CV KEKATA GROUP
bebuku Publisher
bebukupublisher@gmail.com
www.bebuku.com
Facebook: Bebuku
Perum Triyagan Regency Blok A No 1, Mojolaban
v
metode latihan Edu-K atau pelatihan dan kinesis (gerakan) yang
akan menggunakan seluruh otak melalui pembaruan pola gerakan
tertentu untuk membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya
tertutup atau terhambat.
Buku ini sangat tepat bagi Anda yang memiliki anak-anak di
usia periode emas, atau yang berencana memiliki anak, hingga bagi
guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini. Buku ini dilengkapi dengan
panduan-panduan untuk melakukan brain gym atau senam otak.
Selain ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami, panduan-
panduan di dalamnya juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang
jelas yang membuat Anda semakin mudah untuk
mempraktikkannya.
Maka buku ini, sekali lagi, merupakan buku yang layak untuk
Anda koleksi. Lahaplah segala panduan yang ada dalam buku ini,
dan temukanlah perubahan ajaib pada diri buah hati atau anak-anak
didik Anda. Bacalah buku ini hingga tuntas, dan selamat menyalakan
masa depannya! Selamat membaca!
Kekata Publisher
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA.......................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................... ix
PRESTASI ........................................................................ 70
1.PENGERTIAN PRESTASI ...................................... 70
2.FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRESTASI
ANAK ....................................................................... 76
3.CARA MENSTIMULASI PERKEMBANGAN
PRESTASI SECARA MAKSIMAL ........................ 85
vii
Stimulasi Mental Anak Prasekolah: Suatu Upaya
Meningkatkan Kualitas Anak Indonesia ................... 93
Beberapa ciri umum yang ada pada anak Prasekolah
antara lain: ................................................................. 93
4.BRAIN GYM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN
PRESTASI ANAK.................................................. 107
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 26. Gerakan Cross Crawl ................................... 28
Gambar 27. Gerakan Possitive Points.............................. 29
x
BRAIN GYM
1. PENGERTIAN
Senam otak atau Brain Gym merupakan suatu rangkaian
gerakan sederhana yang didesain merangsang optimalisasi
otak. Hal tersebut menyangkut keseimbangan otak bagian
kanan-kiri, relaksasi otak belakang dan otak depan sebagai
dimensi pemfokusan, merangsang otak bagian tengah atau
limbis dalam pengaturan emosional dan merangsang dimensi
pemusatan pada otak besar (Cahyo, 2011).
Brain Gym (Senam Otak) adalah serangkaian latihan
gerakan sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan
penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari (Muhammad, 2011).
Brain Gym adalah latihan yang dirancang untuk membantu
fungsi otak yang lebih baik selama proses pembelajaran.
Latihan-latihan ini didasarkan pada gagasan bahwa latihan fisik
sederhana membantu aliran darah ke otak dan dapat membantu
meningkatkan proses belajar dengan memastikan otak tetap
waspada. Siswa dapat menggunakan latihan sederhana pada
mereka sendiri, dan guru dapat menggunakannya dalam kelas
untuk membantu menjaga tingkat energi sampai sepanjang hari
(Ryan, 2013).
BRAIN GYM | 1
2. PERKEMBANGAN BRAIN GYM (SENAM OTAK)
Metode belajar dalam senam otak ini dikembangkan oleh Paul
E. Dennison, Dr. Phill bersama istrinya Gail E. Dennison, yang
merupakan pelopor pendidik di Amerika Serikat dalam
penerapan penelitian otak. Brain Gym (Senam Otak) dengan
metode latihan Edu-K atau pelatihan dan kinesis (gerakan)
akan menggunakan seluruh otak melalui pembaruan pola
gerakan tertentu untuk membuka bagian-bagian otak yang
sebelumnya tertutup atau terhambat.
Pada awalnya, senam otak sudah dikenal sejak tahun 80-
an. Namun, saat itu, masih terbatas untuk orang dewasa saja.
Selanjutnya, memasuki tahun 2000-an, senam otak
dikembangkan untuk membantu meningkatkan kecerdasan
anak-anak sekolah atau bisa juga untuk bayi. Mulanya senam
otak dimanfaatkan untuk anak yang mengalami gangguan
hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi, dan depresi. Akan
tetapi, dalam perkembangannya, setiap anak bisa
memanfaatkannya untuk beragam kegunaan. Saat ini di Benua
Amerika dan Eropa, senam otak sedang
digemari karena mampu melepaskan stres, menjernihkan
pikiran, meningkatkan daya ingat, dan lain sebagainya
(Muhammad, 2011).
BRAIN GYM | 3
untuk belajar dan penting bagi perkembangan otak bayi.
Gerakan dalam senam otak yang menggunakan seluruh tubuh
dan perasaan tersebut membuat bayi memprogram alat
motoriknya, perceptual, saraf, dan sel otaknya sehingga sel-sel
otak sudah mulai terbentuk sejak bayi berada dalam
kandungan. Lalu, sel-sel otak berkembang setelah lahir dan
saat bayi bergerak mengikuti pola yang secara aktual dapat
membantu menghubungkan antar sel saraf.
Anak-anak usia sekolah juga mendapat manfaat positif
dari senam otak. Kegiatan tersebut menjadi suatu pendekatan
holistik yang digunakan dalam kertas untuk membantu mereka
menambah motivasi, terutama setelah makan siang atau
sebelum mengerjakan tugas khusus. Hasilnya, mereka akan
kembali berenergi dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran
berikutnya.
Senam otak harus dilakukan dengan rutin untuk
mendapatkan semua manfaat di atas. Dengan latihan rutin,
semua gangguan otak yang dialami anak ketika belajar akan
teratasi. Oleh karena itu, setiap mau belajar disarankan harus
melakukan senam otak karena senam otak tersebut mempunyai
tiga dimensi yang bisa membuatnya menjadi anak yang cerdas.
Ketiga dimensi dalam senam otak meliputi dimensi lateralis
(untuk belahan otak kanan dan kiri) bertujuan mengoptimalkan
kemampuan belajar. Gerakannya menyangkut mendengar,
melihat, menulis, bergerak, dan sikap positif. Gerakan-gerakan
tersebut mampu menyerap kemampuan komunikasi yang lebih
cepat. Semntara itu, dimensi pemfokusan digunakan pada
bagian belakang otak/batang otak atau brainstem dan bagian
depan otak (frontal lobes) bermanfaat. Hal ini bisa membantu
4. MANFAAT
Manfaat kegiatan senam otak antara lain:
a. Meningkatkan keseimbangan otak kanan-kiri (dimensi
lateralis-komunikasi).
b. Meningkatkan fungsi pemfokusan dan pemahaman.
c. Mengaktifkan fungsi pemusatan dan pengaturan.
d. Meningkatkan ketajaman pendengaran dan penglihatan.
e. Mempertajam otak dan meningkatkan daya ingat.
f. Membantu pengurangan kesalahan membaca, memori dan
kemampuan komprehensif serta peningkatan rangsangan
visual pada penderita gangguan bahasa (Cahyo, 2011).
Periode emas pada anak merupakan masa yang penting
bagi perkembangan otak. Agar otak berkembang dan mampu
mengolah informasi secara optimal, orang tua harus memahami
cara belajarnya supaya bisa menyerap dan mengolah informasi
BRAIN GYM | 5
sehingga dapat memberikan stimulasi yang harus diterapkan
ialah senam otak dalam upaya mengoptimalkan perkembangan
otaknya.
Senam otak atau Brain Gym merupakan serangkaian
latihan yang berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan-
gerakan yang ada di dalamnya memang sengaja dibuat
demikian untuk merangsang otak. Dalam dimensi lateralis,
yang mendapat rangsangan adalah otak kiri dan kanan,
sedangkan dalam dimensi pemfokusan, gerakan senam otak
pun berupaya meringankan atau merileksasi otak belakang dan
bagian otak depan. Sementara itu, pada dimensi pemusatan,
gerakan senam otak juga merangsang sistem yang terkait
dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (system limbic)
dan otak besar.
Senam otak bisa dilakukan oleh seseorang melalui gerakan
sederhana sambil melakukan kegiatan sehari-hari. Senam otak
dilakukan tanpa waktu khusus sehingga senam otak pun bisa
dilakukan sengan sambil menonton televisi. Meskipun
sederhana, sebagaimana dikemukakan Paul E. Dennison Ph.D
bahwa senam otak mampu memudahkan kegiatan belajar dan
melakukan penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan, dan
tuntutan hidup sehari-hari. Gerakan-gerakan senam otak yang
ringan dilakukan melalui olah tangan dan kaki, yang dapat
memberikan rangsangan atau stimulus ke otak. Stimulus itulah
yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, seperti
kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan dalam proses belajar, dan
memori, pemecahan masalah, serta kreativitas.
Di samping itu senam otak bisa membantu meningkatkan
kecerdasan, meningkatkan kepercayaan diri, dan menangani
BRAIN GYM | 7
Dalam hal ini, penelitian membuktikan bahwa pengalaman
dan rangsangan yang diterima pada tahun pertama kehidupan
akan berpengaruh pada perkembangan dan fungsi otak anak di
kemudian hari. Kartini Sapardjiman, ketua senam otak
Indonesia, mengatakan bahwa kecerdasan bayi juga bisa
dioptimalkan dengan senam otak. Sebagaimana telah dikatakan
bahwa senam otak adalah latihan yang terangkai atas gerakan-
gerakan tubuh yang dinamis dan menyilang. Senam otak
mendorong keseimbangan aktivitas kedua belahan otak secara
bersamaan sehingga diharapkan potensi kedua belahan otak
akan seimbang dan kecerdasan anak pun maksimal
(Muhammad, 2011).
5. GERAKAN
Gerakan-gerakan senam otak sangat sederhana. Senam otak
juga tidak membutuhkan waktu yang lama. Sebelum
melakukan senam otak, beberapa hal yang perlu dilakukan
antara lain:
a. Mengkonsumsi air minum (air putih) secukupnya.
b. Melakukan pernapasan perut yang dilakukan sebanyak 2-8
kali. Pernapasan perut dapat dilakukan dengan dua cara:
1) Dilakukan dengan duduk, dengan cara meletakkan
tangan di perut sambil menarik napas, hingga tangan
yang diletakkan di perut terasa terdorong ke depan.
2) Dilakukan dengan terlentang, dengan cara meletakkan
buku di atas perut sambil bernapas, hingga terlihat buku
terdorong ke atas (Cahyo, 2011).
BRAIN GYM | 9
a. Lateralis
1) Gerakan Silang
a) Menggerakkan organ tubuh kiri dan kanan secara
bersamaan.
b) Mengintegrasikan otak kiri/kanan seimbang,
meningkatkan energi, mempermudah belajar, dan
menyeimbangkan emosi.
2) Angka 8 Tidur
a) Tangan lurus ke depan, naik ke kiri atas, buat angka
8 tidur.
b) Lakukan tiap tangan beberapa kali, terakhir gunakan
2 tangan, ikuti dengan mata.
c) Mengaktifkan dua belahan otak kerja sama dengan
baik, meningkatkan penglihatan, membantu
penderita disleksia.
BRAIN GYM | 11
(1) (3)
(2) (4)
(Gambar 2.4 Alphabet 8s)
3) Coretan Ganda
a) Gambarlah sesuatu dengan menggunakan kedua
tangan bersamaan. Mulai dengan gerakan besar dan
sederhana, makin lama makin bervariasi dan bentuk
makin kecil.
b) Meningkatkan koordinasi mata dan tangan,
menunjang kemampuan berhitung.
BRAIN GYM | 13
4) Abjad 8
Mengaktifkan kedua belahan otak, menunjang koordinasi
tangan dan mata, meningkatkan keterampilan motorik
halus.
Gambar 5. Abjad 8
5) Gajah
a) Pasang kuda-kuda dan lutut ditekuk sedikit,
goyangkan pinggul. Letakkan telinga di atas bahu
dengan tangan direntangkan ke depan.
b) Bayangkan tangan menjadi belalai gajah, ikuti 8 tidur
yang terletak agak jauh.
c) Meningkatkan pendengaran, daya ingat, dan
kemampuan bicara.
d) Mengintegrasikan penglihatan, pendengaran, dan
gerakan seluruh tubuh.
Gambar 6. Gajah
7) Olengan Pinggul
a) Tangan diletakkan di lantai di belakang badan. Kedua
kaki diangkat sedikit sambil pinggul diputar beberapa
kali ke kiri dan ke kanan, terakhir mengikuti bentuk 8
tidur.
b) Menunjang koordinasi seluruh tubuh. Meningkatkan
kemampuan memerhatikan dan memahami.
BRAIN GYM | 15
8) Embusan Napas
a) Letakkan tangan pada perut bagian bawah.
b) Tarik napas melalui hidung, embuskan napas melalui
mulut, bibir diruncingkan
c) Napaslah dengan benar, yaitu panjang dan mendalam.
d) Tarik napas tahan napas embuskan napas.
e) Memperbaiki pasokan oksigen ke seluruh badan,
terutama otak-meningkatkan energi.
f) Memperbaiki kemampuan membaca dan berbicara.
BRAIN GYM | 17
Gambar 11. Mengisi Energi
b. Pemfokusan
Terkait dimensi muka-belakang dengan melibatkan batang
otak yang berhubungan dengan kemampuan konsentrasi,
mengerti dan memahami. Gerakan meregangkan otot di
tengkuk dan sepanjang kaki dapat melancarkan energi dari
bagian belakang otak mengalir ke bagian depan di mana
terdapat kemampuan mengungkapkan diri. Bila bagian ini
tidak seimbang, maka otot tengkuk dan bahu tegang, kurang
BRAIN GYM | 19
e) Melepaskan ketegangan di otot pundak, mengontrol
gerakan motorik kasar dan halus, meningkatkan
koordinasi mata dan tangan.
Petunjuk Mengajar:
a) Murid diminta memerhatikan apakah tangannya
tergantung lemas pada kedua sisi tubuhnya.
b) Murid mengaktifkan bahu tangan, dan kepalanya tetap
rileks. Kemudian dia membandingkan tangan, tingkat
rileks, dan keluwesan kedua tangan, sebelum
mengaktifkan tangan yang lain.
c) Gerakan dilakukan pada empat posisi: menjauhi
kepala, kedepan, ke belakang, dan ke arah telinga.
BRAIN GYM | 21
4) Pompa Betis
a) Berdiri dengan menyandarkan kedua tangan di kursi.
Rentangkan satu kaki ke belakang dengan tumit
terangkat dan kaki satunya dengan lutut di
bengkokkan ke depan.
b) Kemudian sambil mengembuskan napas lakukan
gerakan ke bawah dengan berat badan dipindahkan ke
kaki belakang sampai tumit menekan lantai dan terasa
tarikan pada betis. Tahan beberapa saat pada posisi
ini.
c) Selanjutnya tarik napas dan tumit diangkat seperti
semula.
d) Integrasi otak bagian muka dan belakang, lebih
mampu mengungkapkan diri.
6) Pasang Kuda-Kuda
a) Bukalah kaki, arahkan kaki kanan ke kanan dan kaki
kiri tetap lurus ke depan.
b) Ambil napas dengan kepala lurus ke depan, tekuk
lutut kanan dibarengi embusan napas sambil
memalingkan kepala ke arah kanan. Ulangi untuk kaki
kiri.
c) Menunjang ingatan jangka pendek, tubuh terasa rileks,
meningkatkan perhatian, dan konsentrasi.
BRAIN GYM | 23
c. Pemusatan
Terkait dimensi atas-bawah dengan melibatkan otak tengah
yang berhubungan dengan kemampuan mengatur dan
mengorganisasikan sesuatu. Gerakan tertentu dapat
meningkatkan energi untuk menghubungkan bagian bawah
otak (informasi emosional) dengan otak besar (berpikir
abstrak). Bila bagian ini tidak seimbang maka orang akan
mengalami kesulitan untuk konsentrasi, kurang percaya diri,
penakut, mengabaikan perasaan dan sulit melakukan
gerakan melompat.
1) Minum Air
Bermanfaat untuk memperlancar pengaliran energi di
otak dan seluruh badan.
3) Tombol Bumi
a) Letakkan dua jari tangan di tengah dagu dan tangan
lainnya di daerah pusar menunjuk ke bawah.
b) Ikuti gerakan mata dari bawah ke atas dalam satu
garis.
c) Meningkatkan otak untuk konsentrasi dan koordinasi.
BRAIN GYM | 25
Gambar 22. Tombol Keseimbangan
5) Tombol Angkasa
a) Dua jari tangan di bawah hidung dan tangan lainnya di
ujung tulang ekor.
b) Tarik napas dan buang napas dengan baik.
c) Mengurangi ketegangan dan rasa takut, menenangkan
sistem saraf pusat.
6) Menguap Berenergi
a) Pijat otot di sekitar persendian rahang sambil
membuka mulut.
b) Menguaplah dengan bersuara untuk melemaskan otot.
c) Merilekskan seluruh otot, meningkatkan penglihatan,
kemampuan membaca dan bicara.
7) Pasang Telinga
a) Daun telinga dipijit dan ditarik keluar dengan jari
telunjuk dan jempol ke atas, ke samping, ke bawah.
b) Mengaktifkan otak untuk mendengar, mengingat, dan
bicara.
c) Menjaga kebugaran fisik dan mental.
BRAIN GYM | 27
lengan dan kaki. Lengan kanan digerakkan ke arah kiri
dan kaki kiri ditekuk ke atas sehingga lutut kiri terangkat
mendekati lengan kanan dan sebaliknya pada lengan kiri
dan kaki kanan. Saat mengangkat kaki, disarankan untuk
mengangkat setinggi sesuai kemampuan maksimal.
Gerakan Cross Crawl sangat tepat dilakukan saat
kita membutuhkan pasokan energi lebih, saat ingin
meningkatkan koordinasi, saat diperlukan untuk
memperbaiki kesadaran spasial atau orientasi ruang dan
tempat (spatial awareness), sebelum berolahraga dan
sebelum melakukan aktivitas yang membutuhkan
ketajaman visual, pendengaran, dan integrasi kinestetik.
Pada anak-anak, gerakan ini juga sangat baik dilakukan
untuk merangsang peningkatan kemampuan koordiansi
kanan-kiri, sebelum melakukan kegiatan baca-tulis, dan
saat sebelum aktivitas olahraga (Wagner, 2009).
BRAIN GYM | 29
DEFINISI PERKEMBANGAN
BRAIN GYM | 31
motorik halus. Meggitt (2002) mengungkapkan istilah
perkembangan motorik merujuk pada makna perkembangan
fisik, di mana perkembangan fisik memiliki arti bahwa anak
telah mencapai sejumlah kemampuan dalam mengontrol diri
mereka sendiri. Sementara Dodge (2002) berpendapat bahwa
pencapaian kemampuan motorik kasar dan motorik halus pada
anak usia prasekolah merupakan tujuan dari pengembangan fisik
anak.
Perkembangan motorik anak akan melalui tiga proses,
yaitu: pertama, perkembangan dari otot kasar menuju otot
kecil, kemudian pertumbuhan dari kepala ke jari kaki
(cephalocaudal) serta perkembangan dari sumbu tubuh menuju
ke luar (proximoditssal). Kemampuan motorik kasar adalah
kemampuan untuk menggunakan otot-otot besar pada tubuh,
sementara kemampuan motorik halus mencakup kemampuan
manipulasi kasar (gross manipulative skill) dan kemampuan
manipulasi halus (fine manipulative skill) yang melibatkan
penggunaan tangan dan jari secara tepat (Carolyn Meggit,
1999).
Frankenberg dalam Adriana (2011), melalui DDST
(Denver Development Screening Test) mengemukakan 4
parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan anak balita:
1) Personal Social (Kepribadian atau Tingkah Laku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Fine Motor Adoptive (Gerakan Motorik Halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan
BRAIN GYM | 33
1. Kemampuan Lokomotor
Perlu dikembangkan dengan tujuan membantu anak
mengembangkan kemampuan menggunakan otot-otot besar
untuk berpindah (menggunakan semua anggota tubuh)
secara horizontal dan proyeksi tubuh. Gerakan lokomotor
dapat ditunjukkan melalui kegiatan seperti melompat,
meloncat, berlari cepat, berjingkrak, dan meluncur.
2. Kemampuan Non-lokomotor
Kemampuan menggerakkan bagian atau anggota-anggota
tubuh seperti kepala, bahu, tangan, pinggang, kaki tanpa
melakukan perpindahan. Kegiatan ini dapat berupa gerakan
mendorong, menarik, mengayun, meliuk, memutar,
peregangan, mengangkat, membungkuk, angkat satu kaki, dst.
3. Kemampuan Manipulatif
Kemampuan ini merupakan kemampuan anak menggunakan
benda, alat atau media dalam bergerak. Alat atau media ini
dapat diperlakukan dengan cara dilempar, diayun, diangkat,
ditarik, digulirkan, dihentakkan, atau dengan cara lainnya
sehingga dapat mendukung kemampuan gerak yang
diharapkan dapat dicapai atau dikuasai.
BRAIN GYM | 35
telah menunjukan keluwesan. Contoh: bermain bola,
berenang, bersepeda.
BRAIN GYM | 37
anak sangat berguna bagi kehidupannya kelak, seperti,
merangkak, berjalan, berlari, melompat atau berenang.
BRAIN GYM | 39
5. Pemindahan beban, gerakan pemindahan pada anak dapat
dilakukan dengan mengajarkan kepada mereka gerakan
memanjat pohon. Pemindahan beban dengan satu kaki
dapat mengajarkan keseimbangan dan merasakan
pemindahan beban pada tubuh mereka.
6. Tenaga sebagai guru TK memberikan aktivitas kepada
anak TK sebagai contoh menendang bola atau menahan
beban.
BRAIN GYM | 45
untuk pemeriksaan rutin. Misalnya, bayi umur tujuh
bulan, maka ibu diminta datang kembali pada umur
sembilan bulan. Apabila orang tua datang dengan
keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining,
maka pemeriksaan menggunkan KPSP untuk umur
yang terdekat pada umur yang lebih mudah, skrining
menggunakan KPSP dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan, guru TK, dan petugas PAUD yang telah
terlatih.
b) Alat/Instrumen yang Digunakan
Alat/instrumen yang digunakan pada skrining KPSP
adalah sebagai berikut:
1. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi
9-10 pertanyaan tentang kemampuan
perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran
KPSP adalah anak umur 0-72 bulan.
2. Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola
sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran
sisi 2,5 cm sebanyak enam buah, kismis, kacang
tanah, dan potongan biskuit kecil ukuran 0,5-1 cm.
c) Cara Penggunaan KPSP
1. Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa
Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal,
bulan, dan tahun anak lahir. Bila umur anak (dalam
hitungan bulan) lebihnya 16 hari, maka dibulatkan
menjadi 1 bulan. Misalnya, umur anak 6 bulan 16
hari, maka dibulatkan menjadi 7 bulan. Jika umur
BRAIN GYM | 47
d) Interpretasi Hasil KPSP
1. Hitung berapa jumlah jawaban ya.
a) Jawaban “ya” bila orang tua/pengasuh anak
menjawab anak bisa, pernah, sering atau
kadang-kadang melakukannya.
b) Jawban “tidak” bila orang tua/pengasuh anak
menjawab belum pernah, tidak melakukan, atau
orang tua/pengasuh anak tidak tahu.
2. Jumlah jawaban “ya” = 9 atau 10, berarti
perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
3. Jumlah jawaban “ya” = 7 atau 8, berarti
perkembangan anak meragukan (M).
4. Jumlah jawaban “ya” = 6 atau kurang,
kemungkinan ada penyimpangan (P).
5. Untuk jawaban “tidak”, perlu dirinci jumlah
jawaban “tidak” menurut jenis keterlambatan
(gerak kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa).
2) Denver Development Screening Test (DDST)
Denver development screening test (DDST) adalah
sebuah metode pengkajian yang digunakan untuk menilai
perkembangan anak umur 0-6 tahun. Nama Denver
diambil dari University of Colorado Medical Center di
Denver. Di mana uji skrining ini dibuat.
DDST mengalami beberapa kali revisi dalam
perkembangannya. Revisi terakhir adalah Denver II yang
merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan
DDST-R (Revised Denver Development Screening Test).
BRAIN GYM | 49
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja
dan dilakukan oleh otot-otot kecil.
3. Bahasa (Language)
Bahasa adalah kemampuan untuk memberikan
respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
4. Perkembangan Motorik Kasar (Gross Motor)
Aspek yang berhubungan dengan perkembangan
pergerakan dan sikap tubuh (Adriana, 2011).
c) Penilaian Item Test DDST
3. PRINSIP PERKEMBANGAN
1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah
berhenti
Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah
yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang
hidupnya perkembangan berlangsung secara terus menerus
sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau
masa tua.
2) Semua aspek perkembangan saling memengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu baik fisik, emosi,
inteligensi, maupun sosial atau sama lainnya saling
memengaruhi terhadap hubungan atau kolerasi yang positif
di antara aspek tersebut.
3) Perkembangan itu mengikuti pola arah atau arah tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau
arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil
perkembanag dari tahap sebelumnya yang merupakan
prasarat bagi perkembangan selanjutnya.
4) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangan
terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat
ada yang lambat).
BRAIN GYM | 51
5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:
a. Sampai usia 2 tahun anak memusatkan untuk mengenal
lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar
berbicara.
b. Pada usia 3-6 tahun perkembangan dipusatkan untuk
menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang
lain).
6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau
fase perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang
normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-
fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, amak, remaja,
dewasa, dan masa tua (Mylsidayu, 2011).
a. Fase-Fase Perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau
pembabakan rentan perjalanan kehidupan individu yang
diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu, di
bawah ini ada beberapa pendapat para ahli;
Wong (2000) mengemukakan perkembangan anak
secara umum terdiri atas tahapan prenatal, periode bayi,
masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak pertengahan,
dan masa kanak-kanak akhir. Berikut ini akan diuraikan
setiap periode perkembangan anak:
1) Periode Prenatal
Periode ini terdiri atas fase germinal, embrio, dan fetal.
Fase germinal, yaitu mulai dari konsepsi sampai kurang
lebih usia kehamilan 2 minggu. Fase embrio, mulai dari
usia kehamilan 2 minggu sampai 8 minggu dan periode
BRAIN GYM | 53
toddler. Orang tua perlu mendapatkan bimbingan
antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bahaya atau
ancaman kecelakaan tersebut. Kemampuan interaksi
soaila lebih luas terutama pada anak prasekolah dan
mempersiapkan diri untuk memasuki dunia sekolah,
dan perkembangan konsep diri telah dimulai pada
periode ini. Pada usia prasekolah, perkembangan fisik
lebih lambat dan relatif menetap. Sistem tubuh harusnya
sudah matang dan sudah terlatih dengan toilet trainning.
Keterampilan motorik, seperti berjalan, berlari,
melompat, menjadi semakin luwes, tetapi otot dan tulang
belum begitu sempurna.
4) Periode Kanak-Kanak Pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6 tahun samapai 11 tahun
atau 12 tahun, dengan pertumbuhan anak laki-laki sedikit
lebih meningkat dari pada perempuan, dan
perkembangan motorik lebih sempurna. Untuk hal ini,
anak membutuhkan aktivitas yang regular kurang lebih 4
sampai 5 jam per-hari. Periode ini dikenal sebagai fase
usia sekolah, yaitu anak mempunyai lingkungan lain
selain keluarga, terutama sekolah.
5) Periode Kanak-Kanak Akhir
Periode ini merupakan fase transisi, yaitu anak mulai
memasuki usia remaja, pada usia 11 atau 12 tahun
sampai 18 tahun. Anak perempuan mulai memasuki fase
pubertas pada usia 11 tahun, sedangkan anak laki-laki 12
tahun. Perkembangan yang mencolok pada periode ini
adalah kematangan identitas seksual dengan
berkembangnya organ reproduksi dan pencapaian
BRAIN GYM | 55
pubertas, yaitu dengan adanya proses kematangan organ
reproduksi dan reproduksi hormon seks.
BRAIN GYM | 57
5) Lingkungan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat
memengaruhi pertumbuhan, termasuk stimulasi yang
diberikan oleh orang tua.
6) Nutrisi
Telah disebutkan bahwa untuk pertumbuhan dan
perkembangan, anak membutuhkan zat gizi yang
esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral,
vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara
seimbang dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada
tahap usianya. Khusus selama periode pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat seperti masa prenatal. Usia
bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih banyak
kalori dan protein. Anak dapat mengalami hambatan
pertumbuhan dan perkembangan hanya kurang
adekuatnya asupan gizi tersebut.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak:
a) Asupan nutrisi yang tidak adekuat baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
b) Hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang
adekuat.
c) Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan
kebutuhan nutrisi.
d) Stres emosi yang dapat menurunkan nafsu makan
atau yang tidak adekuat.
7) Iklim dan Cuaca
Iklim tertentu dapat memengaruhi status kesehatan
anak, seperti pada musim penghujan yang dapat
BRAIN GYM | 61
dwarfism atau kerdil. Hormon tiroid menstimulasi
metabolisme tubuh, sedangkan hormon gonadotropik
menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis
untuk memproduksi testosterone, dan ovarium untuk
memproduksi estrogen. Selanjutnya, testosterone akan
menstimulasi perkembangan karakterisitik seks
sekunder anak laki-laki, yaitu menghasilkan
spermatozoa, sedangkan estrogen akan menstimulasi
perkembangan karakteristik seks sekunder anak
perempuan, yaitu menghasilkan ovum.
12) Pengaruh Emosi
Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat
anak belajar untuk bertumbuh dan berkembang. Anak
belajar dari orang tua untuk dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya sendiri. Dengan demikian. Apabila orang tua
memberi contoh perilaku emosional, seperti melempar
sandal atau sepatu bekas dipakai, membentak saat anak
rewel, marah saat jengkel, anak akan belajar untuk
menirukan perilaku orang tua tersebut. Anak belajar
mengekpresikan perasaan dan emosinya dengan meniru
perilaku orang tuanya. Apabila pola seperti ini
dibiarkan, anak akan mengembangkan perilaku
emosional seperti di atas karena maturasi atau
pematangan kepribadian diperoleh anak melalui proses
belajar dari lingkungan keluarganya. Oleh karena itu,
orang tua harus berhati-hati dalam bersikap karena
apabila orang tua senang membentak, anak akan belajar
untuk berbicara kasar pada orang lain. Apabila orang
tua suka memukul saat marah dan jengkel, anak akan
BRAIN GYM | 63
tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua
keterampilan ini.
Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan
dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah,
menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-
batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan
bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng.
Pengembangan motorik halus ini merupakan modal
dasar anak untuk menulis.
Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk
kegiatan serta aktivitas olahraga bisa dipelajari dan
dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat
penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan
suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar
anak-anak mempelajari olahraga dengan senang dan
merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari
permainan dimana seseorang atau sekelompok orang
menang dan kelompok lain kalah. Anak-anak yang
secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan
memiliki kecenderungan merasa kurang percaya akan
kemampuannya dan akan berhenti berpartisipasi.
Tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih
kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan
ketertarikan fisik jangka panjang (CRI, 1997).
Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada
setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan
mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya
mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam
tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melopmat dan
BRAIN GYM | 65
dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik
di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan
dengan anak yang gizinya baik, yang mampu
melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Model
functional isolationism yang dilukiskan ini sama
dengan teori sebelumnya bahwa aspek-aspek esensial
dan universal untuk perkembangan kognitif ditekan
oleh mekanisme penurunan aktivitas pada keadaan
kurang gizi.
Dibutuhkan ketersediaan energi yang cukup banyak
untuk melakukan suatu aktivitas motorik. Tengkurap,
merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan
suatu mekanisme yang mengeluarkan energi yang
tinggi, sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi
Protein) biasanya selalu terlambat dalam perkembangan
motor milestone. Sebagai contoh, pada anak usia muda,
komposisi serat otot yang terlibat dalam pergerakan
kontraksi kurang berkembang pada anak yang kurang
gizi. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan tulang sehingga terjadi pertumbuhan
badan yang terlambat.
Tengkurap, merangkak, dan berjalan menurunkan
ketergantungan atau kontak yang terus-menerus dengan
pengasuhnya. Keadaan ini berpengaruh nyata terhadap
mekanisme self-regulatory, sehingga anak menjadi
lebih bersosialisasi dan ramah dengan lingkungannya.
Sebaliknya, bila terjadi keterlambatan dalam
locomotion dan perkembangan motorik akan merusak
akses terhadap sumber-sumber eksternal yang
BRAIN GYM | 67
pun berupaya meringankan atau merileksasi otak belakang dan
bagian otak depan. Dimensi pemusatan, gerakan senam otak
juga merangsang sistem yang terkait dengan
perasaan/emosional, yakni otak tengah (sistem limbik) dan
otak besar. Gerakan senam otak pada cerebrum dapat
menstimulasi fungsi cerebrum. Aplikasi gerakan senam otak
pada cerebellum terdiri dari gerakan keseimbangan, koordinasi
gerak otot, keterampilan motorik halus (Saichudin dkk, 2009).
Hasil penelitian (Diana, s, Mafticha, E, Adiesty, F, 2016)
Brain Gym dilakukan disekolah 15 menit sebelum pelajaran
dimulai yang dibimbing oleh guru TK. Dilakukan secara
rutin dan disiplin oleh murid dan guru setiap pagi. Pada saat
workshop orang tua juga diajari oleh instruktur sehingga di
rumah anak juga dibimbing oleh orang tua. Di sekolah Brain
Gym dilakukan di ruang yang nyaman dan tenang sehingga
anak bisa fokus. Setiap pembimbing mendampingi 20 anak
Untuk melakukan gerakan Brain Gym.
Penelitian (Diana, dkk, 2016) sama dengan penjelasan
(Paul Dennison, 2012) bahwa senam otak dapat meningkatkan
koordinasi motorik halus. Dengan pemberian stimulasi Brain
Gym kepada anak, akan melatih koordinasi mata dan tangan
sehingga semakin sering anak berlatih semakin mudah pula
anak melakukannnya, bisa karena biasa melakukan stimulasi
tersebut. Dengan latihan yang rutin anak akan lebih memahami
masalah yang diberikan sehingga lama-kelamaan dapat
memecahkan masalah dan melatih kebiasaan motorik halusnya,
apabila anak dilatih atau diberi stimulasi yang membosankan
akan membuat anak cepat jenuh sehingga sering tidak
menghiraukan pendidik (Aprilia, 2009).
BRAIN GYM | 69
PRESTASI
1. PENGERTIAN PRESTASI
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam
melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa
prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu:
kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,
sikap, dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi
Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi
tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil konkret yang
dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan
pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil
yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
BRAIN GYM | 71
individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga
dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim
(2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya pikir, dan lain-lain. Hal ini berarti bahwa peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan
dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan
seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar,
apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan
kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut
sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata
lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan
tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan
prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal
dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang
ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan,
kemapuan, dan sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi
yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar
yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
BRAIN GYM | 73
diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi
belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes
sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan
tinggi. Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat
dicapai atau tidak dapat dicapai. Siswa harus mengalami proses
pembelajaran untuk mencapai suatu prestasi belajar. Siswa
akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan
dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai
yang diberikan oleh guru (Asmara, 2009:11).
Menurut Hetika (2008:23), prestasi belajar adalah
pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian
atau kumpulan pengetahuan. Harjati (2008:43), menyatakan
bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam
menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol
untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja
dalam waktu tertentu. Pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian
siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan
kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak
dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan
dalam pembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman.
Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan
banyak pengalaman dan prestasi belajarnya meningkat.
Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit
pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak
meningkat atau tidak berhasil.
BRAIN GYM | 75
a. Ranah Kognitif
Ranah Kognitif berkenaan dengan sikap hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yang meliputi
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
b. Ranah Afektif
Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang
terdiri dari lima aspek, yaitu kepekaan dalam menerima
rangsangan, jawaban atas reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak individu.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil
belajar. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh para pendidik di sekolah karena
berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasi isi
bahan pengajaran.
BRAIN GYM | 77
Sikap positif menjadi pilihan untuk
dikembangkan/ditanamkan kepada seseorang sehingga
dapat bersikap positif terhadap rangsangan yang diterima
yang pada gilirannya akan mengoptimalkan prestasi
belajar yang optimal.
4. Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar
siswa. Pendapat ini didukung oleh pernyataan beberapa
pakar yang mengatakan bahwa minat adalah
kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan
memegang beberapa kegiatan yang diamati siswa
diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang
dan diperoleh suatu kepuasan (Cony Semiawan,
1990:123). Juga menurut Winkel (1986:151) bahwa
minat adalah kecenderungan yang menetapkan untuk rasa
tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang-bidang itu. Seseorang yang
didorong oleh minat dan merasa senang dalam belajar
dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Oleh
karena itu yang dapat diupayakan agar siswa dapat
berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan minat
belajarnya.
5. Bakat
Bakat menurut Tabrina Rusyan (1989:42), adalah
kapasitas seseorang atau potensi hipotesis untuk dapat
melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit
mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh
latihan lebih dahulu. Jadi bakat merupakan potensi dan
kecakapan pada suatu lapangan pekerjaan. Apabila
BRAIN GYM | 79
2. Faktor Sekolah
Faktor ini menyangkut proses pembelajaran yang
diterima seseorang dengan bantuan guru. Metode
pembelajaran yang diberikan sekolah sangat menentukan
bagaimana anak dapat belajar mandiri dengan baik. Guru
yang baik adalah guru yang menguasai kelas memiliki
kemampuan dan menggunakan metode pembelajaran
yang tepat, yaitu kemampuan membelajarkan dan
kemampuan memilih alat bantu pemelajaran yang sesuai
serta kemampuan menciptakan situasi dan kondisi
belajar.
Dengan metode pembelajaran yang baik dan tepat
akan dapat menarik minat siswa, perhatian siswa akan
tertuju pada bahan pelajaran, sehingga diharapkan siswa
akan dapat mencapai prestasi belajar.
3. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga
sesudah keluarga dan sekolah, yang memengaruhi anak
dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Anak
haruslah dapat berinteraksi dengan masyarakat
sekitarnya, karena dari pengalaman yang dialami siswa di
masyarakat banyak diperoleh ilmu yang berguna bagi
anak didik.
Hal ini didukung pendapat Glesser (1987:5) yang
mengatakan, manusia normal adalah seorang manusia
yang berfungsi secara efektif, yang sampai pada taraf
tertentu merasa bahagia dan menunjukkan prestasi di
bidang yang dianggapnya perlu, ia harus pula dapat
bertingkah laku dengan mempertimbangkan norma dan
BRAIN GYM | 81
Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik,
sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan
baik pula.
2) Lingkungan sekolah
Yang dimaksud sekolah, antara lain:
a) Guru
b) Faktor alat
c) Kondisi gedung
3) Faktor massa media dan lingkungan sosial (masyarakat)
a) Faktor mass media meliputi; bioskop, TV, surat kabar,
majalah, buku-buku komik yang ada di sekeliling kita.
Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila
terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa
tugas belajar.
b) Lingkungan sosial
Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi
anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah
mengawasi dan memberi pengertian untuk
mengurangi pergaulan yang dapat memberikan
dampak negatif bagi anak tersebut.
Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi
anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar,
mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila
lingkungan tetangga adalah orang yang tidak
sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh
bagi anak.
Aktivitas dalam masyarakat juga dapat
berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua di
BRAIN GYM | 83
Menurut Rola (2006), terdapat empat faktor yang
memengaruhi prestasi belajar, yaitu:
a. Pengaruh keluarga dan kebudayaan
Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada
anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah serta
urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produk-
produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita
rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa
meningkatkan semangat.
b. Peranan konsep diri
Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir
tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa
dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu
akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga
berpengaruh dalam tingkah lakunya.
c. Pengaruh dari peran jenis kelamin
Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan
dengan maskulinitas, sehingga banyak wanita yang
belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut
berada di antara pria. Pada wanita terdapat
kecenderungan takut akan kesuksesan yang artinya pada
wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak
oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan,
namun sampai saat ini konsep tersebut masih
diperdebatkan.
BRAIN GYM | 85
peristiwa. Anak membutuhkan kesempatan untuk
mengeksplorasi, berpikir tentang sesuatu, menggunakan simbol
kata nomor untuk melambungkan objek dan hubungan antara
objek, serta berkomunikasi dengan teman sebaya dan orang
dewasa.
Kualitas kemampuan kognisi yang dimilki anak ialah: (a)
desentrasi (decentration), yakni memahami masalah yang
berhubungan dengan waktu; (b) sensitivitas transformasi
(sensitivity of transformation), yaitu memerhatikan dan
mengingat secara signifikan objek serta menyimpan ingatan
dalam waktu yang lama; dan (c) reversibilitas (reversibility)
atau langkah awal memecahkan masalah dengan cara
membayangkan kembali kondisi nyata permasalahan.
Keterampilan kognitif yang dimiliki pada tahap
perkembangan ini adalah: klasifikasi, konservasi, merangkai/
mengurut/membandingkan, memahami perbedaan waktu,
memahami hubungan tempat dan ruang, mengorganisasi dan
mengingat informasi, negasi, identifikasi, kompensasi, serta
membuat hipotesis sederhana. Anak memiliki kemampuan
untuk mengkonstruksi pengetahuan dari pengalaman.
Perkembangan bahasa ditandai dengan pemben-daharaan
kata yang bertambah. Anak memahami arti atau makna kata,
menggunakan dan membuat kata berstruktur, menggunakan
dua bahasa dengan pemahaman masing-masing, memahami
pandangan orang lain, melakukan komunikasi/percakapan
dengan teman sebaya dan orang dewasa serta menggunakan
kekuatan komunikasi.
BRAIN GYM | 87
8. Adanya keinginan bergaul bersama orang dewasa, dan
mampu untuk bermain bersama dengan teman sebaya dan
memperhatikan aturan-aturan yang ada. (Prof. Dr. F.J.
Monks dan Prof. Dr. A.M.P. Knoers dalam Prof. Dr. Siti
Rahayu Haditono).
BRAIN GYM | 89
Pola perilaku Perilaku Profil tingkah laku
orang tua orang tua anak
perhatian dan cinta bersahabat, royal,
kasih kepada anak; emosinya stabil, ceria
menempatkan anak dan bersikap optimis,
dalam posisi yang mau menerima
penting di dalam tanggung jawab, jujur,
rumah; dapat dipercaya,
mengembangkan memiliki perencanaan
hubungan yang yang jelas untuk
hangat dengan anak; mencapai masa depan,
bersikap respek bersikap realistik.
terhadap anak;
mendorong anak
untuk menyatakan
perasaan/pendapatnya
; berkomunikasi
dengan anak secara
terbuka dan mau
mendengarkan
masalahnya.
Domination Mendominasi anak Bersikap sopan dan
sangat hati-hati;
pemalu, penurut,
inverior dan mudah
bingung, tidak bisa
bekerjasama.
Subnission Senantiasa Tidak patuh; tidak
memberikan sesuatu bertanggung jawab;
yang diminta anak; agresif dan teledor;
membiarkan anak bersikap otoriter;
berperilaku semaunya terlalu percaya diri.
di rumah.
BRAIN GYM | 93
Ingin menyatakan dirinya secara kreatif
Memiliki kebutuhan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
fisik
Dengan memahami ciri-ciri umum tersebut, semua
anggota keluarga dapat turut aktif dalam menumbuh-
kembangkan empat unsur yang dianggap merupakan dasar dari
kesanggupan seseorang untuk belajar sesuatu. Keempat unsur
tersebut adalah:
Perkembangan bahasa dan bicara
Rasa ingin tahu
Perkembangan sosial
Dasar-dasar kecerdasan
BRAIN GYM | 95
13. Kembangkan seluruh aspek dari anak (fisik, mental,
emosi, sosial) secara utuh.
BRAIN GYM | 97
BERMAIN DAN STIMULASI
PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH
BRAIN GYM | 99
Pertimbangan guru dalam memilih dan menetapkan bentuk
dan jenis permainan yang digunakan dalam proses
pembelajaran adalah kondisi alamiah anak, struktur isi
kurikulum, waktu, tempat, dan bagian lingkungan belajar,
prosedur dan sistem belajar, serta bimbingan orang dewasa
pada pengalaman belajar. Pengajaran dibangun atas dasar
kurikulum yang terintegrasi, yang memberikan fasilitas bagi
anak untuk merencanakan dan menyeleksi kegiatan serta
menstimulus bermain secara spontan.
4. Memilih Alat Bermain untuk Anak
Jenis permainan yang disarankan oleh Vigotsky bagi anak
usia dini meliputi : (a) membangun balok dan puzzle yang
bertujuan membangun pengaturan diri, perencanaan dan
koordinasi peran; (b) membuat peta untuk mempromosikan
berpikir simbolik, kemampuan berbahasa dan mediator
eksternal; (c) bercerita bertujuan mengembangkan
kemampuan berbahasa, kreativitas, berpikir logis, pengaturan
diri, pertimbangan memori yang mendalam, pertimbangan
perilaku serta pola umum dan makna cerita; (d) menulis
jurnal untuk membantu anak menuliskan pokok pikiran; (e)
membaca sebagai keterampilan kognitif yang pokok; (f)
permainan aktivitas otot besar yang berperan membantu
mengontrol gerakan, belajar perilaku kognitif serta
pengaturan emosi diri; dan (g) serta permainan aktivitas otot
kecil sebagai cara mengontrol gerakan kecil dengan
menggunakan koordinasi tangan dan mata.
Kualitas perkembangan melalui aktivitas bermain
dalam proses pembelajaran mencakup:
Rekomendasi
Rekomendasi yang tepat dalam optimalisasi anak prasekolah
bagi guru, orang tua dan atau pemerhati tugas-tugas
pekembangan anak di antaranya sebagai berikut:
1. Menciptakan Rasa Aman
Rasa ini umumnya muncul pada saat anak berada di luar
rumah. Saat itu ia merasa harus terpisah dari keluarganya,
terutama ayah dan ibu. Agar anak merasa aman, orang tua
perlu memberi penjelasan sederhana yang mudah
dimengerti, contohnya, "Om ini baik, kok. Dia juga pintar
nyanyi dan bikin mainan lucu-lucu. Jadi, kamu enggak
Gigantisme yaitu anak tumbuh sangat tinggi dan besar, dan apabila
kekurangan, menyebabkan dwarfism atau kerdil.
Brain Gym: v, vi, 1, 2, 6, 67, 68, 69, 107, 108, 109, 111.
Motorik Kasar: v, 20, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 43, 44, 50,
63, 65, 67.
Motorik Halus: v, 14, 20, 31, 32, 40, 41, 42, 44, 45, 64, 67, 68, 69,
112.
Prestasi: v, vi, 61, 70, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83,
84, 85, 102, 107, 108, 112.
Lateralis: 4, 5, 6, 9, 10, 67.
Maturasi: 30, 62.
Skrining: 45, 46, 48, 49.
Kognitif: 2, 6, 35, 53, 55, 66, 70, 73, 76, 85, 86, 99, 100, 101, 111.
Afektif: 36, 70, 73, 76.
Psikomotorik: 70, 76.
Inteligensi 77, 92.