UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
Tissue Sarcoma Post Wide Excision dengan Aplikasi Terapi Zikir untuk Nyeri
M. Djamil Padang ”.
pembimbing yang telah dengan telaten dan penuh kesabaran membimbing penulis
dalam menyusun karya tulis ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada:
Fakultas Keperawatan
2. Ibu Rika Fatmadona, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Koordinator Program
karena keterbatasan penulis, oleh karena itu penulis perlu masukan dan
bimbingan, kritikan serta saran demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini. Akhir
kata kepada-Nya jugalah kita berserah diri, semoga karya tulis ilmiah ini
Penulis
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Soft Tissue Sarcoma Post Wide Excision
Dengan Aplikasi Terapi Zikir Untuk Nyeri Serta Optimalisasi Pemasangan
Infus di Ruangan Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang
ABSTRAK
Wide Excision adalah terapi untuk sarkoma ektremitas dengan cara
mereksesi tumor dengan batas 2 cm di sekitar jaringan lunak normal sekitar.
Masalah yang sering timbul pada pasien paska pembedahan adalah nyeri akut.
Terapi zikir dapat menurunkan nyeri bedasarkan evidence based nursing (EBN).
Terapi zikir merupakan terapi mengucapkan kalimat-kalimat Allah yang dapat
membuat pasien menjadi tenang dan santai sehingga dapat menghambat impuls
nyeri sampai ke otak. Resiko infeksi adalah peningkatan resiko masuknya
organisme pantogen yang dapat memperluas peradangan. Salah satu penyebabnya
karena prosedur invansif dan pemasangan infus masuk kedalamnya. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk memaparkan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien
post pembedahan wide excision dengan terapi zikir untuk mengurangi nyeri serta
optimalisasi pemasangan infus di ruang rawat bedah wanita RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Prosedur pelaksanaan dengan melakukan asuhan keperawatan untuk
pasien post pembedahan wide excision, pemberian terapi zikir, dan melakukan
penyegaran kepada perawat mengenai pemasangan infus sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit. Hasil setelah dilakukanya implementasi
terapi zikir didapatkan penurunan skala nyeri dari 6 menjadi 1. Sedangkan hasil
penyegaran didapatkan peningkatan dalam pelaksanaan pemasangan infus sesuai
dengan SOP. Disarankan kepada perawat agar menjadikan terapi zikir sebagai
salah satu intervensi untuk mengurangi nyeri post pembedahan dan pemasangan
infus sesuai SOP dapat berjalan optimal diruang rawat bedah wanita RSUP Dr. M.
Djamil Padang.
Kata Kunci : Pembedahan, wide excision, nyeri, terapi zikir, Pemasangan infus
Daftar Pustaka : 35 (2005 -2016)
BP : 1541312068
Nursing care of Patients with Soft Tissue Sarcoma Post Wide Excision by
Applicating Dhikr Therapy For Pain And Optimizing Recitation Installation
Infusion at Women's Surgery room RSUP Dr. M. Djamil Padang Hospital
ABSTRACT
DAFTAR ISI
19
ABSTRAK.....................................................................................................................
vii
ABSTRACT....................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI...................................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................................
xii
DAFTAR DIAGRAM.......................................................................................................
xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................
1
B. Tujuan Penelitian............................................................................................
9
20
10
71
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................
97
B. Saran...............................................................................................................
99
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
100
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR DIAGRAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarkoma adalah kelompok tumor yang berasal terutama dari
mesodrem, tetapi dapat berasal dari ektrodrem yaitu tumor sistem saraf
2014).
Soft tissue (jaringan lunak) adalah bagian dari tubuh yang terletak
antara kulit, dan tulang serta organ tubuh bagian dalam (otot, tendon,
Soft tissue tumor dapat terjadi diseluruh bagian tubuh mulai dari ujung
kepala sampai ujung kaki. Soft tissue tumor ada yang jinak dan ganas.
Tumor ganas atau kanker jaringan lunak dikenal dengan sarcoma jaringkan
Serikat angka kejadian 7800 kasus pertahun dan hampi 50% meninggal
anggota gerak bawah yaitu sebesar 46% dimana 75% ada diatas lutut
terutama didaerah paha. Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas,
lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%. Dan ditubuh bagian
maupun dalam, seperti pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak
dalam perut sebesar 30%, pada daerah kepala 9% dan pada bagian dada
sarkoma jaringan lunak ( 6980 pada laki-laki dan 5.330 kasus pada wanita.
lunak. Penyebab utama dari Soft Tissue Sarcoma tidak diketahui dengan
yang menderita penyakit yang sama, sistem kelenjar getah bening yang
2016).
26
Lebih dari setengah dari sarkoma dimulai pada kaki atau lengan.
atau pendarahan pada lambung atau usus (American Cancer, 2016). Selain
itu gelaja lain yang ditimbulkan yaitu nyeri sendi, nyeri pada malam hari,
dari terapi ini adalah untuk mereksesi tumor dengan batas 2 cm disekitar
intensitas nyeri. Jika rasa sakit dan kecemasan tidak diobati maka pasien
posisi, ambulansi, atau melakukan latihan yang diperlukan (Potter & Perry,
2009). Menurut Strongh (2009) Efek lain dari rasa nyeri yang dirasakan
Dengan adanya manajemen nyeri paska operasi yang baik, maka keadaan
fisiologis pasien pun akan menjadi lebih baik. Manajemen nyeri yang baik
sehingga pasien dapat pulang dengan cepat tetapi juga dapat mengurangi
dirinya. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri
dan dokter yang menekankan pada pemberian obat yang efektif untuk
nyeri sampai pada tingkat yang dapat ditoleransi oleh pasien (Potter &
Perry, 2010).
Ketika seseorang individu mengalami sters, penyakit, nyeri
dan menyesuaikan dengan kondisi, lalu sering kali gaya koping ini
terdapat dalam keyakinan yang berakar dalam spiritualitas atau nilai dasar
orang tersebut (Potter & Perri, 2009). Terdapat hubungan antara emosi dan
emosi yang positif, dan meningkatkan koping saat sakit (Haryani, 2015).
Setiap agama mempunyai berbagai ritual yang ditetapkan dengan
psikologis, fisik, maupun penyakit rohani. Zikir adalah salah satu ritual
yang biasa dilakukan oleh umat islam yang dapat menimbulkan respon
mengurangi rasa sakit, tidak hanya untuk nyeri kronis tetapi untuk nyeri
resiko yang mengakibatkan pasien tidak aman (patient not safety) tersebut
sakit terbesar di Sumatera Barat dengan status rumah sakit Paripurna dan
Sumatera bagian tengah. Visi rumah sakit ini adalah menjadi “Rumah
ketua tim di ruang rawat cirugis wanita, didapatkan hasil bahwa di ruang
mengurangi nyeri post operasi wide excision pada pasien Soft Tissue
karsinoma.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Memaparkan asuhan keperawatan pada pasien soft Tissue karsioma
post operasi wide exicision dengan aplikasi terapi zikir dan doa serta
Posedur (SOP).
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari tulisan ilmiah ini adalah :
a. Manajemen asuhan keperawatan
1) Melaksanakan pengkajian yang komprehensif pada pasien post
operasi
2) Menegakan diagnosa keperawatan pada pasien post operasi
3) Membuat perencanaan keperawatan pada pasien post operasi
4) Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien post
operasi
5) Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien post operasi
b. Evidence Based Nursing (EBN)
Menerapkan EBN teknik terapi zikir dan doa pada pasien post
operasi
c. Manajemen Layanan Keperawatan
1) Mengindentifikasi pelaksanaan pemasangan infus sesuai SOP
2) Membuat perencanaan pelaksanaan pemasangan infus sesuai
SOP
3) Melaksanakan implementasi pelaksanaan pemasangan infus
sesuai SOP
4) Melakukan evaluasi pelaksanaan pemasangan infus sesuai SOP
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi profesi keperawatan
Laporan ilmiah akhir ini dapat menjadi gambaran pelaksanaan
teknik terapi zikir dan doa serta optimalisasi pemasangan infus sesuai
SOP.
2. Bagi institusi rumah sakit
Laporan akhir ilmiah ini dapat menjadi alternatif pemberian asuhan
aplikasi teknik terapi zikir dan doa serta optimalisasi pemasangan infus
sesuai SOP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sudah tua untuk memberikan ruang kosong bagi sel pengganti baru
antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam, yang
tergolong jaringan lunak antara lain otot, tendon, jaringan ikat, dan
34
dari jaringan tertentu, seperti tulang atau otot. Soft Tissue Sarcoma
adalah suatu tipe tumor ganas yang jarang terjadi dimana penyakit
risiko, yaitu :
Radiasi
Sarkoma sering dimulai pada daerah tubuh yang
sebagai benjolan
36
cepat.
Sinovial sarkoma : Sarkoma sinovial biasanya mulai dekat
pleomorphic.
Menurut American joint committe on cancer (2016)
getah bening
o N1 : sarkoma telah menjalar ke kelenjar getah
bening
Metastasis (M)
o M0 : tidak ada metastase
o M1 : sarkoma telah menyebar ke organ lain
(seperti paru-paru)
Dalam sarkoma jaringan lunak, terdapat faktor
mikroskop.
o Diferensiasi : sel-sel kanker diberi skor 1
setiap G
Stadium IV : setiap T, setiap N, M1, setiap G
d. Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda tumor jaringan lunak tidak spesifik,
berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit.
akibat pendarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena
paru- paru, liver maupun tulang. Kalau ukuran kanker sudah begitu
diatasnya.
Sarkoma jaringan lunak paling sering datang pada massa
pasien. Sering kali massa pada ektremitas pada lokasi sama pada
2014).
e. Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft
10% di kepala dan leher, dan 30% di badan. Tumor jaringan lunak
yaitu :
1) Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai
transformasi.
2) Pertumbuhan dari sel-sel transformasi.
3) Invasi lokal.
4) Metastasis jauh.
f. Komplikasi
40
(www.asiancanser, 2016).
g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaa medis
Pembedahan
o Wide excision
Wide excision atau eksisi luas adalah terapi untuk
2014).
Penatalaksanaan keperawatan
Fase awal pasca operasi ketika pasien berada di ruang
(Morrisey, 2008).
merupakan dasar utama dan hal yang penting dilakukan baik saat
di rumah sakit.
1) Biodata
42
nyeri diperut semakin parah, darah pada tinja dan muntah. Pada
bau feses pada saat eliminasi, sedangkan pada urin yang perlu
perlu banyak bantuan dari orang lain. Hal lain yang perlu dikaji
obat tidur.
f) Pola kognitif dan sensori
Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam masalah
atau relaks.
h) Pola hubungan dan peran
Biasanya pasien akan mengalami kehilangan peran dalam
tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang agresif dan pasif
tumor.
c) Mata
Mata biasanya simetris, sklera biasanya tidak ikterik, palpebra
d) Hidung
Hidung biasanya simetris, biasa tidak terdapat kotoran, dan
pendengaran baik.
g) Leher
47
keparu-paru
b) Computed tomography scan : untuk melihat penampang tubuh
6) Terapi
Dokumentasikan obat-obat yang diterima oleh pasien
ataudirubah
49
b. PEMBERIAN ANALGETIK
Intervensi :
Menentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum
mengobati pasien
Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang
ditentukan analgesik
51
b. MANAJEMEN NUTRISI
Intervensi :
Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori
harian, jika diperlukan
Menentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan,
jika diperlukan
Menetukan makanan pilihan dengan mempertimbangkan budaya dan agama
Anjurkan pasien untuk memilih makanan ringan, jika kekurangan air liur
mengganggu proses menelan
Anjurkan intake makanan yang tinggi kalsium, jika diperlukan
Anjurkan intake makanan dan cairan yang tinggi kalium, jika diperlukan
Memastikan bahwa makanan berupa makanan yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
53
Memberi pasien makanan dan minuman tinggi protein, tinggi kalori, dan
bernutrisi yang siap dikonsumsi, jika diperlukan
Membantu pasien untuk memilih makanan lembut, lunak dan tidak asam,
jika diperlukan
Mengatur pemasukan makanan, jika diperlukan
Mengontrol cairan pencernaan, jika diperlukan
Memberi makanan yang punya daya tarik, dengan cara yang menyenangkan,
member penambahan warna, tekstur, dan variasi
Membantu pasien membentuk posisi duduk yang benar sebelum makan
Mengajarkan pasien dan kelurga tentang memilih makanan
c. Terapi Nutrisi
Intervensi :
Kontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori
harian, jika diperlukan
Pantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
harian
Tentukan jimlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli
makanan, jika diperlukan
Tentukan makanan pilihan dengan mempertimbangkan budaya dan
agama
Tentukan kebutuhan makanan saluran nasogastric
Pilih makanan gandum, minuman kocok, dan es krim sebagai suplemen
nutrisi
Anjurkan pasien untuk memilih makanan ringan, jika kekurangan air
liur mengganggu proses menelan
Anjurkan intake makanan yang tinggi kalsium, jika diperlukan
Anjurkan intake makanan dan cairan yang tinggi kalium, jika
diperlukan
Pastikan bahwa makanan berupa makanan yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Memberi pasien makanan dan minuman tinggi protein, tinggi kalori,
dan bernutrisi yang siap dikonsumsi, jika diperlukan
Membantu pasien untuk memilih makanan lembut, lunak dan tidak
asam, jika diperlukan
Mengatur pemasukan makanan, jika diperlukan
54
efektif/normal latihan
Mengeksplorasi hambatan untuk latihan
Berjalan dengan lambat Mendorong individu untuk memulai atau melanjutkan latihan
Membantu dalam mengidentifikasi model peran yang postive untuk
Berjalan sesuai yang
dianjurkan menjaga program latihan
Membantu individu untuk mengembangkan suatu program latihan yang
Berjalan cepat tepat untuk memenuhi kebutuhan
Membantu individu untuk menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka
Berjalan sampai tujuan panjang untuk program latihan
Berjalan menyusuri jalan Melakukan kegiatan olahraga yang sesuai dengan individu
Termasuk keluarga / pengasuh merencanakan dan mempertahankan program
Berjalan dengan pandangan latihan
kedepan Menginformasikan individu tentang manfaat kesehatan dan efek fisiologis
Menginstruksikan individu tentang jenis latihan yang sesuai untuk tingkat
Berjalan dengan kesehatan , bekerja sama dengan dokter dan / atau ahli fisiologi.
pandangan kebawah Menginstruksikan individu tentang frekuensi yang diinginkan , durasi , dan
intensitas program latihan
Berjalan jarak pendek (<1 Memantau kepatuhan individu untuk melaksanakan program / kegiatan
blok Membantu individu untuk mempersiapkan dan mempertahankan kemajuan
grafik / tabel untuk memotivasi kepatuhan dengan program latihan
Berjalan dengan jarak >1 Menginstruksikan individu tentang kondisi yang menunjukkan penghentian
blok < 5 blocks) atau perubahan dalam program latihan
Berjalan jarak jauh ( 5 blok Menginstruksikan individu pada pemanasan yang tepat dalam latihan
or >) Menginstruksikan individu dalam teknik pernapasan yang tepat untuk
pengambilan oksigen selama latihan fisik
Berjalan disekitar ruangan Memberikan jadwal untuk penguatan motivasi, membantu menyelesaikan
masalah, dan memonitor perkembangan
Berjalan disekitar tempat Memantau respon individu untuk melaksanakan program
tinggal Memberikan umpan balik positif bagi upaya yang dilakukan individu
Sesuaikan dengan tekstur
b. BANTUAN PERAWATAN DIRI
permukaan yang berbeda
Intervensi :
Berjalan dengan adanya Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan
rintangan/hambatan diri
Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
57
Merayap
c. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Berjalan Intervensi :
Ciptakan lingkungan yang nyaman
Leluasa Bergerak Kenali kebutuhan keselamatan pasien berdasarkan pada keadaan fisik dan
fungsi kognitif dan kebiasaan masa lampau
Hindari lingkungan yang beresiko (contohnya : karpet yang longgar dan
kecil, peralatan yang mudah berpindah)
Pindahkan benda yang berbahaya dari lingkungan
Temani pasien dalam beraktivitas di ruangan, jika diperlukan
Izinkan keluarga/ seseorang yang penting untuk menemani pasien
Didik pasien dan pengunjung mengenai perubahan sehingga tidak
mengganggu lingkungan
Sediakan informasi kepada keluarga tentang membuat lingkungan rumah
yang aman untuk pasien
5 Resiko infeksi a. Keparahan infeksi : a. Perawatan luka:
58
b. Pengendalian infeksi
59
Intervensi :
Bersihkan lingkungan tepat setelah setiap kali penggunaan pasien
Ubah peralatan perawatan pasien , per protokol lembaga
Isolasi orang yang terkena penyakit menular
Tempatkan pada tempat isolasi tindakan pencegahan , yang sesuai
Menjaga teknik isolasi , sesuai
Batasi jumlah pengunjung , yang sesuai
Ajarkan peningkatan cuci tangan untuk petugas kesehatan
Instruksikan pasien untuk teknik mencuci tangan yang tepat
Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat memasuki dan
meninggalkan ruangan pasien
Gunakan sabun antimikroba untuk mencuci tangan , yang sesuai
Cuci tangan sebelum dan sesudah setiap kegiatan perawatan pasien
Institusi kewaspadaan universal
Gunakan sarung tangan sebagaimana diamanatkan oleh kebijakan
pencegahan yang universal
Kenakan pakaian atau gaun scrub saat menangani bahan infeksius
Pakailah sarung tangan steril , yang sesuai
Gosok kulit pasien dengan agen antibakteri ,yang sesuai
Menjaga lingkungan aseptik
Pastikan teknik perawatan luka yang tepat\
Tingkatkan asupan nutrisi yang tepat
Mendorong asupan cairan , yang sesuai
Berikan terapi antibiotik , yang sesuai
Berikan agen imunisasi , yang sesuai
Anjurkan pasien untuk minum antibiotik , seperti yang ditentukan
Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala infeksi dan
kapan harus melaporkannya kepada penyedia layanan kesehatan
Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana menghindari infeksi
6 Cemas berhubungan Kontrol kecemasan PENURUNAN KECEMASAN
dengan kurang Indikator :
pengetahuan klien mampu Gunakan pendekatan yang menenangkan
mengidentifikasi dan Dengan jelas menyatakan harapan untuk perilaku pasien
mengungkapkan gejala Jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang akan dirasakan selama
cemas prosedur
mengidentifikasi, Temani pasien untuk mengurangi ketakutan dan meningkatkan
60
54
55
wide excision.
c. comparative adalah tidak dilakukan intervensi perbandingan
d. Outcame adalah mengurangi nyeri pada pada pasien post operasi
wide excision.
Setelah dilakukanya perumusan PICO, penulis melanjutkan
kata kunci post Operasi, terapi zikir, dan nyeri post operasi.
rating scale (NRS). NRS merupakan skla ukur yang sudah valid dan
(2009) adalah :
a. Sebelum melaksanakan terapi zikir
1) Siapkan pasien dalam keadaan bersih
2) Instruksikan pasien untuk menenangkan pikiran
3) Instruksikan pasien untuk mengambil posisi yang nyaman
4) Instruksikan pasien untuk menutup mata
5) Berikan lingkungan yang tenang agar pasien merasa
mempraktekan zikir
b. Tahap Persiapan
1) Instruksikan pasien untuk memfokuskan pikiran kepada
mengucapkan bismillah
b. Instruksikan pasien untuk memulai dengan kalimat
tangan
4) Langkah 3
a. Instruksikan pasien untuk membuka mata secara
masyarakat (Nursalam,2012)
Tercapai suatu sasaran keselamatan pasien, manajemen ruangan
optimal.
Point kelima dari pasien safety adalah pengurangan resiko infeksi.
Salah satu sasaran dari patient safety adalah resiko infeksi. Infeksi
adalah suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai
(Hidayati, 2014)
b. Tujuan pemasangan infus
Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yg didalamnya
melalui oral
Agar dapat memperbaiki keseimbangan asam basa
Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan
berikut :
1) Persiapan petugas
a) Pastikan dan identifikasi kebutuhan pasien yang akan
dilakukan tindakan
b) Cuci tangan sesuai SOP
c) Gunakan alat pelindung diri (APD) sesuai kebutuhan
2) Persiapan pasien
a) Identifikasi pasien sesuai dengan SOP identifikasi
b) Jaga privacy dan siapkan lingkungan aman dan
nyaman
60
dilakukan
3) Persiapan alat
a) Standar infus
b) Set infus
c) IV Kateter sesuai dengan kebutuhan
d) Plester
e) Cairan sesuai rekomendasi
f) Pengalas
g) Tourniquet
h) Kapas alkohol dalam wadah tertutup
i) Cairan antiseptik sesuai rekomendasi
j) Gunting
k) Kassa steril
l) Sarung tangan bersih
m) Bengkok
n) Pelaksanaaan
4) Cuci tangan dan pasang APD sesuai kebutuhan
5) Dekatkan alat, tempatkan tiang infus disisi ekstremitas
kunci kembali.
9) Tutup ujung slang infus dengan jarum penutup, letakkan
menggenggam
61
infus
16) Buka tourniquet dan genggaman pasien
17) Alirkan/ atur tetesan infus sesuai dengan program terapi
18) Observasi bila ada oedema pada ujung jarum yang sudah
diberikan
BAB III
TINJAUAN KASUS
62
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian tanggal 18 Oktober 2016, pasien
terbangun, dan pada pagi hari tampak tidak segar dan kepala
drain.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien sebelumya belum pernah dirawat di rumah sakit.
pasien.
Genogram
64
Keterangan :
: Perempuan : identifikasi klien
mengkonsumsi rokok
Alkohol : pasien mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi alkohol
Obat bebas : obat-obatan di Warung ( Panadol,
Bodrex, dll)
Alergi penggunaan obat-obatan, makanan, plester,
merasa mual)
2) Pola nutrisi/metabolisme
65
lancar setiap hari, konsistensi biasa, BAK 4-5 kali sehari warna
sediakala.
8) Pola peran dan hubungan
Pasien adalah seorang karyawan swasta. Pasien
secara bergantian.
9) Pola koping dan toleransi stres
Pasien mengatakan bahwa kondisinya saat ini memberikan
sakit.
10) Pola seksualitas
Pasien belum menikah
11) Pola keyakinan dan nilai
Pasien beragama islam. Pasien mengatakan tidak ada
Kepala Inspeksi : kepala tampak simetris, bersih, ketombe tidak ada, dan
rambut bewarna hitam.
Palpasi : tidak teraba pembengkakan di kepala pasien, dan rambut tidak
mudah rontok.
67
Mata Inspeksi : mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva sub anemis, sklera
tidak ikterik, mata bersih tidak ada sekret.
Palpasi : tidak teraba edema dibagian palpebra mata.
Hidung Inspeksi : hidung tamoak simetris kiri dan kanan, tidak ada tampak
kotoran di bagian hidung.
Palpasi : tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada benjolan/massa di
hidung.
Telinga Inpeksi : telinga simetris kiri dan kanan, tidak tampak ada serumen di
bagian telinga.
Palpasi : tidak teraba pembengkakan massa/tumor dibagian telinga.
Perkusi : fungsi pendengaran baik.
Mulut Inspeksi : mukosa bibir tampak kering dan pucat, tampak ada gii
berlubang.
Leher Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah
bening.
Ektremitas
Atas Tangan kanan terpasang infus IVFD RL 20 tts/menit, akral teraba
hangat, CRT < 2 detik
Bawah Paha kiri tedapat luka post op sepanjang 18 cm, dan drain. Pada hari ke
5 post op bengkak (-), kemerahan (+), panas (-), drain sudah dibuka.
68
f. Pemeriksaan penunjang
1) Rongent
Thorax : cor pulmo dalam batas normal, tidak tampak
kiri
2) Laboratorium
3) Terapi
Inj ceftriaxone 2 x 1 gr (IV)
Inj ranitidin 2 x 1 amp (IV)
Inj keterolak 3 x 1 amp (IV)
2. Analisa Data
69
DO :
Pasien post operasi wide excision
hari pertama
Pasien bertingkah laku berhati-
hati (melindungi are tubuh ynag
sakit)
TD : 100/60 mmHg, N : 103
x/Menit, P : 22 x/Menit
DO :
Konjungtiva sub anemis
Mukosa bibir kering
Pasien tampak letih,lemah
70
Hb : 10.1 g/dl
BB 36 kg
TB 150 cm
IMT 16,4 (underweight)
3 DS : Kerusakan Kerusakan
Pasien mengatakan susah untuk sistem mobilitas fisik
bergerak dan berbalik muskoletal
Pasien mengatakan aktifitas karenat post op
dibantu oleh keluarga dan wide excision
perawat pada regio femur
Pasien mengatakan susah untuk sinistra
mengerakan kaki sebelah kiri
DO :
Kekuatan otot 555 555
432 555
Pasien pos op wide excision hari
pertama
Pasien terpasang tensocrep dari
paha kiri atas sampai lutut
Aktivitas klien tampak dibantu
oleh keluarga dan perawat
4. DS: Pertahan tubuh Resiko Infeksi
Pasien mengatakan terdapat luka primer dan
post operasi pada paha kiri sekunder tidak
adekuat
DO :
Terdapat luka post op pada paha
kiri sepanjang 18 cm
Terpasang drain dengan produksi
(150 cc) warna merah segar
Luka post op tertutup kassa dan
tensocrep, kassa kering dan tidak
terdapat rembesan luka
Hb 10,1 gr/dl
Leukosit 9760/mm3
S : 36,8 oC
Terpasang IVFD RL 8 jam/kholf
Pada hari kelima post operasi,
tidak ada kemerahan,
pembengkakan (-), panas
disekitak luka (-)
71
DO:
Klien sering menanyakan tentang
kodisi yang dialaminya
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (luka insisi bedah)
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penyakit
4. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan bedasarkan Nursing
penyakit
1) Pengurangan kecemasan
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dimulai pada hari Selasa tanggal 18
manajemen nutrisi, dan terapi nutrisi denga kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan jenis gizi yang dibutuhkan untuk
takut.
6. Evaluasi
Pada diagnosa pertama, yaitu nyeri akut, dari hasil intervensi
pengkajian nyeri, didapatkan nyeri akut turun dari skala 6 sampai skala
terapi zikir yang dilakukan hari pertama dan hari ke tujuh post
makanan biasa, lalu klien hanya menghabiskan 3-5 sendok saja, klien
pasien menjadi pusing dan merasa mual. Setelah diit klien digant
makan. pada tanggal 24 okteber pasien sudah nafsu maka, mual dan
muntah tidak ada, mukosa bibir lembab, dan konjungtiva tidak anemis.
Pada diagnosa ketiga kerusakan mobilitas fisik, sampai hari
dirumah.
Pada diagnosa keempat yaitu resiko infeksi pada tanggal luka pos
op wide excision terdapat luka post op pada paha kiri sepanjang 18 cm,
pengeluaran isi (-), pengeluaran drain (20 cc) lalu drain sudah dibuka
dan pada hari terakhir rawatan tanggal 24 Oktober 2016 luka post op
pemberian EBN yaitu terapi zikir untuk mengatasi nyeri post operasi
nafas dalam, setelah itu pasien diminta untuk membacakan zikir dalam
mengatakan nyeri pada paha bekas post opersi wide excision sudah
tidak terasa, walaupun nyeri masih timbul terutama jika berjalan. Akan
beban kerja yang tinggi, perawat bekerja dengan sesuai SOP dan
Data Masalah
a. Dari tinjauan lapangan Belum optimalnya pemasangan
selama satu minggu infus sesuai dengan standar
hampir seluruh pasien operasional prosedur (SOP) di
yang tepasang infus tidak IRNA bedah wanita
tercantum tanggal dan RSUP.DR.M.Djamil Padang
waktu pemasangan
79
2. Validasi data
sumber validasi data yang dipakai yaitu dari petugas di ruangan dan
Observasi Wawancara
Dokumen
Masalah Ka- Ka- P
PA Pasien tasi
ru tim A
Belum optimalnya
pemasangan infus
sesuai dengan SOP
√ √ √ √ √ √
di IRNA bedah
wanita RSUP. DR.
M.Djamil Padang
3. Analisa SWOT
82
83
bedah wanita.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai pada 26 Oktober 2016 dengan
berdinas pagi dan berdinas siang diruangan bedah wanita selain itu
1
88
pemasangan infus sesuai dengan SOP yang ada di rumah sakit Dr.
M. Djamil Padang.
Diagram 3.3 Evaluasi Terhadap Perawat Dalam Penerapan SOP Pemasangan Infus
di Irna Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang
melakukan penutupan area pemasangan infus dengan kasa steril, 6 orang perawat
telah melakukan penulisan tanggal pemasangan pada area pemasangan infus dan 6
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien Nn. R (26 tahun) masuk ke ruang rawat bedah wanita RSUP
dengan keluhan adanya massa pada regio femur sinistra. Massa semakin
lama tambah membesar semenjak kurang lebih satu tahun sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri terasa hilang timbul lebih kurang dirasakan satu bulan
lunak seperti lemak, otot, saraf, jaringan berserat, pebuluh darah, atau
jaringan kulit yang mendalam, dan dapat ditemukan disetiap bagian dari
tubuh, sebagian besar berada pada kaki dan lengan (American Cancer
Society, 2016).
Metode penatalaksanaan paling umum dari soft tissue sarkoma
operasi Wide Excision atas indikasi soft tissue sarcoma pada regio femur
sinistra. Pasien mengatakan nyeri pada bagian kaki setelah operasi, dengan
timbul nyeri terasa selama 1-2 menit. Pasien mengatakan badan terasa
sampai 5 sendok. Pasien mengatakan juga susah tidur pada malam hari,
pasien sering terbangun, dan pada pagi hari tampak tidak segar dan kepala
merasa pusing. Pasien terpasang tensocrep pada paha sebelah kiri. Pasien
post operasi wide excision atas indikasi soft tissue sarcoma telah dilakukan
2015) dan rencana asuhan keperawatan dibuat bedasarkan NOC dan NIC
(Syukur, 2012).
Zikir berperan dalam susunan syaraf pusat dan bekerja
sesuai teori gate kontrol, dimana aktivasi saraf pusat otak yang
(Haryani, 2015).
Setelah melakukan intervensi selama enam hari kepada
muntah
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tepat.
Pada evaluasi terakhir tanggal 24 Oktober 2016,
lagi.
4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
sistem muskoletal
Kerusakan mobilitas fisik adalah pembatasan dalam
dilakukan pasien.
Pada evaluasi terakhir yang diberikan yaitu pada tanggal
perry, 2009).
Pemberian antibiotik diberikan obat cefoperazone2 x 1
setiap harinya.
Pada akhir evaluasi pada tanggal 24 Oktober
proses penyakit
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau
menerapkan EBN pemberian terapi zikir pada pasien soft tissue Sarkoma
berasal terutama dari mesodrem, tetapi dapat berasal dari ektrodrem yaitu
wide exicision adalah terapi utama untuk sarkoma ektremitas. Nyeri pada
98
pasien pembedahan dilaporkan sebagai nyeri akut yang berada pada level
menstimulasi ujung saraf bebas dan non reseptor. Mediator kimia akan
dan prilaku (Poeter & Perry, 2009). Terapi zikir merupakan salah satu
mengatakan berzikir bisa untuk mengurangi rasa sakit pada pasien post
salah satu ritual yang biasa dilakukan oleh umat islam yang dapat
modulasi, dan rasa sakit yang dirasakan di otak. Peran terapi zikir adalah
pemberian terapi zikir untuk membantu mengatasi nyeri post operasi wide
excision.
100
25 menit dalam satu hari. Terapi zikir dilakukan dengan cara pasien dalam
posisi telentang yang nyaman yang dirasakan oleh pasien dengan mata
dengan cara menarik nafas dari hidung lalu ditahan semampunya lalu
ucaan zikir membuat pasien merasa tenang dan rileks. Kalimat yang
pembunuh rasa nyeri alami yang ada di dalam tubuh ( Misnawati &
Ripyanto, 2015).
Dalam terapi zikir ini juga melibatkan nafas dalam. Keadaan santai
adalah suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai
gejala klinis baik lokal maupun sistemik (Utama, 2006). Sedangkan resiko
pemasangan infus.
Bedasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala
kerja perawat yang tinggi sehingga terdapat beberapa item yang terlupakan
keterbatasan waktu dengan beban kerja dan bahan atau alat yang tidak
SOP, membuat video role play pemasangan infus sesuai dengan SOP,
SOP.
Setelah dilakukan penyegaran mengenai pemasangan infus sesuai
dengan SOP pada perawat, pada tahap evaluasi yang dilakukan adalah
dalam pemasangan infus. Selain itu semua pasien yang terpasang infus
bagi pasien dari resiko infeksi yang dapat terjadi ketika prosedur tindakan
invansif dilakukan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen Asuhan Keperawatan
Setelah 6 hari rawatan, dari tanggal 18 – 24 Oktober 2016
pulang.
g. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
muskoletal
Evaluasi pada hari terakhir 24 Oktober 2016, masalah
dibolehkan pulang.
104
pulang.
j. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses
penyakit
Evaluasi pada hari kamis, 20 Oktober 2016, masalah
pada pasien post operasi wide excision dilakukan selama 6 hari dan
B. Saran
1. Bagi Profesi Keperawatan
Laporan ilmiah akhir ini diharapkan dapat dijadikan tambahan
sebagai terapi non farmakologis untuk nyeri pada pasien pasca operasi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan ilmiah akhir ini diharapkan dapat menjadi referensi
pelaksanaa EBN pada pasien post operasi juga mengalami nyeri pasca
pembedahan.
3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan laporan ilmiah akhir ini dapat menjadi acuan bagi
pada pasien post operasi. Penulisan ini juga diharapkan dapat menjadi
1
107
e. PEMBERIAN ANALGETIK
Intervensi :
Menentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum
mengobati pasien
Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang
ditentukan analgesik
Cek riwayat alergi obat
Mengevaluasi kemampuan pasien dalam pemilihan obat penghilang
sakit, rute, dan dosis, serta melibatkan pasien dalam pemilihan tersebut
Tentukan jenis analgesik yang digunakan (narkotik, non narkotik atau
NSAID) berdasarkan tipe dan tingkat nyeri.
Tentukan analgesik yang cocok, rute pemberian dan dosis optimal.
Utamakan pemberian secara IV dibanding IM sebagai lokasi
penyuntikan, jika mungkin
Hindari pemberian narkotik dan obat terlarang lainnya, menurut agen
protokol
Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan
dosis pertama atau jika ada catatan luar biasa.
Memberikan perawatan yang dibutuhkan dan aktifitas lain yang
memberikan efek relaksasi sebagai respon dari analgesik
Cek pemberian analgesik selama 24 jam untuk mencegah terjadinya
puncak nyeri tanpa rasa sakit, terutama dengan nyeri yang
menjengkelkan
dukungan seseorang untuk penggunaan otot yang berlebihan, nyeri sendi, fraktur tulang, postur yg
membantu perubahan pola tidak baik)
makan Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi intake nutrisi (seperti
pengetahuan, ketersediaan, adanya akses dari kualitas produk makanan
dalam semua kategori makanan, pengaruh agama dan budaya, jenis
kelamin, kemampuan untuk menyiapkan makanan, isolasi sosial,
hospitalisasi,
b. MANAJEMEN NUTRISI
Intervensi :
Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori
harian, jika diperlukan
Menentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan,
jika diperlukan
Menetukan makanan pilihan dengan mempertimbangkan budaya dan
agama
Anjurkan pasien untuk memilih makanan ringan, jika kekurangan air liur
mengganggu proses menelan
Anjurkan intake makanan yang tinggi kalsium, jika diperlukan
Anjurkan intake makanan dan cairan yang tinggi kalium, jika diperlukan
Memastikan bahwa makanan berupa makanan yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Memberi pasien makanan dan minuman tinggi protein, tinggi kalori, dan
bernutrisi yang siap dikonsumsi, jika diperlukan
Membantu pasien untuk memilih makanan lembut, lunak dan tidak
asam, jika diperlukan
Mengatur pemasukan makanan, jika diperlukan
Mengontrol cairan pencernaan, jika diperlukan
Memberi makanan yang punya daya tarik, dengan cara yang
menyenangkan, member penambahan warna, tekstur, dan variasi
Membantu pasien membentuk posisi duduk yang benar sebelum makan
Mengajarkan pasien dan kelurga tentang memilih makanan
111
c. Terapi Nutrisi
Intervensi :
Kontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori
harian, jika diperlukan
Pantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi harian
Tentukan jimlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli
makanan, jika diperlukan
Tentukan makanan pilihan dengan mempertimbangkan budaya dan
agama
Tentukan kebutuhan makanan saluran nasogastric
Pilih makanan gandum, minuman kocok, dan es krim sebagai
suplemen nutrisi
Anjurkan pasien untuk memilih makanan ringan, jika kekurangan
air liur mengganggu proses menelan
Anjurkan intake makanan yang tinggi kalsium, jika diperlukan
Anjurkan intake makanan dan cairan yang tinggi kalium, jika
diperlukan
Pastikan bahwa makanan berupa makanan yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Memberi pasien makanan dan minuman tinggi protein, tinggi kalori,
dan bernutrisi yang siap dikonsumsi, jika diperlukan
Membantu pasien untuk memilih makanan lembut, lunak dan tidak
asam, jika diperlukan
Mengatur pemasukan makanan, jika diperlukan
Hentikan penggunaan saluran makanan, jika intake oral dapat
dimaklumi
Kontrol cairan pencernaan, jika diperlukan
Pastikan keadaan terapeutik terhadap kemajuan makanan
Memberi pemeliharaan yang diperlukan dalam batas makanan yang
ditentukan
112
d. PROTEKSI INFEKSI
Intervensi :
Monitor tanda-tanda dan gejala sistemik dan local dari infeksi.
Monitor daerah yang mudah terinfeksi.
Batasi pengunjung.
Lindungi semua pengunjung dari penyakit menular.
Pertahankan teknik asepsis untuk pasien yang berisiko.
Inspeksi kulit dan membran mukosa yang memerah, panas, atau kering.
116
LAMPIRAN 2
CATATAN PERKEMBANGAN
P intervensi dilanjutkan :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
pengaturan diit
Membantu pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang cukup
Memantau perubahan nafsu makan
pasien
3 Kerusakan mobilitas a. Promosi latihan S:
fisik berhubungan Menilai keyakinan kesehatan individu tentang Pasien mengatakan takut untuk bergerak
dengan kerusakan latihan fisik.
sistem muskoletal
Pasien mengatakan semua aktivitas
Mengekplorasi hambatan untuk latihan. dibantu oleh keluarga dan perawat
(akibat post op) Menginstruksikan individu tentang jenis latihan O:
yang sesuai untuk tingkat kesehatan sesuai
untuk tingkat kesehatan (bekerjasama dengan Aktivitas pasien tampak dibantu oleh
dokter) perawat dan keluarga
Memberikan umpan balik positif bagi upaya Klien terlihat hanya tirah baring saja
yang dilakukan pasien Kekuatan otot ektremitas kiri bawah 432
b. Bantuan perawatan diri A : masalah kerusakan mobilitas fisik belum
Membantu pasien dalam melakukan aktivitas teratasi
sehari-hari
Membantu pasien untuk melakukan aktivitas P : intervensi dilanjutkan
normal sehari-hari sesuaii dengan kemampuan Latihan untuk duduk
pasien
c. Pengelolaan lingkungan
Menyediakan lingkungan yang teraupetik
120
P : intervensi dilanjutkan
Monitor tanda-tanda infeksi
Obsevasi produksi drain/24 jam
Jaga kebersihan luka post op
Jaga kebersihan lingkungan
5 Cemas berhubungan a. Pengurangan kecemasan S:
dengan kurang Pasien mengatakan cemas sudah mulai
pengetahuan tentang Menjelaskan semua prosedur dan apa yang akan berkurang
proses penyakit dirasakan selama prosedur O:
121
P:
Intervensi dianjutkan Anxienty Reduktion
makan pasien
3 Kerusakan a. Promosi latihan S:
mobilitas fisik Menilai keyakinan kesehatan individu Pasien mengatakan sudah bisa
berhubungan tentang latihan fisik. duduk
dengan kerusakan Mengekplorasi hambatan untuk latihan. Pasien mengatakan aktivitas
sistem muskoletal Menginstruksikan individu tentang jenis masih dibantu oleh keluarga dan
(akibat post op) latihan yang sesuaii untuk tingkat perawat
kesehatan sesuaii untuk tingkat O :
kesehatan (bekerjasama dengan dokter) Aktivitas pasien tampak dibantu
Memberikan umpan balik positif bagi oleh perawat dan keluarga
upaya yang dilakukan pasien Klien sudah bisa duduk
Klien mulai belajar untuk
b. Bantuan perawatan diri mengangkat kaki kiri keatas
Membantu pasien dalam melakukan Kekuatan otot ektremitas kiri
aktivitas sehari-hari bawah 433
Membantu pasien untuk melakuakan A : masalah kerusakan mobilitas fisik
aktivitas normal sehari-hari sesuaii belum teratasi
dengan kemampuan pasien
P : intervensi dilanjutkan
Promosi latihan (mengankat
tungkai keatas)
c. Pengelolaan lingkungan Bantuan perawatan diri
Menyediakan lingkungan yang Pengelolaan lingkungan
teraupetik
Memasang pagar tempat tidur
4 Resiko indeksi b.d a. Perawatan luka insisi S:
pertahanan primer Mecatat setiap karakteristik drainase Pasien mengatakan terdapat luka
dan sekunder tubuh post operasi pada paha kiri
125
tidak adekuat Memantau proses penyembuhan luka Pasien mengatakan balutan luka
Mencatat haluaran drain kering tiak ada rembesan
b. Proteksi infeksi O:
Mencuci tangan sebelum dan setelah
Terdapat luka post oppada paha
tindakan atau kegiatan perawatan pasien kiri sepanjang 18 cm
Menggunakan pakaian atau gaun saat
Terpasang drain dengan produksi
menanganai bahan yang infeksius (100 cc) warna merah segar
Membersihkan lingkungan tepat setelah
Luka post op tertutup kassa dan
setiapkali pemnggunaaan pasien tensocrep, kassa kering dan tidak
Membatasi jumlah pengunjung terdapat rembesan luka
Memberikan terapi antibiotik yang sesuaii :
Crt < 3 detik
cefoperazone 2x1gr (IV)
A :masalah kerusakan integritas jaringan
Memantau tanda dan gejala infeksi
belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Monitor tanda-tanda infeksi
Obsevasi produksi drain/24 jam
Jaga kebersihan luka post op
Jaga kebersihan lingkungan
5 Cemas a. Axienty reduction S:
berhubungan Menjelaskan semua prosedur dan apa yang Pasien mengatakan cemas sudah
dengan kurang akan dirasakan selama prosedur mulai berkurang
pengetahuan Menemani pasien untuk memberikan O:
tentang proses keamanan dan menguranggi takut Nadi : 98 x/menit
penyakit Memberikan informasi faktual mengenai TD : 110/70 mmHg
diagnosis, tindakan prognosis Pernafasan 22 x/menit
Menyuruh pasien untuk melakukan teknik
126
P:
Intervensi dianjutkan Anxienty
Reduktion
mual muntah konjungtiva mata yang kering Pasien mengatakan perut terasa tidak
Memonitor faktor-faktor yang enak dan kepala sakit setelah
mmpengaruhi intake nutrisi. disuntikan ranitidin
a. Manajemen Nutrisi Pasien mengatakan makanan habis ½
Mengakaji alergi makan pasien porsi
Berdiskusi dengan keluarga dengan Pasien mengeluhkan masih lemah
keecendrungan pilihan makanan pasien letih dan tidak bertenaga.
Mengkaji perubahan berat badan klien O :
sebelum sakit dan saat dirawat di rumah Kojungtiva sub anemis
sakit Mukosa bibir kering
Kolaborasi dengan ahli gizi unutuk Pasien tampak letih dan lemah
menentukan jumlah kalori dan jenis Mual (+) muntah (-)
gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi Pasien menghabiskan makanan ½
kebutuhan gizi pasien (ganti diit dengan porsi
bubur + kuah gula aren) Injeksi ranitidin dihentikan
b. Terapi Nutrisi Hb : 10,1 gr/dl
Berkolaborasi dengan dokter dan ahli BB :36 Kg
gizi terkait jenis pemberiat diit pasien TB 150 cm
dan kandungan nutrient untuk
IMT 16,4 (underweight)
mendukung kondisi klien
P intervensi dilanjutkan :
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang pengaturan diit
Membantu pasien untuk
129
P : Intervensi dihentikan
P : intervensi dilanjutkan
Belajar untuk berjalan
4 Resiko infeksi b.d a. Perawatan luka insisi S:
pertahanan primer Menjelaskan prosedur pada pasien Pasien mengatakan terdapat luka
dan sekunder tubuh Memeriksa kondisi luka untuk post operasi pada paha kiri
tidak adekuat. kemerahan,pembengkakan,pengeluaran O :
isi atau tanda-tanda infeksi
Terdapat luka post op pada paha
Mecatat setiap karakteristik drainase kiri sepanjang 18 cm Luka post op
Memantau proses penyembuhan luka kering, kemerahan (-),
Membersihkan daerah sekitar luka dan pembengkakan (-), pengeluaran
mengganti dan mencatat haluaran drain isi (-)
b. Proteksi infeksi
Terpasang drain dengan produksi
Mencuci tangan sebelum dan setelah (50 cc) warna merah segar
tindakan atau kegiatan perawatan pasien
Crt < 3 detik
Menggunakan sarung tangan steril saat
perawatan luka A :masalah kerusakan integritas jaringan
belum teratasi
Menggunakan pakaian atau gaun saat
menanganai bahan yang infeksius
P : intervensi dilanjutkan
Membersihkan lingkungan tepat setelah
Monitor tanda-tanda infeksi
setiapkali pemnggunaaan pasien
Obsevasi produksi drain/24 jam
135
P : intervensi dilanjutkan
b. Bantuan perawatan diri Belajar untuk berjalan
Membantu pasien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
Membantu pasien untuk melakuakn
aktivitas normal sehari-hari sesuaii
dengan kmampuan pasien
138
c. Pengelolaan lingkungan
Menyediakan linkungan yang teraupetik
Memasang pagar tempat tidur
4 Resiko infeksi b.d a. Perawatan luka insisi S:
pertahanan primer Menjelaskan prosedur pada pasien Pasien mengatakan terdapat luka
dan sekunder tidak Memeriksa kondisi luka untuk post operasi pada paha kiri
adekuat kemerahan,pembengkakan,pengeluaran O:
isi atau tanda-tanda infeksi
Terdapat luka post op pada paha
Mecatat setiap karakteristik drainase kiri sepanjang 18 cm Luka post op
Memantau proses penyembuhan luka kering, kemerahan (-),
Membersihkan daerah sekitar luka dan pembengkakan (-), pengeluaran
mengganti dan mencatat haluaran drain isi (-)
b. Proteksi infeksi
Terpasang drain dengan produksi
Mencuci tangan sebelum dan setelah (20 cc) warna merah segar
tindakan atau kegiatan perawatan pasien
Drain sudah dibuka
Menggunakan sarung tangan steril saat
Crt < 3 detik
perawatan luka
A :masalah kerusakan integritas jaringan
Menggunakan pakaian atau gaun saat
belum teratasi
menanganai bahan yang infeksius
Membersihkan lingkungan tepat setelah
P : intervensi dilanjutkan
setiapkali pemnggunaaan pasien
Monitor tanda-tanda infeksi
Membatasi jumlah pengunjung
Obsevasi produksi drain/24 jam
Memberikan terapi antibiotik yang sesuai :
Jaga kebersihan luka post op
cefoperazone 2x1gr (IV)
Jaga kebersihan lingkungan
Memantau tanda dan gejala infeksi
139
N: 78 x/menit
P : 20 x/menit
A : masalah nyeri akut teratasi
P : intervensi dihentikan : pasien boleh
pulang
2 Ketidakseimbangan a. Monitoring nutrisi S:
nutrisi kurang dari Menghitung IMT Pasien mengatakan nafsu makan
kebutuhan tubuh Memonitor turgor kulit dan mobilitas sudah kembali
b.d penurunan Memonitor mual muntah O :
nafsu makan dan Memonitor pucat, kemerahan, Kojungtiva sub anemis (-)
mual muntah konjungtiva mata yang kering Mukosa bibir kering (-)
Memonitor faktor-faktor yang Pasien tampak segar dan
mmpengaruhi intake nutrisi. bertenaga
a. Manajemen Nutrisi Mual (-) muntah (-)
Mengakaji alergi makan pasien Pasien menghabiskan diit MB
Berdiskusi dengan keluarga dengan
keecendrungan pilihan makanan pasien A : Masalah mual teratasi
Mengkaji perubahan berat badan klien
sebelum sakit dan saat dirawat di rumah P intervensi dihentikan : pasien boleh
sakit pulang
Kolaborasi dengan ahli gizi unutuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan gizi pasien (ganti diit dengan
bubur + kuah gula aren)
b. Terapi Nutrisi
Berkolaborasi dengan dokter dan ahli
141
c. Pengelolaan lingkungan
Menyediakan linkungan yang teraupetik
Memasang pagar tempat tidur
4 Kerusakan resiko a. Perawatan luka insisi S:
infeksi b.d Menjelaskan prosedur pada pasien Pasien mengatakan terdapat luka
pertahanan primer Memeriksa kondisi luka untuk post operasi pada paha kiri
dan sekunder tubuh O:
142
LAMPIRAN 3
WOC TEORITIS
radiasi Keluarga yang Kerusakan sistem KGB Bahan kimia Trauma
menderita kanker
Jaringan abnormal/benjolan/masa
LAMPIRAN 4
WOC KASUS
Keluarga yang
menderita kanker
Cacat gen/mutasi
Jaringan abnormal/benjolan/masa
LAMPIRAN 6
Sumber : www.londonhealthsiencecentre.on.ca
LAMPIRAN 7
147
Hari ke-2 5 4
Hari ke-3 4 3
Hari ke-4 3 2
Hari ke-5 2 1
Hari ke-6 1 1
LAMPIRAN 8
148
149
Lampiran 11
LEMBAR MANAJEMEN KEPERAWATAN
OBSERVASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMASANGAN INFUS
Inisialperawat :
Umur :
Pendidikanterakhir :
TIDAK
INDIKATOR DILAKUKAN
DILAKUKAN
1. Persiapanpetugas
a. Pastikandanidentifikasikankebutuhanp
asien yang akandilakukantindakan.
b. Cucitangansesuaiprosedursesuai SOP
cucitangan.
c. Gunakanalatpelindungdiri (APD)
sesuaikebutuhan.
2. Persiapanpasien
a. Identifikasipasien (lihat SPO
identifikasi)
b. Jaga privacy
dansiapkanlingkunganamandannyama
n
c. Jelaskantentangprosedurtindakan
yang akandilakukan.
3. Persiapanalat
a. Standarinfus
b. Set infus
c. IV katetersesuaikebutuhan
d. Plester
e. Cairansesuairekomendasipengalas
f. pengalas
g. Tourniquet ataukaretpembendung
h. Kapasalkoholdalamwadahtertutup
i. Cairan anti septiksesuairekomendasi
j. Gunting
k. Kassasteril
l. Sarungtanganbersih
m. bengkok
4. Pelaksanaan
a. Cucitangandanpasangalat APD
sesuaikebutuhan
b. Dekatkanalat,
tempattianginfusdisisiekstremintas
(lokasiinsersidengantiggi 20 cm)
daritempattidur
c. Gantingkancairanpadatianginfus
d. Bukainfus set,
periksakelengkapandanfungsibagian-
bagiannya, letakkanklem 1/3
atasdalamposisiterkuncidantutupujung
klemdenganjarum yang tersedia.
150
e. Hubungkaninfuskebotolcairan,
isitabung ½ bagian,
keluarkanudaradarisianginfusdengan
mengalirkancairandankuncikembali.
f. Tutupujungselanginfusdenganjarumpe
nutup, letakkan slang
padastandarinfus
g. Pilihvana yang
akandiinsersidanletakkanpengalas di
daerah yang akanditusuk
h. Lakukanpembendungandengan
tourniquet 10 – 12 cm di
atastempatpenusukandananjurkanpasi
enuntukmenggenggam
i. Pasangsarungtangan, disinfeksidaerah
yang
akanditusukdengankapasalkoholsecar
amelingkardaridalamkeluar, dengan
diameter 5 cm satukapassatu kali
usap. Buangkapaskedalambengkok.
j. Bukaintraketlalutusukanpada vena
padaposisijarummengarahkeatas,
dengansudut 20 – 30 derajat
k. Pastikandarahterlihatpada IV cath,
tarikjarumhinggaberadapadasarung IV
cath. Dorongperlahanhingga IV
masukkedalam vena
l. Sambungkanujung giving
padapangkal IV cath slang infus
m. Bukakaretpembendungdangenggaman
tanganpasien
n. Lirkanatauaturtetasaninfussesuai
program terapi
o. Observasibilaadaudemapadaujungjaru
m yang sudahmasukkepembuluhdarah
p. Untukpasienanakdangelisahfiksasidise
suaikan
q. Lepaskan APD dancucitangan
r. Tuliskantanggaldanwaktupemasangan
s. Dokumentasikantindakan, jenis,
dantetesancairan yang diberikan
LAMPIRAN 12
151
152
LAMPIRAN 13
153
CURICULUM VITAE
Riwayat pendidikan