron
naik dan turun sesuai siklus menstruasi. Saat progesteron rendah, suhu tubuh
berada dibawah suhu dasar, yaitu sekitar1/10nya. Suhu ini bertahan sampai terjadi
ovulasi. Saat ovulasi kadar progesteron yang memasuki sirkulasi akan meningkat
dan menaikkan suhu tubuh ke suhu dasar atau suhu yang lebih tinggi. Variasi suhu
ini dapat membantu mendeteksi masa subur seorang wanita.
d. Irama Sirkardian
Suhu tubuh yang normal berubah 0,5 sampai 1oC selama periode 24 jam. Suhu
terendah berada diantara pukul 1 sampai 4 pagi. Pada siang hari, suhu tubuh
meningkat dan mencium maksimum pada pukul 6 sore, lalu enurun kembali
6
sampai pagi hari. Pola suhu ini tidak mengalami perubahan pada individu yang
bekerja dimalam hari dan tidur disiang hari. Dibutuhkan 1 sampai 3 minggu untuk
terjadinya pembalikan siklus. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah
seiring usia.
e. Stres
Stres fisik maupun emosional meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan saraf. Perubahan fisiologis ini meningkatkan metabolisme, yang
akan meningkatkan produksi panas.
f. Lingkungan dan Perubahan Suhu
Lingkungan memengaruhi suhu tubu. Tanpa mekanisme kompensasi yang tepat,
suhu tubuh manusia akan berubah mengikuti suhu lingkungan. Perubahan suhu
tubuh di luar kisaran normal akan memengaruhi titik pengaturan hipotalamus.
Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas berlebihan.
4. Gangguan Suhu Tubuh
a. Demam
Pireksia atau demam, terjadi karena ketidakmampuan mekanisme kehilangan
panas untuk megimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi
peningkatan suhu tubuh. Demam tidak berbahaya jika dibawah 39 oC dan
pengukuran tunggal tidak menggambarkan demam. Selain adanya tanda klinis,
penentuan demam juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang
berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut.
b. Hipertemia.
Peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
menghilangkan panas ataupun mengurasi produksi pana sdisebut hipertermia,
yang terjadi karena adanya beban yang berlebihan pada mekanisme pengaturan
suhu tubuh. Penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mengganggu
mekanisme kehilangan panas. Hipertemia malignan merupakan kondisi herediter
dimana terjadi produksi panas yang tidak terkontrol, biasanya terjadi saat individu
tersebut mendapat obat anestesi tertentu.
c. Heartstroke.
Panas akan menekan fungsi hipotalamus. Pajanan yang lama terhadap matahari
atau lingkungan panas akan membebani mekanisme kehilngan panas pada tubuh.
Kondisi ini disebut hearstroke, yaitu suatu kegawatan berbahaya dengan
mortalitas tinggi. Mereka yang beresiko adalah anak-anak, lansia, penderita
kardiovaskuler, hipotiroid, diabetes, atau alkoholisme.
d. Kehabisan Panas.
7
2.
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga atau membran
timpani.
3.
4.
5.
Keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun
masih diragukan.
2.Rektal
Keuntungan:
a.
Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
b.
c.
a.
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan
Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan
ansietas klien.
c.
d.
Memerlukan lubrikasi
e.
3.Oral
Keuntungan:
1)
2)
3)
4)
1.
2.
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral,
riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan
3.
Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau
klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif
4.
4.Aksilla
Keuntungan:
a.
b.
Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif.
Kerugian:
a.
b.
2.2Denyut Nadi
Denyut nadi adalah aliran darah yang terasa naik turun saat dipalpasi pada bebagai
titik tubuh. Darah mengalir dalam sirkuit yang kontinu. Denyut adalah indikator status
sirkulasi darah.
1. Fisiologis dan Regulasi
Impuls listrik dari nodus sinoatrial (SA) berjalan melalui otot jantung untuk
menstimulasi kontraksi jantung. Sekitar 60-70 ml darah masuk ke aorta dalam setiap
kontraksi ventrikel (stroke volume). Dengan setiap injeksi, dinding aorta berdistensi,
menghasilkan gelombang denyut yang bergerak 15 kali lebih cepat melalui aorta dan
100 kali lebih cepat melalui arteri kecil dibandingkan dengan volume injeksi darah.
Saat gelombang denyut mencapai arteri perifer, anda dapat merasakannya dengan
palpasi arteri secara lembut menekan tulang atau otot di bawahnya. Denyut
merupakan aliran darah naik turun yang terasa saat dipalpasi pada arteri perifer.
Jumlah sensai denyut dalam 1 menit disebut frekuensi denyut (pulse rate). Denyut
nadi normal adalah 60 100 kali/menit.
2. Lokasi Denyut/Tempat pengukuran denyut nadi
Lokasi
Temporalis
Lokasi
Di atas tulang temporalis, di atas
Kriteria Pengkajian
Mudah dicapai untuk mengukur
Karotis
denyut anak
Mudah dicapai untuk syok fisiologis
sternokleidomastoideus di leher
Brakialis
Radialis
Ulnaris
darah
Umum digunakan untuk mengkaji
pergelangan tangan
sirkulasi ke tangan
Digunakan untuk mengkaji status
sirkulasi ke tangan; juga untuk
melakukan uji allen
11
Femoralis
Popliteal
antecubital
Tibia posterior Bagian dalam dari tumit, di
Dorsalis pedis
Denyut nadi dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari
tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat- tempat
tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri. Pada umumnya
ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu :
1. Pada aspek ventral dari pergelangan tangan pada sisi ibu (radial arteri), dan kurang
umum ulnar arteri kemerah-merahan pada sisi yang lebih mendalam dan sulit
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
untuk meraba.
Leher (pembuluh nadi kepala),
Bagian dalam siku, atau di bawah otot bisep (arteri brachial)
Kunci paha,
Dibalik malleolus di tengah-tengah kaki (belakang tibial arteri)
Tengah dorsum dari kaki (dorsalis pedis).
Di belakang lutut (popliteal arteri)
Diatas Perut (Abdominal aorta)
Dada (aorta).
Hal ini dapat dirasakan dengan satu tangan atau jari tetapi mungkin untuk
12
2. Arteri Brankialis
3. Arteri Karotis
13
4. Temporalis
5. Nadi Ulnaris
6. Nadi Femoralis
7. Nadi Popliteal
14
perhitungan
denyut
nadi
maksimum
210-(0,5xumur)-(0,05xberat
badan(dalam pound))+4 untuk pria, sedangkan untuk wanita adalah 210-(0,5xumur)(0,05xberat badan(dalam pound)). Catatan: 1 kg = 2,2 pound.
Dalam olahraga, diberikan 3 (tiga) tingkatan kebutuhan:
1. Untuk sehat: 50-70% denyut nadi maksimum
2. Untuk kebugaran (fitness): 70-80% denyut nadi maksimum
3. Untuk atlit (performance): 80-100% denyut nadi maksimum.
Bila semakin bugar, denyut nadi Anda sewaktu istirahat akan makin menurun, kuat
dan lebih teratur. Namun denyut nadi bisa lebih cepat jika seseorang dalam keadaan
ketakutan, habis berolah raga, atau demam. Umumnya denyut nadi akan meningkat
sekitar 20 kali permenit untuk setiap satu derajat celcius penderita demam.
3. Ciri Denyut Nadi
a. Frekuensi : Beberapa perawat mengukur nilai dasar pada posisi duduk, berdiri,
dan berbaring. Perubahan posisi dapat merubah volume darah dan aktivitas
simpatis. Frekuensi denyut jantung meningkat sesaat jika terjadi perubahan posisi
berbaring ke posisi duduk. Ini adalah tabel kisaran normal denyut jantung menurut
usia
Usia Frekuensi denyut jantung (x/menit)
Balita
120 160
Anak
90 140
Prasekolah
80 110
Sekolah
75 100
Remaja
60 90
Dewasa
60 100
b. Irama : Setiap denyut diantara interval yang teratur. Interval yang tergagnggu oleh
denyut yang lambat atau cepat atau denyut yang hilang mengindikasikan ritme
abnormal atau disritmia. Disritmia mengancam kemampuan jantung untuk
menghasilkan curah jantung yang cukup, terutama jika disritmia tersebut sering
terjadi. Disritmia dapat dikenali dengan palpasi gangguan dalam gelombang
16
Meningkatkan Frekuensi
Denyut
Olahraga jangka pendek
Suhu
Emosi
Obat-obatan
olahraga
Hipotermia
Nyeri berat yang tidak
dihilangkan meningkatkan
relaksasi
Obat kronotropik negative seperti
epinefrin.
Hemoragi
stimulasi simpatis.
Perubahan postural Berdiri atau duduk.
Kondisi paru-paru Penyakit dengan oksigenasi buruk
Berbaring
Dengar
Rasakan
Deskripsi
Susah bernapas yang menunjukan adanya retraksi
Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irama teratur
Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal
Pernapasan cepat dan dangkal
Tidak ada pernapasan
Periode pernapasan cepat dalam yang bergantian dengan periode
apnea,umumnya pada bayi selama tidur nyenyak, depresi dan
Kusmaul
kerusakan otak.
Napas dalam yang abnormal bisa cepat, normal, atau lambat
Biot
bagian
depan
dan
saluran
pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga hidung masuk ke
faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung
dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara
dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofaring) pada
bagian
depan
dan
saluran
20
21
d. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada
sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke
sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat
mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi
kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin
berfungsi
membawa
oksigen
dan
karbondioksida
maka
anemia
dapat
2.4Tekanan darah
Kekuatan yang dihasilkan dinding arteri dengan memompa dari jantung. Darah
mengalir karena adanya perubahan tekanan, dimana terjadi perpindahan dari area
bertekanan tinggi kearah bertekanan rendah. Tekanan darah sistemik atau arterial
23
24
26
3)
4)
5)
6)
hasil
pemeriksaan
(frekuensi
nafas,
irama
nafas
3. Pemeriksaan Nadi
A. Persiapan untuk mnegkaji frekuensi nadi
1) Sebelum pengukiran nadi, pertimbangkan faktor yang mempengaruhi
secara normal karakter nadi (misalnya usia, latihan, dan perubahan postur)
2) Jelaskan bahwa frekuensi nadi dan jantung akan dikaji. Anjurkan klien
untuk rileks dan tidak bicara. ( Jika klien baru melakukan kegiatan aktif,
tunggu 5 sampai 10 menit ).
3) Siapkan peralatan dan bahan:
a. Stetoskop, kapas alkohol
b. Pena, pensil, formulir pencatatan tanda vital
c. Jam tangan dengan detik atau digital
B. Mengukur nadi radialis
1) Lakukan langkah 1-4
2) Jika klien telentang, letakkan lengan bawah menyilangi dada bawah atau
disamping tubuh dengan pergelangan tangan sedikit fleksi dan telapak
tangan menghadap ke bawah. Jika klien duduk, tekuk siku 90 dan sokong
lengan bawah pada kursi atau pada lengan perawat. Fleksikan sedikit
prgelangan tangan dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
3) Letakkan ujungbdua jari pertama diatas alur sekitar bagian radial atau ibu
jari bagian dalam pergelangan tangan klien
4) Tekan sedikit pada radius, abaikan nadi awalnya, kemudian rilekskan
tekanan sehingga nadi dapat diraba dengan mudah.
5) Setelah nadi dapat dirasakan secara teratur, lihat detik pada jam tangan
untuk menghitung frekuensi; jika jarum panjang sampai pada angka tetentu,
mulai menghitung dengan nol, kemudian satu, dan seterusnya
6) Jika nadi teratur,hitung frekuensi selama 60 detik. Kaji frekuensi dan pola
serta ketidakteraturan.
7) Tentukan kekuatan nadi. Perhatikan daya dorong pembuluh darah terhadap
ujung jari
8) Tentukan kekuatan nadi. Catat perabaan jari terhadap pembuluh darah
9) Bantu klien untuk kembali ke posisi yang nyaman.
10) Diskusikan hasil dengan klien.
11) Cuci tangan
30
melalui
stetoskop,
sambil
menurunkan
perlahan-lahan
32
BAB 3
APLIKASI TEORI
KASUS
Seorang ibu membawa anaknya yang bernama Amir dan 10 tahun ke poliklinik kulit
sebuah Rumah Sakit dengan keluhan gangguan pada kulit disertai demam, sakit kepala, sakit
tenggorokan, dan sakit saat menelan. Dari hasil pemeriksaan fisik diketahui: kulit terdapat
Eritema, vesikel dan bula,purpura. Tinggi badan=130 cm, Berat badan=40kg, Suhu=39 C,
T=130/90 mmHg, nadi=85x/menit, respirsi=26x/menit.klien juga diketahui mengalami ruam
datar berwarna merah pada muka dan batang tubuh, kemudian meluas ke seluruh tubuh
dengan pola yang tidak rata. Daerah ruam membesar dan meluas, sering membentuk lepuh
pada tengahnya. Kulit lepuh sangat longgar, dan mudah dilepas bila digosok.
Menurut keterangan dari ibunya klien sebelumnya pernah dirawat di Rumah sakit 4
bulan yang lalu karena demam thypoid, dari dokter klien banyak menerima obat-obatan
antipiretik dan antibiotik. Sepulang dari Rumah sakit, gejala kelainan kulit tersebut mulai
dialami oleh klien tapi ibunya merasa itu hanya iritasi kulit biasa sehingga hanya diberikan
bedak kulit saja. Dari hasil laboratorium leukosit = 15000 /l , hemoglobin = 15 gr/dl,
hematokrit= 35%, trombosit = 200000/l. Dokter menyarankan agar klien dilakukan
pemeriksaan histopatologi dan imonohistokimia dapat mendukung ditegakkannya diagnosa.
33
Klien merasa minder dengan kondisi kulitnya sehingga tidak mau untuk sekolah takut
di ejek oleh teman-temannya dan mengatakan hanya mau berangkat sekolah bila penyakitnya
sudah sembuh
BAB 4
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Nama
: Amir
Umur
: 10 tahun
Tinggi badan
: 130 cm
Berat badan
: 40kg
Suhu
: 39 C
Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 85x/menit
Respirsi
: 26x/menit
2. Diagnosa Keperawatan
34
a.
Gangguan integritas kulit b.d inflamasi dermal dan epidermal yang di tandai dengan:
DO : Kulit terdapat eritema, vesikel dan bula, purpura juga mengalami rum datar berwarna
merah pada muka dan batang tubuh.
DS : Pasien mengeluh gangguan pada kulit
b.
Perubahan termoregulasi berhubungan dengan proses inflamasi pada kulit yang ditandai
dengan :
DO : suhu 39o C
DS : Pasien mengeluh demam
c.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat
penyakit yang ditandai dengan :
DO : Adanya ruam datar berwarna merah pada muka dan batang tubuh
DS : Klien merasa minder dengan kondisi kulitnya
3.
4.
NCP
a.
Rasional: menurunkan iritasi garis jahitan dan tekanan dari baju, membiarkan insisi terbuka
terhadap udara meningkat proses penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi
3)
3. Intervensi :
1)
2)
3)
4)
36
c.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat
penyakit
Tujuan : : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 324 jam, diharapkan klien dapat
menerima perubahan citra tubuhnya
Kriteria Hasil :
- Menyatakan perasaan tentang penyakitnya.
- Membuat gambaran diri lebih nyata.
- Mengakui diri sebagai individu yang mempunyai tanggung jawab sendiri.
4. Implementasi
1)
37
5. Evaluasi
a. Integritas kulit dapat dipertahankan
b. Suhu tubuh dalam keadaan normal dan tidak melaporkan gejala demam
c. Mengalami mengembangkan peningkatan kemampuan untuk menerima diri sendiri
d. Penatalaksanaan
e. Prinsip legal etis
f. Nursing Advocacy
g. Telaah jurnal
BAB 5
PENUTUP
6.1Kesimpulan
Pemeriksaan tanda vital adalah cara untuk mendeteksi perubahan system yang ada di
dalam tubuh. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam keadaan sakit atau kelelahan.
Perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh. Pemeriksaan tanda vital yang
dilaksanakan oleh tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat digunakan untuk memantau
perkembangan pasien. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah.
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan tubuh dengan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Faktor yang memengaruhi suhu tubuh
adalah usia, olahraga, kadar hormone, irama sirkardian,stres, lingkungan dan perubahan
suhu. Panas yang dihasilkan - Panas yang hilang = Suhu tubuh
Denyut nadi adalah aliran darah yang terasa naik turun saat dipalpasi pada bebagai
titik tubuh. Darah mengalir dalam sirkuit yang kontinu. Denyut adalah indikator status
sirkulasi darah.
Tekanan darah adalah tekanan dari darah terhadap dinding pembuluh darah yang
merujuk kepada tekanan darah pada arteri secara sistemik. Dimana, tekanan darah di vena
lebih rendah daripada tekanan di arteri. Nilai tekanan darah secara umum dinyatakan
dalam mmHg (milimeter air raksa).
Naik turunnya darah di dalam arteri tubu bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu:
38
1) Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya. Akibatnya tekan darah meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa
jantung berkurang maka tekanan darah akan menurun.
2) Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga meraka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
3) Sebagaimana diketahui 91% komposisi cairan dalam pembuluh darah adalah air.
Maka bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah.
Prosedur pemeriksaan tanda vital memerlukan beberapa persiapan alat yaitu
Stetoskop, Tensimeter/Sphygmomanometer, Alkohol swab, Sarung tangan/Handscoen,
Jam tangan, Thermometer (raksa, digital/elektrik), Thermometer tympani/aural,
Thermometer rectal, Tissue, Kassa, Jelly/Lubrikan, Bullpen, Bengkok, Lembar
dokumentasi. Dan persiapan dari perawat untuk, memperkenalkan diri, menjelaskan
maksud dan rujuan pemeriksaan, memberikan posisi yang nyaman pada pasien.
6.2Saran
Berdasarkan pembahasan masalah ini makalah kami dapat mengemukakan beberapa
saran yang mungkin dapat menjadi masukan yang bersifat positif antara lain : Diharapkan
agar mahasiswa mahasiwi dapat menguasai dan menerapkan prosedur pemeriksaan tandatanda vital ini terus megembangkan dalam tindakan nyata pada kehidupan masyarakat.
Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebaai acuan tambahan pembelajaran bagi ilmu
keperawatan. Diharapkan makalah ini dapat dijadikan referensi tambahan di
perpustakaan.
39
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
Potter, PA & Perry, AG. 2009. Fundamental of Nursing (7thed). Jakarta: Salemba Medika
Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan
Dan Prosedur Dasar. EGC: Jakarta
Tambunan, S. Tambunan & Deswani Kasim. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi
Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
40