Maryani 1862150089
Masturoh` 1862150105
Kelas : NR ( C )
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami berupa makalah dengan judul
“Permaian Estafet dalam Melatih Motorik Bagi Anak Usia Dini”.
Dalam penyusunan makalah ini kami yakin masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami mengharap kepada para pendidik khususnya dan para pembaca umumnya
untuk memberikan saran dan kritik, dalam rangka penyempurnaan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Hanya kepada Allah SWT kami memohon semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar belakang................................................................. 1
1.2. Identitas Masalah............................................................. 1
1.3. Rumusan Masalah........................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN......................................................................... 11
2.1. Pengertian Perkembangan Fisik Motorik........................ 2
2.2. Bermain dan permaianan................................................. 3
2.3. Permaianan Estafet.......................................................... 4
2.4. Manfaat bermaian dan permaian estafet bagi anak usia .
Dini.................................................................................. 5
2.5. Bermaian diatas Papan Titian.......................................... 6
2.6. Pengertian Permaian di atas Papan titian......................... 7
2.7. Manfaat Permaian diatas papan titian.............................. 8
2.8. Cara Bermain di atas titian Anak Usia Dini..................... 9
BAB III : PENUTUP.................................................................................. 111
Kesimpulan.................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisik atau tubuh manusia merupakan system organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal yaitu didalam
kandungan hingga saat anak itu lahir. Sampai pada masa 5 tahun yaitu disebut
dengan anak usia dini pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sering disebut
sebagai masa keemasan (golden age) dimana Usia ini merupakan kesempatan emas
bagi anak untuk belajar, anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa.
(Mursid, 2015: 121). pada masa itu juga keadaan fisik maupun segala kemampuan
anak sedang berkembang cepat. Anak Usia Dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun
dan merupakan sosok individu yang sedang dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak
belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan berpikir,
perasaan dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam
lingkungan hidupnya.
Seluruh aspek perkembangan anak penting untuk dikembangkan, salah
satunya yakni fisik motorik yang terdiri dari motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan fisik motorik dipengaruhi oleh seluruh anggota gerak pada tubuh.
Motorik merupakan tindakan yang bisa menimbulkan gerak/motorik, dimana semua
gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan
motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh (Yuliansih, 2015). Anak usia dini tumbuh dan berkembang
menyeluruh secara alami. perkembangan motorik merupakan salah satu aspek
perkembangan yang dapat mengintegrasikan perkembangan aspek yang lain.
Misalnya, kecepatan lari seorang anak akan semakin bertambah sesuai dengan
pertambahan usianya. Selain itu, secara fisik, anak juga akan terlihat lebih tinggi atau
lebih besar. Tetapi setiap anak mengalami perkembangan motorik yang berbeda beda,
ada anak yang perkembangan motoriknya cepat dan ada juga anak yang
perkembangan motoriknya sangat lama atau bisa dikatakan memiliki keterbatasan
fisik. Proses tumbuh kembang
kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan
gerak anak. pengembangan motorik pada anak dilakukan dengan berbagai stimulasi
yaitu yang diberikan oleh orang tua, guru dan juga lingkungan disekitarnya.
Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui
berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh sebab itu,
peningkatan keterampilan fisik anak juga berhubungan erat dengan kegiatan bermain
yang merupakan aktivitas utama anak usia dini . Semakin kuat dan terampilnya gerak
seorang anak, membuat anak senang bermain dan tak lelah untuk menggerakkan
seluruh anggota tubuhnya saat bermain.
Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak karena bermain menjadi sumber belajar yang tidak diperoleh
anak di sekolah maupun dirumah (Mutiah, 2010). Melalui bermain, anak-anak tidak
hanya meningkatkan dan mencapai aspek perkembangan yang lebih baik atas
kemampuan motorik, tetapi juga dapat membangun kepercayaan diri anak, dan belajar
bagaimana menangani rintangan yang sulit (Serpentino, 2011). Bermain diluar
ruangan dapat dianggap sebagai salah satu cara untuk membuat anak-anak lebih sehat
dan aktif secara fisik (Fjørtoft, 2004; Lovasi et al., 2011). Sedangkan Hu et al. (2015)
juga sependapat dengan menyatakan bermain bebas di lingkungan luar adalah cara
terbaik untuk mempromosikan perkembangan fisik ketika anakanak dibimbing untuk
secara bebas bisa mengakses berbagai aktivitas yang menantang fisik. Lingkungan
luar bukanlah lingkungan yang asing untuk anak.
Dengan aktif bermain bebas di lapangan merupakan sebuah kesempatan
penting bagi anak untuk meningkatkan kemampuan aktivitas fisik mereka dan gaya
hidup sehat (Caroli et al., 2011) Perkembangan motorik kasar merupakan kemampuan
yang meliputi kegiatan otototot besar, seperti berjalan, melompat, berlari dan
menggerakkan lengan (Santrock, 2007). Kemampuan motorik kasar merupakan
bagian dari aspek keseimbangan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, kelincahan, yang
menjadi sebuah pemicu salah satu aktivitas olahraga, atau kegiatan yang melatih fisik
(Veldman et al., 2016). Bentuk kegiatan bermain yang dapat meningkatkan
kemampuan motorik kasar haruslah mengandung kegiatan seperti berlari, berjalan,
atau melompat yang membutuhkan otot-otot besar.
Permainan menjadi salah satu sarana dalam meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak. Permainan adalah suatu alat yang digunakan oleh anak-anak
untuk menjelajahi dan mencari informasi baru yang dimana tidak anak temukan jika
tidak adanya suatu permainan (Andini, 2018). Salah satu kegiatan permainan yang
dilakukan melibatkan kemampuan fisik dan motorik yaitu permainan estafet.
Permainan estafet merupakan permainan yang dilakukan secara beregu, dimana setiap
regu terdiri dari empat orang pelari, dan setiap pelari mempunyai peran masingmasing
dalam permainan (Sunarsih & Dkk., 2007). Dalam makalah ini permainan estafet
ialah suatu permainan yang didalamnya terdapat beberapa kegiatan yang berbeda,
yang harus diselesaikan secara berurutan oleh masing-masing anggota kelompok
sambil membawa tongkat estafet. Anak saling memberi tongkat estafet setelah
menyelesaikan semua rintangan yang ada dalam permainan. Kegiatan bermain ini
menciptakan suasana yang menyenangkan sekaligus menantang bagi anak.
B. Identifikasi Masalah
1. Apa itu perkembangan fisik motorik anak
2. Apa itu Bermain dan Permainan
3. Apa itu Permainan Estafet
4. Apa Manfaat bermain Permainan Estafet bagi anak usia dini
5. Apa itu permaian diatas papan titian
6. Manfaat Permaian diatas papan titian
7. Cara bermaian Permaian diatas Papan titian bagi Anak Usia Dini
C. Rumusan Masalah
1. Mengetahui perkembangan fisik motorik anak
2. Mengetahui Apa itu bermain dan permainan
3. Mengetahui apa itu permaina estafet
4. Mengetahui manfaat bermain permainan estafet bagi anak usia dini
5. Mengetahui permaian papan titian
6. Mengetahui manfaat permaian diatas papan titian
7. Mengetahui cara bermain di atas papan titian bagi Anak Usia Dini
BAB II
ISI
a.Motorik kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak
itu sendiri. Perkembangan motorik kasar adalah suatu gerakan yang berhubungan
dengan otot besar dalam melakukan pengendalian gerak tubuh seperti gerakan
lokomotor, nonlokomotor dan gerakan manipulatif. Perkembangan motorik kasar
merupakan hal yang sangat penting, khususnya anak usia dini 5-6 tahun,
perkembangan pada anak usia dini perlu adanya bimbingan dari guru. Seringkali
perkembangan motorik anak usia dini diabaikan, hal ini dikarenakan belum pahamnya
mereka bahwa perkembangan motorik menjadikan bagian yang tidak terpisahkan
dalam kehidupan anak usia dini. Berikut ini adalah beberapa tahapan perkembangan
motorik kasar anak usia dini:
(Susanto, 2011: 34 )
1. Menggunakan crayon
2. Menggunkan benda dan alat
3. Meniru
4. bentuk (meniru gerakan orang lain)
Usia 4 – 6 tahun
1. Menggunakan pensil
2. Menggambar
3. Memotong dan menggunting
4. Menulis huruf cetak
Gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3
tahun. Di usia itu, anak dapat meniru cara ayahnya memegang pensil. Namun, posisi
jari-jarinya masih belum cukup jauh dari mata pensil. Selain itu, anak masih kaku
dalam melakukan gerakan tangan untuk menulis. Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia
sudah dapat memegang pensil warna atau crayon untuk menggambar. Gerakan
motorik halus, seperti menulis dan menggambar akan diperlukan anak saat ia
bersekolah nanti. Namun demikian, kemampuan seorang anak untuk melakukan
gerak motorik tertentu tak akan sama dengan anak lain walaupun usia mereka sama.
Tujuan dari pengembangan motorik halus anak usai dini yaitu yang pertama sebagai
alat untuk pengembangan keterampilan gerak kedua tangan, kedua Anak dapat
membuat sesuatu hasil karya yang asli dari anak tersebut. Ketiga sebagai alat untuk
pengembangan antara koordinasi kecepatan tangan dan kecepatan mata. Ke empat
yaitu untuk menyeimbangkan penglihatan pada saat seorang guru memperagakan alat
peraganya dalam pengembangan motorik halusnya
Agar pengembangan fisik motorik anak berkembang dengan baik maka orang tua,
guru dan juga lingkungan harus memberikan usaha atau stimulasi yang cukup kepada anak
agar perkembangan fisik motorik nya menjadi lebih baik. Untuk menstimulasi motorik kasar
anak menurut Hadis (2003) dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat,
memeras, bersiul, membuat ekspresi muka senang, sedih, gembira, berlari, berjinjit, berdiri di
atas satu kaki, berjalan di titian, dan sebagainya. Orang tua dan guru harus membiasakan
anak untuk terampil berlari atau memanjat jika ia sudah lebih besar ia akan senang
berolahraga. Untuk melatih gerakan motorik kasar anak yaitu dapat dilakukan, misalnya
dengan melatih anak berdiri di atas satu kaki. Jika anak kurang terampil berdiri di atas satu
kakinya berarti penguasaan kemampuan lain, seperti berlari akan terpengaruh karena berarti
anak tersebut masih belum dapat mengontrol keseimbangan tubuhnya.
Ada beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik
anak, misalnya aktivitas berjalan di atas papan, olahraga (melompat tali,renang, sepak bola,
bulu tangkis, senam, bersepeda), menari, atau bermain drama. Kegiatan-kegiatan tersebut
selain menyenangkan untuk anak-anak juga dapat melatih rasa percaya diri anak. Salah satu
permainan yang memiliki kegiatan disebutkan diatas yaitu melalui permainan estafet
A. Permaianan Estafet
1. Pengertian bermain dan permainan
Bermain merupakan hal yang tidak terpisahan oleh anak-anak. Bermain pada
anak-anak merupakan sebuah keputusan yang bebas etika memilih saat bermain.
Bermain adalah hal yang bersifat sukarela, imajinatif dengan memanfaatkan ide-ide
yang diambil dari pengalaman pribadi, anak mengintegrasikan tema dari
kehidupannya sendiri ke dalam kegiatan bermain (Fromberg dalam Lewis, 2013: 4).
Hurlock (1978: 320) menyatakan bahwa bermain dilakukan secara suka rela, tanpa
paksaan atau tekanan dari pihak luar. Piaget mengungkapkan bermain terdiri atas
tanggapan yang diulang atau sekedar untuk kesenangan fungsional. Sudono (2006: 1)
menyatakan, bermain adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak. Dani (2009: 17)
mengatakan bahwa bermain adalah dunia anak dan untuk sarana belajar anak.
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang
menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan, maupun
mengembangkan imajinasi pada anak (Triharsono, 2013: 1). Meskipun bermain
memberikan kesenangan tetap membawa dampak positif sehingga dapat menjadi
informasi baru bagi anak. Bermain adalah dunia anak dan sekaligus sebagai sarana
belajar (Dani, 2009: 17). Maka dari itu bermain sebaiknya menyenangkan agar anak
menerima pengetahuan baru.
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal
masa anak-anak (Desmita, 2007:141). Hal tersebut dapat dilihat ketika anak
berkegiatan banyak diluar rumah bersama dengan teman-temannya dan banyak
memilih untuk bermain. Jacob Sattolmair & John Ratey (2010: 3), Meghan Lynch
(2015: 7) permainan merupakan aktivitas yang membuat hati seorang anak menjadi
senang, nyaman, dan bersemangat dan permainan itu merupakan sesuatu yang
digunakan untuk bermain itu sendiri. Olivia N. Saracho & Bernard Spodek (2013: 3),
Carolyn Bjartveit & Lisa Panayodis (2017: 10) berpendapat bahwa permainan adalah
kegiatan yang dapat memberikan informasi, memberi kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi pada anak. Moeslichatoen (2004: 31) menjelaskan bahwa
permainan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
mempergunakan alat yang mampu memberikan informasi, memberi kenangan
maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Fadillah, dkk (2014: 25) memberikan
pendapat yang sejalan bahwa bermain adalah aktivitas yang membuat hati seorang
anak menjadi senang, nyaman, dan bersemangat, sedangkan permainan merupakan
sesuatu yang digunakan untuk bermain itu sendiri
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diungkapkan diatas bahwa
permainan adalah aktivitas dan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya sehingga
memperoleh informasi, kesenangan, dan mengembangkan imajinasi anak. Permainan
dapat dilihat dari proses dan hasil akhirnya. Pada masa kanak kanak penting adanya
sebuah permainan yang dapat mengembangkan semua aspek perkembangan dan
permainan estafet adalah permainan yang bertujuan meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak.
2. Manfaat Bermain
Bermain bagi anak usia dini tentunya memiliki manfaat yang banyak bagi
perkembangan anak. Manfaat tersebut tentunya untuk perkembangan fisik motorik,
kognitif, bahasa, serta sosial dan emosi. Hal tersebut didukung dengan pendapat
Singer (2006: 8), bermain bukan kegiatan yang membuang-buang waktu tanpa adanya
manfaat diperoleh dari bermain tersebut. Menurut Ismail dalam Cahyo (2011: 13),
manfaat bermain bagi anak adalah dapat mengembangkan otot motorik kasar dan
halusnya, meningkatkan penalaran, memahami keberadaan di lingkungannya,
membentuk imajinasi, mengikuti peraturan, tertib, dan disiplin.
Menurut pendapat lain, Meyke dalam Martuti (2012: 37) manfaat bermain adalah :
1) Manfaat bermain bagi perkembangan fisik Ketika anak bermain anak akan
melibatkan gerak tubuhnya sehingga tubuhnya terlatih dari mulai otot yang kuat serta
tubuh yang semakin sehat. Anak-anak memiliki energi yang banyak maka melalui
bermain energi tersebut bisa tersalurkan dengan baik.
2) Manfaat bermain bagi perkembangan aspek motorik anak Aspek motorik yang
berkembang adalah motorik kasar dan motorik halus anak, hal tersebut dapat terjadi
karena mulai usai 4 tahun anak mulai mengenaL bentuk serta gerakan sehingga anak
meniru hal tersebut melalui bermain.
3) Manfaat bermain bagi perkembangan sosial anak Melalui bermain juga anak dapat
mempelajari budaya tempat anak tinggal sehingga mengetahui budaya tempat tinggal
dengan cara berkomunikasi dengan orang lain.
4) Manfaat bermain bagi perkembangan kepribadian dan emosi anak
Bermain tentunya ada yang berkelompok sehingga anak ketik bermain mampu
mengenal dirinya sendiri dan temannya. Melalui bermain berkelompok anak akan
belajar untuk berkompetisi dan menahan emosi utuk memahami teman dalam
kelompoknya.
5) Manfaat bermain bagi perkembangan kognitif anak Melalui bermain anak secara
tidak sadar akan mulai memahami konsep bilangan, warna, ukuran, bentuk dan arah.
6) Manfaat bermain untuk mengasah indra anak Ketika anak bermain tentu saja
melibatkan seluruh indera yang ada pada tubuh anak. Maka dari itu indera
penglihatan, perabaan, pendengaran, penciuman, serta pencecapan akan mendapatkan
stimulasi ketika bermain sehingga indera anak menjadi lebih peka.
7) Manfaat bermain untuk mengembangkan keterampilan olahraga dan menari anak
Melalui bermain terutama bermain diluar kelas anak akan secara tidak sadar
melakukan gerakan olah raga. Melalui gerakan tersebut anak alkan menjadi sehat,
kuat, cekatan, lentur, dan berani sehingga juga dapat menjadi kemampuan awal anak
untuk dapat menari.
8) Manfaat bermain bagi guru Melalui bermain guru dapat mengamati, menilai, dan
mengevaluasi anak.
B. Bermain Estafet
1. Pengertian bermain estafet
Salah satu permainan yang dapat dilakukan demi meningkatkan
perkembangan anak adalah permainan estafet. Estafet adalah salah satu dari
permainan yang berasal dari cabang olahraga atletik. Permainan estafet ini dilakukan
secara berkelompok yang biasanya terdiri dari 3-5 orang pemain. Menurut Wiarto
(2013 : 86), Estafet adalah sebuah latihan yang dilakukan dengan cara memberikan
tongkat dari satu tempat ke tempat lainnya. Latihan ini dilakukan hingga semua
anggota telah melakukannya (berikan waktu untuk kompetisi). Pelaksanaan estafet
harus dalam bentuk kelompok. Kerjasama antar anggota dalam kelompok sangat
dibutuhkan dalam bermain estafet. Setiap anggota dari semua kelompok harus
memahami aturan yang berlaku saat permainan. Jika salah satu anggota kelompok
kurang bahkan tidak memahami aturan yang ada, maka permainan pun akan
terhambat.
Estafet merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan apalagi kegiatan
tersebut dilakukan oleh anak-anak. Permainan estafet tidak memerlukan peralatan
terlalu banyak. Guru dalam hal ini dapat memanfaatkan benda-benda yang ada di
sekeliling anak sebagai objek dalam permainan estafet. Jika sekolah memiliki ruangan
yang cukup luas, maka permainan estafet dapat dilakukan didalam ruangan namun
jika tidak, guru dapat mengajak anak-anak untuk dapat bermain di luar ruang kelas
yang lebih lapang. Kompetisi antar tim yang ada dalam permainan ini dapat
mengajarkan anak akan arti nilai kerjasama serta lapang dada dan toleransi untuk
menerima kekalahan dan kemenangan saat bermain.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, bermain estafet merupakan suatu
kegiatan menyenangkan yang dapat meningkatkan perkembangan anak. Bermain
estafet dilakukan dengan cara berkompetisi atau berlomba dalam memindahkan
tongkat atau benda lainnya dari satu tempat ke tempat lain yang dilakukan dalam
bentuk kelompok minimal lima orang.
2. Langkah langkah bermain estafet
Bermain estafet tentu saja memiliki aturan serta langkah-langkah bermain estafet.
Untuk aturan bermain estafet haru disesuaikan dengan kemampuan serta usia anak.
Ketika lari estafet yang paling penting adalah agar benda yang dibawa secepat dan
seaman mungkin diserahkan kemudian diterima oleh pelari berikutnya, hal ini dapat
diakali dalam jarak dengan menjulurkan lengan dengan baik ke depan dan pemain
yang menerima menjulurkan lengan ke belakang, serta menempuh jarak terpendek
(Jonath et al, 1987: 149-150). Berikut beberapa hal yang perlu diingat saat mengatur
dan mempersiapkan perlombaan estafet (Rebecca Alston, 2017) : 1) Tentukan lokasi
terbaik untuk balapan, apakah itu di dalam atau di luar. Balapan yang melibatkan air
atau banyak ruang lebih baik di luar kegiatan. 2) Hapus rintangan yang tidak perlu
dari lintasan balapan, sambil memilih area yang aman untuk mengadakan perlombaan.
3) Jika perlu, tunjukkan bagaimana perlombaan harus dimainkan. Anak-anak kecil
khususnya membutuhkan visual (contoh). 4) Anda menentukan titik balik, yang dapat
Anda tandai dengan tiang atau tengara lain yang telah Anda tetapkan. 5) Pastikan
untuk memiliki banyak air di tangan untuk pemain minum pada hari yang panas.
Ketika melakukan aktivitas bermain, selalu ada langkah-langkah dalam
pelaksanaannya. Langkah-langkah dalam melaksanakan aktivitas bermain estafet
adalah sebagai berikut: 1) Anak berdiri di tempat yang guru sediakan, kemudian guru
menyatakanaturan main sambil memperagakan cara bermainnya. Keaktifan anak
dalam bermain menandakan anak memahami akan aturan dalam permainan yakni,
anak harus bekerjasama dalam memindahkan benda dari satu tempat ke tempat yang
lain sesuai waktu yang guru tentukan.
2) Anak dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang anak, setiap
anak melakukan kerjasama dalam permainan sesuai dengan aturan. Misalnya anak
harus berada di tempat yang ditentukan hingga permainan berakhir, anak
memindahkan benda satu per satu, dan lain sebagainya.
3) Anak berlomba untuk memindahkan benda dari satu tempat ke tempat yang lain
secara cepat dan tepat dengan cara menyerahkan benda tersebut dari satu anak ke
anak lainnya sesuai dengan aturan yang berbeda-beda disetiap pertemuan. Misalnya
anak harus memindahkan benda dengan cara melompat, berjongkok, melempar, dan
lain sebagainya.
4) Setelah waktu berakhir, guru melakukan tanya jawab pada setiap anak dalam
kelompok untuk mengetahui perkembangan berpikir simbolik pada anak misalnya
meminta anak untuk menyebutkan jumlah benda yang berhasil dipindahkan,
menyebutkan urutan lambang bilangan 1-10 pada benda yang dipindahkan, dan lain
sebagainya. Bermain estafet tentunya sangat menyenangkan dan menjadi cara bagi
guru untuk mengajak anak berkegiatan. Bermain estafet bukan bermain yang
asalasalan saja tetapi memiliki beberapa aturan. Aturan yang utama adalah estafet
harus dilakukan secara berkelompok. Meskipun aturan estafet sudah diberikan tetap
saja bermain estafet bisa dimodifikasi sesuai dengan usia dan kebutuhan anak.
Tongkat yang digunakan ketika bermain estafet juga bisa diganti dengan benda lain
seperti kantung beras, bola kecil, kayu, dan lain sebagainya.
a) Dapat mengembangkan anak dalam berpikir simbolik yakni pada saat menghitung
jumlah benda yang berhasil dipindahkan saat bermain estafet, menyebutkan urutan
lambang bilangan 1-10 pada benda yang dipindahkan, dan lain sebagainya.
b) Dapat meningkatkan sikap kooperatif pada anak, karena dalam bermain estafet anak
melakukan kerjasama dengan teman dalam kelompok saat memindahkan benda dari
satu tempat ke tempat lainnya.
c) Dapat mengembangkan fisik-motorik pada anak saat memindahkan benda dari satu
tempat ke tempat lainnya.
d) Dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak yakni dalam berkomunikasi secara
lisan baik dengan teman dalam kelompok maupun dengan guru.
e) Dapat menumbuhkan rasa antusiasme pada diri anak, karena dalam bermain estafet
dikemas dalam bentuk perlombaaan yang tentunya terdapat kelompok yang menang
dan kalah sehingga anak terpacu untuk semangat dalam bermain agar dapat
memenangkan perlombaan tersebut.
A. Kesimpulan
Permainan estafet efektif dan layak untuk digunakan pada kegiatan inti
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada jenjang taman kanak-kanak, hal ini
dikarenakan permainan estafet mengandung unsur aktivitas fisik yang dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia dini. Pada saat anak
melakukan permainan estafet, antusias anakanak menjadi lebih tinggi karena anak
mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan ketika anak bermain.
Permainan estafet tak hanya meningkatkan kemampuan motorik kasar anak tetapi
juga mampu membantu anak secara signifikan untuk sabar dalam menunggu
giliran.
B. Saran
Diharapkan guru dapat membuat permainan estafet ini dengan beragam alat dan
jenis permainan yang dapat dimodifikasi lagi yang menyenangjan bagi anak
tentunya
Daftar Pustaka
Abdelgawad, H. A., & Mohamed, M. M. (2018). Effect of Body Mass Index on Gross
Motor Development in Normal Children Effect of Body Mass Index on Gross Motor
Development in Normal Children. December 2017, 2–7.
Abdillah, A. (2019). Pengembangan Model Pembelajaran Motorik Berbasis
Permainan. Jurnal Pendidikan Olahraga, 8(2), 138.
https://doi.org/10.31571/jpo.v8i2.1446
Andini, P. (2018). Bermain dan Permainan Anak usia Dini. In A. Asmara (Ed.),
Kencana (Vol. 1, p. 236). PT Remaja Rosdakarya.
Bambang, S. (2008). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Bodi, S. K., & Belajar, H. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Sistem
Kelistrikan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Program. 13(01), 75–79.
Bodrova, E., Germeroth, C., & Leong, D. J. (2013). Play and Self-Regulation:
Lessons from Vygotsky. American Journal of Play, 6(1), 111–123. http://eric.ed.gov/?
id=EJ1016167
Caroli, M., Malecka-Tendera, E., Epifani, S., Rollo, R., Sansolios, S., Matusik, P., &
Mikkelsen, B. E. (2011). Physical activity and play in kindergarten age children.
International Journal of Pediatric Obesity, 6(SUPPL. 2), 47–53.
https://doi.org/10.3109/17477166.2011.613671 Faigenbaum, A. D., Westcott, W. L.,
Loud, R. L., & Long, C. (1999). The effects of different resistance training protocols
on muscular strength and endurance development in children. Pediatrics, 104(1).
https://doi.org/10.1542/peds.104.1.e5
Aprilia d ( 2013 ) mengembangkan keseimbangan melalu bermain papan titian pada
anak kelompok a ditk insaniyogyakarta.