BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
100.000 kunjungan pasien ke rumah sakit berkaitan dengan cedera kepala yang
kenyataannya sebagian besar cedera kepala bersifat ringan dan tidak memerlukan
perawatan khusus. Pada kelompok cedera kepala berat tidak jarang berakhir
tahunnya sekitar 1,2 juta orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas
dan jutaan lainnya terluka atau cacat. Sebagian besar kematian dapat
lebih dari 50% terluka atau meninggal. Cedera kepala adalah penyebab
utama kematian dan cacat diantara pengguna sepeda motor, dan biaya dari
Bedah Syaraf RSUP Dr. M. Djamil. Angka kejadian cedera kepala dan
dirawat inap di Bagian Bedah Syaraf RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
tahun 2010 sebanyak 546 orang dengan angka kematian mencapai lebih
dari 10%, dan pada tahun 2011 jumlah angka kejadian cedera kepala dan
prognosis.
Pada cedera kepala terjadi kerusakan jaringan otak yang dapat disebabkan
menembus atau merobek suatu jaringan otak. Cedera kepala dapat juga terjadi
sebagai pengaruh suatu kekuatan atau energi yang diteruskan ke otak dan akhirnya
oleh efek percepatan perlambatan pada otak yang terbatas pada kompartemen
GCS adalah sistem yang menilai status mental setelah terjadinya cedera
kepala. Skor atau nilai ini merupakan penambahan dari tiga komponen,
yaitu eye opening, best verbal response, dan best motor response.
Sekarang GCS telah di terima secara luas dalam grading trauma kepala
indonesia atau sekitar 179.000 orang hal dapat mengenai semua umur dan
terjadi pada pria dan wanita. Adapun penyebab peritonitis sekunder yang
adalah bedah terbuka yang dilakukan agar dapat menjangkau organ dan
untuk mencari sumber kelainan yang menyerang organ perut, termasuk usus
buntu, kandung kemih, usus, kantung empedu, hati, pankreas, ginjal, ureter,
limpa, lambung, rahim, tuba fallopi, dan indung telur. Prosedur ini pun dapat
4
Berdasarkan data yang didapat di instalasi rawat inap bedah wanita RSUP
dengan keluhan nyeri luka operasi, mual, muntah (-), kelemahan fisik, dan
waktu lebih lama serta pemantauan yang intensif (Smeltzer & Bare, 2010).
pasien. Salah satu yang sering dikeluhkan pasien adalah nyeri. Nyeri yang
baik secara sensorik maupun emosional yang dihadapi oleh pasien setelah
rasa sakit dan kecemasan tidak diobati maka pasien akan berada dalam
dan delirium (Haryani, 2015). Nyeri akan membuat pasien menjadi ragu-ragu
yang diperlukan (Potter & Perry, 2009). Menurut Strongh (2009) Efek lain
dari rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien juga akan menimbulkan
Efektivitas dari pereda nyeri paska operasi sangat penting untuk menjadi
adanya manajemen nyeri paska operasi yang baik, maka keadaan fisiologis
pasien pun akan menjadi lebih baik. Manajemen nyeri yang baik tidak hanya
dapat pulang dengan cepat tetapi juga dapat mengurangi terjadinya chronic
kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien. Manajemen nyeri yang
emosi dan tanggapan individu terhadap dirinya. Secara garis besar ada dua
mandiri keperawatan untuk mengurangi nyeri sampai pada tingkat yang dapat
dengan kondisi, lalu sering kali gaya koping ini terdapat dalam keyakinan
yang berakar dalam spiritualitas atau nilai dasar orang tersebut (Potter &
Perri, 2009). Terdapat hubungan antara emosi dan spiritual, yaitu emosi
spiritual seperti teknik zikir dapat meningkatkan emosi yang positif, dan
maupun penyakit rohani. Zikir adalah salah satu ritual yang biasa dilakukan
oleh umat islam yang dapat menimbulkan respon relaksasi dan memberikan
Bedasarkan EBN oleh Anis Haryani dengan judul “ Prayer and Zhikr as
Moslem`s Patiens” sudah teruji pada pasien post operasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa intervensi doa dan zikir mampu mengurangi rasa sakit,
tidak hanya untuk nyeri kronis tetapi untuk nyeri pasca operasi. Penelitian
tinggi spiritualitas mempengaruhi pada rasa sakit yang dirasakan. Dan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Surmayani & Sitepu ( 2009) pada pasien
tingkat nyeri dengan tingkat penurunan 1 skala untuk satu kali intervensi.
intervensi terapi zikir dan doa untuk mengurangi nyeri post operasi
laparatomi.
pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga (naylor, 2000 dalam
pemila 2009).
pulang pasien, berupa informasi yang harus disampaikan pada pasien yang
akan pulang seperti intervensi medis dan non medis yang sudah diberikan,
jadwal kontrol, gizi yang harus dipenuhi setelah dirumah (Pemila, 2009).
discharge planning pada pasien post laparatomi masih belum optimal. Hal ini
dapat dilihat dari dua orang pasien yang belum mendapatkan discharge
perawatan luka dirumah. Hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua tim
hanya berfokus pada jadwal kontrol ulang, penggunaan obat, dan menjaga
kesehatan secara umum, untuk diit biasanya dilakukan oleh ahli gizi, namun
9
juga hanya beberapa pasien saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah
petugas dengan beban kerja yang banyak, serta tidak adanya media yang bisa
diberikan pada pasien post laparatomi, maka manajemen ini bermaksud untuk
aplikasi zikir dan doa untuk menurunkan skala nyeri serta pengoptimalan
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Menerapkan ebn teknik terapi zikir dan doa pada pasien post
C. Manfaat Penelitian
laparatomi.
dr.m.djamil padang
post laparatomy.
12