Kelompok 3
1. Ita Dwi Wahyuni (P16137) 8. Nafikatun N. (P16144)
2. Joni Candra K. (P16138) 9. Novita Arsita D. (P16145)
3. Lailiyah Nur S (P16139) 10. Nurhana Rahayu (P16146)
4. Lusiana Fransiska O (P16140) 11. Pingky Agustia Z. (P16147)
5. Maula Aditya N. (P16141) 12. Ratna Fuji L (P16148)
6. Meita Dwi H (P16142) 13. Rhisma Bagus K (P16149)
7. Monica Bella P. (P16143) 14. Rida Setyo D. (P16150)
Definisi
Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan
gangguan sianosis (bawaan biru) yang ditandai dengan
kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi Defek septum
ventrikel, Stenosis pulmonal, Overriding aorta, dan
Hipertrofi ventrikel kanan
1. Pemeriksaan
3.Elektrokardiogram
laboratorium 5. Kateterisasi
4. Ekokardiografi
2. Radiologis
Penatalaksanaan
Tata laksana ToF tergantung dari beratnya gejala dan dari tingkat hambatan
pulmoner. Operasi merupakan satu-satunya terapi kelainan ini, bertujuan meningkatkan
sirkulasi arteri pulmonal. Dapat dilakukan dengan operasi paliatif adalah dengan
membuat sambungan antara aorta dengan arteri pulmonal.
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk
memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau IV untuk menekan pusat pernafasan
dan mengatasi takipneu.
3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena
permasalahan bukan karena kekurangan oksigen, tetapi karena aliran darah ke paru
menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang
dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian.
Lanjutan......
Kasus :
• Pasien datang pada tanggal 08 April 2012 pukul 08.00
WIB, pasien datang ke UGD RSUD Dr. Moewardi diantar
oleh keluarganya dengan keluhan sesak napas & lemas,
sebelumnya An.A mengalami kejang-kejang dalam
perjalanan ke rumah sakit. Dengan pemeriksaan TTV : S
: 37,5°C, HR : 130x/m, RR : 54x/m
Analisa Data
Nama : An. A No.CM : 123XXX
Umur : 5 tahun Diagnosa Medis :
N:130x/menit , RR:30-40x/menit
2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2. Perawatan jantung (4040)
selama 3x24 jam tujuan penurunn curah Monitor tanda-tanda vital secara teratur
Lakukan penilaian komprehensif pada
jantung pasien dapat teratasi dengan kriteris
sirkulasi perifer
hasil : Rujuk ke dokter spesialis jantung
Selasa, 1 Mei 2018 2. - Kolaborasi dengan dokter terkait s : Ibu pasien mengatakan bersedia
pemberian obat O:
Telah masuk injeksi propanolol 1,5 mg IV,
Ketamin 10 mg IV
Rabu, 2 Mei 2018 1. - Monitor pola nafas S : Ibu pasien mengatakan sesak napas
anaknya mulai berkurang
O:
RR : 50x/m
- Berikan bantuan terapi nafas jika
diperlukan S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih
menggeh-menggeh walaupun sudah
berkurang
- Kolaborasi dengan dokter terkait O : Terpasang nasal kanul 3l/m
pemberian obat S : Ibu pasien mengatakan bersedia
O : telah masuk injeksi Morphine sulfat
1,5 mg IM
2. - Monitor tanda-tanda vital secara teratur S : Ibu pasien mengatakan bersedia
O:
S : 37,5°C
HR : 115x/m
RR : 50x/m
- Lakukan penilaian komprehensif pada S : Ibu pasien mengatakan kebiruan pada
sirkulasi perifer kulit anaknya berkurang
O:
Bibir : terdapat sianosis
Jantung
Palpasi : Getaran bising sepanjang tepi
sternum kiri
Auskultasi : murmur, bunyi jantung II
keras
clubbing finger pada kuku
Hari/ tgl/ No. Dx Implementasi Respon ttd
jam
Rabu, 2 Mei 2. - Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian S : Ibu pasien mengatakan bersedia £
2018 obat O : telah masuk injeksi Morphine sulfat
1,5 mg IM, , Ketamin 10 mg IV
Kamis 3 Mei 1. - Monitor pola nafas S : Ibu pasien mengatakan anaknya
2018 sudah sadar, sesak hilang tapi masih
lemah
O : RR = 47x/m
- Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan S : Ibu pasien mengatakan menggeh-
menggeh anaknya hilang
terpasang nasal kanul 3l/m
£
2. - Monitor tanda-tanda vital secara teratur S : Ibu pasien mengatakan anaknya
masih lemah
S : 37,5°C
HR : 109x/m
RR : 47x/m