CV KEKATA GROUP
Kekata Publisher
kekatapublisher@gmail.com
www.kekatapublisher.com
Facebook: Kekata
Perum Triyagan Regency Blok A No 1, Mojolaban, Surakarta
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................... vi
BAB 1 KONSEP ASUHAN NEONATUS,........................................ 1
A. Adaptasi Bayi Baru Lahir............................................ 1
B. Pencegahan Infeksi..................................................... 2
C. Rawat Gabung ............................................................ 4
vi
BAB 5 PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG.............................. 42
A. Konsep Tumbuh Kembang ......................................... 42
B. Stimulasi ..................................................................... 46
C. DDTK .......................................................................... 51
D. Denver II..................................................................... 53
vii
BAB 8 IMUNISASI ....................................................................... 134
A. Imunisasi dan Vaksinasi............................................. 134
B. Keuntungan Imunisasi ............................................... 134
C. Program Imunisasi ..................................................... 135
D. Pemberian Imunisasi.................................................. 135
E. Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) .................... 138
viii
BAB 1
KONSEP ASUHAN
NEONATUS, BAYI, BALITA,
DAN APRAS
B. Pencegahan Infeksi
Definisi
Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap
komponen perawatan bayi baru lahir yang sangat rentan
terhadap infeksi karena sistem imunitasnya yang masih belum
sempurna.
Kewaspadaan Pencegahan Infeksi
Sebaiknya siapapun yang kontak dengan bayi harus memiliki
kewaspadaan akan terjadinya penularan infeksi. Kewaspadaan
tersebut dapat dibangun melalui hal-hal berikut:
1. Anggaplah setiap orang yang kontak dengan bayi berpotensi
menularkan infeksi.
2. Cuci tangan atau gunakan cairan cuci tangan dengan basis
alkohol sebelum dan sesudah merawat bayi.
3. Gunakan sarung tangan bila melakukan tindakan.
4. Gunakan pakaian pelindung, seperti celemek atau gaun
lainnya bila diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah
dan cairan tubuh lainnya.
5. Bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan serta
barang yang digunakan sebelum daur ulang.
6. Bersihkan ruang peralatan pasien secara rutin.
7. Letakkan bayi yang mungkin dapat terkontaminasi
lingkungan, misalnya bayi dengan diare yang terinfeksi
dalam ruangan khusus.
C. Rawat Gabung
Definisi
Rawat gabung merupakan suatu cara perawatan ketika bayi
baru lahir ditempatkan bersama ibunya dalam satu ruangan
(perawatan terpadu ibu dan anak).
Tujuan
Tujuan rawat gabung adalah:
1. Mencegah infeksi silang.
2. Agar bayi mendapatkan kolostrum ASI.
3. Memberi rangsangan secara dini untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Membantu hubungan ibu dan bayi agar lebih dekat dan erat.
5. Member kesempatan pada ibu dan keluarga agar mendapat
pengalaman.
6. Memberikan pendidikan kesehatan.
Manfaat
Manfaat bagi ibu dari segi psikologis adalah meningkatkan
keakraban dan ikatan ibu dan bayinya, memberi kesempatan
pada ibu untuk belajar merawat sendiri bayinya, memberi rasa
percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat
A. Pengkajian Fisik
Pemerikasaan pada bayi bermanfaat untuk memastikan bahwa
perkembangan normal telah terjadi. Penyimpangan dari
normal yang terjadi sejak lahir dapat dideteksi dan diobati
secara dini untuk menurunkan risiko infeksi yang
menimbulkan morbiditas dan mortalitas.
Observasi Pada Bayi
1. Warna kulit: tampak merah muda yang mengindikasikan
perfusi perifer baik, pigmen gelap pada membran mukosa,
tepak tangan dan kaki.
2. Pola kulit: sianosis, tampak pucat.
3. Pola napas: normal 30-50x/menit.
4. Ikterus fisiologis: muncul pada hari ke-3 dan menghilang
pada hari ke-7.
B. Pengkajian Antropometri
Pengukuran Berat Badan
1. Timbang berat badan dengan menggunakan timbangan
bayi.
2. Lakukan penilaian dari hasil penimbangan, dengan kategori:
- Normal : 2500-4000 gram
- BBLR : 2500 gram
- Makrosomia : >4000 gram
Pengukuran Panjang Badan
1. Ukur panjang badan dengan menggunakan pengukur
panjang badan.
2. Lakukan penilaian dari hasil pengukuran, dengan kategori
normal adalah 45-50 cm.
Pemeriksaan Kepala
1. Ukur lingkar kepala.
2. Lakukan penilaian hasil pengukuran, bandingkan dengan
lingkar dada, jika diameter kepala lebih besar 3cm dari
lingkar dada berarti bayi mengalami hidrosefalus dan jika
diameter kepala lebih kecil 3cm dari lingkar dada berarti
bayi mengalami mikrosefalus.
3. Kaji jumlah dan warna lanugo tertama di daerah bahu dan
punggung,
C. Tanda Bahaya
Tanda bahaya pada bayi antara lain:
1. pernapasan sulit atau >60x/menit,
2. terlalu panas/dingin,
3. warna kulit kuning, biru atau pucat,
4. isapan lemah (tidak mau mengisap),
5. mengantuk berlebihan, banyak muntah,
6. tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk,
berdarah,
7. infeksi, dan
8. eses (lembek, kuning, hijau tua, ada lender atau darah) dan
kemih (tidak berkemih dalam 24jam).
c. Ikterus
Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput
mata menjadi kekuningan sebagian besar (80%) akibat
penumpukan bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah)
sebagian lagi karena ketidak cocokan gol. darah ibu dan
bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh
pembentukan yang berlebihan atau ada gangguan
pengeluaran. Ikterus dapat berupa fisiologik dan patologik
(hiperbilirubin mengakibatkan gangguan saraf pusat).
A. Definisi MTBS
Suatu manejemen untuk balita yang datang di pelayanan
kesehatan, dilaksanakan secara terpadu mengenai
klasifikasi,status gizi,status imun maupun penangan dan
konseling yang diberikan. MTBS merupakan suatu program
pemerintah untuk menurunkan angka kematian balita dan
menurunkan angka kesakitan.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan
pendekatan keterpaduan dalam tata laksana balita sakit yang
datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan
dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi,
dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi,
pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang
bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak
balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut
(Pedoman Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di
Puskesmas, Modul-7. 2004). Balita (bawah lima tahun) yaitu
anak umur 0-5 tahun (tidak termasuk umur 5 tahun).
B. Tujuan MTBS
Menurunkan secara signifikan angka kesakitan dan kematian
global yang terkait dengan penyebab utama penyakit pada
balita, melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di
unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar dan memberikan
b) Klasifikasi Dehidrasi
Pada klasifikasi ini termasuk klasifikasi diare dengan
dihindari yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
d) Klasifikasi Disentri
Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare
secara umum akan tetapi apabilah diarenya disertai dengan
darah dalam tinja atau diarenya bercampur dengan darah.
f) Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
(1) Campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan
adanya tanda bahaya umum terjadi kekeruhan pada
kornea mata, adanya luka pad daerah mulut yang
dalam & luas serta adanya tanda umum campak seperti
adanya ruang kemerahan dikulit yang menyeluruh,
adanya batuk, pilek, atau mata merah.
(2) Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut
apabila ditemukan tanda mata bernanah serta luka
dimulut dan ketiga klasifikasi campak apabila hanya
khas campak yang tidak disertai tanda klasifikasi di
atas.
a) Pneumonia
Tindakan yang dpat dilakukan pada maslah pneumonia
dalam manajemen terpadu balita sakit sebagai berikut.
Apabila didapatkan pneumonia berat atau penyakit sangat
berat maka tindakan yang pertama adalah:
(1) Berikan dosis petama antibiotika
(2) Pilihan pertama kontrimoksazol (Trimetoprim+
sulfametoksazol) dan pilihan kedua adalah amoksilin
(3) Lakukan rujukan segera
b) Dehidrasi
Pada klasifikasi dehidrasi tindakan dapat dikelompokkan
berdasarkan derjat dari dehidrasi, apabila klasfikasinya
dehidrasi berat maka tindakannya adalah sbb:
(1) Berikan cairan intravena secepatnya, apabila anak
dapat minum berikan oralit melalui mulut sambil infus
dipersiapkan, berikan 100 ml/kg ringer laktat atau
NaCl
(2) Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status
dehidrasi, apabila belum membaik berikan tetesan
intravena
(3) Berikan oralit (kurang dari 5 ml/kg/jam) segera
setelah anak mau minum
(4) Lakukan monitoring kembali sesudah 6 jam pada bayi
atau pada anak sesudah 3 jam dan tentukan kembali
status dehidrasi kemudian ditentukan status dehidrasi
dan lakukan sesuai dengan derjat dehidrasi
(5) Anjurkan untuk tetap memberikan ASI
d) Risiko Malaria
Penanganan tindakan dan pengobatan pada klasifikasi
risiko malaria dapat ditentukan dari tingkat klasifikasi,
adapun tindakannya adalah sbb:
(1) Pemberian kinin (untuk malaria dengan penyakit
berat) secara intra muscular.
(2) Pemberian obat anti malaria oral (untuk malaria saja)
dengan pilihan pertama adalah klorokuin+ primakuin
dan pilihan kedua adalah sulfadoksin primetamin +
primakuin (untuk anak ≥ 12 bulan) dan tablet kina
(untuk anak ≤ 12 bulan).
(3) Setelah pemberian maka lakukan pengamatan selama
30 menit sesudah pemberian klorokuin dan apabila
dalam waktu tersebut terdapat muntah maka ulangi
pemberian klorokuin.
e) Campak
Pada klasifikasi campak dapat dilakukan tindakan sebagai
berikut:
Apabila campak dijumpai dengan komplikasi berat maka
tindakannya adalah pemberian vitamin A, antibiotik yang
sesuai, salep mata tetrasiklin atau kloramefnikol apabila
dijumpai kekeruhan pada kornea, pemberian paracetamol
apabila disertai demam tinggi (38,5⁰C), kemudian apabila
campak disertai komplikasi mata dan mulut ditambahkan
dengan gentian violet dan apabila hanya campak saja tidak
ditemukan penyakit atau komplikasi lain maka tindakannya
hanya diberikan vitamin A.
g) Masalah Telinga
Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telingah
dapat dilakukan antara lain berikan dosis pertam untuk
antkbiotika yang sesuai pemberian parasetamol apabila
kronis ditambah dengan mengeringkan telingh dengan kain
penyerap.
h) Status Gizi
Pada kalsifikasi statu gizi dapat dilakukan tindakan
pemberian vitamin A apabilaa anak kelihatan sangat kurus
dan bengkak pada kedua kaki dan apabila dijumpai adanya
anemia maka dapat dilakukan pemberian zat besi dan
pabila daerah risiko tinggi malaria dapat diberikan anti
malaria oral piratel pamoat hanya diberikan anak berumur
4) Pemberian Konseling
Pada pemberian konseling yang dilakukan manajemen
terpadu balita sakit umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun
pada umumnya adalah konseling tentang:
b) Diare Persistem
Pada tindak lanjut masalah ini dilakukan sesudah 5 hari
dengan cara mengevaluasi diare apabila diare belum
berhenti maka pelayanan tindak lanjut adalah memberikan
obat yang diperlukan dan apabila sudah berhenti maka
makan sesuai umur.
c) Disentri
Pelayanan tindak lanjut untuk disentri dilakukan sesudah 2
hari dengan mengevaluasi jumlah darah dalam tinja
berkurang tentang tanda disentri apabila anak masih
mengalami disentri maka lakukan tindakan sesuai tindaka
dehidrasi berdasarkan derajatnya.
d) Risiko malaria
Pelayan tindak lanjut pada risiko malaria dilkukan sesudah
2 hari apabila demam lagi dalam 14 hari dengan melakukan
penilaian sebagai berikut: apabila ditemukan malaria oral
pilihan kedua bahaya umum atau kakuk kuduk maka
lakukan tindakan sesuai protap.
f) Demam Berdarah
Pada klasifikasi pelayanan tindak lanjut dilakukan sesudah
2 hari dengan melakukan evaluasi tanda dan gejala yang
ada, apabila ditemuakan tanda bahaya umum dan adanya
kaku kuduk maka lakukan tindakan sesui dengan pedoman
tindakan pada penyakit demam berdarah dengan penyakit
berat, akan tetapi apabila ditemukan penyebab lain dari
demam berdarah maka berikan pengobatan yang sesuai dan
apabila masih ada tanda demam berdarah maka lakukan
tindakan sebagaimana tindakan demam berdarah dan
dalam waktu 7 hari masi ditemukan demam lakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
g) Masalah Telinga
Pada pelanyanan tindak lanjut masalah telinga ini dilakukan
sesudah 5 hari dengan mengetahui nana evaluasi tanda dan
gejala yang ada,apabilah pada waktu kunjungan didapatkan
pembengkakan dan nyeri di belakang telinga dan demam
tinggi maka segera lakukan rujukan dan apabila masih
terdapat nyeri dan keluarkan cairan atau nana maka
lakukan pengobatan antibotika selama 5 hari dengan
mengerinkan bagian telinga, apabila sudah benar anjurkan
tetap mempertahankan apabila masih kurang ajari tentang
cara mengeringkannya, kemudian apabila keadaan telinga
sudah tidak timbul nyeri atau tidak keluar cairan maka
lanjutkan pengobatan antibiotika sampai habis.
B. Stimulasi
1. Macam Stimulasi
Anak membutuhkan bermacam-macam stimulasi. Stimulasi
yang diberikan pada anak harus proposional, baik dalam
kualitas maupun kuantitas dan sesuai dnegan tingkat
maturitas syaraf anak. Stimulasi sebaiknya dilakukan
terhadap semua aspek perkembangan anak, tidak hanya
dalam bidang intelektual, melainkan juga emosinal dan
moral-spiritual. Diharapkan pada waktu dewasa kelak,
selain mempunyai kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi,
C. DDTK
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) merupakan kegiatan
yang menyeluruh dan terkoordinasi yang diselenggarakan
dalambentuk kemitraan antara orang tua denga tenaga
kesehatan untuk meningkatkankualitas tumbuh kembang anak
usia dini dan kesipan memasuki jenjang pendidikan formal.
Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak
tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak,
tetapi juga mental, emosional, sosial, dan kemandirian anak
berkembang secara optimal.
A. Hemangioma
Definisi
Hemangioma adalah proliferasi pembuluh darah yang tidak
normal. Hemangioma merupakan jenis tumor pembuluh
darah.Orang mengenalnya sebagai tanda lahir atau birth mark.
Walau disebut tumor, hemangioma tak selalu berbentuk
benjolan seperti tumor pada umumnya.
Klasifikasi
Tanda lahir ini terdiri atas 2 jenis:
Nevus Flammeus ialah daerah kapiler yang tidak menonjol,
berbatas tegas, berwarna merah-ungu yang tidak
C. Gumoh
Pengertian
Keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung
yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam
lambung.
Penyebab
1. Kelainan kongenital pada pencernaan, iritasi lambung,
atresia esoifagus, atresia stenosis, hischprung tekanan
intrakanial yang tinggi, cara memberi makanan atau
minuman yang salah.
2. Pada masa neonatus semakin banyak misalnya faktor
infeksi (Tractus urinaris akut, Hepatitis, Peritonitis).
3. Faktor lain yaitu infaginasi, kelainan intrakrnial, intoksikasi.
Sifat muntah
Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi
esophagus.
Muntah proyektif kemungkinan senosis pylorus.
Muntah hijau kekuningan kemungkinan obstruksi di bawah
ampula vateri.
Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan
intrakanial tinggi atau obstruksi usus.
Komplikasi:
Kehilangan cairan tubuh/elektrolit sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi
Karena sering muntah dan tidak mau makan/minum dapat
menyebabkan ketosis
Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa
menjadi renjatan (syok)
Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot
perut, perdarahan, konjungtiva, ruptur, esophagus, infeksi
mediastinum, aspirasi muntah jahitan bisa lepas pada
penderita pasca operasi dan timbul perdarahan.
Penatalaksanaan:
Utamakan penyebabnya
Berikan suasana tenang dan nyaman
Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati
Kaji sifat muntah
Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas kolaborasi dan
instruksi dokter)
D. Oral Trush
Pengertian
Oral Trush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya
mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta
lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari
bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat
dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah.
Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah,
individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan
tanggap imun lemah, serta kurang sering, pasien yang telah
menjalani pengobatan dengan antibiotik. Oral thrush disebut
F. Seborrhea
Pengertian
Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Mulai biasanya dari
kulit kepala kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan
badan. Ada yang mengatakan bahwa penyakit radang ini
berdasakan gangguan konstitusionil dan sering terdapat faktor
hereditas. Tidak dapat disangkal bahwa penderita umumnya
kulit yang berlemak (seborea), tetapi bagaimana hubungan
antara kelenjar lemak dan penyakit ini sama sekali belum jelas.
Ada yang menganggap bahwa kambuhnya penyakit yang kronis
ini adalah akibat makanan yang berlemak, makanan yangb
berkalori tinggi, minuman alkhohol dan gangguan emosi.
Pada anak dan bayi biasanya terdapat tipe
eritroskuamosa. Efloresensi berupa sisik yang berlemak dan
eritema. Distribusi kelainan pada daerah yang terdapat banyak
kelenjar sebasea dan kepala. Kadang-kadang juga di daerah
intertriginosa dan sekitar bibir.
Asuhan/Pengobatan
Biang keringat dapat diobati dengan cara diberi bedak tabur
tau kocok. Jika sudah terinfeksi secara sekunder, harus diobati
dengan antibiotik atau antijamur.
I. Diare
Definisi
Adalah suatu keadaan frekuensi BAB > 4x pada bayi atau >3x
pada anak dengan konsisitensi tinja cair dan atau tanpa lendir
atau darah.
Jenis diare
Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7
hari, muntah, demam
Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering,
sakit perut, sakit pada saat BAB, anoreksia, kehilangan BB,
kerusakan mukosa usus
Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat
dimulai dari diare akut ataupun disentri
Etiologi
1. Infeksi
Enteral traktus digestivus
Bakteri E. Coli, Salmonella, Shigella, clostrisium
Virus: Rotavirus, Adenovirus
Patofisiology
Akibat makanan yang tidak dapat diserap/dicerna ex:
laktosa dari susu, merpukan makanan yang baik bagi
bakteri
Difermentasi oleh bakteri anaerob menjadi molekul kecil:
H2O, CO2, H2
Peningkatan tekanan osmotik dalam lumen usus
Menyerap cairan dari intraseluler ke ekstraseluler
Hiperperistaltik
Diare
Gangguan skretorik
Bakteri mengeluarkan toksin
Peningkatan amp siklik
Merangsang sekresi k, cl, na, h2o, dari intraseluler
Menghambat absorbsi dari ekstraseluler ke intraseluler
Gangguan peristaltik
Makanan yang merangsang
Meningkatkan peristaltik usus
Diare
Menurunnya intake dan peningkatan
Hilangnya cairan intra dan ekstrasel / dehidrasi
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, asam basa
Syok hipoglikemi
Gejala klinis
Mula-mula pasien gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia,
lalu timbul diare
BAB cair disertai lendir atau darah
Warna tinja: dapat hijau, berbau asam oleh karena asam
laktat yang tidak dpt dicerna
Muntah sebelum/setelah diare oleh karena lambung ikut
meradang
Dehidrasi oleh karena kehilangan cairan
Pada diare berat dapat terjadi renjatan: tekanan darah
turun, pernapasan cepat, takikardi dan nadi kecil, keadaan
umum lemah, kesadaran turun, oleh karena kehilangan
cairan
Oliguria s/d anuria
Asidosis metabolic
Komplikasi
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, hipokalemia,
hipoglikemia
Syok hipovolemik
Asuhan kebidanan
Pengkajian
1. Subjektif
Kaji riwayat diare, BAB, jumlah, warna, konsistensi, bau,
waktu BAB.
Kaji intake output, muntah
2. Objektif
Kaji status hidrasi: ubun-ubun, mata, turgor kulit,
membran mukosa mulut.
Vital sign, berat badan
Analisa dan tindakan
Kurangnya volume cairan
Memberikan rehidrasi oral atau parenteral
Asi tetap dilanjutkan(kecuali bila tidak toleran terhadap asi
formula rendah laktosa)
Anjurkan banyak minum, PMT tetap diberikan sesuai usia
Monitor intake output
Kaji tanda-tanda dehidrasi, vital sign
Pemberian obat antidiare dan antibiotika (berdasarkan
kepmenkes: obat sebagai pertolongan pertama/ sementara)
Segera rujuk bila diare bertambah atau terjadi komplikasi
lanjut
J. Obtsipasi
Definisi
Sembelit atau konstipasi atau obstipasi merupakan masalah
yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak dan bersifat
normal. Tanda adanya kondisi yang lebih serius apabila
disertai muntah, berat badan sulit naik, demam dan berat
badan sulit naik.
Penyebab
Faktor non organik
Kurang makanan yang tinggi serat
Kurang cairan
Obat/zat kimiawi
Kelainan hormonal/metabolik
Kelainan psikososial
Perubahan mikroflora usus
A. BBLR
Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.Berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam
setelah lahir.
Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15%
dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan
lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-
ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian
BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan
berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama
Suportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu
tubuh normal:
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan
mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke
kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator
atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas
kesehatan setempat sesuai petunjuk.
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan
dingin.
Ukur suhu tubuh dengan berkala.
Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif
ini adalah:
Jaga dan pantau patensi jalan napas.
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit.
Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh;
hipotermia, kejang, gangguan napas, hiperbilirubinemia).
Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga
lainnya.
Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak
memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap saat dan
siapkan kamar untuk menyusui.
B. Asfiksia Neonatorum
Definisi
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah
lahir yang ditandai dengan keadaan PaO 2 di dalam darah
rendah (hipoksemia), hiperkarbia (Pa CO2 meningkat), dan
asidosis.
E. Kejang
Definisi
Kejang adalah kelainan sistem saraf pusat yang terjadi secara
mendadak dengan manifestasi klinik kehilangan koordinasi
neuromotorik.
Kejang pada bayi baru lahir adalah kejang yang timbul
dalam masa neonatus atau dalam 38 hari sesudah lahir. Kejang
ini merupakan tanda penting akan adanya penyakit lain
sebagai penyebab kejang, yang dapat menyebabkan gejala sisa
yang menetap dikemudian hari. Bila penyebabnya diketahui,
penyakit ini harus segera diobati. Kejang nenonatus tidak sama
Penanganan
Prinsip dasar mengatasi kejang pada bayi baru lahir
sebagai berikut:
1. Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang.
(misalnya Diazepam, Fenobarbital, Fenitoin/Dilantin)
2. Menjaga jalan napas tetap bebas.
(perhatikan ABCD resusitasi)
3. Mencari faktor penyebab kejang.
F. Hypotermi
Definisi
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah
normal. Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5 °C. Suhu
normal pada neonatus 36,5-37,5°C (suhu ketiak). Gejala awal
hipotermi apabila suhu <36°C atau kedua kaki & tangan teraba
dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah
mengalami hipotermi sedang (suhu 32-36°C).Disebut
hipotermi berat bila suhu <32°C, diperlukan termometer
ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat
mengukur sampai 25°C. Di samping sebagai suatu gejala,
hipotermi merupakan awal penyakit yang berakhir dengan
kematian.hipotermi yaitu kondisi di mana suhu inti tubuh
turun sampai di bawah 35°C.
Etiologi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu:
1) Jaringan lemak subkutan tipis.
2) Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan
besar.
3) Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
G. Hypoglikemi
Definisi
Hipoglikemia adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukose
darah kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L).
I. HIV/AIDS
Pengertian
Acquired immunodeficiency syndrom (AIDS) suatu gejala
penyakit yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya
tahan tubuh atau gejala penyakit infeksi tertentu/keganasan
tertentu yang timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan
tubuh (kekebalan) oleh virus yang disebut dengan HIV. Sedang
Human Imuno Deficiency Virus merupakan virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang kemudian
mengakibatkan AIDS. HIV sistem kerjanya menyerang sel darah
putih yang menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut
termasuk dalam limfosit yang disebut dengan T4 atau sel T
penolong. (T helper), atau juga sel CD 4. HIV tergolong dalam
kelompok retrovirus sub kelompok lentivirus. Juga dapat
dikatakan mempunyai kemampuan mengopi cetak materi
genetika sendiri di dalam materi genetik sel-sel yang
ditumpanginya dan melalui proses ini HIV dapat mematikan
sel-sel T4.
AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic
menular, yang disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus
B. Keuntungan Imunisasi
Imunisasi mempunyai berbagai keuntungan, yaitu:
1. Pertahanan tubuh yang terbentuk oleh beberapa vaksin
akan dibawa seumur hidupnya,
2. Vaksinasi adalah “cost-effective” karena murah dan efektif,
3. Vaksinasi tidak berbahaya, reaksi yang serius sangat jarang
terjadi dan jauh lebih jarang daripada komplikasi yang
timbul apabila terserang penyakit tersebut secara alami.
D. Pemberian Imunisasi
1. BCG
- Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3
bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas,
Kemenkes menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada
umur 0-12 bulan.
- Dosis 0,05ml untuk bayi kurang dari 1tahun dan 0,1ml
untuk anak >1tahun.
- Diberikan secara intra cutan di daerah lengan kanan atas
pada insersio musculus deltoideus sesuai anjuran WHO.
Hal ini mengingat penyuntikan secara intradermal di
daerah deltoid lebih mudah dilakukan karena jaringan
lemak subkutis tipis, ulkus yang terbentuk tidak
mengganggu struktur otot setempat dan sebagai tanda
baku untuk keperluan diagmosis apabila diperlukan.
- Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.
- Imunisasi BCG tidak dapat mencegah infeksi
tuberculosis, namun dapat mencegah komplikasinya.
A. Pelayanan Kesehatan
Terdapat 3 bentuk pelayanan kesehatan yaitu:
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Care)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan dalam masyarakat
untuk megatasi sakit ringan dan juga dibutuhkan oleh
masyarakat sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka
promosi kesehatan). Oleh karena jumlah kelompok ini dalam
suatu populasi sangat besar (±80%), maka pelayanan yang
diperlukan bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health
services). Pelayan kesehatatan primer di Indonesia di antaranya
puskesmas dan klinik/balai pengobatan.
B. Jenis Rujukan
1. Rujukan Medik
Rujukan yang berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan pasien (rehabilitatif). Di
samping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi
medis) dan bahan-bahan pemeriksaan.
2. Rujukan Kesehatan Masyarakat
Rujukan yang berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujkan ini
juga mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional.
E. Proses Rujukan
Proses rujukan dilakukan dengan cara berikut:
1. Memerhatikan sistem regionalisasi.
2. Memberikan KIE mengenai pentingnya pelaksanaan
rujukan.
3. Melengkapi syarat rujukan, yang terdiri dari ijin tindakan,
surat rujukan dan data pasien/catatan medis.
A
Abduction: gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah.
Abnormality: penyimpangan dari sesuatu yang biasa atau normal,
kondisi yang tidak ditemukan pada sebagian besar individu.
ABO: penggolongan darah manusia yang ditentukan secara genetic
berdasarkan ada-tidaknya antigen.
Absces: kumpulan nanah setempat. Pembentukan abses biasa
terjadi di payudara setelah mastitis akut.
Acidosis: kondisi akibat penurunan cadangan basa tubuh dan
gangguan keseimbangan asam-basa. Terjadi karena tubuh
memetabolis lemak, bukan karbohidrat untuk menghasilkan energi.
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS): penyakit progresif
yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) dan
menurunkan respon tubuh terhadap infeksi dan pembentukan
tumor.
Acute: menjelaskan kondisi berjalan cepat, disertai gejala yang
berat, tetapi durasinya singkat.
Adduction: gerakan bagian tubuh mendekati bagian lain atau garis
tengah tubuh.
B
Babinski reflex: reflek yang ditandai dengan ekstensi jempol kaki
dan abduksi jari kaki yang lain ketika bagian lateral kaki di toreh.
Bacteraemia: terdapat bakteri di dalam darah.
BCG: Bacille Calmette Guerin.
Bed rest: pembatasan seluruh aktifitas ambulasi dan istirahat di
tempat tidur.
Benigna: non maligna, tidak membahayakan hidup.
Bilateral: mengacu pada dua sisi tubuh.
Bilirubin: produk hasil penghancuran hemoglobin. Pigmen utama
yang ditemukan dalam empedu. Tidak larut dalam air, tetapi
C
Calcium phosphate: satu dari tiga garam kalsium. Penting bagi
pembentukan tulang dan gigi.
Caput succedaneum: pembengkakan yang ditandai dengan edema
pada bagian presentasi kepala, terjadi saat persalinan jika aliran
balik vena terhambat akibat janin melewati bagian serviks yang
sempit.
Carcinoma: tumor maligna atau pertumbuhan sel tidak terkontrol
yang secara structural dan fungsional berbeda dengan sel-sel
disekitarnya, serta mengganggu sel-sel tersebut.
Carpal: berkaitan dengan pergelangan tangan.
Casein: protein dalam susu. Kasein di dalam susu sapi yang lebih
banyak dan lebih sulit dicerna daripada kasein di dalam ASI.
Cerebral: berkaitan dengan otak.
Chronic: menjelaskan kondisi yang berkembang perlahan dan
menetap untuk waktu yang lama.
Circumcision: istilah untuk pemotongan genetalia pria dan wanita,
sering dilakukan pada beberapa hari pertama kelahiran.
F
Faeces: residu makanan yang dikeluarkan sebagai benda sampah
dari usus.
Fallot’s tetralogy: empat defek congenital jantung yang terjadi
bersamaan.
Family planning: tindakan yang direncanakan sebelumnya untuk
membatasi atau mengatur jarak kelahiran anak.
Fatal: mengakibatkan kematian.
G
Gastroenteritis: inflamasi pada mukosa usus dan lambung, biasanya
disertai muntah dan diare.
Genetic: terkait denga gen , memiliki rujukan untuk asal mula
pertumbuhan.
Genetalia: organ reproduksi.
Glabella: tonjolan tulang yang terbentuk dari penyatuan tulang
frontal dan tonjolan supra orbital .
Gluteal: terkai dengan bokong atau region bokong.
Glikogen: sumber energy dari karbihidrat yang disimpan di dalam
hati dan otot serta diubah menjadi glukosa saat diperlukan.
Graps reflex: reflek primitive pada neonatus yang dapat dipicu
dengan menorah telapak tangan atau telapak kaki.
H
Haemangioma: tumor non kanker yang terbentuk dari masa
pembuluh darah.
Haematemesis: muntah darah.
Haematocele: kumpulan darah dalam rongga.
Haematoma: massa yang dibentuk dari kumpulan darah.
Haemoglobin: sifat respiratory pada eritrosit, terdiri dari empat
molekul besi heme yang berikatan dengan protein globin dan
memiliki fungsi ganda, yaitu menyerap dan membebaskan oksigen.
I
Icterus neonatorum: kulit, membrane dan sclera kuning pada bayi
baru lahir.
Immunoglobulin: symbol untuk gamma globulin tertentu, Ig A, D, E,
G dan M yang memberi perlindungan imunologis terhadap organism
spesifik.
Ileus: obstruksi usus yang disebabkan paralisis ileum dan ditandai
dengan peristaltic berhenti dan terjadi distensi.
Immature: belum tumbuh sempurna.
Immune: perlindungan terhadap penyakit tertentu.
Immunization: proses pemebentukan imunitas aktif, pemberian zat
untuk membantu seseorang membentuk imunitas terhadap satu
atau beberapa penyakit.
Incubator: ruangan yang benar-benar diatur suhu, kelembapan dan
kadar oksigennya, bayi yang sakit atau bayi berat lahir rendah
dirawat di dalamnya.
Inguinal: terkait dengan region groin/inguen.
J
Jaundice: kulit, membrane mukosa dan sclera berwarn akuning
akibat bilirubinemia.
Jugular: menunjukkan leher atau region di atas klavikula.
Juvenile: dewasa muda, anak muda.
L
Lactoferin: protein yang mengikat zat besi, ditemukan dalam ASI. Ini
melindungi bayi dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Escherichia coli.
Lactogen: zat memungkinkan terjadinya laktasi.
Lactoglobulin: preotein yang terkandung dalam susu.
Lactose: gula yang terkandung dalam susu.
Lanugo: rambut tipis yang menyelubungi janin di dalam uterus dan
rontok ke dalam amnion tepat sebelum cukup bulan.
M
Malabsorption: ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient dari usus.
Malformation: abnormalitas anatomis, baik congenital maupun
didapat.
Malnutrition: kelainan diet, baik makanan yang tidak tepat maupun
makanan yang tidak cukup.
Mamma: menunjukkan payudara.
Mantoux test: uji untuk mendeteksi imunitas terhadap tuberculosis.
Massage: mengusap atau meremas tubuh untuk membentu
relaksasi, menstimulasi sirkulasi dan ekskresi, serta penurunan
tekana darah.
Measles: penyakit infeksi berat yang disebabkan oleh virus.
Meconium: materi hijau atau hitam lengket berwarna yang
dikeluarkan oleh bayi selama beberapa hari pertama setelah
kelahiran.
Morbidity: kondisi sakit.
Morro reflek: respon bayi baru lahir yang sehat terhadap suara yang
tiba-tiba atau saat kepalanya terjungkal ke belakang.
N
Napkin rash: timbul area pe,asanagn popok.
Natal: menunjukkan kelahiran.
Neonatal: menunjukkan bayi baru lahir, dari lahir sampai berusia 4
minggu.
Nystatin: obat yang digunakan untuk mengobati infeksi, khususnya
akibat jamur.
O
Observation: sesuatu yang terlihat atau nyata.
Occiput: tulang di belakang tengkorak janin, terutama bagian
sentral yang mengalami penonjolan.
Oedema: pengumpulan cairan di dalam jaringan tubuh.
Oliguria: defisiensi volume urine yang disekresikan oleh ginjal.
Omphalus: tali pusat.
Operation: penanganan bedah.
Oral: menunjukkan mulut.
Oxygen: elemen yang ditemukan dalam bentuk gas, yang penting
untuk kehidupan.
P
Paediatrics: cabang ilmu kedokteran yang membahas mengenai
kesehatan dan penyakit pada anak-anak.
Palmar grasp reflex: kemampuan bayi baru lahir menggenggam
objek yang menyentuh telapak tangannya dengan kuat.
Palpation: teknik pemeriksaan yang menggunakan sentuhan.
Palpitation: denyut jantung yang cepat , yang dapat dideteksi
melalui tanda fisik.
Q
Quadrant: seperempat lingkaran atau bagian tubuh yang dapat
dibagi empat.
Quotient: angka yang diperoleh dari bagian.
R
Rachitis: penyatuan satu atau beberapa vertebra secara congenital.
Radiation: penggunaan zat radioaktif dalam diagnosis atau
pengobatan penyakit.
Rash: area merah menonjol pada kulit, yang dapat menyebabkan
iritasi.
Rectal: menunjukkan rectum, bagian saluran pencernaan yang
paling bawah yang ditutup oleh sfingter anus.
Reflex: aliran balik atau pengembalian aliran energy.
Reflux: aliran atau gerak balik aliran.
S
Sagittal: garis imaginer yang ditarik dari bagian depan tubuh ke
belakang dan membagi region menjadi dua.
Saliva: sekresi mulut yang melunakkan makanan.
Scalp: kulit di atas kepala tempat tumbuh rambut.
Screening: uji yang dapat dilakukan pada populasi besar terhadap
individu yang tampak sehat dalam upaya mendeteksi dan
mengobati penyakit secara dini.
Secretion: zat yang dihasilkan oleh kelenjar.
Sedative: obat yang diberikan untuk menginduksi relaksasi dalam
dan menurunkan ansietas
Sepsis: infeksi.
Siblings: satu, dua atau lebih anak-anak yang memiliki orang tua
yang sama, memiki hubungan darah.
Stimulate: menimbulkan tindakan.
Strabismus: juling, abnormalitas congenital pada mata.
U
Umbilicus: pusat.
Urine: cairan jernih, disekresi oleh ginjal sebagai hasil fitrasi keluar
dari darah.
Urticaria: reaksi spesifik yang ditandai dengan kulit bintul-bintul
dan terasa gatal.
V
Vaccine: suspensi mikroorganisme yang dilemahkan atau
dimatikan, yang diberikan saat vaksinasi.
Ventilation: memasukkan udara ke dalam ruangan atau ke dalam
paru secara buatan.
Vernix caseosa: zat berminyak yang disekresikan dari kelenjar
keringat.
Viraemia: infeksi virus pada darah.
Vital: sangat penting, menyangkut hidup.
Vitamin: zat makanan esensial.
W
Whey: bagian cair susu yang dapat dipisahkan dari bagian yang
padat.
Y
Yolk sac: struktur yang tumbuh pada massa sel bagian dalam.
Z
Zink: elemen penting dalam diet untuk membuat enzim.
Riwayat Pendidikan:
S1: STIKES Majapahit Mojokerto program studi Kesehatan
Masyarakat
S2: Universitas Gadjah Mada program studi Kesehatan Masyarakat