Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………...3

BAB II. PENGERTIAN ......…………………………………………….6

BAB III. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM MANAJEMEN


RISIKO ........................………………………………7

1. DIREKTUR ....................................................................................8

2. KETUA KomMed, KomWat .........................................................

3. Manajer risiko ................................................................................

4. Manajer Keuangan ........................................................................

5. Manajer K 3 – Rumah Sakit .........................................................

6. Manajer SDM ..............................................................................

BAB IV. PROSES MANAJEMEN RISIKO ...………………………..8

BAB V. SISTEM PELAPORAN ……….……………………………15

BAB VI. PENDIDIKAN DAN P ..........................…………………..16

BAB VII. INDIKATOR KEBERHASILAN ………………………...17

BAB VIII. RENCANA KEGIATAN ………………………………… 18

BAB IX. MONITORING DAN EVALUASI ……………………19

BAB X. PENUTUP ………………………………………………20

LAMPIRAN ………………………………………………………..21

1
PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan Buku
Panduan Manajemen Resiko Rumah Sakit Sultan Thaha Syaifuddin.

Buku Panduan Manajemen Resiko ini merupakan pedoman bagi


staf rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya untuk meningkatkan
mutu dalam rangka menjamin keselamatan pasien.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-


dalamnya atas bantuan semua pihak dalam menyelesaikan Buku Panduan
Manajemen Resiko.

Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan-kekurangan


dalam buku ini. Kekurangan ini secara berkesinambungan akan terus
diperbaiki sesuai dengan tuntunan dalam pengembangan rumah sakit ini.

Tebo, 2 Mei 2019

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap bentuk pelayanan medik hampir selalu mengandung risiko.


Risiko yang mungkin terjadi dari tingkat ringan, sedang, berat atau
bahkan bisa menimbulkan kematian. Risiko yang terjadi juga bisa
merupakan risiko klinis maupun non klinis. Dengan manajemen risiko
dihatapka risiko tersebut dapat diperkecil atau dicegah. Risiko yang
dijumpai di rumah sakit dapat dkategorikan:

1. Patient care-related risks


Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien
2. Medical staff –related risks
Risiko yang terkait dengan tenaga medis
3. Employee-related risks
Risiko yang terkait denga karyawan
4. Property-related risks
Risiko yang terkait dengan properti
5. Financial-related risks
Risiko terkait dengan keuangan
6. Other- risks
Risiko lain, termasuk Limbah B3, Peraturan regulasi, Risiko
Reputasi

Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu hal terjadi atau


potensi dari suatu kejadian yang bisa mempengaruhi hasil akhir dari
suatu proses. Dalam setiap proses pelayanan hampir selalu dijumpai
adanya risiko, untuk itu perlu dibangun suatu pendekatan proaktif untuk
bisa mengidentifikasi risiko yang ada dan upaya untuk meminialkannya.
Pendekatan inilah yang disebut dengan manajemen risiko.

Langkah-langkah untuk meminimalkan risiko

3
1. Meningkatkan peran Rumah sakit dalam mencegah kesalahan
dengan mengembangkan prosedur kerja yang menjamin mutu
pelayanan dan keamanan untuk pasien, karyawan dan pengunjung.
Prosedur ini bisa berbentu SPO, Panduan dll.
2. Meningkatkan peran staf rumah sakit dalam mengenali dan
mengidentifikasi risiko yang ada di unit kerjanya supaya tidak
terjadi kesalahan,
3. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama yang baik sebagai suatu
tim antara unit kerja dan pihak manajemen sehingga didapatkan
hasill yang maksimal.
Tahapan manajemen risiko
1. Risks awareness
Seluruh staf rumah sakit harus menyadari risiko yang ada di unit
kerjanya, baik risiko klinis maupun non klinis. Cara yang dapat
igunakan dengan pengamatan dan melaporkan adanya Kejadian
Potensi Cedera dan audit klinis.
2. Risk control/Risk prevention
Adalah upaya yang diambil untuk mengendalikan risiko dengan
cara:
 Mencari jalan menghilangkan risiko (engineering solution)
 Mengurangi risiko (control solution) dari probabilitas
maupun dampaknya.
3. Risk containment
Dalam hal terjadi suatu Insiden akibat dari tindakan, kelalaian atau
kecelakaan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya, langkah
terpenting adalah mengurangi besarnnya risiko dengan pengeloaan
yang tepat terhadap pasien(korban) dan insidennya, dengan
memberikan respon yang cepat dan komunikasi yang efektif.

4. Risk Transfer
Alih risiko ke pihak lain bisa dilakukan jika risiko yang ada bisa
menimbulkan kerugian yang sangat besar. Misalnya asuransi
kebakaran, asuransi tenaga medis dll.

Peran sumber daya manusia dalam manajemen risiko

4
1. Pembuatan standar/prosedur kerja
2. Patuhi standar/prosedur kerja
3. Kenali bahaya
4. Cari solusinya.

B. Tujuan
Secara umum tujuan manajemen risiko adalah mengidentifikasi
dan meminimalkan risiko yang ada dalam proses pelayanan sehingga
didapatkan hasil pelayanan yang menjunjung tinggi mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.

Tujuan manajemen risiko di Rumah Sakit Sultan Thaha Syaifuddin

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien


2. Meningkatnya akuntabilitas
3. Mengidentifikasi risiko yang ada
4. Meminimalkan risiko dengan program pencegahan
5. Menurunkan angka Insiden Keselamatan Pasien
6. Memberi rasa aman dan melindungi pasien, karyawan,
pengunjung dan institusi Rumah Sakit Sultan Thaha
Syaifuddin.

BAB II
PENGERTIAN

Beberapa istilah atau kata kunci yang sering digunakan dalam


manajemen risiko yaitu:

1. Risiko adalah potensin terjadinya kerugian yang dapat timbul dari


pross kegiatan saat sekarang atau kejaadian di masa datang.
2. Risiko Klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap
pencapaian pelayanan pasien yang bermutu tinggi, aman dan
efektif
3. Risiko Non Klinis adalah semua isu yang dapat berdampak
terhadap tercapainya tugas pokok dan kewajiban hukum dari
rumah sakit sebagai korporasi.

5
4. Manajemen risiko adalah pendekatan proakif untuk
mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan
tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.
Tujuan manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan
a. Meminimalkan kemungkian kejadian yang memiliki
konsekuensi negatif bagi konsumen /pasien , staf dan
organisasi.
b. Meminimalkan risiko kematian cedera dan / penyakit bagi
konsumen /pasien, karyawan, dan orang lain sebagai akibat
dari pelayanan yang diberikan.
c. Meningkatkan hasil asuhan pasien.
d. Mengelola sumber daya secara efektif.
e. Mendukung kepatuhan terhadap regulasi /peraturan
perundang undang dan memastikan kelangsungan dan
pengembangan organisasi.
5. Dampak adalah akibat yang ditimbulkan karena terjadinya risiko
dalam suatu proses pelayanan kesehatan.
6. Assesment risiko adalah proses untuk membantu organisasi
menilai tentang luasnya risiko yang dihadapi, kemampuan
mengendalikan frekuensi dan dampak risiko.
7. Risk register adalah program tahunan yang disusun oleh rumah
sakit berisikan identifikasi risiko, informasi insiden IKP dan
investigasi external internal serta potensial risiko maupun risiko
aktual menggunakan RCA dan FMEA.

6
BAB III
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM MANAJEMEN RISIKO

Seluruh anggota staf memliki tanggung jawab pribadi dalam hal


pelaksanaan manajemen resko, dan seluruh tingkatan manajemen harus
mengerti dan mengimplementasikan strategi dan kebijakan manajemen
risiko.
1. Direktur / Kepala Rumah Sakit Sultan Thaha Syaifuddin
a. Bertangggung jawab dalam hal implementasi dan
pengembangan manajemen risiko klinis dan nonklinis.
b. Memastikan bahwa tanggung jawab koordinasikan dalam
hal manajemen risiko dalam dokumen ini dilaksanakan
dengan baik
c. Dalam hal pengembangan strategi manajemen risiko ini
direktur mendelegasikan tanggung jawabnya kepada ketua
PMKP
d. Mengevaluasi dan memberikan masukan dalam hal
pelaksanaan manajemen risiko.

2. Kepala keperawatan

a. Koordinasi manajemen risiko keperawatan


b. Indentifikasi risiko bidang keperawatan
c. Supervisi manajemen risiko bidang keperawatan
d. Menganalisa risiko keperawatan

3. Manajer risiko / Tim patient safety dan manajemen risiko

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan integrated risk management

7
b. Menghimpun laporan insiden
c. Melakukan analisa
d. Menyusun rekomendasi
e. Menyusun Risk Register (Risk garding)

4. Direktur keuangan
a. Indentifikasi risiko keuangan
b. Membantu cost benefit analysis
c. Mengelola dukungan biaya untuk manajemen risiko

5. Manajer K3 – Rumah sakit

a. Indentifikasi risiko K3

6. Manajer SDM

a. Indentifikasi risiko SDM


b. Orientasi manajemen risiko untuk pegawai baru
c. Merencanakan pelatihan manajemen risiko

7. Seluruh unit kerja :

a. Dapat mengidentifikasi risiko dalam lingkungan kerjanya


b. Meningkatkan kewapadaan risiko di lingkungan kerjanya
c. Melaporkan apabila mengidentifikasi risiko baru

8
BAB IV

PROSES MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko menurut The Joint Comission On creditation


Of Healthcare Organizations adalah aktifitas klinik dan administratif
yang dilakukan oleh rumah sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi
dan pengurangan risiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien,
pengunjung dan institusi rumah sakit.

Proses manajemen risiko digambarkan pada bagan di bawah ini:

MEMBANGUN KONTEKS :
- Faktor yang mendukung dan yang menghambat
- Tentukan tujuan dan sasaran
- Struktur organisasi manajemen risiko

IDENTIFIKASI RISIKO :
- Apa yang bisa terjadi
- Bagaimana kejadiannya
- Mengapa hal itu bisa terjadi
- Kapan hal itu bisa terjadi
- Di mana hal itu bisa terjadi
- Siapa yang bisa tertimpa kejadian tersebut
ANALISA RISIKO :
- Dampak dan probabilitas
- Siapa yang terlibat
- Tingkat risiko
- Kendali yang sudah ada dan yang diperlukan
EVALUASI RISIKO :
KOMUNIKA - Bandingkan tingkat risiko dengan kriteria
MONIT
SI - Analisa untung rugi
- Risiko diterima atau tidak OR
DAN
RISIKO AUDIT
KONSULTA
REVIE
SI Tdk W
MEMBANGUN KONTEKS :
diterima
- Faktor yang mendukung dan yang menghambat
- Tentukan tujuan dan sasaran
Pelaksanaan manajemen risiko
- Struktur organisasi manajemen risiko
R
1. Asesmen risiko merupakan proses untuk membantu
I organisasi
S
menilai tentang luasnya risiko yang dihadapi,
I kemampuan
K
mengontrol frekuensi dan sampak dari risiko. OAsesmen harus
dilakuan oleh seluruh staf dan semua pihakD yang terlibat,
it
termasuk pasien dan masyarakat bila memungkinkan.
e
ri
a. Area asesment m
Area asesmen risiko mencakup : a
o UNIT IGD

9
o UNIT POLI
o UNIT ICU
o UNIT IBS
o UNIT KEBIDANAN
o UNIT ANAK
o UNIT INTERNE
o UNIT BEDAH
o UNIT VIP.A
o UNIT VIP.B
o UNIT GIZI
o UNIT LAUNDRY
o UNIT IPSRS
o UNIT UP
o UNIT KEUANGAN
o UNIT PERENCANAAN
o UNIT MR
o UNIT PERINATOLOGI
o UNIT UTD
o UNIT LABORATORIUM
o UNIT APOTEK
o UNIT RADIOLOGI
Untuk tahun 2019 lebih di perioritas : IGD

b. Identifikasi risiko
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan
dan menegenali risiko, kemudian dibuat daftar risiko. Daftar
risko dilengkapi dengan deskripsi risiko termasuk
menjelaskan kejadian danperistiwa yang mungkin terjadi
dan dampak yang ditimbulkan.
Identifikasi dilakukan pada sumber risiko,area risiko,
peristiwa dan penyebabnya dan potensi akibat. Metode
identifikasi risiko dilakukan dengan proaktif melalui self ass
esment, incident reporting sistem dan clinical audit,
pengamatan KPC (Kejadia Potensi Cedera) dan dilakukan
menyeluruh terhdap medis dan non medis. Rumah sakit

10
meyusun Risk register (Daftar risiko) yaitu sebuah daftar
risko yang teridentifikasi dalam 1 tahun. Seluruh unit kerja
mengidentiikasi risiko yang mungkin terjadi di unit kerja
dan dikompilasikan oleh Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien.
c. Analisa Risiko
Analisa risiko dilakukan dengan menggunakan Risk
Matrik untuk menentukan prioritas risiko. Prioritas risiko
membantu prosses pengambilan keputusan. Pengeloaan
risiko diawali dengan menilai konsekuensi yang dapat
diakibatkan oleh sebuah insiden dan kemugkinan terjadinya
risiko setelah diidentifikasi. Risiko dievaluasi dan diberi
skor untuk menentukan prioritas risiko. Setelah di dapatkan
skor kemudian ditetapkan zona risiko tersebut pada tabel
grading matrik, dan ditentukan metode pengurangan risiko
tersebut.

Rumus yang digunakan:

Tingkat risiko = Peluang x Dampak

Kriteria peluang

Nilai Kriteria Deskripsi


5 Sangat Besar Hampir pasti akan terjadi (81 -100%)
4 Besar Sangat mungkin (51- 80%)
3 Substansial Mungkin terjadi//bisa terjadi (21-
50%)
2 Menengah Jarang tapi bukan tidak mungkin
terjadi (6-20%)
1 Kecil Hampir tidak mungkin terjadi (0-5%)

MATRIKS GRADING RISIKO

11
Aspek Insificant Minor Moderate Major Catastropic
(Nilai) (1) (2) (3) (4) (5)

Cedera Tidak ada Dapat Berkurangya Cedera luas Kematian


Kehilangan
pasien cedera diatasi fungsi
fungsi
dengan P3K motorik/sensor
utama
ik
Setiap kasus permanen
yang
memperpanjan
g perawatan

Opeasional Terhenti > Terhenti > 8 Terhenti > 1 Terhenti > 1 Terhenti
1 jam jam hari minggu permanen
Keuangan Kerugian Kerugian Kerugian > Kerugian Kerugian
kecil >0,1 % 0,25% >0,5% >1%
anggaran anggaran anggaran anggaran
Publikasi Rumor Media lokal Media lokal Media Media
Waktu Waktu lama
Nasional Nasional
singkat < 3 hari
> 3 hari
Reputasi Rumor Dampak Dampak Dampak Menjadi
kecil bermakna serius masalah
terhadap terhadap moril terhadap berat bagi
moril da karyawan moril Institus RS.
karyawan dan karyawan
dan kepercayaan dan
kepercayaan masyarakat kepercayaan
masyarakat masyarakat

MATRIKS GRADING RISIKO

Untuk menentukan skor risiko digunakan matriks grading risiko :


a. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri

12
b. Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
c. Tetapkan warna bands-nya berdasarkan pertemuan antara frekuensi
dan dampak
Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada asesmen risiko
ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama,
maka untuk memilih prioritasnya dapat menggunakan warna brands
risiko.

Konsekuensi Potensial
Frekuensi/ Catastro
Insignificant Minor Moderate Major
Likelihood pic
1 2 3 4
5
Sangat sering
terjadi
(tiap Sedang Sedang Tinggi Extreme Extreme
mgg/bln)
5
Sering terjadi
(beberapa
Sedang Sedang Tinggi Extreme Extreme
x/thn)
4
Mungkin
terjadi
Rendah Sedang Tinggi Extreme Extreme
(1-2 thn/x)
3
Jarang terjadi
(2-5 thn/x) Rendah Rendah Sedang Tinggi Extreme
2
Sangat jarang
terjadi
Rendah Rendah Sedang Tinggi Extreme
(>5 thn/x)
1

d. Evaluasi risiko
1. Risk ranking
2. Prioritize the risk (memprioritaskan risiko)

13
3. Cost Benefit Analysis (membandingkan biaya
pengurangan risiko dengan biaya yang timbul apabila
terjadi risko).
4. Menentukan apakah risiko diterima atau tidak.

Pada proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan


adalah dampak dari risko tersebut bila benar terjadi:

1) Risiko yang dapaknya besar harus segera ditindaklanjuti


dan mendapat perhatian dari pimpinan.
2) Risiko yang dampaaknya menengah-ringan akan dikelola
oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien bersama
Kepala unit kerja/Instalasi untuk membuat rencana tindak
lanjut dan pengawasan.

Tindakan sesuai tingkat dan Bands Resiko

Level/Brands Tindakan
Ekstrim (sangat Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45
tinggi) hari
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45
High (tinggi) hari, kaji dengan detil dan perlu tindakan segera
serta membutuhkan perhatian top manajemen
Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana
paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan klinis
Moderato (sedang)
sebaiknya menilai dampak terhadap biaya dan
kelola risiko
Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana
Low (rendah) paling lama 1 minggu diselesaikan dengan
prosedur rutin

2. Penanganan Risko/Kelola kasus risiko untuk meminimalkan


kerugian (Risk Control)

14
Perlakuan risiko adalah upaya untuk menyeleksi pilihan yang
dapat mengurangi atau eniadakan dampak sert kemungkinan
terjasi risiko. Perlakuan yang dapat dipilih adalah:

a. Pengendalian
Upaya untuk mengubah risko yang merupakan langkah-
langkah antiipatif yang direncanakan dan dilakukan secara
rutin untuk mengurangi risiko.
b. Penanganan
Langkah yang dambil untuk mengurangi risko jika tindakan
pegendalian belum memadai. Dapat juga bermakna langkah-
langkah yang telah direncanakan dan akan dilakukan apabila
risiko ben-benar terjadi.

Opsi Perlakuan Risiko

Klasifikasi Tingkat Jenis pengendalian


risko
Menghindari 1 Menghentikan kegiatan
2 Tidak melakukan kegiatan
Mengurangi risiko 1 Mambuat kebijakan/SPO
(pembuatan dan pembaruan
prosedur, standar dan check list)
2 Mengganti atau membeli alat
Mengembangkan sistem Informasi
3
pelatihan penyegaran personel,
seminar, pembahasan kasus.
Melaksanakan prosedur
(pengadaan, peraikaan dan
4
pemeliharaan bangunan da
instrumen yang sesuai dengan
persyaratan, pengadaan bahan habis
pakai seuai dengan prosedur dan
persyarata.
Mengurangi risiko 1 Asuransi

15
2 Alih dayakan pekerjaan
Menerima resiko

BAB V
SISTEM PELAPORAN

1. Setiap unit pelayanan melakukan identifikasi risiko setahun sekali


kemudia dikompilasikan oleh Sub Komite Manajemen Resiko.
2. Data risiko dikelola lebih lanjut oleh Komite Mutu dan Keselematan
Pasien
3. Data risiko terkait infeksi diserahkan ke Komite PPI
4. Data risiko non klinis diserahkan kepada Tim K3 RS.
5. Tim Managemen risiko menenukan Prioritas risiko yang ada di
rumah sakit, dan melakukan analisis FMEA. Menyusun desain baru
dan memberikan rekomendasi kepada Kepala.
6. Pelaksanakan design dipantau dengan pengumpulan indikator resiko
oleh PIC data dari masing-masing unit pelayanan.
7. Data dievaluasi setiap tiga bulan sekali.
8. Data tahunan direkapitulasi dan dianalisa untuk dilaporkan kepada
Kepala.

16
BAB VI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Manajer Resiko mengkoordinaskan pendidikan dan pelatihan bagi


manager ruangan dan staf terkait.
2. Mensosialisasikan kepada seluruh staf tentang implementasi
manajemen risiko dalam pelayanan di rumah sakit.

BAB VII

INDIKATOR KEBERHASILAN

Untuk menilai bahwa penurunan risiko bisa dijalankan, ditetapkan


beberapa indikator yaitu :

A. Indikator Keuangan
1. Ketepatan waktu pembayaran insentif
2. Cost recovery

17
B. Indikator Klinis
1. Emergency Respon Tme
2. Penundaan operasi Elektif
3. Kepatuhan jam Visite
4. Angka Ketidaklengkapan surgical safety check list ( dalam
bentuk persentase )
5. Pemberian Aspirin ≤ 24 jam untuk pasien Acute Myocardial
infarction ( Dalam bentuk Persentase )
6. Angka kelengkapan Assesmen awal medis pasien rawat inap
dalam waktu ≤ 24 jam
7. Angka Kepatuhan terhadap CP
8. Angka tidak terpakainya produk darah sesuai dengan permintaan
( dalam bentuk persentase )
9. Pengembalian berkas rekam medis inap 2 X 24 jam ( dalam
bentuk persentase )
10. Angka infeksi jarum suntik / phlebitis ( Ada / tidak )
11. Insfeksi saluran kemih /ISK (Ada/ tidak )
12. Kejadian infeksi Daerah Operasi/ IDO ( Ada / Tidak )
13. Hospital Associated Pneumonia (HAP) ( Ada / Tidak )

C. Indikator Manajemen
a. Angka Maintence alat tepat waktu
b. Linen Hilang
c. Genset Menyala setelah listrik padam ≤ detik ( Ya / Tidak )
d. Pencapaian kepuasan pasien rawat inap hasil ( Ada / Tidak )

D. Indikator kegiatan

a. Kerterlambatan Asuhan Gizi

b. Petugas keamanan bersertifikat pengaman

c. Petugas Keamanan berkeliling kawasan Rumah sakit

d. Waktu lapor hasil tes kritis labor

e. Kepatuhan penggunaan Fornas

f. Kecepatan Respon terhadap Komplain

g. Waktu tunggu rawat jalan

18
BAB VIII

RENCANA KEGIATAN

TUJUAN KEGIATAN HASIL PELAKSANA WAKTU


STRATEGIS (OUTCOME)
Risk Penyusuna Kebijakan Manajemen Des 2018
manajemen rencana dan Panduan RS
sbg bagian kebijakan Manajemen
integral dari strategis Risiko RS
RS tentang Pembentukan
Manajemen Tim Manajemen
risiko Risiko RS

19
Membangun Sosialisasi Staf faham Tim PMKP Maret
kesadaran manajemen tentang (Manajemen 2019
dan resiko manajemen risiko)
kepedulian kepada risiko dan
staf tentang seluruh staf implementasinya
manajemen Laporan KPC
resiko
Pembelajaran Identifikasi Risk register Tim PMKP April
dan risiko di Analisa FMEA (manajemen 2019
pengalaman setiap unit untuk prioritas risiko)
risiko tahun pelayanan risiko
lalu

BAB X.

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dilakukan setiap bulan dengan:

1. Mengumpulkan indikator risiko pada prioritas risiko yang


ditetapkan rumah sakit.
2. Mengumpulkan laporan KPC

Evaluasi dilakukan dengan cara:

1. Audit untuk menelusuri risiko yang terjdi berkaitan dengan


pelayanan menyangkut dokter maupun perawat.
2. Review dilakukan pada kasus sentinel dengan mengembangkan
analisis Cause Root Analysis.

20
Laporan evaluasi pencapaian indikator risiko disusun setiap tri wulan dan
tahunan, dilaporkan kepada Kepala Rumah Sakit Sultan Thaha
Syaifuddin.

BAB X

PENUTUP

Panduan Manajemen Risiko Rumah Sakit Sultan Thaha Syaifuddin


digunakan sebagai acuan upaya meminimalkan risiko yang ada di
Rumah Sakit Sultan Thaha Syaifuddin baik risiko klinis maupun non
klinis, berkaitan dengan proses pelayanan, karyawan maupun sarana dan
prasarana yang tersedia. Apabila dipandang perlu dapat dilakukan revisi
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dengan persetujuan Kepala.

Risiko berkaitan dengan kondisi terjadinya deviasi yang


menyebabkan kerugian. Dalam dunia usaha, kondisi ini senantiasa ada
dan menuntut perhatian manajemen untuk mengelolanya dengan tepat.
Inti pembahasan Manajemen risiko meliputi identifikasi atas risiko yang

21
ada, mengukur beratnya risiko, dan menanganinya dengan pendekatan /
strategi tertentu.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan


terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaianrisiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya
dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi
risiko tertentu.
Manajemen risiko bukanlah sesuatu yang berjalan begitu saja,
melainkan suatu upaya yang sistematik dan terstruktur serta terus
menerus.

22

Anda mungkin juga menyukai