Intensif IGD (ROI) yang merupakan salah satu ruang yang ada di IGD
RSUD Dr. Moewardi. IGD adalah salah satu bagian didalam sebuah rumah
sakit yag menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit
pasien yang terdiri dari ruang periksa yaitu penanganan pasien dari mulai
1. Hasil Pengkajian
primer airway didapatkan data jalan nafas paten dan tidak ada sumbatan
jalan nafas. Pengkajian breathing didapatkan data pola nafas efektif, tidak
ada suara tambahan, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, pergerakan
teratur dan suhu 36,5 0C. Pengkajian disability didapatkan data bahwa
primer eksposure didapatkan data terdapat luka jahit pada dahi tertutup
kasa ± 5 cm, luka lecet pada pipi kanan atas ± 3 cm, siku dan penggung
tangan kanan serta lutut kaki kanan. Pada pemeriksaan fisik muka
diperoleh data ada luka jahit pada dahi tertutup kasa ± 5 cm, luka lecet
pada pipi kanan atas ± 3 cm. Berdasarkan hasil studi, dapat diketahui
bahwa saat pengkajian awal terhadap intensitas nyeri pasien dapat dilihat
karena benturan post traumatik hari ke- 2, nyeri seperti cenut-cenut dan
timbul dengan waktu nyeri ± 10-15 menit. Data objektif yang didapatkan
kadang pusing berputar, nyeri didahi, skala 4, nyeri hilang timbul dengan
terdapat luka jahit pada dahi tertutup kasa ± 5 cm dan luka lecet pada
100 %.
3. Intervensi keperawatan
TTV dalam batas normal (210212) (TD : sistol = 90- 120, diastol = 60-80
54
95-100 %).
pada Tn. W dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
liter.
setengah duduk kemudian pasien tampak lebih nyaman. Pada jam 10.25
E4 V5 M6.
pasien mengatakan terdapat luka pada dahi, tangan kanan dan kaki kanan,
data objektif terdapat luka jahit didahi tertutup kasa ±5 cm, luka lecet
pada pipi kanan atas ± 3 cm, luka lecet pada siku dan punggung tangan
kanan, pada lutut kaki kanan dengan kondisi luka mulai mengering, tidak
ada pus dan tidak ada perdarahan. Pada jam 10.55 WIB memonitor TTV
mau duduk, P : Nyeri karena benturan post traumatik hari ke- 2, Q : nyeri
seperti cenut- cenut dan kadang pusing berputar, R : nyeri pada dahi, S :
skala 4, T : Nyeri hilang timbul dengan durasi nyeri ± 10-15 menit. Data
objektif pasien tampak meringis menahan sakit. Pada jam 11.05 WIB
nyaman dan lega serta nyeri berkurang dari skala 4 menjadi 3, pasien
rileks. Pada jam 11.25 WIB memonitor TTV dengan respon dengan
SPO2 : 100%. Pada jam 12.25 WIB melakukan pengkajian nyeri dengan
bergerak dan mau duduk, P : Nyeri karena benturan post traumatik hari
ke- 2, Q : nyeri seperti cenut- cenut dan kadang pusing berputar, R : nyeri
pada dahi, S : skala 3, T : Nyeri hilang timbul dengan durasi nyeri ± 10-
nyaman dan lega serta nyeri berkurang dari skala 3 menjadi 2, pasien
x/ menit, SPO2 : 100%. Pada jam 13.45 WIB melakukan pengkajian nyeri
bergerak dan mau duduk, P : Nyeri karena benturan post traumatik hari
ke- 2, Q : nyeri seperti cenut- cenut dan kadang pusing berputar, R : nyeri
pada dahi, S : skala 2, T : Nyeri hilang timbul dengan durasi nyeri ± 10-
pasien terlihat menahan sakit saat obat analgetik (metamizole 1 gr) masuk
melalui IV.
berhubungan dengan agen cedera fisik pada Tn. W yaitu data subjektif
benturan post traumatik hari ke-2, nyeri seperti cenut-cenut dan kadang
pusing berputar, nyeri pada dahi, skala nyeri 2, nyeri hilang timbul
slow deep breathing pada hari Selasa, 26 Februari 2019 pada jam 11.00
skala nyeri dari skala 3 menjadi 2 dan pada jam 13.50 WIB nyeri tetap
4.2. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada
Tn. W dengan cedera kepala ringan di ROI IGD RSUD Dr. Moewardi
60
4.2.1 Pengkajian
keluhan utama pada Tn. W adalah pasien mengatakan nyeri, nyeri karena
pusing berputar, nyeri didahi, skala 4, nyeri hilang timbul dengan waktu
nyeri ± 10-15 menit, pasien tampak meringis menahan sakit, terdapat luka
jahit pada dahi tertutup kasa ± 5 cm dan luka lecet pada pipi kanan atas ±
Pada pasien cedera kepala ringan, nyeri merupakan keluhan yang paling
tajam maupun tumpul yang dapat menimbulkan nyeri. Keadaan nyeri ini
memiliki tanda dan gejala seperti adanya tanda-tanda vital yang tidak
pasien cedera kepala ringan akan terjadi nyeri kepala yang disebabkan
oleh trauma benda tajam atau tumpul akibat perubahan organik atau
mencangkup data subjektif dan data objektif. Data subjektif pasien Tn. W
skala 4, nyeri hilang timbul dengan waktu nyeri ± 10-15 menit. Data
objektif pasien tampak meringis menahan sakit, terdapat luka jahit pada
dahi tertutup kasa ± 5 cm dan luka lecet pada pipi kanan atas ± 3 cm, TD :
%.
62
tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (skala 4), dan terdapat
& Kamitsuru, 2018). Etiologi pada nyeri akut adalah agen cedera fisik,
agen cedera fisik yaitu agen penyakit yang dapat menyebabkan cedera
(metamizole 1 gr).
dilakukan penulis selama 1x8 jam hari kelolaan pada asuhan keperawatan
Februari 2019 jam 10.55 WIB adalah memonitor tanda-tanda vital respon
karena benturan post traumatik hari ke- 2, Q : nyeri seperti cenut- cenut
hilang timbul dengan durasi nyeri ± 10-15 menit. Data objektif pasien
Pada jam 11.10 WIB mengajarkan teknik relaksasi slow deep breathing
yang pertama dengan respon pasien mengatakan sedikit lebih nyaman dan
SPO2 : 100%. Pada jam 12.25 WIB melakukan pengkajian nyeri dengan
bergerak dan mau duduk, P : Nyeri karena benturan post traumatik hari
ke- 2, Q : nyeri seperti cenut- cenut dan kadang pusing berputar, R : nyeri
65
pada dahi, S : skala 3, T : Nyeri hilang timbul dengan durasi nyeri ± 10-
nyaman dan lega serta nyeri berkurang dari skala 3 menjadi 2, pasien
dirasakan saat bergerak dan mau duduk, P : Nyeri karena benturan post
traumatik hari ke- 2, Q : nyeri seperti cenut- cenut dan kadang pusing
durasi nyeri ± 10-15 menit. Data objektif pasien tampak lebih nyaman
breathing yaitu pada Tn. W nyeri berkurang dari skala nyeri 4 menjadi
Hal ini juga sesuai dengan jurnal menurut Satmoko (2015) yang
Akan tetapi analgetik yang dikombinasi dengan teknik latihan slow deep
breathing lebih efektif menurunkan nyeri kepala akut pada pasien cedera
hasil evaluasi yang didapatkan pada Tn. W yaitu data subjektif pasien
berputar, nyeri didahi, skala 2, nyeri hilang timbul dengan waktu nyeri ±
10-15 menit. Data objektif pasien tampak rileks dan nyaman, TD : 145/90
latihan slow deep breathing, dan berikan individu penurun nyeri dengan
peresepan analgestik.
skala nyeri yaitu dari skala 4 menjadi skala 2 yang dilakukan selama 3
slow deep breathing lebih efektif menurunkan nyeri kepala akut pada