Disusun Oleh:
Kelompok 4
Data World Health Organization (WHO) tentang cedera kepala menunjukkan 40-
50% mengalami kecacatan permanen atau disabilitas. Oleh karena itu, seseorang yang
datang ke rumah sakit dengan cedera kepala membutuhkan penanganan yang cepat
dan tepat agar pasien terhindar dari kecacatan dan kematian.
Cedera kepala akibat trauma lebih sering dijumpai di lapangan. Setiap tahunnya
kejadian cedera kepala di Dunia diperkirakan mencapai 500.000 kasus dari jumlah di
atas 10% penderita meninggal sebelum tiba di rumah sakit dan lebih dari 100.000
penderita menderita berbagai tingkat kecacatan akibat cedera kepala (Kemenkes RI,
2013)
Cedera kepala dapat menimbulkan kondisi, seperti gegar otak ringan, koma,
sampai kematian, kondisi paling serius disebut dengan cedera otak traumatic
(traumatic brain injury (TBI). Penyebab paling umum TBI (traumatic brain injury)
adalah jatuh (28%). Kecelakaan kendaraan bermotor (20%). Tertabrak benda (19%)
danper kelahian (11%) (Brunner & Suddart, 2013).
1.3 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk menganalisis manfaat posisi head up 30°
terhadap perbaikkan kondisi pasien dengan Mild Head Injury.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil literature review ini diharapakan mampu memberikan informasi dan
meningkatkan pengetahuan khususnya dalam bidang keperawatan medikal
bedah mengenai penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan mild head
injury.
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Mahasiswa
Hasil literature review ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
menambah pengetahuan mengenai mengenai penatalaksanaan keperawatan pada
pasien dengan mild head injury
2) Bagi Perawat
Hasil literature review ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan mengenai terapi
non-farmakologi pada masalah manajemen nyeri dan tingkat kesadaran pada
pasien dengan mild head injury sehingga dapat meminimalisir tingkat
penurunan kesadaran pada pasien dengan mild head injury.
3) Bagi Rumah Sakit
Hasil dari literature review ini diharapkan dapat menjadi salah satu
pertimbangan dalam menerapkan terapi non-farmakologi pada masalah nyeri
dan tingkat kesadaran klien, sehingga mampu meningkatkan pelayanan
kesehatan terutama pada pasien dengan mild head injury
4) Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari literature review ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam
menambah ilmu dan wawasan mengenai penatalaksanaan keperawatan pada
pasien dengan mild head injury
BAB II
METODE
Kegiatan yang akan dilakukan adalah melakukan analisis dengan (compare) mencari
kesamaan, (contrast) mencari perbedaan, (synthesize) menggabungkan beberapa sumber,
(criticize) memberikan pandangan, (summarize) memberikan pendapat sendiri
berdasarkan dari sumber yang dibaca (Rahayu, 2019).
Jurnal yang diambil dengan menggunakan metode pencarian electronic data base
yaitu Metode pencarian jurnal Google Scholar, PubMed, Sciencedirect. Peneliti
membuka website www.scholar.google.com, www.ncbi.nlm.nih.gov dan
www.sciencedirect.com. Peneliti menuliskan kata kunci sesuai MESH (Medical Subject
Heading) yaitu Head Up 30° dan Mild Head Injury. Analisa data dalam penelitian ini
mengambil data atau jurnal dari orang lain. Instrumen yang digunakan untuk analisa data
penelitian ini menggunakan PRISMA dengan metode PICO. Setiap pertanyaan tersebut
telah mengikuti PICO dimana setiap pertanyaan terdapat P= populasi, I= implementasi/
intervensi, C= kontrol/ intervensi pembanding dan O= outcome/ hasil.
Intervention -
Head up 30C
(Intervensi )
Comparators -
-
(Pembanding)
Outcomes (hasil) Peningkatan Perfusi -
Jaringan Otak, Nyeri kepala
berkurang, perbaikkan mean
arterial pressure,
mengurangi peningkatan
Tekanan Intra Kranial, dan
kenaikan tingkat kesadaran .
Study Design and Cross-sectional, Quassy Cross-sectional, Quassy
publication type Experiment dan studi kasus Experiment dan studi
dengan pendekatan Pretest kasus dengan pendekatan
(Desain Studi dan Posttest one group design, Pretest Posttest one
jenis publikasi) Posttest only control time group design, Posttest
series time design,descriptive only control time series
,dan pre test and post test time
two design group. design,descriptive ,dan
pre test and post test two
design group.
Total
N= 97 Artikel
Jurnal/ Artikel yang bisa dipakai Jurnal/ Artikel yang tidak bisa dipakai
karena duplikat
N= 20 Artikel
N= 77 Artikel
Screening
Pertanyaan Klinis:
Apakah terdapat manfaat teknik elevasi kepala 30 terhadap peningkatan perfusi
jaringan, manajemen nyeri, perbaikkan mean arterial pressure,mengurangi
peningkatan tekanan intra kranial dan kenaikkan tingkat kesadaran pada klien dengan
mild head injury ?
3.2 Tabel Literature Review
No. Sumber Nama Judul Desain Sampling Tujuan Metode Hasil Kesimpulan dan
Artikel Penulis Artikel Penelitia Penelitian Penelitian Penelitian Saran
n
1. Ejournal. Luci Riani Pengaruh Pretest Purposive Penelitian ini Cross- Hasil uji Tingkat kesadaran
Medistra Br. Pemberian Posttest sampling bertujuan sectional statistik dengan pada pasien cedera
Ginting, Oksigen one dengan Untuk menggunakan kepala sedang
Kuat dan Elevasi group sampel 80 menganalisis uji Dependent sebelum dilakukan
Sitepu, Kepala 30 design pasien di adanya Sample T pemeberian oksigen
Renni Terhadap RS pengaruh Test / Paired T- dan elevasi kepala 30º
Ariana Tingkat Grandmed pemberian Test yang memiliki ratarata
Ginting. Kesadaran Lubuk oksigen dan menunjukkan 10.10 dengan Standart
Pada Pasien Pakam pada elevasi kepala bahwa p Value Deviasi (SD) 0.876.
Cedera bulan 30 terhadap yaitu 0.000 Tingkat kesadaran
Kepala September tingkat yang berarti p pada pasien cedera
Sedang 2018 kesadaran Value ≤ 0.05. kepala sedang sesudah
sampai pada pasien Hal ini berarti dilakukan pemberian
Maret 2019 cedera kepala ada pengaruh oksigen dan elevasi
sedang yang signifikan kepala 30º yang
dengan terhadap memiliki rata-rata
menggunakan tingkat 12.90 dengan Standart
uji Statistic kesadaran pada Deviasi (SD) 1.197.
Paired pasien cedera Tingkat kesadaran
Sample T-test kepala sedang rata-rata sebelum dan
dengan taraf sebelum dan sesudah dilakukan
tingkat sesudah pemberian oksigen
kepercayaan dilakukan dan elevasi kepala 30º
95% (p Value pemberian 2.800 dengan Standart
≤ α). oksigen dan Deviasi (SD) 0,919.
Pembuktian elevasi kepala Ada pengaruh
ini dilakukan 30 pemberian oksigen
untuk dan elevasi kepala 30º
membuktikan terhadap tingkat
hipotesis ada kesadaran pada pasien
pengaruh cedera kepala sedang
apabila p ≤ dengan nilai p Value
0.05 = 0,000.
2. Public Sumirah Effect Of Posttest Consecutive penelitian ini Quassy Temuan Terdapat pengaruh
Health of Budi 30° Head- sampling bertujuan Experime menunjukkan
only yang signifikan dari
Indonesi Pertani, Up Position dengan untuk ntal p-value 0,010
a Sulastyaw On control jumlah 34 menganalisis (<0,05) pada posisi head-up 30°
ati, Puthut Intracranial sampel, pengaruh tingkat
time terhadap perubahan
Anami, Pressure dimana 17 posisi head kesadaran dan
Change In series sampel up 30° p-value 0,031 tekanan intrakranial,
Patients ditempatkan terhadap (<0,05) pada
time terutama pada tingkat
With Head pada perubahan tekanan arteri
Injury In design kelompok tekanan rata-rata, yang kesadaran dan tekanan
Surgical mobilisasi intrakranial menunjukkan
arteri rata-rata pada
Ward Of progresif pada pasien bahwa ada
General dan cedera kepala pengaruh yang pasien dengan cedera
Hospital Of kelompok signifikan
kepala. Disarankan
Dr. R. terapi music secara statistik
Soedarsono di Ruang dari posisi bagi petugas
Pasuruan ICU RSU kepala 30°
kesehatan untuk
Prof. Dr. pada tingkat
Margono kesadaran dan memberikan
Soekarjo rata-rata
pengetahuan
Purwokerto tekanan arteri
24 januari mengenai intervensi
2017 s
ini untuk mencegah
ampai 24
februari peningkatan tekanan
2017
intrakranial.
3. Jurnal Arif Pengaruh Pretest Penelitian Penelitian ini Quassy Dari hasil Terdapat perbedaan
Ilmu Hendra ini bertujuan Experime analisis uji
Posisi Head Posttest yang signifikan rerata
Keperaw Kusuma., dilakukan di untuk ntal dependent t-
atan dan Attika Up 30 one Ruang mengetahui test didapatkan skala nyeri kepala
Diah
Kebidan Derajat Cempaka pengaruh P
Anggraeni, group antara sebelum dan
an Terhadap
RSUD Prof. posisi head value 0,002
(2019)
design Dr. up 30 derajat (α<0,05), maka sesudah dilakukan
Nyeri Kepala Margono terhadap dapat
posisi head up 30
Pada Pasien Soekarjo nyeri kepala disimpulkan
Purwokerto pada pasien bahwa ada derajat pada pasien
Cedera
pada bulan cedera kepala perbedaan yang
Kepala
cedera kepala ringan
Maret-April ringan. signifikan
Ringan 2018. antara skala di RSUD Prof. Dr.
Populasi nyeri kepala
Margono Soekarjo
penelitian sebelum dan
ini adalah sesudah Purwokerto dengan
seluruh diberikan
nilai P value 0,002
pasien intervensi.
cedera (α<0.05).
kepala
ringan yang
dirawat
dengan
jumlah
sampel 22
responden
4. Nursing Wahidin, Penerapan Descripti Subyek Mengetahui Studi Setelah Penerapan teknik head
Science Ngabdi Teknik dalam penerapan kasus diberikan terapi
ve up 30° dapat
Journal Supraptini Head Up penelitian teknik head peninggian
(NSJ) 30° ini adalah up 30° kepala 30° meningkatan perfusi
Terhadap pasien yang terhadap pada Tn.A dan
jaringan otak pada
Peningkatan berjumlah 2 peningkatan Tn.I tidak
Perfusi orang yang perfusi mengalami pasien yang
Jaringan mengalami jaringan otak sesak
mengalami cedera
Otak Pada Cedera pada pasien dibuktikan
Pasien Kepala yang dengan RR kepala sedang
Yang Sedang di mengalami dalam batas
Mengalami IGD RSUD cedera normal dan
Cedera Dr. kepala sedang peningkataan
Kepala Soedirman kesadaran.
Sedang Kebumen.
Waktu
penelitian
studi kasus
ini dimulai
pada
tanggal 26 –
27 Juni
2019 u
5. Prosidin Dian Head Up pre test Teknik Quassy Hasil penelitian diketahui bahwa dari
g Widhi, 30o Untuk pengambila Experime menunjukkan
and post hasil uji Wilcoxon
Seminar Supono, Memperbai n sampel ntal bahwa
Nasional Mustayah. ki Mean test two menggunak berdasarkan signed rank test pada
Arterial an hasil uji
design Mean
Pressure consecutive statistik
Pada Pasien group. sampling Wilcoxon Artery Pressure pre
Cidera yang sesuai Signed Rank
150
Kepala dengan Test pada
kriteria pemberian dan post 150
inklusi; posisi 150
didapat
sampel pada Mean
yang Arterial nilai p 0,04 atau <
diperoleh Pressure adalah
nilai α = 0,05
adalah ρ= 0,04
sebanyak 34 atau ρ>α = sehingga
responden, 0,05 sehingga
dapat disimpulkan ada
dengan ada pengaruh
masing- yang pengaruh signifikan
masing signifikan.
pemberian posisi 15°
kelompok Jadi dapat
150 dan 300 disimpulkan terhadap Mean Artery
masing- ada pengaruh
Pressure. Sedangkan
masing 17 yang signifikan
responden pengaturan Pada uji Wilcoxon
posisi head up
signed rank test pada
15° terhadap
perubahan Mean artery Pressure
tekanan
pre 300 dan post 300
intrakranial
yang dalam didapat hasil ρ=0,00
penelitian ini
atau < α= 0,05
menggunakan
parameter sehingga disimpulkan
Mean Artery
ada pengaruh
Pressure pada
pasien signifikan pemberian
cedera kepala
posisi 300 terhadap
di ruang bedah
menggunakan Mean Artery Pressure.
Wilcoxon
signed rank test
dengan hasil
tingkat MAP ρ
= 0,04 dengan
α = 0,05
3.3 Hasil
Lima jurnal mengatakan pemberian posisi head up 30 pada pasien mild head
injury terdapat manfaat teknik elevasi kepala 30 terhadap peningkatan perfusi
jaringan, mengurangi nyeri kepala, perbaikkan mean arterial pressure, mengurangi
peningkatan tekanan intra kranial dan kenaikkan tingkat kesadaran pada klien dengan
mild head injury . Berdasarkan hasil penelitian March, dkk 2014, bahwa pemberian
posisi kepala 30º pada pasien cedera kepala bertujuan memberikan keuntungan dalam
meningkatkan oksigenasi. Suplai oksigen terpenuhi dapat meningkatkan rasa nyaman
dan rileks sehingga mampu menurunkan intensitas nyeri kepala pasien dan mencegah
terjadinyaperfusi jaringan serebral. Elevasi 30 derajat yaitu memperbaiki drainase
vena, perfusi serebral, dan menurunkan tekanan intrakranial. Elevasi kepala dapat
menurunkan tekanan intra kranial melalui beberapa cara, yaitu menurunkan tekanan
darah, perubahan komplians dada, perubahan ventilasi, meningkatkan aliran vena
melalui vena jugularis yang tak berkatup, sehingga menurunkan volume darah vena
sentral yang menurunkan tekanan intra kranial. Perpindahan CCS dari kompartemen
intra kranial ke rongga sub araknoid spinal1 dapat menurunkan tekanan intra kranial
(March KS dkk, 2014; Safar P dkk, 2018; Indra dan Reggy, 2016).
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Pemberian Oksigen Dan Elevasi Kepala 30º Terhadap Tingkat
Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang
Nilai GCS cedera kepala sedang (9 - 12) dinilai seberapa besar gawat keadaan
pasien tersebut dan penanganan yang dilakukan. Pasien cedera kepala cenderung
mengalami penurunan kesadaran akibat perdarahan pada kepala disertai dengan
kekurangan suplai oksigen, peningkatan tekanan intrakranial ditandai dengan nyeri
kepala, tekanan darah meningkat ,mual muntah dan perubahan perilaku. Oksigen yang
merupakan kebutuhan tubuh paling berperan dalam metabolisme sel,Tanpa oksigen
sel-sel tubuh akan mengalami kerusakan menetap. Pada penelitian ini tingkat
kesadaran pada pasien cedera kepala sedang memiliki nilai skor sebelum perlakuan
yang dikategorikan sebagai pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi dan terjadi
peningkatan tekanan intrakranial. Hal tersebut didukung dari hasil penelitian
Oktavianus, 2014 yang didapatkan pasien cedera kepala sedang mengalami penurunan
tingkat kesadaran saat tidak diberikan oksigen dan elevasi kepala 30º. Dengan hasil
pemeriksaan dari respon mata yang harus diberikan rangsangan nyeri, dari respon
verbal yang mengerang dan respon motorik yang deserebrasi terjadi ekstensi pada
siku.
Hal ini salah satu penurunan kesadaran pada pasien yang mengalami
kegawatdaruratan karena belum diberikan perlakuan oksigen dan elevasi kepala 30º.
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat (Oktavianus, 2014) yaitu penanganan
cedera kepala harus dilakukan dengan benar dan tepat karena akan mempengaruhi
keadaan pasien. Tindakan utama yang dilakukan mencegah kerusakan otak yang akan
menyebabkan iskemik. Metode dasarnya dengan cara pemberian oksigen yang
adekuat dan elevasi kepala 30º. Skor rata-rata tingkat kesadaran sebelum dilakukan
pemberian oksigen dan elevasi kepala 30º banyak mengalami pemenuhan oksigen,
nyeri kepala, dan peningkatan tekanan darah yang belum teratasi, hal ini disebabkan
karena terjadinya hipoksia tidak terpenuhi secara maksimal oksigen ke otak dan
trauma yang hebat yang menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial. Pada
keadaan kritis pasien cedera kepala mengalami perubahan baik secara psikologis
maupun fisiologis, oleh karena itu sangat penting peran seorang perawat kritis dalam
posisi sentral untuk memahami semua perubahan yang
Menurut hasil penelitian para peneliti bahwa pada pasien cedera kepala sedang akan
mengalami penurunan kesadaran akibat perdarahan pada kepala dan kemungkinan
mengalami fraktur tengkorak. Keadaan pasien yang mengalami penurunan tingkat
kesadaran memerlukan batuan pernafasan seperti oksigen dan elevasi kepala 30º. Jika
kegawatdaruratan bisa dengan membebaskan jalan nafas (airway). Untuk itu perlu
dilakukan tindakan pemberian oksigen dan elevasi kepala 30º
4.2 Pengaruh Pemberian Head Up 30 position terhadap penurunan tekanan intra
kranial pada pasien dengan Mild Head Injury
Tekanan intrakranial digambarkan dalam hal tingkat kesadaran dan tekanan arteri
rata-rata. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
secara statistik dari posisi kepala 30 pada tingkat kesadaran. Hal ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa 93,3% pasien post op trepanasi
memiliki kesadaran composmentis setelah diberikan posisi head up 30° dalam waktu
30 menit.
4.3 Pengaruh Posisi Head Up 30 Derajat Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien
Cedera
Penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan posisi head-up 30°
pada perubahan tekanan intrakranial, khususnya di tingkat kesadaran dan tekanan
arteri rata-rata pada pasien dengan cedera kepala. Hasil penelitian Martina, dkk
(2017) juga menunjukkan bahwa posisi Head Up 30 derajat berpengaruh terhadap
saturasi oksigen pada pasien stroke. Posisi head-up 30 derajat bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan oksigenasi di otak sehingga menghindari terjadinya hipoksia
pasien, dan tekanan intrakranial menjadi stabil dalam batas normal. Selain itu, posisi
ini lebih efektif untuk mempertahankan tingkat kesadaran karena sesuai dengan posisi
anatomis dari tubuh manusia yang kemudian mempengaruhi hemodinamik pasien
(Batticaca FB, 2008). Teori keperawatan comfort yang dikembangkan oleh Kolcaba
merupakan suatu rancangan yang memiliki peranan yang sangat bermanfaat dalam
dunia keperawatan. Rencana keperawatan yang disusun sebagai tindakan keperawatan
dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan rasa nyaman yang diperlukan oleh pasien
seperti psikologis, sosial dan spiritual, financial, fisiologis, serta lingkungan.
Dibutuhkan sekurangnya tiga tipe intervensi untuk mencapai suatu kenyamanan yaitu
standar comfort, coaching dan comfort food for the soul (Kolcaba, 2003). Posisi head
up 30 derajat yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan bentuk tipe
intervensi standar comfort yang artinya tindakan dilakukan dalam upaya
mempertahankan atau memulihkan peran tubuh dan memberikan kenyamanan serta
mencegah terjadinya komplikasi. Posisi head up 30 derajat merupakan posisi
menaikkan kepala dari tempat tidur dengan sudut sekitar 30 derajat dan posisi badan
sejajar dengan kaki. Posisi head up 30 derajat memiliki manfaat untuk menurunkan
tekanan intrakranial pada pasien cedera kepala. Selain itu posisi tersebut juga dapat
meningkatkan oksigen ke otak. Hal ini akan menambah rileks serta memindahkan
fokus perhatian pada nyeri yang dialami seseorang. Sehingga muncul kenyaman yang
berdampak pada nyeri yang berkurang (Batticaca FB, 2008). Hasil penelitian ini
sesuai dalam teori dan beberapa hasil penelitian diatas dimana terdapat perbedaan
yang signifikan rerata skala nyeri kepala antara sebelum dan ssudah diberikan
perlakuan posisi Head Up 30 derajat pada pasien cedera kepala ringan di RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penurunan skala nyeri ini bisa disebabkan oleh
posisi Head Up 30 derajat yang sesuai dengan posisi anatomis tubuh manusia
sehingga memberikan rasa nyama dan menyebabkan respon nyeri pun berkurang.
Menurut peneliti pemberian posisi 300 untuk meningkatkan venous drainage dari
kepala dan elevasi kepala dapat menyebabkan penurunan tekanan darah sistemik,
mungkin dapat dikompromi oleh tekanan perfusi serebral. Pemberian posisi lebih
berpengaruh dari 150 karena aliran darah ke otak cenderung stabil dan terkontrol
sehingga mempengaruhi peredarahan darah keseluruh tubuh sehingga perubahan
mean arterial pressure pada posisi 300 lebih signifikan. Sedangkan karakteristik
responden berdasarkan umur yang dihasilkan kelompok 150 dan 300 dengan jumlah
masing-masing 17 responden menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan atau
korelasi antara faktor umur dengan pengaruh posisi 150 dan 300 yang diberikan
kepada responden cidera kepala. Sedangkan berdasarkan karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa tingkat trauma pada lakilaki lebih tinggi
dibanding perempuan dikarenakan tingkat aktifitas atau mobilitas yang tinggi
dikalangan laki-laki dan kurangnya kesadaran menjaga keselamatan dijalan raya.
Pengaturan posisi merupakan salah satu bentuk intervensi keperawatan yang tidak
asing dalam penerapan tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Terutama
penanganan kegawatan pada pasien dengan cedera kepala salah satunya adalah
melakukan pengontrolan peningkatan TIK yaitu dengan pemberian posisi kepala.
Pemberian posisi kepala 150 dan 300 derajat yaitu tindakan keperawatan yang rutin
dilakukan pada pasien cedera kepala.
Teori yang mendasari adalah peninggian anggota tubuh diatas jantung dengan
vertical axis, yang akan menyebabkan cairan serebro spinal (CSS) terdistribusi dari
kranial ke ruang subarahnoid dan memfasilitasi venus return serebral (Sunardi,2011).
Hasil dari penelitian lain mengatakan bahwa pemberian posisi 150 dan 300 dapat
memperbaiki dari parameter hemodinamik baik dari segi tekanan darah sistolik yang
menuju ke kisaran normal, tekanan nadi normal, tingkat kesadaran yang meningkat
yang dapat diukur dengan menggunakan gasglow coma scale (GCS), dan tekanan
darah diastolik yang dapat dipertahankan dalam batas normal (Mir,2015)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hal yang harus diperhatikan untuk Kasus cidera kepala kelancaran jalan napas
(airway). Jika penderita dapat berbicara maka jalan napas kemungkinan besar dalam
keadaan adekuat. Obstruksi jalan napas sering terjadi pada penderita yang tidak sadar,
yang disebabkan oleh benda asing, muntahan, jatuhnya pangkal lidah, atau akibat
fraktur tulang wajah. Usaha untuk membebaskan jalan napas harus melindungi
vertebra servikalis, yaitu tidak boleh melakukan ekstensi, fleksi, atau rotasi yang
berlebihan dari leher. Dalam situasi ini dapat melakukan tindakan chin lift atau jaw
thrust sambil merasakan hembusan napas yang keluar melalui hidung. Apabila ada
sumbatan maka dapat dihilangkan dengan cara membersihkan dengan jari atau suction
jika tersedia (Ester, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian March, dkk 2014, bahwa pemberian posisi kepala
30º pada pasien cedera kepala bertujuan memberikan keuntungan dalam
meningkatkan oksigenasi. Suplai oksigen terpenuhi dapat meningkatkan rasa nyaman
dan rileks sehingga mampu menurunkan intensitas nyeri kepala pasien dan mencegah
terjadinyaperfusi jaringan serebral. Elevasi 30 derajat yaitu memperbaiki drainase
vena, perfusi serebral, dan menurunkan tekanan intrakranial. Elevasi kepala dapat
menurunkan tekanan intra kranial melalui beberapa cara, yaitu menurunkan tekanan
darah, perubahan komplians dada, perubahan ventilasi, meningkatkan aliran vena
melalui vena jugularis yang tak berkatup, sehingga menurunkan volume darah vena
sentral yang menurunkan tekanan intra kranial. Perpindahan CCS dari kompartemen
intra kranial ke rongga sub araknoid spinal1 dapat menurunkan tekanan intra kranial
(March KS dkk, 2014; Safar P dkk, 2018; Indra dan Reggy, 2016).
5.2 Saran
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari posisi head up
30° terhadap perubahan tekanan intrakranial, khususnya pada tingkat kesadaran dan
mean arterial pressure pada pasien cedera kepala. Disarankan bagi petugas kesehatan
untuk memberikan pengetahuan mengenai intervensi ini untuk mencegah peningkatan
tekanan intrakranial. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji posisi head-up
30° pada tekanan intrakranial, termasuk denyut nadi, pernapasan, tingkat nyeri,
muntah dan respon pupil.
DAFTAR PUSTAKA