Anda di halaman 1dari 137

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL

HURUF ABJAD MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA


ANAK USIA 4-5 TAHUN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok A Di TAAM AL-


HIDAYAH Kiaracondong Kota Bandung)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Pada Program Studi
Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:
AYU PRADINA
NIM: 1862150040

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS PANCA SAKTI BEKASI
2023
ABSTRAK

AYU PRADINA. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf


Abjad Melalui Media Audio Visual Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di TAAM Al
– Hidayah Kota Bandung
Mengenal huruf abjad merupakan pengetahuan dasar bagi anak sehingga
anak mampu mengenal tulisan dan kata yang ada disekitarnya. Mengenal huruf
abjad juga sangat penting bagi anak dalam mendukung perkembangan bahasa
terutama pada lingkup perkembangan keaksaraan. Maka dari itu dalam mengenal
huruf abjad dibutuhkan media pembelajaran sebagai pendukung dalam kegiatan
belajar mengajar. Media pembelajaran ini merupakan alat bantu yang
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada anak. Salah
satunya menggunakan media audio visual.
Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui kondisi obyektif kemampuan
mengenal huruf abjad melalui media audio visual pada anak usia 4-5 tahun di
TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Kota Bandung, 2) Untuk mengetahui proses
penerapan media audio visual dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf
abjad pada anak usia 4-5 tahun di TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Kota
Bandung, 3) Untuk mengetahui kemampuan mengenal huruf abjad pada anak usia
4-5 tahun setelah dilakukan penggunaan media audio visual di TAAM Al-
Hidayah Kota Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kualitatif, yaitu
menerangkan aktifitas anak dan guru yang diperoleh melalui observasi,
wawancara dan unjuk kerja secara penelitian berlangsung. Sedangkan dalam
penelitian kuantitatif data yang terkumpul dianalisa secara deskriptif presentase
(%). Model Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti gunakan pada penelitian ini
adalah model Kemmis dan Mc Taggart yaitu: 1) tahap perencanaan (planning), 2)
tindakan (action), 3) pengamatan (0bserving) dan 4) refleksi (reflecting).
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan kemampuan mengenal huruf abjad anak melalui media audio
visual kelompok A meningkat dari Siklus I Tindakan Kesatu mendapat skor
persentase rata-rata kelas 36% (BB), Siklus I Tindakan Kedua mendapatkan skor
persentase rata-rata kelas 48% (MB), Siklus II Tindakan Kesatu mendapatkan
skor persentase rata-rata kelas 64% (BSH) dan pada Siklus II Tindakan Kedua
semakin meningkat dengan skor rata-rata kelas yang didapatkan 76% termasuk
kategori Berkembang Sangat Baik (BSB).
Sehubungan dengan Penelitian ini sangat penting, bagi guru dan orang tua
yang dapat bekerjasama dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad
anak melalui media audio visual selama di rumah maupun disekolah. Kemudian
untuk para peneliti lainnya, diharapkan mampu menelaah dalam
mengembangkannya.
Key Words:
Mengenal Huruf Abjad – Media Audio Visual – Anak Usia 4-5 Tahun

i
ABSTRACT

YUYUN WAHYUNI. Efforts to Improve the Ability to Recognize


Alphabet Letters Through Audio Visual Media in Children Aged 4-5 Years
at TAAM Al – Hidayah, Bandung City. Knowing the letters of the alphabet is
basic knowledge for children so that children are able to recognize the writing and
words around them. Knowing the letters of the alphabet is also very important for
children in supporting language development especially in the area of literacy
development. Therefore in knowing the letters of the alphabet learning media is
needed as support in teaching and learning media is a tool that makes it easier for
teachers to convey learning material to children. One of them is using audio visual
media.
This study aims: 1) to find out the objective condition of the ability to
recognize letters of the alphabet through audio visual media in children aged 4-5
years in TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Bandung; 2) to find out the process of
applying audio visual media in improving the ability to recognize letters of the
alphabet in children aged 4-5 years ini TAAM Al-Hidayah Kiaracondong
Bandung; 3) to find out the ability to recognize letters of the alphabet in children
aged 4-5 years after using audio visual media ini TAAM Al-Hidayah
Kiaracondong Bandung.
The method used in this research is Classroom Action Research (CAR) is
a quantitative and qualitative research. Qualitative research, namely explaining the
activities of children and teachers obtained through observation, interviews and
performance in ongoing research. Meanwhile, in quantitative research, the
collected data were analyzed descriptively by percentage (%). The Classroom
Action Research model that the researcher uses in this study is the Kemmis and
Mc Taggart model, namely: 1) planning stage, 2) action, 3) observation (0
observing) and 4) reflection (reflecting).
Based on the results of this Classroom Action Research, it can be
concluded that there is an icrease in children’s cognitive abilities through the
increasing the ability recognize children’s letters of the alphabet through audio
visual media in group A, increasing from cycle I action 1 getting an average
percentage score of 36% (BB), cycle 1 second action getting an average
percentage score class average 48% (MB), the first cycle of class 2 action got a
class average percentage score of 64% (BSH) and in the second cycle of 2 action
it increased wiyh an average class score of 76% icluding the very well developed
category (BSB).
In connection with this research, it is very important, for teachers and
parents who work together in improving children’s cognitive abilities through the
increasing the ability recognize children’s letters of the alphabet through audio
visual at home or at school. Then for other researchers, it is hoped that they will
be able to examine in developing.
Key Words:
Know The Letter Of The Alphabet – Audio Visual Media – Children Aged 4-5
Years.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penyusunan skripsi ini

dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan

Mengenal Huruf Abjad Melalui Media Audio Visual Pada Anak Usia 4-5

Tahun” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S-1) pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Dini (PGPAUD).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak sekali

kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu, penulis sangat berharap kepada pembaca

untuk memberikan saran dan kritik yang konstruktif untuk perbaikan skripsi ini

kedepan.

Sejak awal hingga skripsi ini diselesaikan, penulis banyak berhutang budi

kepada banyak pihak. Oleh karena itu, pada tempat ini penulis ingin

menghaturkan banyak terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan, hidayah, rezeki

kenikmatan dan kemudahan bagi saya.

2. Zaharuddin, S.E, M.M, Ph.D. Rektor dengan ketuusannya memberikan

bimbingan penuh kesabaran dan ketetlitian.

3. Ibu Arie Widiyastuti, M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

Yang telah memberi dukungan selama masa perkuliahan di Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Panca Sakti Bekasi..

iii
4. Ibu Delina Kasih, M.Pd. Dosen pembimbing yang dengan ketulusannya,

memberikan bimbingan dan saran yang amat berarti dengan penuh kesabaran

dan ketelitian selama bimbingan.

5. Para Dosen Mata Kuliah yang telah memberikan ilmu dan pencerahan

pemikiran dengan penuh keikhlasan.

6. Kedua orang tua yang telah memberikan doa restu dan dorongan moril dan

spriritualnya, sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi

ini.

7. Teman-temanku seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga segala bantuan

yang telah disumbangkan kepada penulis tercatat sebagai amal shaleh yang

diterima Allah SWT.

Akhirnya, semoga Allah SWT membalas kebaikan dan amal soleh mereka

dengan imbalan yang berlipat ganda. Penulis berharap, semoga karya ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi para pelaksana kegiatan

pembelajaran. Amin.

Bandung, 24 Desember 2023

Penulis

AYU PRADINA

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………... i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. ii

HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………… iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………... iv

HALAMAN RIWAYAT HIDUP ……………………………………….. v

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI …………………………. vi

ABSTRAK………………………………………………………………... x

KATA PENGANTAR ……………………………………………........... xii

DAFTAR ISI …………………………………………………………....... xiv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xviii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xx

DAFTAR ISI ………...…………………………………………………… i

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................... 10

C. Tujuan Penelitian……………………………………… 11

D. Manfaat Penelitian…………………………………...... 11

E. Penelitian Terdahulu …………………………………. 12

F. Sistematika Pembahasan ……………………………... 14

BAB II TINJAUAN TEORITIS ……………………………………. 17

v
A. Landasan Teori Perkembangan Bahasa Anak Usia

Dini................................................................................. 17

1. Pengertian Anak Usia Dini ....................................... 17

2. Karakteristik Anak Usia Dini ................................... 18

3. Perkembangan Anak Usia Dini ................................ 19

4. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ................... 21

5. Indikator Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini........ 23

6. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ................. 26

a. Pengertian Kognitif ............................................ 26

b. Unsur-Unsur Kemampuan Kognitif ................... 27

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Perkembangan Kemampuan Kognitif ................ 28

d. Tahap Perkembangan Kognitif ........................... 30

7. Teori Mengenal Huruf .............................................. 32

8. Pengertian Media Pembelajaran .............................. 33

9. Definisi Media Audio Visual ................................... 35

10. Manfaat Media Audio Visual ................................. 36

11. Jenis-Jenis Media Audio Visual ............................. 36

12. Karakteristik Media Audio Visual ......................... 39

13. Langkah-Langkah Penggunaan Media Audio

Visual........................................................................ 40

14. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio Visual.. 41

B. Metode atau Penerapan Dalam PTK ............................. 42

vi
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………… 45

A. Jenis dan Desain Penelitian …………………………... 45

1. Jenis Penelitian ……………………………………. 45

2. Desain Penelitian ………………………………….. 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………... 51

a. Tempat Penelitian …………………………………. 51

b. Waktu Penelitian ………………………………….. 51

C. Subjek Penelitian……………………………………… 52

D. Fokus Penelitian ............................................................ 52

E. Teknis Pengumpulan Data……………………………. 54

F. Instrument Penelitian …………………………………. 55

G. Analisis Data …………………………………………. 60

H. Jadwal dan Prosedur Penelitian ..................................... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………. 65

A. Hasil Penelitian ………………………………………. 65

1. Deskripsi Data Awal Penelitian …………………... 65

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian …………………. 66

a. Siklus I Tindakan 1 ............................................... 66

b. Siklus I Tindakan 2 .............................................. 72

c. Siklus II Tindakan 1 ............................................. 84

d. Siklus II Tindakan 2 ............................................. 93

B. Pembahasan ................................................................... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 106

vii
A. Kesimpulan .................................................................... 106

B. Saran .............................................................................. 108

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 109

LAMPIRAN................................................................................................. 114

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun ........................... 23

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Kemampuan Mengenal Huruf Abjad

Melalui Media Audio Visual ..................................................... 56

Tabel 3.2 Lembar Penilaian Anak Kemampuan Mengenal Huruf Abjad

Melalui Media Audio Visual ..................................................... 58

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Melalui

Media Audio Visual .................................................................. 59

Tabel 3.4 Teknik Skoring Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Melalui

Media Audio Visual .................................................................. 59

Tabel 3.5 Interprestasi Perkembangan Kemampuan Mengenal Huruf

Abjad Melalui Media Audio Visual .......................................... 61

Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kategori dan Presentasi Kemampuan

Mengenal Huruf Abjad Melalui Media Audio Visual .............. 61

Tabel 3.7 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2023 ............... 62

Tabel 3.8 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A TAAM Al-

Hidayah...................................................................................... 63

Tabel 4.1 ....

Hasil Observasi Siklus I Tindakan 1 Kemampuan Mengenal 73

Tabel 4.2 Huruf Abjad Anak Melalui Media Audio Visual ......................

Kondisi Hasil Observasi Siklus I Tindakan 1 Kemampuan 72

Tabel 4.3 Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui Media Audio Visual......

Hasil Observasi Siklus I Tindakan 2 Kemampuan Mengenal 81

ix
Tabel 4.4 Huruf Abjad Anak Melalui Media Audio Visual ......................

Kondisi Hasil Observasi Siklus I Tindakan 2 Kemampuan 82

Tabel 4.5 Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui Media Audio Visual......

Hasil Observasi Siklus II Tindakan 1 Kemampuan Mengenal 90

Tabel 4.6 Huruf Abjad Anak Melalui Media Audio Visual ......................

Kondisi Hasil Observasi Siklus II Tindakan 1 Kemampuan 91

Tabel 4.7 Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui Media Audio Visual......

Hasil Observasi Siklus II Tindakan 2 Kemampuan Mengenal 98

Tabel 4.8 Huruf Abjad Anak Melalui Media Audio Visual ......................

Kondisi Hasil Observasi Siklus II Tindakan 2 Kemampuan 99

Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui Media Audio Visual......

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Metode atau Penerapan Dalam PTK ......................................... 44

Gambar3.1 Alur PTK Model Kemmis dan Mc Taggart .……………......... 46

Gambar4.1 Gambar Grafik Hasil Observasi Siklus I Tindakan 1

Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui Media

Audio Visual ............................................................................. 73

Gambar4.2 Gambar Grafik Hasil Observasi Siklus I Tindakan 2

Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui Media

Audio Visual ............................................................................. 82

Gambar4.3 Gambar Grafik Hasil Observasi Siklus II Tindakan 1

Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui Media

Audio Visual ............................................................................. 91

Gambar4.4 Gambar Grafik Hasil Observasi Siklus II Tindakan 2

Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui Media

Audio Visual ............................................................................. 99

Gambar4.5 Grafik Gambar Rekapitulasi Persentase Nilai Rata-Rata Kelas

Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Usia 4-5 Tahun

Melalui Media Audio Visual Pra Siklus, Siklus I Tindakan 1,

Siklus I Tindakan 2, Siklus II Tindakan 1 dan Siklus II

Tindakan 2.................................................................................. 105

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin sangat memperhatikan

pemeliharaan hidup dan kehidupan manusia sejak dini. Perhatian itu melebihi

perhatian apa pun yang ada pada Undang-undang yang dibuat oleh manusia itu

sendiri. Islam sangat memperhatikan anak-anak pada setiap fase kehidupan

mereka.

Anak merupakan anugrah dan titipan dari Allah SWT yang harus dijaga

baik secara fisik, mental, maupun kecerdasan rohaninya. Salah satunya adalah

melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh

keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran

dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat,

untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam

berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan

adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan

formal dan non formal dan informal di sekolah dan di luar sekolah, yang

berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan

kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkan

peranan secara tepat.1

1
Redja Mudiyaharjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar
Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Cet.II, 2002), hal 1-2.

1
2

Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.2

Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk

menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia

dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu

pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun.

Pendidikan anak usia dini menjadi sangat penting mengingat potensi

kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentan usia ini.

Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden

age (usia emas). Karena perkembangan kecerdasannya mengalami peningkatan

yang sangat signifikan. Usia dini atau prasekolah merupakan kesempatan emas

bagi anak untuk belajar. Oleh karena itu, kesempatan ini hendaknya

dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pembelajaran anak karena rasa ingin tahu

anak usia ini berada pada posisi puncak. Tidak ada usia sesudahnya yang

menyimpan rasa ingin tahu anak melebihi usia dini.3

Taman Kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program
2 ?
Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV. Alvabeta, 2011,
Cet.II), hal 5-6.
3 ?
Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung: PT Rosda Karya, 2012), hal 14.
3

pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun yang merupakan masa peka bagi anak

untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik,

kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni,

moral dan nilai-nilai agama. Hal ini menunjukkan bahwa TK atau PAUD

sebagai sarana yang penting untuk mengembangkan potensi anak.

Dalam Al-Qur’an disebutkan pada ayat yang pertama kali diturunkan

Allah SWT adalah untuk membaca yaitu tertera dalam surat Al-Alaq ayat 1-5

yang berbunyi:

‫ۡأ‬ ‫ۡأ‬
‫ٱۡق َر ِبٱۡس ِم َر ِّبَك ٱَّلِذ ي َخ َلَق َخ َلَق ٱِإۡل نَٰس َن ِم ۡن َع َل ٍق ٱۡق َر َو َر ُّب َك ٱَأۡلۡك َر ُم ٱَّل ِذ ي َع َّلَم ِب ٱۡل َقَلِم َع َّلَم‬

‫ٱِإۡل نَٰس َن َم ا َلۡم َيۡع َلۡم‬

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan
mulah yang maha pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S
Al-Alaq: 96/1-5).4

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT mengajarkan manusia

dengan perantara baca tulis. Oleh karena itu, bahasa adalah menjadi sumber

manusia untuk mengetahui informasi.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar

dan menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya

manusia. Sujiono mengatakan bahwa, “anak usia dini adalah anak yang baru

dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat

menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak”. 5 Oleh karena

4 ?
Q.S Al-Alaq: 96/1-5.
5 ?
Y.N.Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks, 2009), hal 7.
4

itu, pada usia dini perlu banyak mendapatkan rangsangan pendidikan agar

pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani dapat berkembang secara

maksimal. Dengan demikian anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan

pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara.6

Dalam Islam terdapat ayat al-Qur’an yang menjelaskan pentingnya

pendidikan anak usia dini, yaitu dalam surat an-Nahl ayat 78:

ۙ‫َو ُهّٰللا َاْخ َر َج ُك ْم ِّم ْۢن ُبُطْو ِن ُاَّم ٰه ِتُك ْم اَل َتْع َلُم ْو َن َش ْئًـ ۙا َّو َج َع َل َلُك ُم الَّس ْمَع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْفِٕـ َدَة‬
‫َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َن‬

Artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam


keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran,
penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”7
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa setiap anak manusia dilahirkan

dalam keadaan suci atau polos tidak berpengetahuan namun Allah Subhanahu

Wa Ta’ala membekali penglihatan, pendengaran dan hati sebagai potensi yang

dibawa sejak lahir ke dunia, maka potensi yang Allah berikan dapat

dikembangkan dengan didikan yang sesuai dengan norma-norma yang

dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

6 ?
Undang-undang, Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), hal 3.
7 ?
Q.S An-Nahl: 16/78.
5

Upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya

berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan

dan minat anak. Peran guru sangat penting dalam memilih model yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran yang harus menyesuaikan dengan keadaan, kebutuhan dan

kemampuan siswa. Guru dihadapkan pada sejumlah metode pembelajaran yang

ada serta media pendukung untuk memperlancar proses pembelajaran. Guru

dituntut untuk mampu mengenali karakteristik anak terlebih dahulu sebelum

memilih metode-metode pembelajaran dan media pendukung yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran. Segala upaya ini dilakukan guru agar

dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan pada anak salah satunya

yaitu aspek kemampuan bahasa. Melalui bahasa anak dapat memperoleh

pembelajaran secara maksimal.8

Kemampuan berbahasa merupakan salah satu bidang pengembangan

kemampuan dasar yang penting dalam pendidikan taman kanak-kanak. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Direktorat Pembinaan TK dan SD bahwa bahasa

merupakan alat komunikasi yang utama bagi seorang anak untuk

mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhan.9 Oleh sebab itu,

seorang anak akan lebih mudah mengungkapkan berbagai kebutuhannya jika

memiliki kemampuan berbahasa yang bagus.

8 ?
Marlen Tehupeiory, Ign I Wayan Suwatra, dan Luh Ayu Tirtayani, “Penerapan Metode
Bercerita Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak
Kelompok B Semester II”, e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha,Volume 2 No 1
Tahun 2014. Di akses pada hari selasa tanggal 31 Januari 2023 pukul 18: 45 Wib.
9 ?
Arsyi Anggalia dan Mila Karmila, “Upaya Meningkatkan Bahasa Ekpresif Anak Dengan
Menggunakan Media Boneka Tangan Muca (Moving Mouth Puppet) Pada Kelompok A”, jurnal
Penelitian PAUDIA, 2014. Di akses pada hari selasa tanggal 31 Januari 2023 pukul 19:13 Wib.
6

Piaget menjelaskan, perkembangan bahasa secara keseluruhan sebagai

hasil interaksi anak dengan lingkungan dan juga kemampuan kognitif dan

pengalaman bahasa.10 Dapat diartikan bahwa bahasa merupakan perpaduan

berbagai aspek yang akan menjadikan anak mampu berkomunikasi dengan

jelas.

Vygotsky menjelaskan, pembelajaran bahasa terjadi melalui interaksi

sehari-hari dan berbagi pengalaman antara orang dewasa dan anak. Bahasa

membantu untuk mengatur pikiran dan anak-anak menggunakan bahasa untuk

belajar serta berkomunikasi dan berbagai pengalaman dengan orang lain. 11

Interaksi antara orang dewasa dan anak diharapkan mampu memberikan

pembelajaran bahasa yang efektif.

Kemampuan berbahasa merupakan indikator dari seluruh perkembangan

anak. Hal tersebut dikarenakan kemampuan berbahasa sensitif terhadap

keterlambatan atau kerusakan pada sistem pada sistem lainnya yang melibatkan

berbagai kemampuan. Ada empat macam bahasa antara lain menyimak,

berbicara, menulis dan membaca.12

Berdasarkan Permendikbud 137 Tahun 2014, terdapat lingkup

perkembangan bahasa yaitu memahami bahasa, mengungkapkan bahasa dan

keaksaraan atau mengenal huruf.13 Kegiatan mengenal huruf merupakan suatu

10 ?
Mehdi Dastpak, et al. “A Comparative Study of Vygotsky Perspectives on Child Language
Development with Nativism and Behaviorism”. Internasional Journal of Languages Education and
Teaching 5,2, 2012, hal 232. Di akses pada hari selasa tanggal 31 Januari 2023 pukul 19:32 Wib.
11 ?
Vygotsky, Play and Its Role In The Mental Development Of The Child, dalam Randima
Rajapaksha, “Promoting Oral Language Skills in Preschool Children Through Sociodramatic Play
in the Classroom”. International Journal of Education 4,1, 2016, hal 17. Di akses pada hari selasa
tanggal 31 Januari 2023 pukul 19:46 Wib.
12 ?
Susanto Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2011), hal 28.
13 ?
Permendikbud 137 Tahun 2014, Standar Nasional Pendidikan Anak Nasional, hal 11.
7

kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti

mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya

seperti menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.

Menurut Anderson “membaca sebagai suatu proses untuk memahami

makna suatu tulisan. Proses yang dialami dalam membaca adalah berupa

penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf,

kata, ungkapan, frase, kalimat dan wacana serta menghubungkannya dengan

bunyi dan maknanya”.14 Dapat di disimpulkan bahwa kegiatan membaca terkait

dengan (1) pengenalan huruf atau aksara, (2) bunyi dari huruf atau rangkaian

huruf-huruf, (3) makna atau maksud dan (4) pemahaman terhadap makna atau

maksud berdasarkan konteks wacana.

Dari uraian di atas dapat diketahui pentingnya mengoptimalkan aspek-

aspek perkembangan anak termasuk mengenalkan huruf sejak usia dini

mengingat pada saat tersebut otak anak berada pada masa-masa yang sangat

mengagumkan dan memiliki potensi yang tidak terbatas untuk dikembangkan.

Berdasarkan hasil observasi di TAAM Al-Hidayah Kecamatan

Kiaracondong Kota Bandung pada kelompok A diperoleh hasil kemampuan

bahasa khususnya kemampuan mengenal huruf abjad belum berkembang

secara optimal dibandingkan dengan kemampuan-kemampuan lainnya.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut terdapat permasalahan yang terkait

dengan kemampuan mengenal huruf abjad, diantaranya sebagian besar anak

belum mengenal semua huruf-huruf, hal ini terlihat pada saat anak mengalami

kesulitan dalam pembelajaran.


14 ?
Dhieni Nurbiana, Metode Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), hal 5.
Hasil tersebut juga didukung dari data pada observasi kemampuan anak

dalam mengenal huruf belum berkembang, dari 12 anak yang terdiri 4 anak

perempuan dan 8 anak laki laki di dalam kelas baru 2 anak yang mampu

mengenal huruf dengan baik. Sedangkan 10 anak masih kesulitan saat

menyebutkan huruf. Anak masih juga terbalik menyebutkan huruf dengan lafal

ataupun bentuknya mirip, misalnya: “d” dengan “b”, “f” dengan “v”, “m”

dengan “n”, “p” dengan “b”, “m” dengan “w”. Anak juga kesulitan saat

diminta menyebutkan kata dari sebuah huruf, begitu pula sebaliknya saat

diminta untuk menyebutkan huruf depan dari sebuah kata. Faktor yang

mempengaruhi anak yang belum optimal pada kemampuan mengenal huruf

abjad disebabkan karena kemampuan pada diri anak yang belum matang

sehingga hasilnya belum optimal.

Selain permasalahan tersebut penggunaan media pembelajaran juga

belum maksimal, hal tersebut dapat mempengaruhi ketertarikan anak dalam

mengikuti proses pembelajaran. Salah satu tingkat pencapaian perkembangan

yang sangat penting bagi anak usia dini adalah mengenal huruf abjad. Hal ini

penting sekali karena mengenal huruf abjad merupakan pengetahuan dasar bagi

anak sehingga anak mampu mengenal tulisan dan kata yang ada disekitarnya.

Mengenal huruf abjad juga sangat penting bagi anak dalam mendukung

perkembangan bahasa terutama pada lingkup perkembangan keaksaraan. Maka

dari itu dalam mengenal huruf abjad dibutuhkan media pembelajaran sebagai

pendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran ini

8
merupakan alat bantu yang memudahkan guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran kepada anak.

Salah satu media yang digunakan adalah media audio visual. Media

audio visual merupakan jenis media yang mengandung unsur suara juga unsur

gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman vidio, berbagai ukuran film, slide,

suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih menarik,

sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.15

Kelebihan media audio visual menyebabkan tampilan audio visual lebih

dinamis dan menyenangkan bagi penggunanya, sehingga dapat menghilangkan

kejenuhan dan menjadikan pembelajaran menjadi tidak monoton. Penggunanya

media audio visual melibatkan berbagai indera dan organ tubuh, seperti telinga

(audio) dan mata (visual), yang memungkinkan informasi atau pesannya

mudah di mengerti. Pentingnya kemampuan mengenal huruf abjad melalui

media audio visual dapat menggabungkan antara pendengaran dan penglihatan

sehingga dapat membuat anak dapat mengenal huruf-huruf abjad dengan baik

pada usia 4-5 tahun, hal ini lebih mudah memahami materi yang disampaikan

guru. Untuk itu, penulis menganggap perlu melakukan perbaikan pembelajaran

melalui penelitian dengan menerapkan penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf

abjad pada anak kelompok A di TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Kota

Bandung.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang media pembelajaran dan pengenalan huruf abjad di TAAM Al-Hidayah


15 ?
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hal 13.

9
Kiaracondong Kota Bandung dengan harapan setelah diterapkan media

pembelajaran tersebut pengenalan huruf abjad anak semakin meningkat

sehingga peneliti mengangkat judul penulisan “Upaya Meningkatkan

Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Melalui Media Audio Visual Pada Anak

Usia 4-5 Tahun”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi obyektif kemampuan mengenal huruf abjad melalui

media audio visual pada anak usia 4-5 tahun di TAAM Al-Hidayah

Kiaracondong Kota Bandung?

2. Bagaimana proses penerapan media audio visual dalam meningkatkan

kemampuan mengenal huruf abjad pada anak usia 4-5 tahun di TAAM Al-

Hidayah Kiaracondong Kota Bandung?

3. Bagaimana kemampuan mengenal huruf abjad pada anak usia 4-5 tahun

setelah dilakukan penggunaan media audio visual di TAAM Al-Hidayah

Kiaracondong Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

10
1. Untuk mengetahui kondisi obyektif kemampuan mengenal huruf abjad

melalui media audio visual pada anak usia 4-5 tahun di TAAM Al-Hidayah

Kiaracondong Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui proses penerapan media audio visual dalam

meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad pada anak usia 4-5 tahun

di TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui kemampuan mengenal huruf abjad pada anak usia 4-5

tahun setelah dilakukan penggunaan media audio visual di TAAM Al-

Hidayah Kiaracondong Kota Bandung.

D. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tentang penerapan media adio visual. Untuk meningkatkan huruf abjad

anak usia dini di TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Kota Bandung. Selain

itu untuk pelaksanaan pendidikan sehingga menjadi pengetahuan bagi

orangtua dan guru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

11
Dapat memberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam melakukan

penelitian pendidikan, khususnya tentang penerapan media audio visual

terhadap kemampuan mengenal huruf abjad pada anak usia 4-5 tahun.

b. Bagi Guru

Dengan penggunaan media audio visual diharapkan dapat menggunakan

media ini sebagai salah satu rujukan untuk proses pembelajaran di kelas.

c. Bagi Anak

Supaya anak usia 4-5 tahun dapat meningkat kemampuan mengenal

huruf abjad khususnya dengan guru, teman, orang tua dan lingkungan

sekitarnya.

d. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif kepada

lembaga penyelenggara pendidikan.

E. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan studi pustaka dan tinjauan terhadap karya ilmiah yang

ditemukan oleh penulis, ada beberapa karya ilmiah yang relevan dengan

penelitian yang penulis lakukan, diantaranya:

1. Skripsi Thesis Ramadhani, Rizka amalia, 2020, “Upaya Meningkatkan

Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Media Audio Visual Anak Usia 4-5

tahun di RA Amanah Amaliyah kec Air Batu”. Penelitian ini di lakukan

untuk mengetahui kemampuan mengenal huruf anak usia 4-5 tahun,

persamaan dengan penelitian ini Sama-sama melakukan penelitian tentang

12
kemampuan mengenal huruf pada anak usia 4-5 tahun dan perbedaannya

adalah tempat penelitian di RA Amanah Amaliyah.16

2. Skripsi Rizqiyyah, UT Raudhatul Athfal Teacher Education, (2020),

“Mengenal huruf melalui Media Grafis berbasis Audio pada anak kelompok

A1 RA Muslimat NU 1 Malang”. Penelitian ini dilakukan untuk

mengenalkan huruf melalui media grafis berbasis audio pada anak

kelompok A, persamaan dengan penelitian ini yaitu subjek penelitian sama-

sama anak usia kelompok A, perbedaannya media yang digunakan adalah

media grafis berbasis audio.17

3. Jurnal Dwi Astuti, Universitas Muhammadiyah Pontianak, “Peningkatan

Kemampuan Mengenal Huruf Menggunakan Media Visual Powerpoint

Pada Anak Usia 4-5 Tahun di Pendidikan Anak Usia Dini Taman Pena

Kubu Raya”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan

mengenal huruf menggunakan media visual powerpoint pada anak usia 4-5

tahun, persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meningkatkan

kemampuan mengenal huruf pada anak usia 4-5 tahun, perbedaannya adalah

media yang digunakan adalah media visual powerpoint.18

16 ?
Ramadhani, Rizka amalia, skripsi (2020), “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal
Huruf Melalui Media Audio Visual Anak Usia 4-5 tahun di RA Amanah Amaliyah kec Air Batu”.
Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan Tahun 2019-2020. Di akses pada hari rabu tanggal 01 Februari
2023 pukul 16:49 Wib.
17 ?
Skripsi Rizqiyyah, Mengenal Huruf Melalui Media Grafis Berbasis Audio Pada Anak
Kelompok A 1 RA Muslimat NU 1 Malang, Universitas Malang, 2020. Di akses pada hari rabu
tanggal 01 Februari 2023 pukul 17:04 Wib.
18 ?
Jurnal Dwi Astuti, Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Menggunakan Media Visual
Powerpoint Pada Anak Usia 4-5 Tahun di Pendidikan Anak Usia Dini Taman Pena Kubu Raya,
Universitas Muhammadiyah Pontianak, 2014. Di akses pada hari rabu tanggal 01 Februari 2023
pukul 18:53 Wib.

13
Penelitian terdahulu dan penelititian ini memiliki persamaan dan perbedaan,

persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang perilaku prososial anak,

perbedaannya pada penelitian terdahulu menggunakan metode bermain

peran makro sedangkan peneliti melalui permainan boneka jari tangan,

waktu dan tempatnya berbeda.

F. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah, maka peneliti

menjadikan sistematika penulisan ini dalam lima bab, yang mana ke lima bab

tersebut terdiri dari sub-sub yang terkait. Sistematika pembahasannya sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan

Berisi uraian tentang latar belakang masalah yang termuat di dalamnya

mengenai alasan rasional dan esensial peneliti melakukan penelitian ini,

fenomena yang ditemukan di lapangan terkait pendidikan anak usia dini.

Kemudian rumusan masalah sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian.

Selain itu dimuat juga tujuan penelitian, manfaat teoritis, penelitian terdahulu

dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini berisi uraian mengenai kepustakaan konseptual, yakni

teori-teori utama yang dipilih sesuai permasalahan penelitian setiap teori yang

dikaji berdasarkan sejumlah referensi yang cukup. Kajian teori digunakan

14
adalah teori yang terkait penelitian tindakan kelas, teori kemampuan mengenal

huruf abjad anak dan penggunaan media audio visual. Selain itu, disajikan juga

terminologi berdasarkan konsep yang digunakan.

Kepustakaan penelitian yang berisi literatur hasil penelitian terdahulu

yang sesuai dengan variabel atau fokus penelitian yang dilakukan. Diulas juga

mengenai perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang secara kronologis

disajikan baik dalam bentuk deskripsi maupun tabel. Kepustakaan ini

digunakan sebagai batasan ruang lingkup penelitian sehingga tidak terjadi

pengulangan penelitian. Kepustakaan penelitian merupakan penjelasan dari

studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya yang ada hubungannya dengan

penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dan dijadikan sebagai bahan

pembanding untuk mengetahui persamaan dan perbedaannya. Selain itu, dalam

bab ini dipaparkan juga mengenai metode atau penerapan dalam PTK.

Bab III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini dipaparkan mengenai lokasi dan waktu penelitian, subjek

penelitian, yakni siswa yang menjadi sasaran penelitian tindakan. Diulas juga

mengenai prosedur penelitian, yakni penelitian tindakan kelas, kemudian fokus

penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data dan

jadwal prosedur penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini dipaparkan mengenai hasil penelitian, data yang diperoleh

berupa deskripsi awal, deskripsi pelaksanaan penelitian, deskripsi hasil

15
penelitian yang terdiri atas hasil penelitian siklus I, refleksi siklus I, hasil

penelitian siklus II, refleksi siklus II lalu pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Dalam bab ini diulas mengenai simpulan yang berisi pemaknaan terhadap

hasil analisis temuan penelitian. Selain itu, dalam bab ini akan dipaparkan

saran terutama ditujukan kepada pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian

dan bagi penelitian selanjutnya, sekaligus menjawab rumusan masalah yang

peneliti gunakan.

16
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Landasan Teori Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Usia dini merupakan yang paling penting dalam tahap perkembangan

manusia sebab usia tersebut merupakan periode di letakannya dasar struktur

kepribadian yang di bangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh karna itu

pendidikan dan pelayanan yang sangat di butuhkan. Anak usia dini sebagai

usia yang emas dan dapat mempelajari secara optimal dimana anak sebelum

memasuki suatu lembaga formal seperti SD sebaiknya melangkah terlebih

dahulu pada pendidikan pra sekolah yang sekarang ini sudah banyak

macamnya seperti kelompok bermain, taman kanak -kanak dan taman

penitipan anak. Agar dapat mendapatkan stimulasi sejak awal

kehidupannya, sehingga siap memasuki kehidupan selanjutnya.19

Terdapat beberapa definisi mengenai anak usia dini. Definisi pertama,

anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir sampai

berusia kurang lebih delapan tahun (0-8 tahun). Sedangkan definisi kedua,

menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 Butir 14 yang menyebutkan bahwa pendidikan anak usia

dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

19 ?
Sigit Purnama, dkk, Desain Interior dan Eksterior Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta:
Pusaka Egaliter, 2020), hal 6.

17
18

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.20

Dari pengertian di atas penulis dapat simpulkan bahwa yang disebut

anak usia dini adalah anak yang berusia nol sampai 6 atau 8 tahun yang

mengalami pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.

2. Karakteristik Anak Usia Dini

Kartini Kartono dalam Saring Marsudi mendeskripsikan karakteristik

anak usia dini sebagai berikut:

Bersifat egoisantris naif. Anak memandang dunia luar dari pandangan

sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi

oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit. Maka anak belum mampu

memahami arti sebelumnya dari suatu peristiwa dan belum mampu

menempatkan diri ke dalam kehidupan orang lain.

a. Relasi sosial yang primitif. Relasi sosial yang primitif merupakan akibat

dari sifat egoisantris naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang

belum dapat memisahkan antara dirinya dengan keadaan lingkungan

sosialnya. anak pada masa ini hanya memiliki minat terhadap benda-

benda atau peristiwa yang sesuai dengan daya fantasinya. Anak mulai

membangun dunianya dengan khayalan dan keinginannya sendiri.

b. Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan. Anak belum

dapat membedakan antara dunia lahiriah dan batiniah. Isi lahiriah dan

20 ?
Undang-undang RI No.20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 14, 2003, hal
3.
19

batiniah masih merupakan kesatuan yang utuh. Penghayatan anak

terhadap sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan

dan jujur baik dalam mimik, tingkah laku maupun pura-pura, anak

mengekspresikannya secara terbuka karena itu janganlah mengajari atau

membiasakan anak untuk tidak jujur.

c. Sikap hidup yang disiognomis. Anak dalam bersikap disiognomis

terhadap dunianya, artinya secara langsung anak memberikan atribut atau

sifat lahiriah atau sifat konkrit, nyata terhadap apa yang dihayatinya.

Kondisi ini disebabkan karena pemahaman anak terhadap apa yang

dihadapinya masih bersifat menyatu (totaliter) antara jasmani dan rohani.

Anak belum dapat membedakan antara benda hidup dan benda mati.

Segala sesuatu yang ada disekitarnya dianggap memiliki jiwa yang

merupakan makhluk hidup yang memiliki jasmani dan rohani sekaligus

seperti dirinya sendiri. 21

3. Perkembangan Anak Usia Dini

Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir sampai usia 4

tahun) yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan

kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, perilaku) dan psikososial serta

diikuti oleh perubahan-perubahan yang lain. Perkembangan anak usia dini

dapat dipaparkan sebagai berikut:

21 ?
Saring Marsudi, Permasalahan dan Bimbingan di Taman Kanak-kanak, (Surakarta: UMS,
2006), hal 6.
20

a. Perkembangan Fisik dan Motorik

Pertumbuhan fisik pada masa ini (kurang lebih usia 4 tahun) lambat dan

relative seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada

panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena

bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ

tubuh lainnya.

Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih

terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Pada masa ini anak

bersifat spontan dan selalu aktif. Mereka mulai menyukai alat-alat tulis

dan mereka sudah mampu membuat desain maupun tulisan dalam

gambarnya. Mereka juga sudah mampu menggunakan alat manipulasi

dan konstruktif.

b. Perkembangan Kognitif

Pikiran anak berkembang secara berangsur-angsur pada periode ini. Daya

pikir anak yang masih bersifat imajinatif dan egosentris pada masa

sebelumnya maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang

kearah yang lebih konkrit, rasional dan obyektif. Daya ingat anak

menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium

belajar.

c. Perkembangan Bahasa

Hal yang terpenting dalam perkembangan bahasa adalah persepsi,

pengertian adaptasi, imitasi dan ekspresi. Anak harus belajar mengerti

semua proses ini, berusaha meniru dan kemudian baru mencoba


21

mengekspresikan keinginan dan perasaannya. Perkembangan bahasa

pada anak meliputi perkembangan fonologis, perkembangan makna kata,

perkembangan penyusunan kalimat dan perkembangan pragmatik.

d. Perkembangan Sosial

Anak-anak mulai mendekatkan diri pada orang lain disamping anggota

keluarganya. Meluasnya lingkungan sosial anak menyebabkan mereka

berhadapan dengan pengaruh-pengaruh dari luar. Anak juga akan

menemukan guru sebagai sosok yang berpengaruh.

e. Perkembangan Moral

Perkembangan moral berlangsung secara berangsur-angsur, tahap demi

tahap. Terdapat tiga tahap utama dalam pertumbuhan, tahap amoral

(tidak mempunyai rasa benar atau salah), tahap konvesional (anak

menerima nilai dan moral dari orang tua dan masyarakat), tahap otonomi

(anak membuat pilihan sendiri secara bebas).22

4. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Menurut Mudjito perkembangan kemampuan berbahasa anak usia 4-5

tahun ditandai berbagai kemampuan sebagai berikut:

a. Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi.

b. Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan,

kata tanya dan kata sambung.

c. Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.

22 ?
Tadkiroatun Musfiroh, Bercerita Untuk Anak Usia Dini, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2005), hal 6.
22

d. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan

menggunakan kalimat sederhana.

e. Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.23

Tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak usia 4-5 tahun dapat

melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) menerima bahasa; 2) mengungkap

bahasa; 3) keaksaraan. Tingkat pencapaian perkembangan menerima bahasa

anak diharapkan dapat: a) menyimak perkataan orang lain; b) mengerti dua

perintah yang diberikan bersamaan; c) memahami cerita yang dibacakan dan

d) mengenal perbendaharaan kata.24

Mengungkapkan bahasa anak diharapkan dapat: (1) mengulang

kalimat sederhana; (2) menjawab pertanyaan sederhana; (3)

mengungkapkan perasaan dengan kata sifat; (4) menyebutkan kata-kata

yang dikenal; (5) mengutarakan pendapat kepada orang lain; (6)

menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidak setujuan

dan (7) menceritakan kembali cerita atau dongeng yang pernah didengar.

Keaksaraan anak diharapkan dapat: (a) mengenal simbol-simbol; (b)

mengenal suara-suara hewan atau benda yang ada di sekitarnya dan (c)

membuat coretan yang bermakna dan meniru huruf.

Perkembangan bahasa dapat distimulasi oleh orang terdekat anak,

seperti orangtua, guru, pengasuh, saudara dan sebagainya. Berhubung anak

belajar bahasa melalui meniru atau modeling, maka orang disekitar perlu

mengajak bicara dengan bahasa yang benar. Metode pengembangan bahasa


23 ?
Mudjito, Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-
Kanak, (Jakarta: Depdiknas, 2007), hal 3.
24 ?
Permendiknas, Standar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Depdiknas, 2010), hal 10.
23

yang dapat diterapkan antara lain bercerita, sosiodrama, permainan,

membaca dan lain-lain.25

Mengembangkan bahasa anak perlu mengetahui perkembangan

berbicara anak usia 4-5 tahun, Nurbiana Dhieni berpendapat bahwa usia 4-5

tahun anak sudah mampu untuk mendengarkan dan membedakan bunyi

suara, bunyi bahasa dan mengucapkannya, dapat mendengarkan dan

memahami kata dan kalimat sederhana.26 Dapat berkomunikasi atau

berbicara secara lisan, memperkaya kosa kata yang diperlukan untuk

berkomunikasi sehari-hari meliputi kata benda, kata kerja, kata sifat, kata

keterangan waktu, dapat mengenal bentuk-bentuk simbol sederhana (pra

menulis), dapat menceritakan gambar (pra membaca) mengenal bahwa ada

hubungan antara bahasa lisan dengan tulisan (pra membaca). Anak yang

berusia antara 4-5 tahun penerapan bahasa dan tata bahasa vocabulary.27

5. Indikator Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini

Dalam Permendikbud nomor 137 tahun 2014 tentang Standar

Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, adapun indikator bahasa pada anak

usia 4-5 tahun, adalah sebagai berikut:

25 ?
Rita Eka Izzaty,dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Yogyakarta: UNY Press, 2008), hal 91.
26 ?
Nurbiana Dhieni, Perkembangan Bahasa Anak, (Yogyakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hal
97.
27 ?
Enny Zubaidah, Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2003), hal 22.
24

Tabel 2.1
Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun
Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan

a. Menerima Bahasa 1. Menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu

atau bahasa lainnya.

2. Mengerti dua perintah yang diberikan

secara bersamaan.

3. Memahami cerita yang dibacakan.

4. Mengenal perbendaharaan kata mengenai

kata sifat (nakal, pelit, baik hati, berani,

baik, jelek dan sebagainya.

b. Mengungkapkan 1. Mengulang kalimat sederhana.

Bahasa 2. Menjawab pertanyaan sederhana.

3. Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat

(baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani,

baik, jelek dan sebagainya.

4. Menyebutkan kata-kata yang dikenal.

5. Mengutarakan pendapat kepada orang lain.

6. Menyatakan alasan terhadap sesuatu yang

diinginkan atau ketidaksetujuan.

7. Menceritakan kembali cerita atau dongeng

yang pernah didengar.


25

c. Keaksaraan 1. Mengenal simbol-simbol.

2. Mengenal suara-suara hewan atau benda

yang ada disekitarnya.

3. Membuat coretan yang bermakna.

4. Meniru huruf.

Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor.58 Tahun 2009. Standar


Pendidikan Nasional Anak Usia Dini, (Direktorat Pembinaan TK dan SD,2009).28

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa

anak khususnya usia 4-5 tahun dilihat dari aspek perkembangannya adalah

sebagai berikut:

a. Aspek perkembangan menerima bahasa: mengerti beberapa perintah

secara bersamaan, mengulang kalimat yang lebih kompleks dalam

judul cerita, memahami aturan yang berlaku di rumah maupun di

sekolah.

b. Aspek mengungkap bahasa: menjawab pertanyaan yang lebih

kompleks dalam judul cerita, menyebutkan kelompok gambar yang

memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, mampu

menjawab pertanyaan yang diajukan, memiliki perbendaharaan kata

serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan

berhitung, mampu menyebutkan nama dan jumlah tokoh dalam cerita,

menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-

predikat-keterangan), memiliki lebih banyak kata untuk


28 ?
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor.58 Tahun 2009. Standar Pendidikan Nasional
Anak Usia Dini, (Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2009), hal 6.3.
26

mengekspresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian cerita atau

dongeng yang telah didengarkan.

c. Aspek perkembangan keaksaraan: menyebutkan simbol-simbol huruf

yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang

ada disekitarnya, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi

huruf awal yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk-

bentuk, membaca nama sendiri dan menulis nama sendiri.

Maka dari itu ketiga aspek tersebut di atas sangat berpengaruh

terhadap perkembangan kemampuan bahasa anak, perkembangan bahasa

anak dapat dinyatakan berkembang secara optimal jika anak dapat

menerima dan mengungkapkan bahasa dengan baik, serta dapat mengenal

memahami keaksaraan dengan baik.

6. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

a. Pengertian Kognitif Anak

Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu

untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian

atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan

(intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama

sekali ditunjukkan kepada ide-ide dan belajar. 29

Menurut Gagne, kognitif adalah proses yang terjadi secara internal

didalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir.

Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap sejalan dengan

29 ?
Susanto Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini Dalam Berbagai Aspeknya, (Jakarta:
Kencana, 2011), hal 47.
27

pertumbuhan fisik dan syaraf-syaraf yang berada pada puast susunan

syaraf.30

Menurut Witherington menyatakan bahwa kognitif adalah pikiran,

melalui pikiran dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi

suatu situasi untuk memecahkan masalah. Adapun perkembangan

kognitif adalah perkembangan pikiran. Pikiran adalah bagian dari proses

berpikir dari otak, pikiran yang digunakan untuk mengenali, mengetahui,

dan memahami.31

Berdasarkan pengertian di atas peneliti dapat simpulkan bahwa

perkembangan kognitif adalah proses berfikir yang terjadi secara internal

untuk mengenali, mengetahui, memahami, menghubungkan, menilai, dan

mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa melalui perkembangan

yang bertahap sejalan dengan pertumbuhan fisik dan syaraf-syaraf yang

berada pada pusat susunan syaraf.

b. Unsur-Unsur Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif mencangkup tiga unsur yaitu: 32

1) The ability to deal with abstraction: kemampuan menghadapi masalah

abstrak seperti gagasan, simbol, hubungan, konsep dan prinsip.

30 ?
Jamaris, Perkembangan Anak Usia Dini dalam Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Grasindo,
2006), hal 18.
31 ?
Susanto Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini Dalam Berbagai Aspeknya, (Jakarta:
Kencana, 2011), hal 53.
32 ?
Hariyani Meli, Skripsi, Penerapan Metode Eksperimen Dalam Mengembangkan Kemampuan
Kognitif Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Gelora Mekar Tanjung Raya Lampung Barat.
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2018, hal 18. Di
akses pada hari senin tanggal 13 Maret 2023 pukul 18:32 Wib.
28

2) The ability to solve problem: menangani situasi baru, tidak sekedar

membuat respon terlatih terhadap situasi yang sudah dikenal

(familiar).

3) The ability to learn: terutama memahami dan menggunakan simbol-

simbol abstrak seperti simbol verbal dan lainnya.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kemampuan

Kognitif

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kemampuan

kognitif adalah sebagai berikut: 33

1) Faktor Hederitas

Teori hederitas atau nativisme pertama kali dipelopori oleh seorang

ahli filsafat Schopenhauer. Dia berpendapat bahwa manusia lahir

sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi

lingkungan. Berdasarkan teorinya, taraf intelegensi sudah ditentukan

sejak anak dilahirkan, sejak faktor lingkungan tak berarti

pengaruhnya. Para ahli psikologi Loehlin, Lindzey dan Spuhler

berpendapat bahwa taraf intelegensi 75-80% merupakan warisan atau

faktor keturunan.

2) Faktor Lingkungan

Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Dia

berpendapat bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti

kertas putih yang belum ada tulisan atau noda sedikit pun. Oleh karena

33 ?
Sujiono Yuliani Nurani, dkk, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008), hal 1.25-1.27.
29

itu, itulah perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh

lingkungannya. Faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan

keluarga, sekolah, teman sebaya, dan masyarakat.

Berdasarkan pendapat John Locke tersebut perkembangan taraf

intelegensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan

yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.

3) Faktor Kematangan

Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah

mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kelender).

4) Faktor Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar dari seseorang yang

mempengaruhi kemampuan kognitif. Pembentukan dapat dibedakan

menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal), sehingga manusia

berbuat intelegensi karena untuk mempertahankan hidup ataupun

dalam bentuk penyesuaian diri.

5) Faktor Minat dan Bakat

Minat mengarah kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan untuk

bagi perbuatan itu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya

untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Sedangkan bakat diartikan

sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu

dikembangkan dan dilatih lagi agar dapat terwujud. Bakat seseorang

akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya, artinya seseorang yang


30

memiliki bakat tertentu maka akan semakin mudah dan cepat ia

mempelajari hal tersebut.

6) Faktor Kebebasan

Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berpikir divergen

(menyebar) yang berarti manusia dapat memilih metode-metode

tertentu dalam memecahkan masalah-masalah, jika bebas dalam

memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif ada dua, yaitu

faktor internal dari dalam diri anak dan faktor eksternal dari luar diri

anak.

d. Tahapan Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak

berkembangan dan berfungsi sehingga dapat berpikir dengan cara-cara

yang unik. Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi 4 tahap,

yaitu:34

1) Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

Terbentuknya konsep kepermanenan objek dan kemajuan gradual dari

perilaku relektif ke perilaku yang mengarah kepada tujuan.

34 ?
Sujiono Yuliani Nurani, dkk, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008), hal 3.6.
31

Pada tahap ini bayi menggunakan kemampuan perasaan dan motor

untuk memahami dunia. Berawal dari reflex dan berakhir dengan

kombinasi kompleks dari kemampuan sensori motor.

2) Tahap Praoperasional (2-7 tahun)

Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk

menyatakan objek-objek dunia. Pemikiran masih egosentris dan

sentrasi.

Sebuah simbol merupakan perwakilan sesuatu yang lain,

menggambar, menulis huruf, atau perkataan yang dapat dimengerti

untuk mewakili anak yang sesungguhnya.

Anak cukup egosentris pada tahap ini karena itu, dia memandang

segala sesuatu bagus dari sudut pandang.

3) Tahap Operasi Konkret (7-11 tahun)

Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis.

Kemampuan-kemampuan baru termasuk penggunaan operasi-operasi

yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi, dan

pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan.

Tahap ini mulai memberikan kemajuan yang pantas. Enam atau tujuh

tahun, kebanyakan anak-anak membangun kemampuan untuk

mengamati angka, panjang, dan volume cairan. Pengamatan


32

berhubungan dengan ide bahwa jumlah tetap meskipun berubah dalam

penampilan.

4) Tahap Operasi Formal (11-dewasa)

Tahap formal operasional yang mengizinkan satu untuk

diinvestigasikan sebuah masalah dengan hati-hati dan sistematika.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahap

perkembangan kognitif terjadi pada 4 tahap, pertama tahap sensorimotor

yaitu tahap dimana anak mengalami pembelajaran melalui panca indera,

kedua tahap praoperasional yaitu tahap peningkatan luar biasa dalam

aktivitas representasi atau simbolis, ketiga tahap operasional konkret

yaitu tahap dimana anak mulai berpikir secara konkret, dan keempat

tahap operasional formal yaitu tahap dimana suatu dimana suatu individu

mulai secara sistematis.

7. Teori Mengenal Huruf

Menurut Carol Seefelt dan Barbara A.Wasik, bahwa pengertian

kemampuan mengenal huruf adalah kesanggupan melakukan sesuatu

dengan mengenali tanda-tanda atau ciri-ciri dari tanda aksara dalam tata

tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.35

Pendapat Ehri dan Mc. Cormack belajar huruf adalah komponen

hakiki dari perkembangan baca tulis. Anak bisa membaca beberapa kata dan

mengenal huruf cetak dilingkungan/environmental print sebelum mereka

mengetahui abjad. Anak menyebut huruf pada daftar abjad, dalam belajar

35 ?
Carol Seefeldt & Barbara A Wasik, Pendidikan Anak Usia Dini (Alih bahasa: Pius Nasar),
( Jakarta : Indeks, 2006), hal 330 331.
33

membaca tidak memiliki kesulitan dari pada anak yang tidak mengenal

huruf. Burnett menyatakan bahwa mengenal huruf merupakan hal penting

bagi anak usia dini yang didengar dari lingkungannya baik huruf latin, huruf

Arab dan lainnya. Berbagai huruf yang dikenal anak menumbuhkan

kemampuan untuk memilih dan memilah berbagai jenis huruf. Melatih anak

untuk mengenal huruf dan mengucapkannya mesti harus diulang-ulang.36

Menurut Glenn Doman yang dikutip oleh Maimunah Hasan bahwa

Anak balita perlu diajari membaca karena, a) anak usia balita mudah

menyerap informasi dalam jumlah yang banyak, b) anak usia balita dapat

menangkap informasi dengan kecepatan luar biasa, c) semakin banyak yang

diserap semakin banyak yang diingat, d) anak usia balita mempunyai energi

yang luar biasa, e) anak usia balita dapat mempelajari bahasa secara utuh

dan belajar hampir sebanyak yang diajarkan.37

Dari penjelasan di atas, dikatakan bahwa mengenal huruf sangat

penting bagi anak usia dini dan perlu diajarkan dengan cara bermain, karena

ini adalah kegiatan menyenangkan, tidak membebani anak dan menguras

tenaga sehingga anak dapat mempelajari bahasa secara utuh mengajar atau

mengharapkan.

8. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Association Of Education And Communication Technology

(AECT) media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan orang

36 ?
Harun Rasyid dkk. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2009), hal 241.
37 ?
Maimunah Hasan. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Ika Budi Maryatun, Tahapan,
(Yogyakarta: Diva Press, 2009), hal 311.
34

untuk menyalurkan pesan atau informasi. Menurut Gerlach & Ely bahwa

media secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan atau

sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dapat diartikan alat-alat grafis,

fotografis atau elekronis untuk menangkap, memproses dan menyusun

kembali informasi visual dan verbal. 38

Arif S. Sadiman memberikan pengertian media sebagai segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengiriman ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat

serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. 39

Dari beberapa pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa media

adalah segala sesuatu dalam lingkungan siswa dan merupakan non personal

(bukan manusia) yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi

pelajaran sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar.

Media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan rangsangan

bagi siswa supaya proses belajar mengajar terjadi. Rangsangan yang

dimaksud ini adalah perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam

kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Fungsi dari

penggunaan media pembelajaran antara lain menarik perhatian siswa,

membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran,

38 ?
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Edisi 1, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hal
3.
39 ?
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal 89.
35

memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk

kata -kata tertulis atau lisan), mengatasi keterbatasan ruang, pembelajaran

lebih komunikatif dan produktif, waktu pembelajaran bisa di kondisikan dan

menghilangkan kebosanaan siswa dalam belajar. Dengan demikian

penggunaan media sangatlah penting dalam suatu pembelajaran. Melalui

penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, pembelajran

akan mudah tercapai. Salah satu media yang dapat memberikan perangsang

bagi siswa adalah media audio visual.40

9. Definisi Media Audio Visual

Menurut Azhar Arsyad audio visual adalah produksi dan penggunaan

materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pengarahan serta tidak

seluruhnya bergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang

serupa.41 Sedangkan menurut Andayani media audio visual merupakan

kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media

pandang dengar yang penyajian isi tema pembelajarannya semakin

lengkap.42

Selanjutnya menurut Wati mendefinisikan media audio visual adalah

sebuah alat bantu yang dipergunakan dalam pembelajaran untuk membantu

tulisan dan kata yang diucapkan dalam menyampaikan pengetahuan, sikap

dan ide dalam pembelajaran. Media audio visual merupakan seperangkat

alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara.43

40 ?
Aftalin Zahro, Cahyo Hasanudin, Setrategi Membuat Pembelajaran Inovatif Pada Era
Society 5.0, (Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia, 2022), hal 233.
41 ?
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hal 15.
42 ?
Andayani, Pembelajaran Terpadu di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2014), hal 52.
43 ?
Egarima Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), hal 44-45.
36

Jadi, media pembelajaran dalam bentuk visual berupa gambar, foto

dan audio dalam bentuk rekaman suara, bunyi-bunyi tertentu, demikian juga

dalam bentuk gabungan keduanya seperti rekaman vidio yang mengandung

unsur audio dan vidio telah mengubah paradigma hasil belajar. Media audio

visual mempengaruhi keberhasilan meningkatkan kemampuan mengenal

atau mempelajari suatu informasi peserta didik maka dari itu cukuplah

menjadi landasan kuat tentang bagaimana seorang guru harus

mempersiapkan media tersebut yang direlevensikan dengan karakteristik

materi.

10. Manfaat Media Audio Visual

Media audio visual dipilih dan dikembangkan serta digunakan secara

tepat dan baik akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan

siswa. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dari multimedia

pembelajaran adalah:

a) Proses pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif

b) Jumlah waktu mengajar dapat ditingkatkan

c) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan

d) Proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja

e) Sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.44

Menurut Dale dalam Arsyad mengatakan bahwa manfaat media audio

visual bahwa bahan-bahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat

asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru dan

siswa tetap merupakan elemen penting dalam sistem pendidikan modern


44 ?
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal 96.
37

saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan

bantuan media apa saja agar dapat terealisasi.45

11. Jenis-Jenis Media Audio Visual

Jenis-jenis media audio visual adalah sebagai berikut:

a. Transparansi; jenis informasi (bagian-bagian penting) ditulis pada

lembaran transparansi tersebut dan disajikan melalui bantuan OHP.

Proses komunikasi audiens disertai dengan penjelasan secara lengkap dan

menyeluruh.

b. Slide; bahan informasi tersusun dalam satu unit yang dibagi-bagi menjadi

perangkat slide yang disusun secara sistematis dan disajikan secara

berurutan. Slide satu dengan yang lainnya terlepas-lepas dan tidak

bersuara. Bentuk komunikasi ini lebih efektif disertai dengan penjelasan

lisan atau dibarengi dengan rekaman yang telah disiapkan untuk

menunjang sajian melalui slide.

c. Film Strip; satuan informasi dalam media ini disajikan secara

berkesinambungan, tidak terlepas-lepas, tapi sebagai unit bahan yang

utuh. Media ini tidak bersuara, karenanya perlu dibantu dan dilengkapi

dengan penjelasan verbal atau kombinasi dengan penjelasan melalui

rekaman.

d. Rekaman; semua bahan informasi dirancang dan direkam secara lengkap.

Audiens mengikuti sajian sabagaimana hal nya mengikuti ceramah,

mencatat hal-hal yang dianggap perlu, menulis pertanyaan-pertanyaan


45 ?
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hal 20.
38

yang berkaitan dengan hal-hal yang belum jelas. Media ini bersifat satu

arah dan dapat digunakan untuk membantu media lainnya misalkan

siaran radio.

e. Siaran Radio; program siaran radio dapat dipergunakan dalam rangka

pembelajaran jarak jauh. Siaran ini dapat menggunakan rekaman atau

komunikator. Si pembicara mengajukan informasi atau pelajaran dalam

siaran langsung. Rekaman dan program radio menitik beratkan pada

pendayagunaan segi pendengaran (audio), segi visual diabaikan dan

komunikasi berlangsung satu arah.

f. Film: mengkombinasikan media visual dan audio. Suatu rangkaian cerita

yang disajikan dalam bentuk gambar pada layar putih disertai gerakan-

gerakan dari para pelakunya. Keseluruhan bahwa informasi disajikan

agar lebih menarik dengan nada dan gaya serta tata warna, sehingga

sajiannya lebih merangsang minat dan perhatian penonton atau penerima

pesan.

g. Televisi; program siaran televisi lebih unggul dibandingkan dengan

siaran radio dan film, bahkan kedua media tersebut sekaligus digunakan

dalam program siaran TV. Wilayah jangkauannya lebih luas, lebih

bervariasi dan menarik, dapat dirangsang secara khusus atau melalui

siaran langsung. Program siaran memuat banyak informasi karena adanya

siaran lainnya. Sistem komunikasi berlangsung satu arah, peningkatan

efektifitasnya perlu diupayakan dengan bantuan komunikasi langsung.


39

h. Tape atau Vidio Casete; media ini hampir sama dengan rekaman

(recording) yang meliputi rekaman gambar. Rekaman dapat diputar

ulang dan tampak gambar film yang berkomunikasi dengan suara. Media

ini hampir sama dengan film biasa, sederhana dan lebih praktis.

i. Laboratorium; pembelajaran melalui laboratorium juga menggunakan

rekaman, baik rekaman suara maupun rekaman vidio casete dalam

suasana laboratorik. Antara komunikator dan audiens dapat

berkomunikasi dua arah. Model laboratorik adalah laboratorium bahasa

dan laboratorium pengajaran mikro.

j. Komputer; penggunaan komputer dalam komunikasi pembelajaran pada

prinsipnya sama dengan Computerized Assisted Intruktions atau CAI.

Kemampuannya menerima informasi, menyimpan, mengolah serta

memproduksikannya dalam jumlah yang banyak dan jangka waktu yang

lama. Serta setiap saat dapat digunakan dan dapat menggandakan

informasi dalam jumlah tak terbatas, merupakan suatu media yang sangat

canggih.46

12. Karakteristik Media Audio Visual

Media vidio sebagai media pembelajaran memiliki karakterristik

sebagai berikut, gambar bergerak yang di sertai dengan unsur suara,dapat di

gunakan untuk sekolah jarak jauh, dan memiliki perangkat Slow Motion

untuk memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung. Dan

keuntungan menggunakan media audio visual dalam pengajaran dapat di

rekam dan isi pesan dapat di pergunakaan berulang ulang kali denga
46 ?
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hal 47.
40

konsisten, program dapat di edit sesuai dengan yang di kehendaki,membuat

suasan belajar lebih mantap dan dapat mengembangkan kemampuan

apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal- hal yang di sajikan 47

13. Langkah-Langkah Penggunaan Media Audio Visual

Menurut Syaiful dan Aswan Zain, ada enam langkah yang bisa di

tempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan alat peraga.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.

b. Persiapan guru; pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana

yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.

c. Persiapan kelas; pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai

persiapan. Sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan

media. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai,

mengantisipasi, menghayati pelajaran dengan menggunakan media

pengajaran.

d. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media; pada fase ini

penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran.

Keahlian guru dituntut di sini. Media diperbantukan oleh guru untuk

membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. Media dikembangkan

penggunaannya untuk keefektifan dan efisiensi pencapaian tujuan.

e. Langkah kegiatan belajar siswa; pada fase ini siswa belajar dengan

memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan media di sini bisa siswa

47 ?
Aftalin Zahro, Cahyo Hasanudin, Setrategi Membuat Pembelajaran Inovatif Pada Era
Society 5.0, (Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia, 2022), hal 234.
41

sendiri yang mempraktikannya atau pun guru langsung

memanfaatkannya, baik di kelas atau di luar kelas.

f. Langkah evaluasi; pada langkah ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai

sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, terdiri dari berbagai perasaan

serta pemusatan perhatian yang sengaja dan penuh kemauan yang

mengarahkan individu pada suatu pilihan.48

14. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio Visual

Menurut Daryanto kelebihan dari media audio visual, adalah sebagai

berikut:

a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata,

seperti: kuman, bakteri, electron dan lain-lain.

b. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke

sekolah, seperti: gajah, rumah, gunung dan lain-lain.

c. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung

cepat atau lambat, seperti: sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin,

beredarnya planet, berkembangnya bunga dan lain-lain.

d. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang dan

salju.

e. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya seperti: letusan gunung

berapi, harimau, racun dan lain-lain.

f. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.49

48 ?
Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), hal 136.
49 ?
Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hal 52.
42

Rusman berpendapat bahwa kekurangan media audio visual adalah

sebagai berikut:

1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekan.

2) Audiens tidak akan dapat mengikuti dengan baik jika film diputar terlalu

cepat.

3) Apa yang telah lewat sulit untuk diulang, kecuali memutar kembali

secara keseluruhan.

4) Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.50

B. Metode atau Penerapan Dalam PTK

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan

dan 6 (enam) aspek perkembangan yaitu Nilai Agama dan Moral, fisik

motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional dan seni.

Belajar membaca mengenal huruf memerlukan keterampilan visual,

auditoris dan memorial. Ross menyebutkan pengenalan huruf terdapat tiga

komponen dalam keterampilan visual, yaitu: a) persepsi visual, yaitu

menentukan kemampuan mengenal bentuk-bentuk huruf yang dalam

penggunaan media pohon pintar akan dirangsang dengan bentuk-bentuk nyata

dari huruf alfabet bukan hanya sekedar dalam bentuk tulisan di buku maupun

di papan tulis; b) memori visual, yaitu untuk mengingat bentuk huruf, media

pohon huruf akan memudahkan guru untuk melakukan pengulangan dengan

50 ?
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme
Guru, (Bandung: Alfabeta, 2016), hal 220.
43

cara yang lebih variatif dan menyenangkan dibandingkan dengan hanya

melakukan pengulangan dengan lisan sana dan c) diskriminasi visual, yaitu

diperlukan dalam membedakan bentuk huruf satu dan yang lainnya, perbedaan

motif akan memudahkan anak untuk membedakan huruf satu dengan yang

lainnya.51

Pembelajaran mengenai kemampuan mengenal huruf abjad melalui

media audio visual akan membuat anak tertarik dalam belajar. Karena sistem

pembelajaran yang merupakan kombinasi dari media audio visual sehingga

media tersebut dapat didengar sekaligus dapat dilihat, dengan menggunakan

media ini anak akan lebih mudah menalar dalam memahami materi yang akan

diajarkan serta meningkatkan kemampuan mengenal hurufnya dan juga

mengenal bentuk atau ciri huruf tersebut.

Salah satu yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad

yaitu dengan media audio visual. Media audio visual merupakan media yang

berupa gambar dan suara seperti film. Media audio visual merupakan alat bantu

yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran dikelas untuk

berkomunikasi kepada anak dan mengembangkan kemampuan mengenal huruf

abjad pada anak, sehingga anak mudah memahami dan mengerti apa tujuan

yang ingin guru sampaikan. Contoh vidio film yang mengajarkan tentang

mengenal huruf abjad yaitu film yang di dalamnya terdapat gambar yang

disertai huruf-huruf abjad dan suara. Sehingga anak dapat melihat contoh

51 ?
Rosmala Dewi, Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Depdiknas, 2005),
hal 57.
44

secara kongkrit media audio visual adalah media yang mempunyai unsur

gambar dan suara.

Maka dari itu sebagai upaya meningkatkan mengenal huruf abajd pada

anak, penulis melakukan penelitian yang mana dilaksanakan pada kelompok A

di TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Kota Bandung melalui media audio

visual diharapkan proses pembelajaran akan lebih efektif dan menyenangkan

bagi anak sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad

anak dengan sangat baik.

Berikut metode atau penerapan dalam PTK yang dirancang oleh peneliti

dalam pembelajaran meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad anak

melalui media audio visual dapat dilihat pada gambar 2.1:

Hasil belajar anak


Guru belum menggunakan dalam
Kondisi awal media audio visual untuk kemampuan
mengasah kemampuan mengenal huruf
mengenal huruf abjad anak. abjad anak masih
kurang.
Tindakan Menggunakan media audio visual dalam pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad
melalui dua siklus.

Melalui media audio visual dalam


Kondisi akhir pembelajaran hasil belajar anak
dalam kemampuan mengenal
huruf abjad anak meningkat.

Gambar 2.1
Metode atau Penerapan Dalam PTK
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan

oleh guru sebagai peneliti. Menurut Wina Sanjaya Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di

dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan masalah tersebut

dengan cara melakukan tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta

menganalisa setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Peneliti terlibat

langsung dalam proses penilaian sejak perencanaan, pelaksanaan, observasi

dan refleksi peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau,

mencatat dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir

dengan melaporkan hasil penelitian.52

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti dilaksanakan dalam berbagai siklus

dengan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), pengamatan (observation) serta refleksi (reflection). Peneliti akan

berlanjut ke siklus berikutnya jika sudah sesuai dengan indikator

keberhasilan.

52 ?
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hal 26.

45
46

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain pengembangan

penelitian dari model Kemmis dan Mc Taggart dalam Wijaya Kusuma dan

Dedi Dwitagama yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi.53 Penelitian model Kemmis dan Mc Taggart, dapat dijelaskan

dalam bentuk gambar berikut ini:

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan
SIKLUS I

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS II Pengamatan

? Refleksi

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis dan Mc Taggart54

Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan tindakan dalam dua siklus.

Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu (a) perencanaan, (b)

pelaksanaan, (c) pengamatan dan (d) refleksi.

Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II

dengan dua kali pertemuan dalam setiap siklus. Apabila adanya peningkatan

53 ?
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Media Group, 2009), hal 12.
54 ?
Suyadi, Panduan Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Diva Pers, 2010), hal 50.
47

dalam kemampuan mengenal huruf abjad anak pada siklus II, maka

penelitian dicukupkan. Secara garis besar, siklus I dan Siklus II dalam

penelitian ini dilakukan sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara

kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. 55 Tahap perencanaan

dalam penelitian ini adalah mempersiapkan segala sesuatu peralatan dan

program pembelajaran yang dibutuhkan dalam penelitian untuk mencapai

tujuan yang diinginkan yaitu mencapai perbaikan dalam proses

pembelajaran melalui media audio visual untuk meningkatkan kemampuan

mengenal huruf abjad anak di kelas.

Pada tahap perencanaan, penelitian mempersiapkan segala keperluan

dalam melakukan penelitian, di antaranya adalah:

1) Mempersiapkan sarana dan media yang dapat digunakan yaitu laptop

atau HP, sound, infocus, kabel, vidio yang akan ditayangkan dan

sarana pendukung lainnya.

2) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

3) Mempersiapkan lembar observasi

4) Mengevaluasi kegiatan, agar dapat mengetahui keadaan anak dan

kesulitan dalam kegiatan mengenal huruf abjad anak.

55 ?
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal 71.
48

5) Materi yang ditekankan pada penelitian ini meliputi kegiatan yaitu

mengenalkan huruf abjad kepada anak melalui media audio visual

berupa pemutaran vidio atau film dan sebagainya.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan,

skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur

tindakan yang akan diterapkan.56 Pelaksanaan tindakan pada penelitian

ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. Cara

pembelajaran menggunakan media audio visual pada anak dalam

penelitian ini adalah:

1) Anak dikondisikan untuk duduk di bangkunya masing-masing.

2) Guru mempersiapkan sarana dan media yang dapat digunakan yaitu

laptop atau HP, sound, infocus, kabel, vidio yang akan ditayangkan

dan sarana pendukung lainnya.

3) Pada saat akan mengajak anak untuk menyimak vidio, guru terlebih

dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Anak siap menyaksikan tayangan vidio.

5) Guru memberikan pertanyaan kepada anak seperti tanya jawab jika

sudah selesai menyaksikan tayangan vidionya.

Proses kegiatan pembelajaran menggunakan media audio visual yang

dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model kelompok melalui

tahapan kegiatan:

56 ?
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, hal 129.
49

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal merupakan upaya mempersiapkan peserta didik secara

psikis dan fisik untuk melakukan berbagai aktivitas belajar. 57 Guru

mengajak anak untuk berbaris di depan pintu dan masuk kelas dan

bersalaman dengan guru yang berdiri di pintu. Setelah semua anak

masuk, kemudian guru memberi salam, dan mengajak anak untuk

bernyanyi lagu, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa sebelum

belajar.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan upaya pembelajaran yang dilakukan melalui

kegiatan bermain yang memberikan pengalaman belajar secara

langsung kepada anak sebagai dasar pembentukan sikap, pengetahuan,

dan keterampilan.58

Guru memperkenalkan media audio visual kepada anak dengan cara

menjelaskan kegunaan, tujuannya dalam pembelajaran hari ini,

kemudian guru juga memperlihatkan tata cara menggunakan alatnya

kepada anak, lalu diputar vidio atau film tentang mengenalkan huruf

abjad kepada anak. Guru juga mengamati anak pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

57 ?
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.137 Tahun 2014, hal
7.
58 ?
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.137 Tahun 2014, hal
7
50

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan upaya menggali kembali pengalaman

kegiatan anak yang telah dilakukan dalam satu hari, serta mendorong

anak mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya.59

Setelah pembelajaran selesai, guru meminta anak untuk belajar

bertanggungjawab dengan cara merapihkan kembali alat yang telah

dipakai tadi, kemudian guru meminta anak untuk menceritakan kembali

tentang proses pembelajaran yang sudah berlangsung dengan melalui

kegiatan pembelajaran menggunakan media audio visual tersebut, yang

terakhir guru memberikan kesimpulan dan penguatan mengenai proses

pembelajaran yang sudah berlangsung melalui media audio visual.

c. Pengamatan (Observing)

Pengamatan (observing) adalah proses pengamatan secara langsung

untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang terkait. 60 Pengamatan

pada penelitian ini adalah mengamati segala proses kegiatan

pembelajaran yang berlangsung, baik peristiwa atau kejadian-kejadian

pembelajaran yang berlangsung, bagaimana interaksi dan reaksi dalam

kegiatan pembelajaran, bagaimana keterampilan peneliti dalam

menyampaikan materi melalui media audio visual, bagaimana respon,

59 ?
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.137 Tahun 2014, hal
7.
60 ?
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal 75.
51

sikap dan perilaku anak saat kegiatan pembelajaran melalui media audio

visual.

d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis

seperti yang telah dicatat dalam observasi. 61 Refleksi dilakukan untuk

merenungkan kembali serta melakukan tinjauan ulang terhadap

keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada proses pembelajaran yang

telah berlangsung. Apabila pada siklus I masih ada kekurangan atau

kejanggalan dalam pelaksanaan pembelajaran, maka perlu dilanjutkan

untuk perbaikan pada siklus II melalui proses yang sama seperti yang

dilakukan pada siklus I. Jika hasil pembelajaran menunjukkan

peningkatan, maka siklus dapat dihentikan.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TAAM Al-Hidayah yang beralamat di

Gg. Mesjid III No.127/137C RT 05 RW 05 Kelurahan babakan Surabaya

kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan januari sampai juni tahun

2023. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Penelitian ini

dilaksanakan sebanyak dua kali tindakan dengan cara meningkatkan

61 ?
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, hal 75.
52

kemampuan mengenal huruf abjad anak melalui pembelajaran media audio

visual.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelas A di TAAM Al-Hidayah

Kiaracondong Kota Bandung. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah

anak kelas A di TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Kota Bandung yang

berjumlah 12 anak. Anak laki-laki berjumlah 8 anak dan anak perempuan

berjumlah 4 anak.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian diperlukan untuk memberikan kejelasan dan

menyamakan pandangan mengenai istilah yang digunakan:

1. Kemampuan Mengenal Huruf

Kemampuan mengenal huruf adalah upaya yang dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal huruf abjad melalui

pengenalan konsep bentuk dan bunyi pada lambang huruf. Burnett dalam

Tarigan menyatakan bahwa mengenal huruf merupakan hal penting bagi

anak usia dini yang dikenal anak menumbuhkan kemampuan untuk memilih

dan memilah berbagai jenis huruf. Melatih anak untuk mengenal huruf dan

mengucapkan mesti harus di ulang-ulang.62

62 ?
Guntur Hendry Tarigan, Menulis: Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hal 64.
53

Dalam penelitian ini peneliti mengenalkan huruf kepada anak dimana anak

bisa mengenali ciri dari huruf abjad, mengenal bunyi pada lambang huruf

abjad, mengenal lambang huruf melalui media gambar dan anak mengenali

huruf pertama dari nama mereka atau nama benda yang akan dikenalkan.

2. Media Audio Visual

Dalam penelitian ini alat peraga yang digunakan untuk meningkatkan

kemampuan mengenal huruf abjad anak melalui pembelajaran media audio

visual yang sudah disiapkan oleh peneliti berupa vidio atau film yang

memuat gambar huruf abjad yang akan diputar lewat laptop atau HP dengan

menggunakan infocus dengan dilengkapi sound supaya terlihat jelas dan

terdengar suaranya.

Pembelajaran media audio visual di penelitian ini peneliti (guru)

menyampaikan sebuah cerita yang terdapat jenis-jenis huruf abjad kepada

anak yang sesuai dengan tema yang ada di RPPH pada tiap siklus di setiap

pertemuan. Setelah peneliti (guru) selesai menyampaikan ceritanya, lalu

anak-anak secara bergilir dipanggil satu persatu menyebutkan huruf yang

ada di cerita tersebut dibawakan di cerita tersebut. Anak menyebutkan dan

mengenali huruf pertama yang ada di gambar dengan benda yang ada di

sekitar anak. Alasan memilih menggunakan media audio visual ini karena

menarik dan menyenangkan buat anak, mudah digunakan pengoperasiannya

tidak susah, penggunaan bahan yang tidak berbahaya bagi anak, sehingga

diharapkan kemampuan mengenal huruf abjad anak kelompok A yang

berusia 4-5 tahun di TAAM Al-Hidayah dapat meningkat melalui


54

pembelajaran menggunakan media audio visual ini. Selain itu, pemilihan

media audio visual ini diharapkan dapat mempermudah guru dalam

mengajar dan dianggap hal yang sangat tepat dalam proses belajar mengajar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan hasil penelitian yang objektif dan valid dari tindakan penelitian

yang telah dilakukan. Teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data penelitian dengan melalui

pengamatan terhadap objek yang diteliti. 63 Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan lembaran observasi. Lembaran observasi

meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad melalui pembelajaran

media audio visual. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lembar observasi meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad

anak melalui pembelajaran media audio visual.

2. Dokumentasi

Selain observasi, informasi juga dapat diperoleh melalui fakta yang

tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, jurnal

kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumentasi seperti ini bisa dipakai

untuk menggali informasi yang terjadi dimasa silam. Dokumentasi

merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik

63 ?
Johni Dimyati, Metode Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia
Dini (Paud), (Jakarta: Kencana, 2013), hal 92.
55

berupa tertulis, film, gambar dan karya-karya monumental, yang semuanya

itu memberikan informasi bagi proses penelitian.64

Dokumentasi merupakan rencana kegiatan harian, aktivitas peserta didik

pada saat kegiatan berlangsung (foto menggunakan kamera HP (Hand

Phone) diambil pada saat setiap siklus.

F. Instrument Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan pada saat peneliti menggunakan

suatu metode. Instrumen penelitian merupakan suatu terpenting dan strategis

kedudukannya di dalam keseluruhan kegiatan penelitian. Instrumen penelitian

merupakan alat bantu peneliti yang baik dan tepat akan menentukan mutu data-

data yang dikumpulkan. Dalam PTK, banyak instrumen yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data, namun penggunaannya tergantung pada jenis

permasalahannya yang akan diteliti dalam penelitian ini. 65 Peneliti membuat

beberapa instrumen yang diturunkan langsung dari fokus penelitian untuk

memudahkan peneliti menurunkannya dan dibuatlah kisi-kisi instrumen

sebagai berikut:

Dalam penelitian ini peneliti mengamati kemampuan mengenal huruf

abjad anak melalui pembelajaran media audio visual:

64 ?
Muh Fitrah & Luthfiah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas &
Studi Kasus, (Sukabumi: CV Jejak, 2007), hal 74.
65 ?
Supardi dan Darwyan Syah, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Diandit Media, 2006),
hal 14.
56

Tabel 3.1
Kisi-kisi Observasi Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui
Media Audio Visual
No Indikator Sub Indikator Kriteria Skor

1. Mengenal Mengenali ciri BSB Anak dapat mengenali


4
simbol- dari huruf abjad ciri dari huruf abjad
simbol dengan baik dan benar
tanpa melibatkan orang
lain atau guru
BSH Anak sudah mampu 3
mengenali ciri dari huruf
abjad yang ditunjuk guru
(peneliti) yang terus
diulang-ulang
MB Anak mulai dapat
2
mengenali ciri dari huruf
abjad walau masih ada
beberapa ciri huruf yang
belum dikenal
BB Anak tidak dapat 1
mengenali ciri dari huruf
abjad yang ditunjuk oleh
peneliti
2. Mengenal Mengenal BSB Anak dapat mengenal 4
suara-suara bunyi pada bunyi lambang huruf
benda yang lambang tersebut dengan baik dan
ada disekitar huruf abjad benar tanpa ada
kesalahan dalam
pengucapannya
57

BSH Anak sudah mengenal 3


bunyi lambang huruf
sesuai dengan harapan
peneliti (guru)
MB Anak mulai mengenal 2
bunyi lambang huruf
walaupun beberapa
penyebutan huruf masih
dibantu guru (peneliti)
BB Anak tidak dapat mengenal 1
bunyi pada lambang huruf

3 Meniru Meniru BSB Anak dapat menulis dan 4


(menuliskan tulisan dan mengucapkan lambang
dan mengucapka huruf melalui media
mengucapkan) n lambang gambar dengan baik dan
huruf a-z huruf abjad benar tanpa ada kesalahan
melalui BSH Anak sudah dapat menulis 3
media dan mengucapkan lambang
huruf melalui media
gambar
gambar, hanya saja anak
masih dibantu dengan
melihat lambang gambar
tulisan di layar laptop atau
HP

MB Anak mulai mampu 2


menulis dan mengucapkan
lambang huruf melalui
media gambar, walaupun
masih ada huruf yang salah
dan dibantu oleh guru dan
audio visual yang sudah
diberikan
58

BB Anak tidak dapat menulis 1


dan menguucapkan
lambang huruf melalui
media gambar

Keterangan:

BB = Belum Berkembang (BB) Skor = 1

MB = Mulai Berkembang (MB) Skor = 2

BSH = Berkembang Sesuai Harapan (BSH) Skor = 3

BSB = Berkembang Sangat Baik (BSB) Skor = 4

Tabel 3.2
Lembar Penilaian Anak Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui
Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang

2 Ark

3 Bim

4 Rei

5 Raf

6 Vio

7 Rai

8 Hasb

9 Luth
59

10 Mil

11 Mik

12 Lin

Jumlah
Jumlah Persentase Kelas

Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Melalui Media Audio
Visual
Kriteria Skor Deskripsi

BSB 4 Anak dapat melakukan secara mandiri dan


sudah dapat membantu temannya yang
belum mencapai kemampuan sesuai
indikator yang diharapkan.

BSH 3 Anak sudah dapat melakukannya secara


mandiri dan konsisten tanpa harus
diingatkan atau dicontohkan oleh pendidik.

MB 2 Anak sudah mulai bisa tanpa bantuan


pendidik, namun masih harus diingatkan.

BB 1 Anak masih membutuhkan bantuan pendidik


selama kegiatan belajar.

Tabel 3.4
Teknik Skoring Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui Media
Audio Visual
Tanda Skor Keterangan

BB 1 Belum Berkembang

MB 2 Mulai Berkembang

BSH 3 Berkembang Sesuai Harapan

BSB 4 Berkembang Sangat Baik


60

G. Analisis Data

Data yang terkumpul tidak akan bermakna tanpa di analisis yakni diolah

dan diinterpretasikan. Analisis data merupakan suatu proses mengolah dan

menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi

sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna sesuai dengan tujuan

penelitian. Tujuan analisis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk

memastikan apakah terjadi perbaikan, peningkatan, atau perubahan

sebagaimana yang diharapkan.66

Setelah melakukan pengumpulan data dengan lengkap, selanjutnya peneliti

berusaha menyusun dan mengelompokkan data serta menyeleksi data yang ada

dalam penelitian ini. hal ini berfungsi sebagai jawaban atas rumusan masalah

yang telah ditetapkan. Setelah melakukan pengelompokan data selanjutnya

data dipersentase agar data tersebut mempunyai arti dan dapat ditarik

kesimpulan umum. Data yang terkumpul akan di analisis menggunakan teknik

deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan persentase. Adapun rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

P= x 100%

Keterangan:

P = Presentase anak

66 ?
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Media Group, 2009), hal 106.
61

F = Frekuensi anak yang mengalami perubahan

N = Jumlah keseluruhan anak

Tabel 3.5
Interprestasi Perkembangan Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak
Melalui Media Audio Visual
Skor Interprestasi
71-100% BSB
51-70% BSH
41-50% MB
0-40% BB

Tindakan dikatakan berhasil ketika presentasi dari keseluruhan diperoleh

pada tingkatan presentasi keterangan sangat baik. Untuk mengukur

keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad anak

melalui pembelajaran media audio visual dilihat dari presentasi yang sama

untuk menentukan berhasil atau tidaknya tindakan yaitu pada presentasi

dengan keterangan sangat baik.

Tabel 3.6
Klarifikasi Tingkat Kategori dan Presentasi Kemampuan Mengenal Huruf
Abjad Anak Melalui Media Audio Visual
No Indikator Nilai Presentase Kriteria

1 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad 61-100 Tinggi


Anak Tinggi
2 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad 41-60 Sedang
Anak Sedang
3 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad ≤40 Rendah
Anak Rendah
62

Tabel klasifikasi tingkat kategori dan presentase kemampuan mengenal

huruf abjad anak melalui pembelajaran media audio visual dengan rumus

deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-

pisahkan menurut kategori diperoleh kesimpulan.

Ketercapaian penelitian dikatakan berhasil jika sebagian besar peserta

didik mampu menunjukkan peningkatan dalam kemampuan mengenal huruf

abjad anak melalui pembelajaran audio visual dan mampu mencapai indikator

yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 75% dari jumlah siswa 10 anak dari 12

anak dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Jika anak mampu

melakukan kemampuan mengenal huruf abjad melalui media audio visual dan

sesuai harapan maka dapat dikatakan terjadi peningkatan dalam kemampuan

mengenal huruf abjad anak Kelompok A di TAAM Al-Hidayah Kiaracondong

Kota Bandung.

H. Jadwal dan Prosedur Penelitian

1. Jadwal Penelitian

Berikut jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas, seperti di bawah ini:

Tabel 3.7
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2023
N Jenis Bulan
o Kegiatan
Nov
Ags
mar

Sep
mei

Okt
jun
apr

jul

1 Observasi √
Awal
63

2 Pengajua √
n
Proposal
3 Penyusun √
an
Proposal
4 Bimbinga √
n
Proposal
5 Seminar √
Proposal
6 Pengump √
ulan Data
7 Analisis √
Data
8 Penyusun √
an
Laporan
Hasil
Penelitian
9 Pengesah √
an Skripsi
10 Sidang √
Munaqos
ah

Tabel 3.8
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A TAAM Al-Hidayah
Tahun 2023
No Jenis Kegiatan Bulan Januari-Juni
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
64

1 Persiapan √
Penelitian
2 Perencanaan √
3 Pelaksanaan √
Penelitian Siklus
I
4 Pelaksanaan √
Siklus II
5 Pengolahan Data √
6 Penyusunan √
Laporan

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yaitu langkah-langkah yang dipakai untuk

mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan di

dalam penelitian ini, dengan pembahasannya tentang lokasi dan subjek atau

sampel penelitian, desain penelitian (tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan

tahap pelaporan), fokus penelitian, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data dan analisis data.67

67 ?
Ayu Sri Utami, Peran Orangtua Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Anak
Melalui Metode Bercakap-Cakap Pada Keluarga Anak Usia Dini Di Wilayah Kelurahan
Bojongherang Rw 10 Cianjur. Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu. perpustakaan
.upi.edu, 2013, hal 48. https://text-id.123dok.com/dokument/qmj6vrwq-peran-orang-tua-dalam-
meningkatkan-kemampuan-komunikasi-anak-melalui-metode-bercakap-cakap-pada-keluarga-
anak-usia-dini-di-wilayah-kelurahan-bojongherang-rw-10-cianjur.html. Di akses pada hari minggu
26 Maret 2023 Pukul 14.44 Wib.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Awal Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di TAAM Al-Hidayah

Kiaracondong Bandung. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

kemampuan mengenal huruf abjad anak di sekolah tersebut. Pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang telah disusun

oleh peneliti.

Langkah pertama dalam pengambilan data adalah dengan melakukan

observasi awal (Pra Siklus). Observasi ini dilakukan untuk mengetahui skor

anak sebelum diberi tindakan. Setelah dilakukan observasi awal langkah

selanjutnya yaitu memberi tindakan kepada anak, dalam hal ini bentuk

tindakannya adalah meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad anak

melalui media audio visual sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH).

Dari data yang diperoleh peneliti pada penelitian meningkatkan

kemampuan mengenal huruf abjad anak melalui media audio visual di

TAAM Al-Hidayah Kiaracondong sebelum diberikan perlakuan

menggambarkan bahwa rata-rata kemampuan anak pada Pra Siklus masih

berada pada kategori Belum Berkembang (BB) sebanyak 10 anak dengan

jumlah persentase 83% dan anak yang masuk kategori Mulai Berkembang

65
66

(MB) sebesar 2 anak dengan jumlah persentase 17% dengan jumlah

persentase nilai rata-rata kelas 31% dengan kategori Belum Berkembang

(BB).

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Setelah diperoleh skor anak, langkah selanjutnya yang dilakukan

adalah pemberian tindakan yaitu meningkatkan kemampuan mengenal huruf

abjad anak melalui media audio visual. Tindakan yang diberikan dilakukan

secara bertahap terlebih dahulu dalam Siklus I dimana setiap Siklus

dilaksanakan dalam 2 kali tindakan serta dilakukan sesuai dengan tema

pembelajaran. Berikut uraian pelaksanaan kegiatan pada kelompok A di

TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Bandung untuk meningkatkan

kemampuan mengenal huruf abjad anak:

a. Siklus I Tindakan 1

1) Perencanaan

Perencanaan Siklus I Tindakan 1 yang dilaksanakan pada hari senin

tanggal 08 Mei 2023. Peneliti dalam Siklus I Tindakan 1 mengambil

tema “Alam Semesta” sub tema “Gejala Alam” sub-sub tema

“Pelangi”. Pada Siklus I Tindakan 1 materi yang diajarkan kepada

anak.

Pelaksanaan pembelajaran dalam kelas meningkatkan kemampuan

mengenal huruf abjad anak melalui media audio visual, selain itu

sebelum mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan


67

Pembelajaran Harian (RPPH) agar kegiatan mengajar lebih terarah

dan maksimal.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada Siklus I

Tindakan 1. Berikut deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan

pembelajaran. Siklus I Tindakan 1 dilaksanakan pada hari Senin 08

Mei 2023. Materi yang disampaikan adalah tema “Alam Semesta” sub

tema “Gejala Alam” sub-sub tema “Pelangi”.

a) Kegiatan Awal

Tahap pembukaan di TAAM Al-Hidayah disebut juga dengan

kegiatan awal. Kegiatan pembukaan dilakukan dengan klasikal

sebagai pemanasan. Kegiatan awal dimulai dengan kegiatan

berbaris didepan kelas. Anak dibagi menjadi dua barisan dan

dipimpin oleh guru. Kegiatan berbaris anak -anak membaca ikrar,

bertepuk, bernyanyi dan masuk kelas dengan teratur dengan

memilih barisan yang paling rapi untuk masuk kelas terlebih

dahulu.

Setelah anak masuk kelas, anak duduk di bangku masing-masing

untuk kegiatan pembukaan setelah anak duduk dengan rapi guru

mengajak anak-anak untuk berdoa sebelum belajar, murojaah

beberapa surat pendek, membaca mahfudzot, kemudian guru

mengecek kehadiran anak.


68

Selesai kegiatan pengecekan siswa selesai, guru dan anak-anak

bernyanyi pagi hari, kemudian guru memberikan informasi

kegiatan bermain hari ini dengan tema “Alam Semesta” sub tema

“Gejala Alam” sub-sub tema “Pelangi”. Peneliti menjelaskan

kegiatan mengenal abjad melalui media audio visual dan membuat

kesepakatan aturan bermain secara bersama-sama.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti peneliti bersama guru mengajak anak bermain di

dalam kelas memberikan pengarahan kembali dengan meminta

anak-anak untuk duduk yang rapi.

Bu guru: “Pagi anak-anak apa kabar hari ini!”


Anak-anak: “Baik bu guru”
Bu guru: “ Nah anak-anak hari ini mau belajar mengenal huruf
abjad, nanti ibu guru akan memutarkan sebuah film yang terdapat
huruf abjad. Anak-anak mau menonton?”
Anak-anak: “Mau bu!” semua menjawab dengan serentak
Bu guru: “Tapi sebelum itu, bu guru mau tanya, anak-anak pernah
lihat pelangi?”
Vio: “Pernah bu guru”
Habs: “Aku juga pernah lihat bu di HP ibu”
Angg:”Aku juga pernah bu”
Rei: “kalau aku lihat di TV sama ibu”
Bu guru:”Nah bagus kalau sudah pernah lihat”
Bu guru: “Anak-anak warna pelangi apa saja siapa yang tahu?”
Lin: “Merah, Ungu, Biru”
Ark: “Jingga”
Mil:” Hijau, Nila “ bu guru
Bu guru: “ betul Lin, Ark, Mil”
Bu guru: “ Sekarang kita lihat videonya ya,,,anak-anak lihat di
layar”
Bu guru pun memulai pemutaran videonya
Anak-anak memperhatikan sampai dengan selesai
Bu guru: “Anak-anak seru ga videonya!”
Anak-anak seru bu guru
Bu guru: “nah sekarang ibu akan memanggil satu-satu kedepan
ya..nanti anak-anak sebutkan huruf apa yang ada di layar ya
69

Anak-anak baik bu guru


Setelah itu bu guru memanggil satu persatu kedepan anak-anak
Ang maju kedepan kata bu guru
Baik bu guru
Ini huruf apa Ang.....(Huruf P yang ada di layar)
Ang: “P bu guru”
Bu guru: “betul Ang”
Bu guru: “Coba Ang huruf P selain pelangi apa benda yang
disekitar Ang sebutkan?”
Ang: “Pensil bu guru”
Bu guru:”Ahk...betul Ang...nah Ang bisa ga coba nulis huruf
seperti itu”
Bu guru memberikan spidol dan menyuruh Ang meniru tulisan
huruf P
Bu guru: “Betul Ang”....ternyata Ang sudah bisa meniru tulisan
ya?..
Dan seterusnya sampai selesai semua anak-anak dipanggil maju
kedepan.

Dari hasil yang dilihat oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa

sebagian siswa sudah ada yang bisa masuk kategori indikator yang

di teliti. Namun anak-anak yang lain masih ada yang belum bisa

mengenal ciri-ciri huruf, mengenal bunyi huruf dan meniru tulisan,

mungkin disebabkan anak-anak dalam kegiatan ini masih bingung

karena baru pertama dilakukan di dalam kelas menggunakan media

audio visual biasanya menggunakan kartu huruf, anak masih ada

yang main-main dan mengobrol dengan teman sebangku ketika

menyaksikan video dan tidak fokus.

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksi hasil

pembelajaran dengan sub-sub tema “Pelangi”. Peneliti memberikan

pengarahan untuk semangat belajar agar cita-citanya tercapai.

Peneliti menutup pembelajaran dengan berdoa. Selama kegiatan


70

berlangsung pada tindakan I, sebagian anak sudah mulai tertarik

menonton vidio, anak mulai berinteraksi dalam hal mengenal

simbol-simbol, mengenal suara-suara benda yang disekitar dan

meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf a-z mengembangkan

kemampuan mengenal huruf abjad, namun pelaksanaan dihari senin

terlihat masih ada anak yang diam saja, masih bingung dalam hal

mengenal simbol-simbol, mengenal suara-suara benda yang

disekitar dan meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf a-z.

Akhirnya peneliti bersama guru sepakat untuk mengganti hari

penelitian pada Siklus I Tindakan 2.

3) Observasi

Observasi tindakan pada penelitian ini dilakukan selama kegiatan

permainan berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat

perkembangan anak yang dilakukan oleh anak dan

mendokumentasikan hasil observasi tersebut.

Pada Siklus I Tindakan 1 peneliti mengamati kemampuan mengenal

huruf abjad anak kelompok A di TAAM Al-Hidayah. Pengamatan

yang dilakukan menggunakan sumber observasi anak, setelah

melakukan pengamatan peneliti mendapatkan beberapa temuan di

lapangan yaitu:

(a) Anak-anak ada yang antusias dan ada juga yang belum terlihat

antusias dalam kegiatan ini.


71

(b) Anak masih ada yang merasa bingung dalam kegiatan ini, mungkin

dikarenakan baru dilakukan di sekolah dimana biasanya hanya

menggunakan kartu huruf atau foster gambar huruf.

(c) Suasana kelas yang tidak kondusif, masih ada anak tidak teratur,

ada yang tiduran, mengobrol bersama teman sebangku dan kurang

fokus dalam kegiatan.

Solusinya peneliti memberikan pengarahan dan memotivasi

kepada anak yang masih merasa bingung. Peneliti mengarahkan

anak untuk tertib dan duduk teratur dengan di jaga jarak supaya

tidak terlalu dekat dengan temannya yang suka mengobrol.

Pengamatan dilakukan pada Siklus I Tindakan 1 menggunakan

lembar check list menyatakan bahwa kemampuan mengenal huruf

abjad yang dimiliki anak-anak Kelompok A di TAAM Al-Hidayah

masih rendah, hal ini terlihat dengan perolehan indikator

kemampuan mengenal huruf abjad Kelompok A TAAM Al-

Hidayah yang didapat oleh anak. Berikut data tabel hasil observasi

Siklus I Tindakan 1 seperti di bawah ini:


72

Tabel 4.1
Hasil Observasi Siklus I Tindakan 1 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad
Anak Melalui Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang √ √ √ 5 42% MB

2 Ark √ √ √ 5 42% MB

3 Bim √ √ √ 4 33% BB

4 Rei √ √ √ 3 25% BB

5 Raf √ √ √ 5 42% MB

6 Vio √ √ √ 3 25% BB

7 Rai √ √ √ 3 25% BB

8 Hasb √ √ √ 4 33% BB

9 Luth √ √ √ 4 33% BB

10 Mil √ √ √ 5 42% MB

11 Mik √ √ √ 5 42% MB

12 Lin √ √ √ 5 42% MB

Jumlah 10 2 - - 5 7 - - 8 4 - - 51 426

Jumlah Persentase Kelas 36% BB


73

Tabel 4.2
Kondisi Hasil Observasi Siklus I Tindakan 1 Kemampuan Mengenal Huruf
Abjad Anak Melalui Media Audio Visual
No Kriteria Jumlah Peserta Presentase

Didik

1 Mulai Berkembang (MB) 6 50%

2 Belum Berkembang (BB) 6 50%

Jumlah 12 100%

Berikut grafik batang kemampuan mengenal huruf abjad anak Siklus I

Tindakan 1 seperti di bawah ini:

Gambar Grafik 4.1


Hasil Observasi Siklus 1 Tindakan 1 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad
Anak Melalui Media Audio Visual

Berdasarkan tabel grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil observasi

Siklus I Tindakan 1 yaitu: 6 anak yaitu Bim, Rei, Vio, Rai, Hasb dan Luth

dikategorikan Belum Berkembang (BB) dengan jumlah persentase 50%.


74

Anak yang masuk kategori Mulai Berkembang (MB) ada 6 anak yaitu Ang,

Ark, Raf, Mil, Mik dan Lin dengan jumlah persentase 50%. Siklus I

Tindakan 1 dengan jumlah rata-rata nilai persentase kelas 36% dengan

kategori Belum Berkembang (BB).

4) Refleksi

Refleksi Siklus I Tindakan 1 dilakukan setelah kegiatan pembelajaran

selesai, kegiatan ini dilakukan dengan bertukar pendapat peneliti

dengan guru yang lain. Refleksi dilakukan untuk melihat tingkat

keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan tujuan

untuk memperbaiki hal-hal yang berhubungan dengan meningkatkan

kemampuan mengenal huruf abjad melalui media audio visual.

Berdasarkan refleksi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa permasalahan yang muncul pada pelaksanaan Siklus I

Tindakan 1, untuk itu pada pelaksanaan Siklus I Tindakan 2 perlu ada

perbaikan pada desain pembelajaran. Adapun revisi tersebut adalah:

Hasil refleksi pada Siklus I Tindakan 1 banyak hal yang perlu

diperbaiki pada tindakan selanjutnya yaitu:

a) Guru menjadi motivator dan memfasilitasi sekaligus memberikan

arahan kepada anak yang masih bingung dalam pembelajaran ini.

b) Guru sebagai fasilitator sebelumnya memberikan penjelasan

tentang kegiatan ini kepada anak biar anak tidak bingung apalagi

sampai melamun dan memberikan pemutaran video yang lebih

menarik lagi dari yang sebelumnya, supaya anak lebih tertarik dan
75

lebih fokus lagi tidak sampai bingung dan melamun lagi pada

kegiatan pembelajaran mengenal huruf abjad melalui media audio

visual.

c) Guru mempersiapkan kembali ruangan kelas dengan cara mengatur

kursi dan menjaga jarak antara anak-anak supaya tidak berisik,

main-main dan mengobrol dengan temannya.

d) Anak dipisahkan jaraknya dengan teman yang diajak ngobrol,

supaya lebih fokus lagi memperhatikan pemutaran videonya

sampai selesai.

e) Memberikan motivasi dan semangat kepada anak yang terbaik

setiap pertemuan di kelas, agar dapat lebih baik dalam mengikuti

kegiatan.

b. Siklus I Tindakan 2

1) Perencanaan

Perencanaan Siklus I Tindakan 2 dilaksanakan pada hari senin tanggal

05 Juni 2023. Peneliti dalam Siklus I Tindakan 2 mengambil tema

“Alam Semesta” sub tema “Gejala Alam” sub-sub tema “Hujan”. Pada

Siklus I Tindakan 2 materi yang diajarkan kepada anak.

Pelaksanaan pembelajaran dalam kelas meningkatkan kemampuan

mengenal huruf abjad anak melalui media audio visual, selain itu

sebelum mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH) agar kegiatan mengajar lebih terarah

dan maksimal.
76

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada Siklus I

Tindakan 2. Berikut deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan

pembelajaran. Siklus I Tindakan 2 dilaksanakan pada hari Senin 05

Juni 2023. Materi yang disampaikan adalah tema “Alam Semesta” sub

tema “Gejala Alam” sub-sub tema “Hujan”.

a) Kegiatan Awal

Tahap pembukaan di TAAM Al-Hidayah disebut juga dengan

kegiatan awal. Kegiatan pembukaan dilakukan dengan klasikal

sebagai pemanasan. Kegiatan awal dimulai dengan kegiatan

berbaris didepan kelas. Anak dibagi menjadi dua barisan dan

dipimpin oleh guru. Kegiatan berbaris anak -anak membaca ikrar,

bertepuk, bernyanyi dan masuk kelas dengan teratur dengan

memilih barisan yang paling rapi untuk masuk kelas terlebih

dahulu.

Setelah anak masuk kelas, anak duduk di bangku masing-masing

untuk kegiatan pembukaan setelah anak duduk dengan rapi guru

mengajak anak-anak untuk berdoa sebelum belajar, murojaah

beberapa surat pendek, membaca mahfudzot, kemudian guru

mengecek kehadiran anak.

Selesai kegiatan pengecekan siswa selesai, guru dan anak-anak

bernyanyi pagi hari, kemudian guru memberikan informasi

kegiatan bermain hari ini dengan tema “Alam Semesta” sub tema
77

“Gejala Alam” sub-sub tema “Hujan”. Peneliti menjelaskan

kegiatan mengenal abjad melalui media audio visual dan membuat

kesepakatan aturan bermain secara bersama-sama.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti peneliti bersama guru mengajak anak bermain di

dalam kelas memberikan pengarahan kembali dengan meminta

anak-anak untuk duduk yang rapi.

Bu guru: “Pagi anak-anak apa kabar hari ini!”


Anak-anak: “Baik bu guru”
Bu guru: “ Anak-anak kita tepuk semangat dulu yu!”
Bu guru dan anak-anak: “Tepuk
semangat..prok...prok..prok ..tepuk
semangat...se....ma....ngat...seeeeee....mangat...yehhhhhh”
Bu guru: “ Anak-anak semangat hari ini?” tanya bu buru
Anak-anak: “Semangat bu”
Bu guru: “Bagus anak-anak....nah ibu mau tanya,,,, anak-anak tahu
hujan???” tanya bu guru
Tahu bu buru jawab anak-anak, air turun dari langitkan bu guru
Ya betul jawab bu guru. Boleh ga anak-anak hujan-hujanan....
Ga boleh bu guruuuu....kata anak-anak
Nanti sakit bu guru kata Ang....betul Ang....
Kalau hujan bisa menyebabkan apa ya kalau besar......tanya bu
guru.......banjir bu guru....ya betul..kemarin hujan bu guru kata Raf.
Oya ...oya sama di rumah bu guru juga hujan kemarin.
Anak-anak masih ingat minggu kemarin anak-anak nonton video
apa ya ....pelangi bu guru...nah betul...siapa yang tahu kalau kata
hujan dimulai dari huruf apa ya?
Ark menjawab H bu guru....wah betul sekali..huruf pertama yaitu
huruf H.
Bu guru: “ Nah anak-anak hari ini mau belajar mengenal huruf
abjad, nanti ibu guru akan memutarkan sebuah film yang terdapat
huruf abjad. Anak-anak mau menonton?”
Anak-anak: “Mau bu!” semua menjawab dengan serentak
78

Bu guru: “Tapi sebelum itu, bu guru mau tanya, anak-anak pernah


lihat hujan?”
Hasb: “Pernah bu guru”
Rei, Luth, Mil, Lin : “Aku juga pernah lihat bu di HP ibu banjir
bu”
Angg:”Aku juga pernah bu”
Rei: “kalau aku lihat di TV sama ibu”
Bu guru:”Nah bagus kalau sudah pernah lihat”
Bu guru: “ Sekarang kita lihat videonya ya,,,anak-anak lihat di
layar”
Bu guru pun memulai pemutaran videonya
Anak-anak memperhatikan sampai dengan selesai
Bu guru: “Anak-anak seru ga videonya!”
Anak-anak seru bu guru
Anak-anak kita nyanyi dulu yu..lagu hujan...satu..dua tiga..
Tik-tik-tik bunyi hujan diatas genting
Airnya turun tidak terkira, cobalah tengok dahan dan ranting
Pohon dan kebun basah semua... yehhhhhh,.... bagus anak-anak
Setelah itu bu guru:
Bu guru: “nah sekarang ibu akan memanggil satu-satu kedepan
ya..nanti anak-anak sebutkan huruf apa yang ada di layar ya
Anak-anak baik bu guru
Setelah itu bu guru memanggil satu persatu kedepan anak-anak
Ang maju kedepan kata bu guru
Baik bu guru
Ini huruf apa .....(Huruf U yang ada di layar)
Lin: “Hmmmmm... apa ya (sambil garuk-garuk) C bu guru
Bu guru: “Lin kenapa, lupa ya..ini namanya huruf U ya sayang..ga
apa-apa nanti di coba lagi ya”
Bu guru: “Coba Lin huruf U selain uang apa benda yang disekitar
Lin sebutkan?”
Lin: “Ular bu guru”
Bu guru:”Ahk...betul Lin ...nah Lin bisa ga coba nulis huruf seperti
itu”
Bu guru memberikan spidol dan menyuruh Lin meniru tulisan
huruf U
Bu guru: “Betul Lin (meskipun masih belum rapi)”....ternyata Lin
sudah bisa meniru tulisan ya?..
Dan seterusnya sampai selesai semua anak-anak dipanggil maju
kedepan.

Dari hasil yang dilihat oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa

masih sama seperti tindakan sebelumnya sebagian siswa sudah ada

yang bisa masuk kategori indikator yang di teliti. Namun anak-anak


79

yang lain masih ada yang belum bisa mengenal ciri-ciri huruf,

mengenal bunyi huruf dan meniru tulisan, mungkin disebabkan

anak-anak dalam kegiatan ini masih bingung karena baru pertama

dilakukan di dalam kelas menggunakan media audio visual

biasanya menggunakan kartu huruf, anak masih ada yang main-

main dan mengobrol dengan teman sebangku meskipun sudah

dijaga jaraknya ketika menyaksikan video dan tidak fokus.

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksi hasil

pembelajaran dengan sub-sub tema “Hujan”. Peneliti memberikan

pengarahan untuk semangat belajar agar cita-citanya tercapai.

Peneliti menutup pembelajaran dengan berdoa. Selama kegiatan

berlangsung pada tindakan I, sebagian anak mulai tertarik

menonton vidio, anak mulai berinteraksi dalam hal mengenal

simbol-simbol, mengenal suara-suara benda yang disekitar dan

meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf a-z mengembangkan

kemampuan mengenal huruf abjad, namun pelaksanaan dihari senin

terlihat masih ada anak yang diam saja, masih bingung dalam hal

mengenal simbol-simbol, mengenal suara-suara benda yang

disekitar dan meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf a-z.

Akhirnya peneliti bersama guru sepakat untuk mengganti hari

penelitian pada Siklus II Tindakan 1.


80

3) Observasi

Observasi tindakan pada penelitian ini dilakukan selama kegiatan

permainan berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat

perkembangan anak yang dilakukan oleh anak dan

mendokumentasikan hasil observasi tersebut.

Pada Siklus I Tindakan 2 peneliti mengamati kemampuan mengenal

huruf abjad anak kelompok A di TAAM Al-Hidayah. Pengamatan

yang dilakukan menggunakan sumber observasi anak, setelah

melakukan pengamatan peneliti mendapatkan beberapa temuan di

lapangan yaitu:

a) Anak masih ada yang merasa bingung dalam kegiatan ini, mungkin

dikarenakan baru dilakukan di sekolah dimana biasanya hanya

menggunakan kartu huruf atau foster gambar huruf.

b) Dipertemuan kali ini ada anak yang malu untuk maju kedepan

untuk diajak bermain.

c) Suasana kelas yang tidak kondusif, masih ada anak tidak teratur,

ada yang tiduran, mengobrol bersama teman sebangku dan kurang

fokus dalam kegiatan.

Solusinya peneliti memberikan pengarahan dan memotivasi

kepada anak yang masih merasa bingung. Peneliti mengarahkan

anak untuk tertib dan duduk teratur dengan di jaga jarak supaya

tidak terlalu dekat dengan temannya yang suka mengobrol. Guru


81

mengajak anak yang merasa malu untuk maju kedepan dan

memberikannya semangat.

Pengamatan dilakukan pada Siklus I Tindakan 2 menggunakan

lembar check list menyatakan bahwa kemampuan mengenal huruf

abjad yang dimiliki anak-anak Kelompok A di TAAM Al-Hidayah

mulai ada peningkatan dari tindakan sebelumnya, hal ini terlihat

dengan perolehan indikator kemampuan mengenal huruf abjad

Kelompok A TAAM Al-Hidayah yang didapat oleh anak. Berikut

data tabel hasil observasi Siklus I Tindakan 2 seperti di bawah ini:

Tabel 4.3
Hasil Observasi Siklus I Tindakan 2 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad
Anak Melalui Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang √ √ √ 7 58% BSH

2 Ark √ √ √ 6 50% MB

3 Bim √ √ √ 5 42% MB

4 Rei √ √ √ 5 42% MB

5 Raf √ √ √ 7 58% BSH

6 Vio √ √ √ 5 42% MB

7 Rai √ √ √ 5 42% MB

8 Hasb √ √ √ 5 42% MB
82

9 Luth √ √ √ 6 50% MB

10 Mil √ √ √ 6 50% MB

11 Mik √ √ √ 6 50% MB

12 Lin √ √ √ 6 50% MB

Jumlah - 11 1 - 3 9 - - 2 9 1 - 69 576

Jumlah Persentase Kelas 48% MB

Tabel 4.4
Kondisi Hasil Observasi Siklus I Tindakan 2 Kemampuan Mengenal Huruf
Abjad Anak Melalui Media Audio Visual
No Kriteria Jumlah Peserta Presentase

Didik

1 Mulai Berkembang (MB) 10 83%

2 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 2 17%

Jumlah 12 100%
83

Berikut grafik batang kemampuan mengenal huruf abjad anak Siklus I

Tindakan 2 seperti di bawah ini:

Gambar Grafik 4.2


Hasil Observasi Siklus I Tindakan 2 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad
Anak Melalui Media Audio Visual

Berdasarkan tabel grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil observasi

Siklus I Tindakan 2 yaitu: 10 anak yaitu Ark, Bim, Rei, Vio, Rai, Hasb,

Luth, Mil, Mik dan Lin dikategorikan Mulai Berkembang (MB) dengan

jumlah persentase 83%. Anak yang masuk kategori Berkembang Sesuai

Harapan (BSH) ada 2 anak yaitu Ang dan Raf dengan jumlah persentase

17%. Siklus I Tindakan 2 dengan jumlah rata-rata nilai persentase kelas

48% dengan kategori Mulai Berkembang (MB).

4) Refleksi

Refleksi Siklus I Tindakan 2 dilakukan setelah kegiatan pembelajaran

selesai, kegiatan ini dilakukan dengan bertukar pendapat peneliti

dengan guru yang lain. Refleksi dilakukan untuk melihat tingkat


84

keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan tujuan

untuk memperbaiki hal-hal yang berhubungan dengan meningkatkan

kemampuan mengenal huruf abjad melalui media audio visual.

Berdasarkan refleksi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa permasalahan yang muncul pada pelaksanaan Siklus I

Tindakan 2, untuk itu pada pelaksanaan Siklus II Tindakan 1 perlu ada

perbaikan pada desain pembelajaran. Adapun revisi tersebut adalah:

Hasil refleksi pada Siklus I Tindakan 2 masih ada hal yang perlu

diperbaiki pada tindakan selanjutnya yaitu:

a) Guru menjadi motivator dan memfasilitasi sekaligus memberikan

arahan kepada anak yang tidak mau maju kedepan dalam

pembelajaran ini bahwa anak yang lain juga mau maju kedepan dan

mencobanya.

b) Guru sebagai fasilitator sebelumnya memberikan penjelasan

tentang kegiatan ini kepada anak biar anak tidak bingung apalagi

sampai melamun dan memberikan pemutaran video yang lebih

menarik lagi dari yang sebelumnya, supaya anak lebih tertarik dan

lebih fokus lagi tidak sampai bingung dan melamun lagi pada

kegiatan pembelajaran mengenal huruf abjad melalui media audio

visual.

d) Guru mempersiapkan kembali ruangan kelas dengan cara mengatur

kursi dan menjaga jarak antara anak-anak supaya tidak berisik,


85

main-main dan mengobrol dengan temannya dengan dilaksanakan

di outdoor pada tindakan selanjutnya.

e) Anak dipisahkan jaraknya dengan teman yang diajak ngobrol,

supaya lebih fokus lagi memperhatikan pemutaran videonya

sampai selesai biar anak lebih mengerti dan cepat mengenal huruf

abjadnya.

f) Memberikan motivasi dan semangat kepada anak yang terbaik

setiap pertemuan di kelas, agar dapat lebih baik dalam mengikuti

kegiatan.

c. Siklus II Tindakan 1

1) Perencanaan

Perencanaan Siklus II Tindakan 1 dilaksanakan pada hari senin

tanggal 12 Juni 2023. Peneliti dalam Siklus II Tindakan 1 mengambil

tema “Alam Semesta” sub tema “Benda-Benda Langit” sub-sub tema

“Matahari”. Pada Siklus II Tindakan 1 materi yang diajarkan kepada

anak.

Pelaksanaan pembelajaran dalam kelas meningkatkan kemampuan

mengenal huruf abjad anak melalui media audio visual, selain itu

sebelum mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH) agar kegiatan mengajar lebih terarah

dan maksimal.
86

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada Siklus II

Tindakan 1. Berikut deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan

pembelajaran. Siklus II Tindakan 1 dilaksanakan pada hari senin 12

Juni 2023. Materi yang disampaikan adalah tema “Alam Semesta” sub

tema “Benda-Benda Langit” sub-sub tema “Matahari”.

a) Kegiatan Awal

Tahap pembukaan di TAAM Al-Hidayah disebut juga dengan

kegiatan awal. Kegiatan pembukaan dilakukan dengan klasikal

sebagai pemanasan. Kegiatan awal dimulai dengan kegiatan

berbaris didepan kelas. Anak dibagi menjadi dua barisan dan

dipimpin oleh guru. Kegiatan berbaris anak -anak membaca ikrar,

bertepuk, bernyanyi dan masuk kelas dengan teratur dengan

memilih barisan yang paling rapi untuk masuk kelas terlebih

dahulu.

Setelah anak masuk kelas, anak duduk di bangku masing-masing

untuk kegiatan pembukaan setelah anak duduk dengan rapi guru

mengajak anak-anak untuk berdoa sebelum belajar, murojaah

beberapa surat pendek, membaca mahfudzot, kemudian guru

mengecek kehadiran anak.

Selesai kegiatan pengecekan siswa selesai, guru dan anak-anak

bernyanyi pagi hari, kemudian guru memberikan informasi

kegiatan bermain hari ini dengan tema “Alam Semesta” sub tema
87

“Benda-Benda Langit” sub-sub tema “Matahari”. Peneliti

menjelaskan kegiatan mengenal abjad melalui media audio visual

dan membuat kesepakatan aturan bermain secara bersama-sama.

Namun dalam tindakan ini dilaksanakan di outdoor dalam

pembelajaran media audio visualnya.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti peneliti bersama guru mengajak anak bermain di

dalam kelas memberikan pengarahan kembali dengan meminta

anak-anak untuk duduk yang rapi.

Bu guru: “Pagi anak-anak apa kabar hari ini!”


Anak-anak: “Baik bu guru”
Bu guru: “ Anak-anak kita menyanyi dulu yu...matahari
pagi..satu..dua..tiga
Anak-anak dan bu guru menyanyi bersama: “Matahari pagi
bersinar dengan cerah...binatang kecil naik ke pohon tinggi lalu
turun hujan...binatang turun lagi ....settttttt”
Bagus anak-anak ....nah kita tepuk semangat lagi..biar makin
semangat....tepuk semangat
Bu guru dan anak-anak: “Tepuk
semangat..prok...prok..prok ..tepuk
semangat...se....ma....ngat...seeeeee....mangat...yehhhhhh”
Bu guru: “ Anak-anak semangat hari ini?” tanya bu buru
Anak-anak: “Semangat bu”
Nah hari ini kita akan menonton film lagi tentang matahari...anak-
anak mau lihat.....mau bu..kata anak-anak.
Nah sekarang kita nontonnya di luar kelas ya dihalaman ,,biar
anak-anak lebih leluasa dan tidak sempit.
Baik bu guru
(anak-anak pun keluar kelas satu persatu dibantu bu guru untuk
duduk dibangku masing-masing yang telah disediakan)
Nah anak-anak kita sudah ada di luar kelas nih untuk menonton
filmnya....enak ga di luar kelas tanya bu guru.
Enak bu....seger...kata Bim ..ya bu guru enak jawab Raf
Ya bu enak dari pada di dalam kelas bosen kata Rei
Ya anak-anak kata bu guru jawab bu guru
Bu guru: “Bagus anak-anak....nah ibu mau tanya,,,, anak-anak tahu
matahari???” tanya bu guru
88

Tahu bu buru jawab anak-anak, tahu bu guru ,,matahari kan yang


ada di atas langit bu guru, jawab Mik...
Ya bu guru panas kan matahari itu ...jawab Raf..
Betul anak-anak..matahari itu sangat panas, sinar matahari sangat
bermanfaat bagi kita salah satunya dapat menyinari alam semesta
ini.
Kalau kata matahari itu huruf pertamanya apa ya ....
M kata anak-anak semua menjawab dengan kompak..
Betul sekali anak-anak.
Nah kita mulai ya nonton filmnya
Bu guru pun memulai pemutaran videonya
Anak-anak memperhatikan sampai dengan selesai
Bu guru: “Anak-anak seru ga videonya!”
Anak-anak seru bu guru
Bu guru: “nah sekarang ibu akan memanggil satu-satu kedepan
ya..nanti anak-anak sebutkan huruf apa yang ada di layar ya
Anak-anak baik bu guru
Setelah itu bu guru memanggil satu persatu kedepan anak-anak
Ang maju kedepan kata bu guru
Baik bu guru
Ini huruf apa .....(Huruf H yang ada di layar)
Raf: “H bu guru”
Bu guru: “Betul Raf”
Bu guru: “Coba Lin huruf H selain uang apa benda yang disekitar
Raf sebutkan?”
Raf: “HP bu guru”
Bu guru:”Ahk...betul Raf ...nah Raf bisa ga coba nulis huruf seperti
itu”
Bu guru memberikan spidol dan menyuruh Raf meniru tulisan
huruf R di papan tulis yang sudah ada di luar kelas yang sudah
disediakan bu guru
Bu guru: “Betul H”....ternyata Raf sudah bisa meniru tulisan ya?..
Dan seterusnya sampai selesai semua anak-anak dipanggil maju
kedepan seperti yang dilakukan bu guru kepada Raf.

Dari hasil yang dilihat oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa siswa

sudah mengalami peningkatan di kategori indikator yang di teliti.

Anak-anak sudah bisa mengenal ciri-ciri huruf, mengenal bunyi

huruf dan meniru tulisan, mungkin sudah tidak merasa asing lagi

terhadap kegiatan ini yang dilakukan di dalam kelas minggu-

minggu kemarin menggunakan media audio visual.


89

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksi hasil

pembelajaran dengan sub-sub tema “Matahari”. Peneliti

memberikan pengarahan untuk semangat belajar agar cita-citanya

tercapai. Peneliti menutup pembelajaran dengan berdoa. Selama

kegiatan berlangsung pada tindakan 1 Siklus II, anak sudah tertarik

menonton vidio, anak mulai berinteraksi dalam hal mengenal

simbol-simbol, mengenal suara-suara benda yang disekitar dan

meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf a-z mengembangkan

kemampuan mengenal huruf abjad, namun pelaksanaan dihari ini

hasilnya persentase anak belum mencapai target persentase kelas

yang diingikan meskipun sudah berkembang sesuai harapan dalam

hal mengenal simbol-simbol, mengenal suara-suara benda yang

disekitar dan meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf a-z.

Akhirnya peneliti bersama guru sepakat untuk mengganti hari

penelitian pada Siklus II Tindakan 2.

3) Observasi

Observasi tindakan pada penelitian ini dilakukan selama kegiatan

permainan berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat

perkembangan anak yang dilakukan oleh anak dan

mendokumentasikan hasil observasi tersebut.


90

Pada Siklus II Tindakan 1 peneliti mengamati kemampuan mengenal

huruf abjad anak kelompok A di TAAM Al-Hidayah. Pengamatan

yang dilakukan menggunakan sumber observasi anak, setelah

melakukan pengamatan peneliti mendapatkan beberapa temuan di

lapangan yaitu, anak sangat antusias terhadap kegiatan ini mungkin

dilakukan di outdoor jadi anak merasa leluasa dan bebas dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan bu guru. Namun hasil kategori

persentase anak yang diinginkan dalam penelitian ini belum tercapai

masih ada beberapa anak yang hasilnya mulai berkembang.

Solusinya peneliti memberikan pengarahan dan memotivasi kepada

anak supaya tambah semangat lagi. Peneliti mengarahkan anak untuk

tertib dan duduk teratur dengan di jaga jarak supaya tidak terlalu dekat

dengan temannya dan tambah fokus dalam tindakan selanjutnya.

Pengamatan dilakukan pada Siklus II Tindakan 1 menggunakan

lembar check list menyatakan bahwa kemampuan mengenal huruf

abjad yang dimiliki anak-anak Kelompok A di TAAM Al-Hidayah

meningkat dari tindakan sebelumnya meskipun sedikit belum

mencapai kategori yang ingin dicapai, hal ini terlihat dengan

perolehan indikator kemampuan mengenal huruf abjad Kelompok A

TAAM Al-Hidayah yang didapat oleh anak. Berikut data tabel hasil

observasi Siklus II Tindakan 1 seperti di bawah ini:


91

Tabel 4.5
Hasil Observasi Siklus II Tindakan 1 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad
Anak Melalui Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang √ √ √ 9 75% BSB

2 Ark √ √ √ 9 75% BSB

3 Bim √ √ √ 6 50% MB

4 Rei √ √ √ 7 58% BSH

5 Raf √ √ √ 8 67% BSH

6 Vio √ √ √ 7 58% BSH

7 Rai √ √ √ 8 67% BSH

8 Hasb √ √ √ 6 50% MB

9 Luth √ √ √ 6 50% MB

10 Mil √ √ √ 8 67% BSH

11 Mik √ √ √ 9 75% BSB

12 Lin √ √ √ 9 75% BSB

Jumlah - 4 9 - 7 5 - - 5 7 - 92 767

Jumlah Persentase Kelas 64% BSH


92

Tabel 4.6
Kondisi Hasil Observasi Siklus II Tindakan 1 Kemampuan Mengenal Huruf
Abjad Anak Melalui Media Audio Visual
No Kriteria Jumlah Peserta Presentase

Didik

1 Mulai Berkembang (MB) 3 25%

2 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 5 42%

3 Berkembang Sangat Baik (BSB) 4 33%

Jumlah 12 100%

Berikut grafik batang kemampuan mengenal huruf abjad anak Siklus

II Tindakan 1 seperti di bawah ini:

Gambar Grafik 4.3


Hasil Observasi Siklus II Tindakan 1 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad
Anak Melalui Media Audio Visual

Berdasarkan tabel grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil observasi

Siklus II Tindakan 1 yaitu: 3 anak yaitu Bim, Hasb dan Luth, dikategorikan
93

Mulai Berkembang (MB) dengan jumlah persentase 25%. Anak yang masuk

kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) ada 5 anak yaitu Rei, Raf, Vio,

Rai dan Mil dengan jumlah persentase 42%. Anak yang masuk kategori

Berkembang Sangat Baik (BSB) ada 4 anak yaitu Ang, Ark, Mik dan Lin

dengan jumlah persentase 42%. Siklus I Tindakan 2 dengan jumlah rata-rata

nilai persentase kelas 64% dengan kategori Berkembang Sesuai Harapan

(BSH).

4) Refleksi

Refleksi Siklus I Tindakan 2 dilakukan setelah kegiatan pembelajaran

selesai, kegiatan ini dilakukan dengan bertukar pendapat peneliti

dengan guru yang lain. Refleksi dilakukan untuk melihat tingkat

keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan tujuan

untuk memperbaiki hal-hal yang berhubungan dengan meningkatkan

kemampuan mengenal huruf abjad melalui media audio visual.

Berdasarkan refleksi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa permasalahan yang muncul pada pelaksanaan Siklus II

Tindakan 1, untuk itu pada pelaksanaan Siklus II Tindakan 1 perlu ada

perbaikan pada desain pembelajaran. Adapun revisi tersebut adalah:

Hasil refleksi pada Siklus II Tindakan 1 masih ada hal yang perlu

diperbaiki pada tindakan selanjutnya yaitu

a) guru menjadi motivator dan memfasilitasi sekaligus memberikan

arahan dan semangat kepada anak agar lebih mengenal huruf abjad

lagi di tindakan selanjutnya.


94

b) Memberikan motivasi dan semangat kepada anak yang terbaik

setiap pertemuan di kelas, agar dapat lebih baik dalam mengikuti

kegiatan.

d. Siklus II Tindakan 2

1) Perencanaan

Perencanaan Siklus II Tindakan 2 dilaksanakan pada hari jumat

tanggal 16 Juni 2023. Peneliti dalam Siklus II Tindakan 2 mengambil

tema “Alam Semesta” sub tema “Benda-Benda Alam” sub-sub tema

“Tanah”. Pada Siklus II Tindakan 2 materi yang diajarkan kepada

anak.

Pelaksanaan pembelajaran dalam kelas meningkatkan kemampuan

mengenal huruf abjad anak melalui media audio visual, selain itu

sebelum mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH) agar kegiatan mengajar lebih terarah

dan maksimal.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada Siklus II

Tindakan 2. Berikut deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan

pembelajaran. Siklus II Tindakan 2 dilaksanakan pada hari jumat 16

Juni 2023. Materi yang disampaikan adalah tema “Alam Semesta” sub

tema “Benda-Benda Alam” sub-sub tema “Tanah”.


95

a) Kegiatan Awal

Tahap pembukaan di TAAM Al-Hidayah disebut juga dengan

kegiatan awal. Kegiatan pembukaan dilakukan dengan klasikal

sebagai pemanasan. Kegiatan awal dimulai dengan kegiatan

berbaris didepan kelas. Anak dibagi menjadi dua barisan dan

dipimpin oleh guru. Kegiatan berbaris anak -anak membaca ikrar,

bertepuk, bernyanyi dan masuk kelas dengan teratur dengan

memilih barisan yang paling rapi untuk masuk kelas terlebih

dahulu.

Setelah anak masuk kelas, anak duduk di bangku masing-masing

untuk kegiatan pembukaan setelah anak duduk dengan rapi guru

mengajak anak-anak untuk berdoa sebelum belajar, murojaah

beberapa surat pendek, membaca mahfudzot, kemudian guru

mengecek kehadiran anak.

Selesai kegiatan pengecekan siswa selesai, guru dan anak-anak

bernyanyi pagi hari, kemudian guru memberikan informasi

kegiatan bermain hari ini dengan tema “Alam Semesta” sub tema

“Benda-Benda Alam” sub-sub tema “Tanah”. Peneliti menjelaskan

kegiatan mengenal abjad melalui media audio visual dan membuat

kesepakatan aturan bermain secara bersama-sama. Namun dalam

tindakan ini masih sama dilaksanakan di outdoor dalam

pembelajaran media audio visualnya seperti tindakan sebelumnya.


96

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti peneliti bersama guru mengajak anak bermain di

dalam kelas memberikan pengarahan kembali dengan meminta

anak-anak untuk duduk yang rapi.

Bu guru: “Pagi anak-anak apa kabar hari ini!”


Anak-anak: “Baik bu guru”
Bu guru: “ Anak-anak semangat hari ini?” tanya bu buru
Anak-anak: “Semangat bu”
Nah hari ini kita akan menonton film lagi tentang tanah...anak-anak
mau lihat.....mau bu..kata anak-anak.
Nah sekarang kita nontonnya di luar kelas ya dihalaman ,,biar
anak-anak lebih leluasa dan tidak sempit sama kaya kemarin lagi
Baik bu guru
(anak-anak pun keluar kelas satu persatu dibantu bu guru untuk
duduk dibangku masing-masing yang telah disediakan)
Nah kita mulai ya nonton filmnya
Bu guru pun memulai pemutaran videonya
Anak-anak memperhatikan sampai dengan selesai
Bu guru: “Anak-anak seru ga videonya!”
Anak-anak seru bu guru
Bu guru: “nah sekarang ibu akan memanggil satu-satu kedepan
ya..nanti anak-anak sebutkan huruf apa yang ada di layar ya
Anak-anak baik bu guru
Setelah itu bu guru memanggil satu persatu kedepan anak-anak
Ang maju kedepan kata bu guru
Baik bu guru
Ini huruf apa .....(Huruf S yang ada di layar)
Rai: “S bu guru”
Bu guru: “Betul Rai”
Bu guru: “Coba Lin huruf S selain uang apa benda yang disekitar
Rai sebutkan?”
Rai: “Sapi bu guru”
Bu guru:”Ahk...betul Rai ...nah Rai bisa ga coba nulis huruf seperti
itu”
Bu guru memberikan spidol dan menyuruh Rai meniru tulisan
huruf S di papan tulis yang sudah ada di luar kelas yang sudah
disediakan bu guru
Bu guru: “Betul S”....ternyata Rai sudah bisa meniru tulisan ya?..
Dan seterusnya sampai selesai semua anak-anak dipanggil maju
kedepan seperti yang dilakukan bu guru kepada Rai.
97

Dari hasil yang dilihat oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa siswa

sudah mengalami peningkatan di kategori indikator yang di teliti.

Anak-anak sudah bisa mengenal ciri-ciri huruf, mengenal bunyi

huruf dan meniru tulisan, mungkin sudah tidak merasa asing lagi

terhadap kegiatan ini yang dilakukan di dalam kelas minggu-

minggu kemarin menggunakan media audio visual.

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksi hasil

pembelajaran dengan sub-sub tema “Tanah”. Peneliti memberikan

pengarahan untuk semangat belajar agar cita-citanya tercapai.

Peneliti menutup pembelajaran dengan berdoa. Selama kegiatan

berlangsung pada tindakan 2 Siklus II, anak sudah tertarik

menonton vidio, anak mulai berinteraksi dalam hal mengenal

simbol-simbol, mengenal suara-suara benda yang disekitar dan

meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf a-z mengembangkan

kemampuan mengenal huruf abjad, namun pelaksanaan dihari ini

hasilnya persentase anak sudah mencapai target persentase kelas

yang diingikan dalam hal mengenal simbol-simbol, mengenal

suara-suara benda yang disekitar dan meniru (menuliskan dan

mengucapkan) huruf a-z. Akhirnya peneliti bersama guru sepakat

untuk menghentikan penelitian pada Siklus II Tindakan 2.


98

3) Observasi

Observasi tindakan pada penelitian ini dilakukan selama kegiatan

permainan berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat

perkembangan anak yang dilakukan oleh anak dan

mendokumentasikan hasil observasi tersebut.

Pada Siklus II Tindakan 2 peneliti mengamati kemampuan mengenal

huruf abjad anak kelompok A di TAAM Al-Hidayah. Pengamatan

yang dilakukan menggunakan sumber observasi anak, setelah

melakukan pengamatan peneliti mendapatkan beberapa temuan di

lapangan yaitu, anak sangat antusias terhadap kegiatan ini mungkin

dilakukan di outdoor jadi anak merasa leluasa dan bebas dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan bu guru dan hasil kategori

persentase anak yang diinginkan dalam penelitian ini sudah tercapai.

Pengamatan dilakukan pada Siklus II Tindakan 2 menggunakan

lembar check list menyatakan bahwa kemampuan mengenal huruf

abjad yang dimiliki anak-anak Kelompok A di TAAM Al-Hidayah

makin meningkat dari tindakan sebelumnya, hal ini terlihat dengan

perolehan indikator kemampuan mengenal huruf abjad Kelompok A

TAAM Al-Hidayah yang didapat oleh anak. Berikut data tabel hasil

observasi Siklus II Tindakan 2 seperti di bawah ini:


99

Tabel 4.7
Hasil Observasi Siklus II Tindakan 2 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad
Anak Melalui Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang √ √ √ 11 92% BSB

2 Ark √ √ √ 11 92% BSB

3 Bim √ √ √ 6 50% MB

4 Rei √ √ √ 10 83% BSB

5 Raf √ √ √ 10 83% BSB

6 Vio √ √ √ 9 75% BSB

7 Rai √ √ √ 9 75% BSB

8 Hasb √ √ √ 6 50% MB

9 Luth √ √ √ 9 75% BSB

10 Mil √ √ √ 10 83% BSB

11 Mik √ √ √ 10 83% BSB

12 Lin √ √ √ 9 75% BSB

Jumlah - 2 8 2 - 4 5 3 - 2 6 4 110 916

Jumlah Persentase Kelas 76% BSB


100

Tabel 4.8
Kondisi Hasil Observasi Siklus II Tindakan 2 Kemampuan Mengenal Huruf
Abjad Anak Melalui Media Audio Visual
No Kriteria Jumlah Peserta Presentase

Didik

1 Mulai Berkembang (MB) 2 17%

3 Berkembang Sangat Baik (BSB) 10 83%

Jumlah 12 100%

Berikut grafik batang kemampuan mengenal huruf abjad anak Siklus

II Tindakan 2 seperti di bawah ini:

Gambar Grafik 4.4


Hasil Observasi Siklus II Tindakan 1 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad
Anak Melalui Media Audio Visual

Berdasarkan tabel grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil observasi

Siklus II Tindakan 2 yaitu: 2 anak yaitu Bim dan Hasb, dikategorikan Mulai

Berkembang (MB) dengan jumlah persentase 17%. Anak yang masuk


101

kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) ada 10 anak yaitu Ang, Ark, Rei,

Raf, Vio, Rai, Luth, Mil, Mik dan Lin dengan jumlah persentase 83%.

Siklus I Tindakan 2 dengan jumlah rata-rata nilai persentase kelas 76%

dengan kategori Berkembang Sangat Baik (BSB).

4) Refleksi

Refleksi Siklus II Tindakan 2 dilakukan setelah kegiatan pembelajaran

selesai, kegiatan ini dilakukan dengan bertukar pendapat peneliti

dengan guru yang lain. Refleksi dilakukan untuk melihat tingkat

keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan tujuan

untuk memperbaiki hal-hal yang berhubungan dengan meningkatkan

kemampuan mengenal huruf abjad anak melalui media audio visual.

Hasil refleksi pada Siklus II Tindakan 2 anak sudah meningkat

kemampuan mengenal huruf abjad sudah mencapai kategori rata-rata

persentase kelas yang diinginkan dalam penelitian ini yaitu

Berkembang Sangat Baik (BSB). Pada Siklus II Tindakan 2 ini anak-

anak berhasil mencapai indikator persentase yang diharapkan, jadi

penelitian ini dicukupkan sampai Siklus II Tindakan 2.

B. Pembahasan

PAUD adalah salah satu pendidikan untuk membantu pertumbuhan

perkembangan anak usia dini baik jasmani dan rohani anak diluar lingkungan

keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, sebagai usaha yang dilakukan

agar anak usia 4-6 tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Pada
102

dasarnya setiap anak lebih memiliki potensi kreatif, dengan potensi kreatif

yang dimilikinya, maka anak senantiasa membutuhkan aktifitas yang syarat

dengan ide-ide kreatif untuk menambah wawasan anak, sebagai guru

berpendapat bahwa penggunaan media dalam pembelajaran membantu anak

dalam mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai, namun hal tersebut

membutuhkan waktu yang lebih banyak dan persiapan pembelajaran yang

bervariasi, ternyata dari penelitian mengatakan bahwa hal tersebut tidak

menyelesaikan masalah yang ada, sering kali tujuan yang hendak di capai

kurang berhasil karena penggunaan media terlalu monoton.

Media audio visual ialah merupakan suatu media yang dilakukan di

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan TK (Taman Kanak-kanak) dengan

cara melihat vidio yang sesuai dengan tema yang ada, secara langsung anak

dapat diajak untuk mengamati manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-

benda lainnya. Dengan mengamati anak dapat memperoleh kesan yang sesuai

dengan penglihatannya dan pendengarannya. Pengamatan itu diperoleh melalui

panca indera seperti penglihatan, pendengaran, pengecapan, pembauan dan

bahasa adalah perkembangan kemampuan permulaan membaca merupakan

salah satu keterampilan yang berlaku cukup penting dalam keseluruhan

kehidupan individu, bukan hanya pada anak usia dini. Kemampuan permulaan

membaca akan menjadi modal utama bagi anak dalam melakukan komunikasi

dengan teman, guru dan juga orang dewasa lain yang ada di sekitarnya

minimalnya sebelum memasuki pendidikan formal anak sudah memiliki


kemampuan permulaan membaca. Salah satunya anak dapat mengenal huruf

abjad.68

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan

bahwa kemampuan mengenal huruf abjad anak masih belum berkembang. Data

awal pada penelitian ini adalah sebagai berikut; observasi dilakukan kepada 12

orang anak kelompok A dengan usia 4-5 tahun, Data yang diperoleh dari

pengamatan awal adalah 31% termasuk kategori Belum Berkembang (BB)

nilai persentase rata-rata kelas. Terbukti dalam melakukan anak dalam

kemampuan mengenal simbol-simbol masih belum berkembang, anak belum

berkembang dalam mengenal suara-suara benda yang ada disekitar dan anak

belum berkembang dalam meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf a-z.

Dari hasil pengamatan awal dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal

huruf abjad anak kelompok A di TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Bandung

masih harus distimulasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengenal

huruf abjadnya.

Mengamati hasil observasi peneliti pada Siklus I Tindakan 1

dilaksanakan pada hari senin tanggal 08 Mei 2023 peneliti mengambil tema

alam semesta sub tema gejala alam sub-sub tema pelangi. Terlihat bahwa

kemampuan mengenal huruf abjad kelompok A di TAAM Al-Hidayah

Kiaracondong Bandung belum ada peningkatan. Anak masih ada yang

kebingungan dengan kegiatan ini dan kondisi kelas yang kurang kondusif. Pada

Siklus I Tindakan 1 terlihat anak yang masuk kategori Belum Berkembang


68 ?
Ahmad Nur,Skripsi Penerapan Media Audio Visual Dalam Mengembangkan Bahasa Anak di
TK Kartika 11-26 Bandar Lampung 2018, hal 37. Di akses dari http://repository.radenintan.ac.id
pada hari sabtu tanggal 24 Juni 2023 pukul 21.23 WIB.

103
(BB) 6 anak dengan persentase 50%, kategori Mulai Berkembang (MB)

sebanyak 6 anak dengan persentase 50%. Dengan nilai rata-rata persentase

kelas 36% dengan kategori Belum Berkembang (BB) di Siklus I Tindakan 1.

Jadi perlu di laksanakan ke siklus yang selanjutnya dengan cara merubah posisi

duduk anak supaya lebih fokus.

Hasil observasi Siklus I Tindakan 2 dilaksanakan pada hari senin tanggal

05 Juni 2023 peneliti mengambil tema alam semesta sub tema gejala alam sub-

sub tema hujan. Menunjukkan bahwa kemampuan mengenal huruf abjad anak

kelompok A di TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Bandung mulai ada

peningkatan. Anak mulai antusias dan sudah mengenal pembelajaran audio

visual untuk mengenal huruf abjad. Kategori Mulai Berkembang (MB) 10 anak

dengan persentase 83%, kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak

2 anak dengan persentase 17%. Dengan nilai rata-rata persentase kelas 48%

dengan kategori Mulai Berkembang (MB) di Siklus I Tindakan 2. Namun

dalam Siklus I ini belum mencapai indikator nilai yang diinginkan, sehingga

berlanjut ke tindakan Siklus II.

Berdasarkan hasil observasi Siklus II Tindakan 1 dilaksanakan pada hari

senin tanggal 12 Juni 2023 peneliti mengambil tema alam semesta sub tema

benda-benda langit sub-sub tema matahari. Pada siklus ini kemampuan anak

mengalami peningkatan. Anak antusias terhadap kegiatan mungkin dan mulai

aktif dalam menjawab pertanyaan seputar mengenal huruf abjad setelah posisi

anak dirubah dan mengganti ruangan dengan dilaksanakan di luar kelas.

Terdapat kategori Mulai Berkembang (MB) 3 anak dengan persentase 25%,

104
kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak anak dengan

persentase 42%, dan kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 4 anak

dengan persentase 33%. Dengan nilai rata-rata persentase kelas 64% dengan

kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) di Siklus II Tindakan 1. Namun

nilai persentase kelas belum mencapai indikator yang diharapkan, sehingga

perlu dilanjutkan ke tindakan selanjutnnya.

Hasil observasi terakhir Siklus II Tindakan 2 dilaksanakan pada hari

jumat tanggal 16 Juni 2023 peneliti mengambil tema alam semesta sub tema

benda-benda alam sub-sub tema tanah. Pada Siklus II Tindakan 2 kemampuan

anak mengenal huruf abjad mengalami peningkatan dibandingkan dengan

siklus II Tindakan 1. Pada Tindakan 2 ini peningkatan kemampuan mengenal

huruf abjad anak-anak kelompok A yang termasuk kategori Berkembang

Sangat Baik sebanyak 10 orang anak dengan persentase 83%, kategori Mulai

Berkembang (MB) 2 anak dengan persentase 17%, Dengan demikian

peningkatan kemampuan mengenal huruf abjad melalui media audio visual

pada anak kelompok A TAAM Al-Hidayah Kiaracondong Bandung telah

mencapai target yang telah ditentukan yaitu nilai persentase rata-rata kelas 76%

dengan kategori Berkembang Sangat Baik (BSB).

Dari hasil data tersebut semuanya anak bisa melakukannya dalam hal

kemampuan mengenal huruf abjad, Jadi tidak perlu dilakukan tindakan

selanjutnya. Berikut data rekapitulasi persentasi grafik batang kemampuan

mengenal huruf abjad anak usia 4-5 tahun melalui media audio visual Pra

105
Siklus, Siklus I Tindakan 1, Siklus I Tindakan 2, Siklus II Tindakan 1 dan

Siklus II Tindakan 2 seperti di bawah ini:

Gambar 4.5
Grafik Batang Rekapitulasi Persentase Nilai Rata-Rata Kelas Kemampuan
Mengenal Huruf Abjad Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Media Audio Visual
Pra Siklus, Siklus I Tindakan 1, Siklus I Tindakan 2, Siklus II Tindakan 1
dan Siklus II Tindakan 2

106
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dijadikan

kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan mengenal huruf abjad anak sebelum menggunakan media

audio visual pada anak kemampuannya masih belum berkembang dari 12

siswa belum berkembang (BB). Hal tersebut disebabkan penggunaan

metode pembelajaran yang masih dipakai masih konvesional (biasa) dan

kurangnya pengembangan media dalam proses belajar mengajar dalam

aspek kognitif anak seperti dalam mengenal simbol-simbol, mengenal suara-

suara benda yang ada disekitar dan meniru (menuliskan dan mengucapkan)

huruf a-z sehingga kemampuan anak masih belum berkembang.

2. Proses upaya meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad anak

dilakukan dalam 2 Siklus dengan 2 Tindakan di tiap Siklusnya. Dalam hal

meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad pada anak melalui media

audio visual. Siklus I menunjukkan bahwa anak cukup tertarik dengan

kegiatan melalui media audio visual, kemampuan mengenal huruf abjad

anak dapat ditingkatkan melalui media ini yaitu anak mulai dapat mengenal

simbol-simbol, anak mulai dapat mengenal suara-suara benda yang ada

disekitar dan anak mulai dapat meniru (menuliskan dan mengucapkan)

huruf a-z. Pada Siklus II keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan

107
108

sudah mencapai rata-rata kelas dengan nilai persentase 76% guru

memvariasikan metode pembelajaran dengan kegiatan yang bervariasi

dalam media pembelajaran audio visual pada anak sehingga anak dapat

termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran.

3. Berdasarkan hasil penelitian akhir kemapuan mengenal huruf abjad anak

pada pelaksanaan Siklus II diketahui bahwa dengan indikator mengenal

simbol-simbol, mengenal suara-suara benda yang ada disekitar dan meniru

(menuliskan dan mengucapkan) huruf a-z dapat terlihat peningkatannya

Siklus I Tindakan I kemampuan mengenal huruf abjad anak dengan jumlah

persentase rata-rata kelas 36% Belum Berkembang (BB). Siklus I Tindakan

II kemampuan mengenal huruf abjad anak dengan jumlah dengan persentase

rata-rata kelas 48% Mulai Berkembang (MB). Siklus II Tindakan 1

kemampuan mengenal huruf abjad anak dengan jumlah persentase rata-rata

kelas 64% Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Siklus II Tindakan 2

kemampuan mengenal huruf abjad anak dengan jumlah persentase rata-rata

kelas 76% Berkembang Sangat Baik (BSB). Sehingga kemampuan

mengenal huruf abjad anak melalui media audio visual di TAAM Al-

Hidayah Kiaracondong Bandung kemampuannya sudah Berkembang Sangat

Baik (BSB) mencapai kategori yang di harapkan di penelitian ini.


109

B. Saran

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian, maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut:

1. Buat guru bahwa kemampuan mengenal huruf abjad pada anak didik dapat

meningkat dengan baik apabila kita dalam setiap pembelajaran

menggunakan metode yang bervariasi dan juga melalui kegiatan

pengembangan yang menarik sebagai salah satu alternatif untuk

meningkatkan kemampuan mengenal huruf abjad anak salah satunya

melalui media audio visual.

2. Kepada kepala sekolah yang juga selaku mentor bagi guru lebih

memperhatikan proses pembelajaran yang diterapkan oleh seluruh guru,

agar jika ada kesalahan atau kekeliruan guru dalam penerapan metode

pembelajaran dapat diperbaiki dengan cepat salah satunya dengan

penggunaan media audio visual.


110

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad, 2000. Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arsyi Anggalia dan Mila Karmila, “Upaya Meningkatkan Bahasa Ekpresif Anak

Dengan Menggunakan Media Boneka Tangan Muca (Moving Mouth

Puppet) Pada Kelompok A”, jurnal Penelitian PAUDIA, 2014.

Azhar Arsyad, 2002. Media Pembelajaran, Edisi 1, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Arif S. Sadiman, dkk, 2006. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Aftalin Zahro, Cahyo Hasanudin, 2022. Setrategi Membuat Pembelajaran Inovatif

Pada Era Society 5.0, Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.

Andayani, 2014. Pembelajaran Terpadu di SD, Jakarta: Universitas Terbuka.

Ahmad Nur,Skripsi Penerapan Media Audio Visual Dalam Mengembangkan

Bahasa Anak di TK Kartika 11-26 Bandar Lampung 2018, hal 37. Di akses

dari http://repository.radenintan.ac.id

Basyiruddin Usman, 2002. Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press.

Carol Seefeldt & Barbara A Wasik, 2006. Pendidikan Anak Usia Dini (Alih

bahasa: Pius Nasar), Jakarta : Indeks.

Daryanto, 2010. Media Pembelajaran, Yogyakarta: Gava Media.

Dhieni Nurbiana, 2010. Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta: Universitas

Terbuka.
111

Enny Zubaidah, 2003. Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini, Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Egarima Wati, 2016. Ragam Media Pembelajaran, Yogyakarta: Kata Pena.

Engkoswara, Aan Komariah, 2011. Administrasi Pendidikan, Bandung: CV.

Alvabeta.

Harun Rasyid dkk. 2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta:

Multi Pressindo.

Hariyani Meli, Skripsi, Penerapan Metode Eksperimen Dalam Mengembangkan

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Gelora

Mekar Tanjung Raya Lampung Barat. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2018.

Jamaris, 2006. Perkembangan Anak Usia Dini dalam Berbagai Aspeknya, Jakarta:

Grasindo.

Mulyasa, 2012. Manajemen PAUD, Bandung: PT Rosda Karya.

Marlen Tehupeiory, Ign I Wayan Suwatra, dan Luh Ayu Tirtayani, “Penerapan

Metode Bercerita Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B Semester II”, e-Journal PG-

PAUD Universitas Pendidikan Ganesha,Volume 2 No 1 Tahun 2014.

Mehdi Dastpak, et al. “A Comparative Study of Vygotsky Perspectives on Child

Language Development with Nativism and Behaviorism”. Internasional

Journal of Languages Education and Teaching 5,2, 2012.

Mudjito, 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Berbahasa di

Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Depdiknas.


112

Maimunah Hasan. 2009. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Ika Budi Maryatun,

Tahapan, Yogyakarta: Diva Press.

Nurbiana Dhieni, 2007. Perkembangan Bahasa Anak, Yogyakarta: PT Raja

Grafindo.

Permendikbud 137 Tahun 2014, Standar Nasional Pendidikan Anak Nasional.

Permendiknas, Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Depdiknas, 2010.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor.58 Tahun 2009. Standar

Pendidikan Nasional Anak Usia Dini, Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Rita Eka Izzaty, dkk, 2008. Perkembangan Peserta Didik, Yogyakarta: UNY

Press.

Rusman, 2016. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan

Profesionalisme Guru, Bandung: Alfabeta.

Rosmala Dewi, 2005. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak, Jakarta:

Depdiknas.

Ramadhani, Rizka amalia, skripsi (2020), “Upaya Meningkatkan Kemampuan

Mengenal Huruf Melalui Media Audio Visual Anak Usia 4-5 tahun di RA

Amanah Amaliyah kec Air Batu”. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera

Utara Medan Tahun 2019-2020.

Redja Mudiyaharjo, 2002. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang

Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet.II.


113

Susanto Ahmad, 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Dalam Berbagai

Aspeknya, Jakarta: Kencana.

Sujiono Yuliani Nurani, dkk, 2008. Metode Pengembangan Kognitif, Jakarta:

Universitas Terbuka.

Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain, 2013. Strategi Belajar Mengajar,

Jakarta: Rineka Cipta.

Sigit Purnama, dkk, 2020. Desain Interior dan Eksterior Pendidikan Anak Usia

Dini, Yogyakarta: Pusaka Egaliter.

Susanto Ahmad, 2011. Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana.

Saring Marsudi, 2006. Permasalahan dan Bimbingan di Taman Kanak-kanak,

Surakarta: UMS.

Skripsi Rizqiyyah, Mengenal Huruf Melalui Media Grafis Berbasis Audio Pada

Anak Kelompok A 1 RA Muslimat NU 1 Malang, Universitas Malang, 2020.

Undang-undang, 2016. Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Undang-undang RI No.20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 14,

2003.

Tadkiroatun Musfiroh, 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini, Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Vygotsky, Play and Its Role In The Mental Development Of The Child, dalam

Randima Rajapaksha, “Promoting Oral Language Skills in Preschool

Children Through Sociodramatic Play in the Classroom”. International

Journal of Education 4,1, 2016.


114

Y.N.Sujiono, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT

Indeks.
115

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
Surat Izin Penelitian

LAMPIRAN 2
Surat Bukti Keterangan Penelitian

LAMPIRAN 3
Surat Pernyataan Kesediaan

LAMPIRAN 4
foto Dokumentasi Kegiatan

LAMPIRAN 5
RPPH
116

Kisi-kisi Observasi Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui


Media Audio Visual
No Indikator Sub Indikator Kriteria Skor

1. Mengenal Mengenali ciri BSB Anak dapat mengenali


4
simbol- dari huruf abjad ciri dari huruf abjad
simbol dengan baik dan benar
tanpa melibatkan orang
lain atau guru
BSH Anak sudah mampu 3
mengenali ciri dari huruf
abjad yang ditunjuk guru
(peneliti) yang terus
diulang-ulang
MB Anak mulai dapat
2
mengenali ciri dari huruf
abjad walau masih ada
beberapa ciri huruf yang
belum dikenal
BB Anak tidak dapat 1
mengenali ciri dari huruf
abjad yang ditunjuk oleh
peneliti
2. Mengenal Mengenal BSB Anak dapat mengenal 4
suara-suara bunyi pada bunyi lambang huruf
benda yang lambang tersebut dengan baik dan
ada disekitar huruf abjad benar tanpa ada
kesalahan dalam
pengucapannya
117

BSH Anak sudah mengenal 3


bunyi lambang huruf
sesuai dengan harapan
peneliti (guru)
MB Anak mulai mengenal 2
bunyi lambang huruf
walaupun beberapa
penyebutan huruf masih
dibantu guru (peneliti)
BB Anak tidak dapat mengenal 1
bunyi pada lambang huruf

3 Meniru Meniru BSB Anak dapat menulis dan 4


(menuliskan tulisan dan mengucapkan lambang
dan mengucapka huruf melalui media
mengucapkan) n lambang gambar dengan baik dan
huruf a-z huruf abjad benar tanpa ada kesalahan
melalui BSH Anak sudah dapat menulis 3
media dan mengucapkan lambang
huruf melalui media
gambar
gambar, hanya saja anak
masih dibantu dengan
melihat lambang gambar
tulisan di layar laptop atau
HP

MB Anak mulai mampu 2


menulis dan mengucapkan
lambang huruf melalui
media gambar, walaupun
masih ada huruf yang salah
dan dibantu oleh guru dan
audio visual yang sudah
diberikan
118

BB Anak tidak dapat menulis 1


dan menguucapkan
lambang huruf melalui
media gambar

Keterangan:

BB = Belum Berkembang (BB) Skor = 1

MB = Mulai Berkembang (MB) Skor = 2

BSH = Berkembang Sesuai Harapan (BSH) Skor = 3

BSB = Berkembang Sangat Baik (BSB) Skor = 4


119

Lembar Observasi
Lembar Penilaian Anak Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Melalui
Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang

2 Ark

3 Bim

4 Rei

5 Raf

6 Vio

7 Rai

8 Hasb

9 Luth

10 Mil

11 Mik

12 Lin

Jumlah
Jumlah Persentase Kelas
120

LAMPIRAN
Lembaran Observasi
Rekapitulasi Penilaian Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak Usia 4-5 Tahun
Melalui Media Audio Visual
4.1 Penilaian Pra Siklus
4.2 Penilaian Kegiatan Siklus I Tindakan 1
4.3 Penilaian Kegiatan Siklus I Tindakan 2
4.4 Penilaian Kegiatan Siklus II Tindakan 1
4.5 Penilaian Kegiatan Siklus II Tindakan 2
121

Hasil Observasi Pra Siklus Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Anak


Melalui Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang √ √ √ 3 25% BB

2 Ark √ √ √ 4 33% BB

3 Bim √ √ √ 3 25% BB

4 Rei √ √ √ 4 33% BB

5 Raf √ √ √ 4 33% BB

6 Vio √ √ √ 5 42% MB

7 Rai √ √ √ 3 25% BB

8 Hasb √ √ √ 4 33% BB

9 Luth √ √ √ 3 25% BB

10 Mil √ √ √ 3 25% BB

11 Mik √ √ √ 5 42% MB

12 Lin √ √ √ 3 25% BB

Jumlah 8 4 - - 10 2 - - 10 2 - - 44 366

Jumlah Persentase Kelas 31% BB


122

Hasil Observasi Siklus I Tindakan 1 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad


Anak Melalui Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang √ √ √ 5 42% MB

2 Ark √ √ √ 5 42% MB

3 Bim √ √ √ 4 33% BB

4 Rei √ √ √ 3 25% BB

5 Raf √ √ √ 5 42% MB

6 Vio √ √ √ 3 25% BB

7 Rai √ √ √ 3 25% BB

8 Hasb √ √ √ 4 33% BB

9 Luth √ √ √ 4 33% BB

10 Mil √ √ √ 5 42% MB

11 Mik √ √ √ 5 42% MB

12 Lin √ √ √ 5 42% MB

Jumlah 10 2 - - 5 7 - - 8 4 - - 51 426

Jumlah Persentase Kelas 36% BB


123

Hasil Observasi Siklus I Tindakan 2 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad


Anak Melalui Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang √ √ √ 7 58% BSH

2 Ark √ √ √ 6 50% MB

3 Bim √ √ √ 5 42% MB

4 Rei √ √ √ 5 42% MB

5 Raf √ √ √ 7 58% BSH

6 Vio √ √ √ 5 42% MB

7 Rai √ √ √ 5 42% MB

8 Hasb √ √ √ 5 42% MB

9 Luth √ √ √ 6 50% MB

10 Mil √ √ √ 6 50% MB

11 Mik √ √ √ 6 50% MB

12 Lin √ √ √ 6 50% MB

Jumlah - 11 1 - 3 9 - - 2 9 1 - 69 576

Jumlah Persentase Kelas 48% MB


124

Hasil Observasi Siklus II Tindakan 1 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad


Anak Melalui Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang √ √ √ 9 75% BSB

2 Ark √ √ √ 9 75% BSB

3 Bim √ √ √ 6 50% MB

4 Rei √ √ √ 7 58% BSH

5 Raf √ √ √ 8 67% BSH

6 Vio √ √ √ 7 58% BSH

7 Rai √ √ √ 8 67% BSH

8 Hasb √ √ √ 6 50% MB

9 Luth √ √ √ 6 50% MB

10 Mil √ √ √ 8 67% BSH

11 Mik √ √ √ 9 75% BSB

12 Lin √ √ √ 9 75% BSB

Jumlah - 4 9 - 7 5 - - 5 7 - 92 767

Jumlah Persentase Kelas 64% BSH


125

Hasil Observasi Siklus II Tindakan 2 Kemampuan Mengenal Huruf Abjad


Anak Melalui Media Audio Visual
No Nama Indikator Skor % ket
Mengenal Mengenal Meniru
simbol- suara-suara (menuliskan
simbol benda yang dan
ada disekitar mengucapkan
) huruf a-z

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Ang √ √ √ 11 92% BSB

2 Ark √ √ √ 11 92% BSB

3 Bim √ √ √ 6 50% MB

4 Rei √ √ √ 10 83% BSB

5 Raf √ √ √ 10 83% BSB

6 Vio √ √ √ 9 75% BSB

7 Rai √ √ √ 9 75% BSB

8 Hasb √ √ √ 6 50% MB

9 Luth √ √ √ 9 75% BSB

10 Mil √ √ √ 10 83% BSB

11 Mik √ √ √ 10 83% BSB

12 Lin √ √ √ 9 75% BSB

Jumlah - 2 8 2 - 4 5 3 - 2 6 4 110 916

Jumlah Persentase Kelas 76% BSB

Anda mungkin juga menyukai