Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELTIAN ALAT PERAGA RODA PINTAR MEMBACA

(SMART WHEEL) MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA


ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA PERMATA HATI JEBRES,SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

MUTI’AH (20560006)

PENDIDIKAN PENDIDIK PAUD

FAKULTAS KEPENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan anak usiadini (PAUD) adalah jenjang sebelum pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
lahir sampai usia 6 tahun. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan anak usia
dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal, pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal meliputi Taman Kanak-Kanak, Roudlotul Athfal atau yang sederajat.
Sedangkan informal melalui kelompok bermain dan bina keluarga balita. Menurut
Biechler dan Snowman (Yulianti, 2010:9) anak usia dini adalah anak yang berusia
antara 3-6 tahun.
Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pada usia tersebut berbagai aspek perkembangan anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Oleh karena itu,
pengembangan secara tepat diusia dini menjadi penentu bagi perkembangan individu
pada masa selanjutnya. Adapun aspek-aspek perkembangan anak usia dini meliputi
aspek perkembangan bahasa, kognitif, nilai agama dan moral, fisik motorik, dan
sosial emosional.
Membaca merupakan salah satu keterampilan penting yang harus
dikembangkan pada anak usia dini. Kemampuan membaca permulaan memberikan
dasar yang kuat untuk perkembangan bahasa, kemampuan berpikir, dan prestasi
akademik secara keseluruhan. Dengan membaca, anak-anak dapat mengembangkan
pemahaman tentang kata-kata, kosakata, tata bahasa, dan struktur kalimat. Ini
membantu memperluas kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam kehidupan
sehari-hari. Membaca memungkinkan anak-anak untuk mengakses pengetahuan dan
informasi dari berbagai sumber, seperti buku, artikel, dan materi pembelajaran.
Dengan membaca, mereka dapat memperluas wawasan mereka tentang dunia,
mempelajari hal-hal baru, mengeksplorasi topik minat mereka, dan memperoleh
pengetahuan yang mendalam dalam berbagai subjek. Menurut Priyatni dan Nurhadi
(2017) membaca yaitu proses penggabungan informasi teks dengan informasi yang
dimiliki pembaca tentang teks. Selain itu Widowson menyatakan bahwa proses
membaca bukan hanya proses penggalian informasi dari sebuah teks, Tetapi membaca
adalah suatu proses mengaktifkan sekumpulan informasi yang dimiliki oleh pembaca
Meneliti atau menambah informasi baru yang terkandung dalam
Banyak kendala yang dialami anak dan pendidik di lapangan ketika
mengajarkan keterampilan membaca pada anak usia dini. Diantaranya adalah
kurangnya variasi metode dan alat peraga pembelajaran yang digunakan dalam
meningkatkan kemampuan membaca anak di sekolah.Selain itu kurangnya
pengetahuan pendidik tentang alat peraga yang dapat membantu menstimulasi
kemampuan membaca pada anak juga merupakan kendala yang dialami oleh
pendidik. Selain itu fokus dan konsentrasi peserta didik juga masih mudah teralihkan
oleh objek yang ada disekitarnya sehingga target pembelajaran menjadi terhambat.
Penggunaan alat peraga pembelajaran sesekali digunakan oleh pendidik untuk
membantu keberhasilan pencapaian materi belajar, dengan minimnya penggunaan alat
peraga pembelajaran tersebut, tetapi pada kenyataannya peserta didik lebih tertarik
dan merasa antusias jika sesekali pendidik menggunakan alat peraga pada saat
pembelajaran.
Munculnya kendala-kendala yang terjadi di lapangan tentang kemampuan
membaca anak, sebagai pelecut agar pendidik lebih kreatif dan inovatif dalam
memberikan metode pembelajaran yang berupa penggunaan alat peraga yang inovatif
dan menarik untuk anak usia dini. Keterampilan membaca pada anak sangat penting
karena dengan membaca dapat merangsang perkembangan kognitif anak. Saat mereka
membaca, mereka mengasah keterampilan memori, konsentrasi, dan pemecahan
masalah. Aktivitas membaca juga melibatkan pengenalan pola, mengidentifikasi huruf
dan kata, serta memperkuat hubungan antara simbol tulisan dan bunyi.
Dengan menggunakan roda pintar sebagai alat peraga pembelajaran pada anak
usia dini, diharapkan sebagai alat yang efektif untuk membantu anak usia dini dalam
mengembangkan keterampilan membaca permulaan dengan cara yang menyenangkan
dan menarik bagi mereka. Atas dasar inilah untuk meningkatkan penguasaan
keterampilan keaksaraan awal pada anak usia dini, peneliti menggunakan alat peraga
roda pintar membaca. Peneliti berkeinginan melakukan penelitian mengenai
ketercapaian keterampilan membaca anak usia dini. Penelitian ini berjudul “ALAT
PERAGA RODA PINTAR MEMBACA (SMART WHEEL) MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MEMBACA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA PERMATA
HATI JEBRES,SURAKARTA”.

B.  Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimanakah alat peraga roda pintar membaca mampu meningkatkan
kemampuan membaca anak kelompok A usia 5-6 tahun di RA Permata Hati
Jebres?
2. Pemecahan Masalah
Pemecahan permasalahan terhadap kemampuan membaca anak yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan menggunakan alat peraga roda
pintar membaca
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan :
a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran keterampilan membaca anak
dengan menggunakan alat peraga roda pintar membaca
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca anak
dengan menggunakan alat peraga roda pintar membaca
c. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan anak pada pembelajaran
keterampilan membaca anak dengan menggunakan alat peraga roda pintar
membaca

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah ilmu tentang kegiatan yang menggunakan alat peraga roda pintar
membaca untuk meningkatkan keterampilan membaca anak usia 5-6 tahun
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi anak didik
Manfaat bagi anak didik adalah untuk mengembangkan keterampilan
membaca
b. Manfaat bagi pendidik
Manfaat bagi pendidik adalah dapat memperoleh pengalaman berupa teori
dan praktek sehingga berguna dilapangan.Pendidik juga mengembangkan
kreativitas dan inovasi baru sebagai strategi dalam pembelajaran

c. Manfaat bagi sekolah


Manfaat bagi sekolahan adalah dapat dijadikan sebagai salah satu
pembelajaran yang efektif bagi pendidik maupun anak didik.
d. Manfaat bagi orang tua
Agar dapat membantu memberi wawasan kepada orang tua dalam
memfasilitasi anak untuk menumbuhkan minat belajar baik di rumah
maupun di sekolah dalam meningkatkan keterampilan membaca anak
dengan menggunakan alat peraga roda pintar membaca
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Keterampilan Membaca


1. Pengertian Ketrampilan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) keterampilan berasal dari kata
“terampil” yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan.
Sedangkan keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Soemardjan
dkk berpendapat bahwa keterampilan merupakan kepandaian melakukan suatu
oekerjaan dengan cepat dan benar, dalam hal ini ruang lingkup keterampilan sangat
luas yang melingkupi berbagai kegiatan antara lain : perbuatan, berpikir, berbicara,
melihat, mendengar, dan lain sebagainya.(Soemardjan dkk, Pendidikan Keterampilan,
(Malang: Universitas Negeri Malang Perss, 2002) ).
2. Pengertian Membaca
“Membaca” berasal dari kata dasar “baca” yang berarti memahami makna
tulisan. Membaca merupakan proses yang sangat penting untuk memperoleh
pengetahuan. Tanpa kemampuan membaca dapat dikatakan bahwa manusia tidak
dapat hidup di zaman modern ini, karena kehidupan seseorang banyak bergantung
pada ilmunya. Dan untuk mendapatkan ilmu tersebut, salah satunya dengan membaca
(Femi :2008). 
Membaca adalah proses kemampuan seseorang untuk memahami dan
menafsirkan teks tertulis, lambang atau lambang dengan menggunakan keterampilan
membaca yang dimilikinya. Membaca meliputi mengenal huruf, kata, kalimat dan
paragraf serta memahami makna dan informasi dari teks tersebut.
Membaca adalah tentang decoding, yaitu. mengubah simbol atau huruf menjadi suara
yang dapat dimengerti. Selain itu, membaca juga mencakup pemahaman, di mana
pembaca merasakan teks yang dibaca dan memahami konsep, pemikiran, dan
informasi yang disampaikan oleh penulis. Proses membaca melibatkan keterampilan
seperti mengenali kata, memahami struktur kalimat, menarik kesimpulan, membuat
kesimpulan, mengintegrasikan informasi dan membangun pemahaman yang
mendalam. Membaca juga melibatkan pengembangan kosa kata, pemahaman konteks
dan keterampilan analitis yang diperlukan untuk memahami dan menafsirkan teks.
Pada tingkat yang lebih tinggi, membaca juga melibatkan keterlibatan dan
pemahaman emosional tingkat tinggi, yang memungkinkan pembaca menganalisis,
mengevaluasi, dan menghubungkan beberapa teks.
Menurut Tarigan (1985: 32) membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui kata-kata/ bahan tulis atau memetik serta memahami arti yang
terkandung di dalam bahan yang tertulis. Menurut Soedarsono (1993: 4)
mengemukakan bahwa membaca adalah “aktivitas yang kompleks dengan
mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus
menggunakan pengertian, khayalan, dan mengamati dan mengingat-ingat.”
Maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses berpikir yang
termasuk di dalamnya memahami, menceritakan menafsirkan arti dari lambang-
lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, dan
ingatan.
3. Pengertian Keterampilan Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh


pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
alat peraga kata-kata/bahasa tulis. Selanjutnya, dipandang dari segi linguistik,
membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording
and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru
melibatkan penyandian (encoding), sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah
menghubungkan kata-kata tulis (written word)dengan makna bahasa lisan (oral
language meaning) yang mencakup  pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang
bermakna. Membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan
untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan orang lain yaitu
mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang
tertulis (Tarigan, 2008:7). Membaca adalah suatu interpretasi simbol-simbol tertulis
atau membaca adalah menangkap makna dari rangkaian huruf tertentu. Ini
menunjukkan bahwa membaca adalah pekerjaan mengidentifikasi simbol-simbol dan
mengasosiasikan kedalam makna (Pateda, 1989:92). Hal tersebut sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Bromley bahwa “reading is an active process of interacting with
print and monitoring comprehension to estabilish meaning” (Bromley, 1992: 200).
Membaca adalah proses kognitif yang melibatkan bacaan dan membutuhkan
pemahaman untuk memperoleh maksud dari bacaan tersebut. Ketika anak didik
membaca, anak didik akan memperoleh berbagai informasi yang dapat menambah
ilmu pengetahuan dan memotivasi anak didik untuk berfikir secara kritis (Yarmi dan
Widyastuti, 2014:90). Pengertian membaca juga dikemukakan oleh Harjasujana yang
menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan merespon lambang-lambang
tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat (Saddhono, 2012:65).
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian membaca tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa membaca merupakan kegiatan melafalkan huruf yang merupakan
interpretasi lambang-lambang maupun simbol-simbol tertulis untuk mencapai tujuan
tertentu.

4. Tujuan Membaca
Membaca memiliki tujuan utama yaitu mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali
berhubungan dengan maksud/tujuan atau intensif kita dalam membaca. Selain itu,
membaca bertujuan memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal, dan
membuat belajar lebih mudah. Membaca pemahaman merupakan salah satu aspek
kemampuan berbahasa yang harus dikuasi oleh anak didik sekolah dasar terutama
pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini anak didik dapat memperoleh informasi secara
aktif reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan memperoleh
informasi, memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman baru . Selain itu, membaca
adalah suatu aktifitas yang rumit atau kompleks karena tergantung pada ketrampilan
berbahasa pelajar dan pada tingkat penelarannya. Tujuannya adalah untuk mengerti
atau memahami isi/pesan yang terkandung dalam satu bacaan seefisien mungkin serta
untuk mencari informasi diantaranya: (1) kognitif dan intelektual, yakni yang
digunakan seseorang untuk menambah keilmiahannya sendiri, (2)
referensial dan faktual, yakni yang digunakan seseorang untuk mengetahui fakta-fakta
yang nyata di dunia ini, (3) afektif dan emosional, yakni yang digunakan seseorang
untuk mencari kenikmatan dalam membaca. (Nababan, 1993:164-165). Selain itu,
membaca diartikan sebagai suatu kegiatan interaktif yang bertujuan untuk memetik
serta memahami arti atu makna yang terkandung di dalam bahan tulis (Sumadyo,
2011:4). Adapun tujuan membaca sebagai upaya menumbuhkembangkan suatu
keterampilan, pembelajaran membaca akan lebih efektif apabila didukung oleh
faktor-faktor baik yang berasal dari dalam diri anak didik sendiri maupun dari luar
anak didik. Faktor dari dalam diri anak didik yang dapat mendorong anak didik
aktif membaca adalah tumbuhnya motivasi. Ini dapat dibangkitkan dengan cara
pemberian minat dan motivasi anak didik (Harsono dkk, 2012:2).

5. Kendala Anak Kesulitan Belajar Membaca


Masih banyak anak yang sulit membaca karena menggunakan metode yang
kurang bervariasi dan kurangnya alat peraga pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan
pendidik kurang kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Selain
itu ada beberapa kendala yang menjadi penghambat dalam kegiatan belajar membaca
anak diantaranya yaitu :
1. Kurangnya pemahaman dalam proses menghubungkan huruf atau simbol dengan
bunyi atau suara yang sesuai. Anak usia dini mungkin mengalami kesulitan dalam
mengenali huruf dan menghubungkannya dengan bunyi yang tepat.
2. Keterbatasan kosa kata.
Anak-anak usia dini mungkin memiliki keterbatasan dalam kosa kata mereka,
yang dapat mempengaruhi pemahaman mereka terhadap kata-kata yang muncul
dalam teks. Keterbatasan kosa kata ini dapat menghambat kemampuan mereka
untuk membaca dengan lancar dan memahami teks yang lebih kompleks
3. Kurangnya pemahaman tentang struktur Bahasa.
Anak usia dini mungkin belum memahami sepenuhnya struktur bahasa, seperti
kalimat, frasa, atau kata-kata terpisah. Hal ini dapat mempengaruhi pemahaman
mereka terhadap teks yang mereka baca.
4. Kesulitan mempertahankan konsentrasi
Anak-anak usia dini mungkin memiliki keterbatasan dalam mempertahankan
konsentrasi dan fokus saat membaca. Mereka mungkin menjadi cepat bosan atau
mudah teralihkan oleh stimulus di sekitar mereka.
5. Kesulitan memahami makna teks
Anak-anak usia dini mungkin mengalami kesulitan dalam memahami makna teks
yang mereka baca. Mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam
menghubungkan informasi yang ada dalam teks, membuat inferensi, atau menarik
kesimpulan.
6. Teks yang kurang menarik
Teks yang tidak menarik atau tidak sesuai dengan minat dan tingkat pemahaman
anak dapat menyulitkan mereka dalam belajar membaca. Anak-anak usia dini
cenderung lebih terlibat dan termotivasi jika materi yang mereka baca relevan dan
menarik bagi mereka.
7. Kurangnya pengalaman membaca
Anak-anak usia dini yang belum terpapar secara luas pada kegiatan membaca
mungkin menghadapi kendala dalam membangun keterampilan membaca.
Kurangnya pengalaman membaca dapat mempengaruhi kecepatan, pemahaman,
dan keterampilan membaca mereka secara keseluruhan.

Setiap anak memiliki kemampuan dan tantangan unik dalam belajar membaca.
Dukungan yang tepat, pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, dan
pendekatan yang menyenangkan dan interaktif dapat membantu anak-anak mengatasi
kendala dan mengembangkan keterampilan membaca dengan baik.

B. Penggunaan Alat Peraga Roda Pintar Membaca


Menurut Mansyur (2009), dunia anak adalah dunia bermain. Oleh karena itu,
selama rentang perkembangan anak usia dini anak melakukan kegiatan dengan
bermain. Mulai dari bayi, balita hingga masa kanak-kanak kebutuhan atau dorongan
internal (terutama tumbuhnya sel syaraf di otak) sangat memungkinkan anak
melakukan berbagai aktivitas bermain tanpa mengenal lelah dengan bermain anak
dapat menyalurkan kelebihan energi yang terkandung dalam tubuhnya sekaligus
belajar atau berlatih dalam suasana riang untuk meningkatkan fungsi-fungsi fisik
maupun psikisnya. Anak dalam melakukan aktivitas tersebut, tentunya membutuhkan
berbagai alat permainan yang mengandung unsur atau nilai edukatif. Alat permainan
yang bersifat mendidik untuk anak usia dini disebut juga dengan istilah Alat
Permainan Edukatif (APE). Oleh karena itu, pada setiap pembelajaran di usia dini,
orang tua atau pendidik perlu menyediakan alat permainan edukatif tersebut dan
memilih jenis APE yang tepat untuk anak didiknya (Riany, 2009)
Pengenalan membaca pada anak tidak dapat dilakukan secara langsung,
namun dilakukan melalui pendekatan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Oleh karena itu pendidikan di taman kanak-kanak tidak diperkenankan mengajarkan
materi membaca, secara langsung sebagai pembelajaran sendiri-sendiri kepada
anakanak, konteks dalam pembelajaran membaca di taman kanak kanak hendaknya
dilakukan dalam kerangka pengembangan seluruh aspek tumbuh kembang anak,
dilakukan melalui pendekatan bermain dan disesuaikan dengan tugas perkembangan
anak (Marlisa, 2016). Hal di atas menunjukkan bahwa pembelajaran membaca
diajarkan pada tahapan perkembagan anak dengan pendekatan bermain melalui
belajar dan belajar melalui bermain yang dapat mendukung semua segi aspek
perkembangan anak walaupun pada point utamanya adalah pembelajaran membaca.
Alat peraga roda pintar membaca merupakan alat untuk membangun
kemampuan membaca yang berbentuk lingkaran menyerupai roda yang bisa berputar-
putar atau berkeliling dan bisa digunakan sebagai alat peraga pembelajaran.
Penggunaan alat peraga roda pintar membaca , diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan membaca anak usia dini. Menurut Wahyuni (2017) menyatakan bahwa
alat peraga roda keberuntungan (pintar) adalah sebuah alat peraga berbentuk roda
yang dapat diputar dan dibagi menjadi beberapa sektor/bagian yang di dalamnya
terdapat kartu soal. Sedangkan menurut Aulia (2016) menyatakan bahwa roda
keberuntungan (pintar) adalah alat peraga pembelajaran yang menggunakan sebuah
lingkaran yang terbagi menjadi beberapa sektor. Pada penggunaannya, alat peraga ini
dapat menarik perhatian, minat, dan motivasi belajar, membuat anak didik aktif,
interaktif, meningkatkan pemahaman, serta proses pembelajaran dapat berlangsung
secara menyenangkan dan optimal. Tujuan dari pembuatan alat peraga roda pintar
membaca ini adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anak,
membantu konsentrasi anak dalam belajar dan mengembangkan kemampuan
membaca.
Kelebihan alat peraga roda pintar membaca yaitu :
1. Sifatnya konkrit;
2. Mudah digunakan;
3. Anak didk lebih tertarik karena menggunakan berbagai variasi warna,
4. Terdapat unsur permainan sehingga anak didik merasa belajar sambil bermain.
5. Menstimulus beberapa aspek perkembangan anak

Sedangkan kelemahan alat peraga roda pintar adalah

1. Proses pembuatannya rumit,


2. Dalam penggunaan masih diputar secara manual.
3. Membutuhkan waktu yang lama saat memainkannya.
4. Pendidik memerlukan lebih banyak tenaga, ruang, dan waktu.
5. Membutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang memadai agar proses
pembelajaran dapat berjalan lancar.
a. Cara Pembuatan Alat peraga Roda Pintar Membaca
Alat dan bahan
1. Alat:
Gunting, penggaris, gunting, spidol, pensil, jarum,benang
2. Bahan
Kardus bekas, lem tembak, kain flannel, kertas, kancing

Proses pembuatan alat peraga roda pintar sebagai berikut:

1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan;


2. Membuat sketsa lingkaran dari jiplakan piring dari stereoform
3. Potong sketsa lingkaran yang sudah dibuat menggunakan gunting sejumlah
3
4. Membuat 3 buah papan lingkaran;
5. Lapisi papan lingkarang 1 kain flannel warna pink
6. Buatlah tulisan huruf a-z dan satu suku kata dengan. Kemudian tempelkan
huruf vokal a, i, u, e, o pada tiap petak papan lingkaran tempel di pinggir,
huruf konsonan b-z pada tiap petak papan lingkaran 1 dengan posisi
melingkar. Pasang kancing di tengah lingkaran dan jahit tumpuk dengan
tempelan huruf vokal. Kemudian tempelkan di kardus dengan lem tembak
7. Pada lingkaran 2 yang sudah dibungkus dengan kain flannel hijau,beri garis
lingkaran menjadi 8 petak dengan kemudian setiap petak tempelkan huruf
me,ri,su, ca, bu,ga,ta, ma. Lubangi bagian pusat lingkaran pada papan
lingkaran 2 beri kancing ditengahnya dengan dijahit,
8. Pada lingkaran 3 yang sudah dibungkus dengan kain flannel putih, beri
garis lingkaran menjadi 8 petak dengan kemudian setiap petak tempelkan
huruf bur, cing buh, lon, ang, ram, but, lak. Lubangi bagian pusat lingkaran
pada papan lingkaran 3 beri kancing ditengahnya dengan dijahit,
9. Tempel lingkaran 2 dan 3 pada kardus dengan bersisian menggunakan lem
tembak
10. Bagian tengah anatara kedua lingkaran tempel kardus berbentuk persegi
panjang kecil yang sudah dilubangi. Fungsinya sebagai penghubung huruf
pada lingkaran 2 dan lingkaran 3
b. Cara Menggunaan Alat peraga Roda Pintar Membaca
1. Alat peraga 1 (2 huruf bertemu, vokal dan konsonan)
Putar dan arahkan masing-masing papan lingkaran yang diinginkan.
Pastikan huruf yang akan dibaca diarahkan di sebelah kanan. Huruf
konsonan diarahkan ke huruf vokal.
2. Alat peraga 2 (penggabungan dari beberapa suku kata menjadi sebuah
kata)
Putar suku kata lingkaran 2 dan sesuaikan dengan suku kata pada
lingkaran 3, sehingga membentuk kata. Misalnya “man cing, me lon, ri
ang.

Gambar 1
Gambar 2

c. Manfaat Penggunaan Alat peraga Roda Pintar Membaca,


1. Mampu meningkatkan kemampuan bahasa anak usia dini
2. Mampu meningkatkan keterampilan pemahaman keaksaran awal pada
anak usia dini.
3. Mampu merangsang beberapa aspek perkembangan termasuk bahasa;
kognitif; fisik motorik; social emosional;
4. Pembelajaran tidak membosankan karena menarik

d. Indikator yang Dicapai pada Alat peraga Roda Pintar Membaca


1. Mengenal keaksaraan awal (huruf a i u e o ) (Bahasa)
2. Menunjukkan benda berdasarkan symbol huruf yang dikenalinya(Bahasa)
3. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf (Bahasa)
4. Melakukan eksplorasi dengan berbagai alat peraga dan kegiatan (FM)
5. Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide, gagasan di
luar kebiasaan) (kognitif)
6. Mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan konsonan(kognitif)

C. Kerangka Pikir
Kemampuan untuk memahami alat peraga dapat memberikan makna yang
penting untuk meningkatkan pemahaman anak didik, dalam memahami alat peraga
khususnya dalam berkarya, inovatif serta kreatif yang tepat merupakan solusi untuk
membantu dan menolong anak didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan untuk mampu menyusun sebuah kreativitas belajar sehingga memerlukan
metode mengajar yang menarik. Pendidik harus mampu untuk mengkombinasikan
beragam metode pengajaran agar dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh anak
didiknya dalam belajar.
Penelitian ini menggunakan alat peraga roda pintar membaca. Melalui
kegiatan menggunakan alat peraga roda pintar membaca diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan membaca anak kelompok A di RA Permata Hati Jebres.
Kerangka pemikiran tersebut digambarkan sebagai berikut :
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Pre-test Pre-test

Tidak
Menggunakan alat menggunakan alat
peraga peraga

Post-test Post-test

Analisis hasil post-test


kedua kelompok
Bagan Kerangka Pikir dengan Menggunakan Alat Peraga dan Tidak
Menggunakan Alat Peraga

D. Hipotesis Penelitian
Dengan menggunakan alat peraga roda pintar membaca dapat meningkatkan
keterampilanmembaca anak usia 5-6 tahun di RA Permata Hati Jebres, Surakarta.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RA Permata Hati Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
Pemilihan tempat ini sebagai lokasi penelitian didasari alasan praktis semata yaitu
kemudahan akses terhadap sumber data dan peneliti relatif lebih mudah mengenali
situasi dan kondisi lapangan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I Tahun ajaran 2023/2024. Waktu
penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari siklus I dan II, masing
masing penelitian ada 2 kali dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut:
a. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Agustus 2023 sampai 30 September
2023
b. Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2023 sampai 30 November
2023
3. Kelompok
Perbaikan dilaksanakan pada peserta didik kelompok B RA Permata Hati
Kecamatan Jebres Kota Surakarta, yang berjumlah 36 peserta didik, yang terdiri 2
kelas dan tiap kelas terdiri dari 18 anak.
4. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pembelajaran kuantitatif dan metode penelitian
yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya penerapan alat peraga siap pakai dalam pembelajaran
konvensional yang digunakan pendidik terhadap anak didik. Pada penelitian ini
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen yaitu kelompok anak didik yang diberikan perlakuan
dengan pembelajaran memahami alat peraga, dan kelompok kontrol yaitu anak didik
yang diberikan perlakuan dengan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga serta
yang akan dilihat hasilnya adalah hasil belajar anak didik setelah peneliti
menggunakan pembelajaran tentang alat peraga dan pembelajaran konvensional.
Salah satu kelas sebagai kelompok eksperimen, yaitu anak kelompok B1 RA
Permata Hati Jebres yang akan menerima pelajaran dengan menggunakan
pembelajaran memahami alat peraga roda pintar membaca dan kelas kontrol yaitu
anak didik kelompok B2 RA Permata Hati Jebres dengan menggunakan
pembelajaran konvensional dengan pokok bahasan yang sama.
5. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui observasi langsung di lokasi
penelitian mengenai proses pembelajaran. Dalam hal ini dalam data hasil
pembelajaran anak didik kelas A RA Permata Hati Kecamatan Jebres Kota
Surakarta. Semua anak didik baik putra maupun putri dijadikan sumber data
penelitian.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen, referensi, literature
serta arsip yang ada di RA Permata Hati Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

B. Deskripsi Per Siklus


1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti melakukan perencanaan awal yang berisi penyusunan
RPPH, penyusunan instrumen penelitian, penyusunan lembar observasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan perbaikan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran di RA Permata
Hati Kecamatan Jebres Kota Surakarta, dengan melibatkan anak didik secara
langsung dengan menggunakan alat peraga roda pintar membaca agar anak aktif
dalam kegiatan penggunaan alat peraga tersebut.
3. Pengamatan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan perbaikan dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan oleh peneliti
4. Refleksi
Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan yang diperoleh dari
pengamatan penelitian, sehingga dapat mengetahui apakah kegiatan dengan
menggunakan alat peraga roda pintar membaca dapat meningkatkan keterampilan
membaca anak. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengetahui titik kelemahan
maupun kelebihan sehingga dapat menentukan upaya perbaikan pada setiap siklus
berikutnya. Proses ini akan berlangsung dua siklus, sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan pada saat :
a. Sebelum ada tindakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui
keterampilan membaca awal pada anak
b. Pada saat proses pembelajaran setelah ada tindakan yang bertujuan untuk
mengetahui perubahan-perubahan keterampilan membaca dari anak yang
diharapkan sesuai tujuan
c. Pada saat terakhir proses pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui
keterampilan membaca akhir anak setelah beberapa proses tindakan
pembelajaran
2) Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah pesan, fakta, data tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi-dokumentasi merupakan pengumpulan data mengenai hal-
hal yang berhubungan dengan variabel yang berupa keterampilan membaca anak .
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data dari hasil observasi sehingga
untuk menambah kevalitan data. Jenis dokumentasi yang diambil adalah foto hasil
karya anak.

3) Alat Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunkan alat-alat pengumpulan data sebagai instrumen penelitian
sebagai berikut :
1) Pedoman Pengamatan
Pengamatan ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan. Melalui
pedoman pengamatan ini peneliti dapat mengetahui sejauh mana parameter yang
ditentukan dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitiannya.
2) Alat tulis dan Perlengkapan Lain
Dalam penelitian ini kelengkapan alat tulis digunakan sebagai alat penunjang
utama kegiatan. Selain itu, digunakan pula alat perekam elektronik seperti
kamera foto.

4) Teknik Analisis Data


1) Analisis Deskriptif Komparatif
Dari hasil penilaian peserta didik, dibandingkan antara kondisi awal, siklus
pertama, dan siklus kedua. Dari data-data penilaian peserta didik setelah
dibandingkan, dicari sebesar besar kenaikan atau penurunannya. Sehingga bisa
diketahui apakah tindakan yang dilakukan memberikan dampak ataukah tidak.
2) Penyajian Data
Data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola
dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat gambaran
keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini ditulis dalam paparan data.
3) Penarikan Kesimpulan, Verifikasi, dan Refleksi
Data yang diperoleh dicari pola, hubungan atau hal-hal yang sering timbul dari
data tersebut kemudian dihasilkan kesimpulan sementara yang disebut dengan
temuan peneliti. Penarikan kesimpulan dilakukan terhadap temuan peneliti berupa
indicator-indikator yang selanjutnya dilakukan pemaknaan atau refleksi sehingga
memeperoleh kesimpulan akhir. Hasil kesimpulan akhir dilakukan refleksi untuk
menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Aulia. 2016. Penerapan Metode Pembelajaran Tanya-Jawab dalam Bentuk Roda
Keberuntungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Anak didik pada Mata Pelajaran
PAI di SMP Tanjung Kabupaten Ogan Ilir. Diaksesdari
http://eprints.radenfatah.ac.id/692/1/ AULIA_TarPai.pdfpada tanggal 13 Maret 2017.

Bromley, Karen D’Angelo. 1992. Language Arts Second Edition: Exploring Connections.
NewYork: Allyn and Bacon.

Femi Olivia, Teknik Membaca Efektif, PT Elex Alat peraga Komputindo, Jakarta, 2008, h. 3

Harsono, A. S. R., Fuady, A., & Saddhono, K. (2012). Pengaruh Strategi Know Want To
Learn (Kwl) Dan Minat Membaca Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Anak
didik Smp Negeri Di Temanggung. Pengaruh Strategi Know Want To Learn (Kwl)
Dan Minat Membaca Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Anak didik Smp
Negeri Di Temanggung, 1(1), 53-64.
Mansyur. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nababan, P. W. J. (1993). Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Graalat peraga Pustaka
Utama.

Priyatni, E T., & Nurhadi. (2017). Membaca dan literasi kritis. Tangerang: Tira Smart
Riany, A. (2009). Alat Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar untuk Anak Usia 0-1 Tahun.
Bandung: Sandiarta Sukses.

Saddhono, K., & Slamet, S. Y. (2012). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia.


Bandung: CV. Karya Putra Darwati

Soedarsono. (1993). Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Graalat peraga Pustaka
Utama.

Tarigan, Henry Guntur. (1985). Membaca dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa

Wahyuni, Dwi. 2017. Pengaruh Penggunaan Alat peraga Permainan Roda Keberuntungan
Terhadap Kemampuan Menulis Hanzi pada Anak didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri
Cerme Tahun Ajaran 2016/2017. Diaksesdari http://jurnal mahaanak
didik.unesa.ac.id/article/22095/117/article.pdfp ada tanggal 22 Maret 2017

Yarmi, G., & Widyastuti, R. (2014). Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui


Permainan Komputer Pada Anak didik Kelas I di SDN Kalibata 03 Pagi Jakarta
Timur. Profesi Pendidikan Dasar, 1(2), 87-98. 10.23917/ppd.v1i2.1013

Anda mungkin juga menyukai