Anda di halaman 1dari 5

2

cedera kepala, 20-28% dari jatuh dan 3-9% disebabkan tindak kekerasan dan

kegiatan olahraga. WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa

kematian pada cedera kepala diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas. WHO

mencatat pada tahun 2013 terjadi kematian yang disebabkan karena

kecelakaan lalu lintas dengan jumlah 2500 kasus (WHO, 2013).

Cedera kepala merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan

serta merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai negara di dunia.

Cedera kepala juga menjadi masalah kesehatan yang dapat menyebabkan

gangguan fisik dan mental yang komplek. Secara global insiden cedera kapala

meningkat dengan tajam terutama karena peningkatan penggunaan kendaraan

bermotor. Cedera kepala adalah suatu trauma mekanik pada kepala secara

langsung atau tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis

yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial, baik temporer maupun

permanen (Damanik, 2011).

Pasien dengan cedera kepala akan mengalami peningkatan tekanan

intrakranial yang disebabkan karena edema serebri maupun perdarahan atau

hematoma serebral. Salah satu tanda adanya peningkatan tekanan

intrakranial adalah nyeri akut pada kepala (Tarwoto, 2012).

Nyeri merupakan salah satu kebutuhan dasar menurut Abraham

Maslow yang harus dipenuhi, yakni kebutuhan aman dan keselamatan.

Kebutuhan aman adalah terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan

interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang

mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau
3

hanya imajinasi (mis., penyakit, nyeri, cemas, dan sebagainya) (Asmadi,

2008). Dalam konteks hubungan interpersonal seseorang juga membutuhkan

rasa aman. Keamanan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti

kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan

memahami tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan

memahami orang-orang disekitarnya dan lingkungannya. Keselamatan adalah

kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap

keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis,

kimiawi, termal, dan bakteriologis (Asmadi, 2008). Nyeri akut pada cedera

kepala disebabkan karena tidak adekuatnya perfusi jaringan otak sehingga

akan terjadi perubahan metabolisme dari aerob ke metabolisme anaerob.

Penatalaksanaan nyeri pada pasien dilakukan dengan cara farmakologi

dan non farmakologi. Penatalaksanaan secara farmakologi dengan

menggunakkan analgesik narkotik (morfin, kodein) dan Analgesik non

narkotik (aspirin, asetamionofen, dan ibuprofen). Penatalaksanaan non

farmakologi dengan menggunakan teknik distraksi, yaitu metode untuk

menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal

yang lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami (menonton

televisi, menikmati pemandangan alam). Teknik lain dapat menggunakan

teknik relaksasi yang dapat mengurangi ketegangan otot dan mengurangi

kecemasan (slow deep breathing) (Wahyudi & Abd. Wahid, 2016).

Slow deep breathing adalah teknik untuk mengurangi ketegangan nyeri

dengan mekanisme merelaksasi. Slow deep breathing merupakan salah satu


4

terapi komplementer yang telah dibuktikan manfaatnya melalui penelitian-

penelitian terutama dalam upaya menurunkan atau mengurangi stres,

kecemasan pasien, penurunan tekanan darah, meningkatkan fungsi paru dan

saturasi oksigen. Slow deep breathing dapat menurunkan nyeri dengan cara

mengurangi stres, kecemasan pasien, penurunan tekanan darah,

meningkatkan fungsi paru dan saturasi oksigen yang menyebabkan terjadinya

relaksasi sehingga mengurangi rasa nyeri (Tarwoto, 2012).

Hasil penelitian Tarwoto (2012) tentang penatalaksanaan nyeri pada

cedera kepala ringan dengan menggunakan slow deep breathing diperoleh

hasil terdapat penurunan nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan.

Penelitian tersebut didukung penelitian yang dilakukan Satmoko (2015)

tentang pengaruh slow deep breathing terhadap penurunan nyeri kepala akut

pada pasien cedera kepala ringan. Hasil penelitian terdapat penurunan nyeri

kepala setelah dilakukan tindakan slow deep breathing.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

menyusun karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien

Cedera Kepala Ringan dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan

Keselamatan”.

1.2 Rumusan Masalah

“Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pasien cedera kepala

ringan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan keselamatan? “.


5

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pasien

cedera kepala ringan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan

keselamatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien cedera kepala ringan

dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan keselamatan.

2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien cedera kepala ringan

dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan keselamatan.

3. Menyusun rencana keperawatan pada pasien cedera kepala ringan

dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan keselamatan.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien cedera kepala ringan

dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan keselamatan.

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien cedera kepala ringan

dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan keselamatan.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai evaluasi dalam upaya peningkatan dan pengembangan

ilmu pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan secara

komprehensif terutama pada pasien cedera kepala ringan dalam

pemenuhan kebutuhan rasa aman dan keselamatan.


6

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan bacaan dan wacana mengembangkan ilmu

keperawatan.

2. Bagi Perawat

Sebagai dasar perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan

khususnya pada pasien cedera kepala ringan.

3. Bagi Rumah Sakit

Sebagai referensi dalam memberikan asuhan keperawatan yang

komprehensif pada pasien dengan cedera kepala ringan serta sebagai

masukan dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan khusunya

asuhan keperawatan pada pasien dengan cedera kepala ringan.

4. Bagi Pasien

Sebagai pengetahuan bagi pasien dan keluarga mengenai gambaran

umum pada pasien cedera kepala ringan serta perawatan yang benar

bagi pasien.

Anda mungkin juga menyukai