Skenario Kasus
Selamat Jalan Suamiku Tercinta
Seorang wanita yang berumur 30 tahun, terlihat meneteskan airmatanya, waktu ditanya oleh
seorang perawat, dia menjawab bahwa dia baru saja mengalami kehilangan orang yang
terdekat yaitu suaminya yang dulu selalu menemaninya, dia juga mengatakan dan
menyangkal ini terjadi dengan berkata “saya tidak percaya ini terjadi ini tidak mungkin”,
wanita tersebut sambil bercerita sambil meneteskan airmata, wanita tersebut tampak gelisah,
detak jantung cepat. Perawat tersebut mendengarkan dengan baik apa yang diceritakan
wanita tersebut, setelah wanita tersebut bercerita, perawat itu menjelaskan bahwa ini adalah
kehendak Allah SWT dan harus sabar menerima kejadian ini dan menyarankan wanita
tersebut berdo’a sesuai dengan ajaran Islam yang dianutnya.
Analisa Kasus
Daftar Pendapat Anggota Kelompok Tentang Gambar / Istilah Atau Kata Sulit Dalam
Skenario Kasus
1. Kehilangan
2. Gelisah
3. Menyangkal
4. Dianutnya
5. Detak jantung cepat
Jawaban dari istilah kata sulit :
Kehilangan :
Beda pikiran
Tidak ridho
Protes
Tidak singkron
Pikiran berbeda
Sesuatu yang mendadak
Tidak menerima
Pikiran menolak
Yang tidak diterima
Dianutnya :
Tidak normal
Tidak stabil
Dag-dig-dug
Karena sesuatu hal
Pergerakan jantung
Daftar pertanyaan
1. Bagaimana peran perawat menghadapi keluarga pasien yang kehilangan ?
2. Bagaimana menyampaikan pasien yang telah tiada ?
3. Apa saja faktor kehilangan ?
4. Bagaimana cara mengatasi perasaan kehilangan ?
5. Menerapkan konsep islam dalam kehilangan ?
6. Apa yang dibutuhkan oleh orang yang berduka?
7. Dampak kehilangan untuk keluarga ?
1.2.3 Jawaban dari daftar pertanyaan
1. Peran perawat menghadapi keluarga pasien yang kehilangan adalah harus sabar
memberikan penjelasan kepada keluarga dan harus menenangkan keluarga pasien.
2. Menyampaikan pasien yang telah tiada kepada keluarga dengan dijelaskan dari awal
apa-apa yang menyebabkan penyakit tersebut dengan baik dan sopan.
3. Faktor kehilangan adalah sebagai berikut :
– Bisa dari usia
– Jenis kelamin
– Penyakit
– Pendidikan
– Ekonomi
– Lingkungan
– Dukungan keluarga
Learning Objective
Apa itu definisi kehilangan ?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan ?
Apa saja tipe kehilangan ?
Apa definisi berduka ?
Bagaimana peran perawat kepada keluarga yang berduka ?
Bagaimana penerapan konsep islam dalam loss and griefing ?
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Kehilangan
Kehilangan adalah situasi aktual atau potensial ketika sesuatu (orang atau objek) yang
dihargai telah berubah, tidak ada lagi, atau menghilang. (menurut buku kebutuhan dasar
manusia, 2007).
Kehilangan adalah suatu keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. (Menurut Iyus yosep
dalam buku keperawatan jiwa, 2007).
Kehilangan adalah suatu situasi actual mauun potensial yang dapat dialami individu ketika
berpisah dengan sesuatu yan sebelumnya ada baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan. (Menurut kebutuhan dasar
manusia, 2006).
1. Masa kanak-kanak
Saat kehilangan terjadi pada masa kanak-kanak maka akan mengancam kemampuan anak
untuk berkembang dan kadang kala menimbulkan kemunduran, mereka dapat merasa takut,
terabaikan, dan kesepian. Ketika yang meninggalkannya adalah orang yang dia kasihi dan
menjaga mereka selama dia hidup. Contohnya, kedua orang tua yang salah satunya
meningggal.
4. Budaya
Budaya mempengaruhi reaksi individu terhadap kehilangan. Biasanya mengungkapkan
dukacita kerap ditentukan oleh kebiasaan budaya. Contohnya, beberapa kelompok budaya
menghargai dukungan sosial dan ekspresi kehilangan. Dibeberapa kelompok pun ekspresi
berduka dengan meratap, menangis, kepasrahan fisik, dan demonstrasi ekspresi.
5. Keyakinan spiritual
Keyakinan spiritual sangan mempengaruhi reaksi seseorang terhadap kehilangan dan
perilaku yang ditimbulkannya. Sebagian besar kelompok agama memiliki kebiasaan yang
berhubungan dengan menjelang ajal dan sering kali sangat penting bagi klien dan orang
pendukung. Untuk memberikan dukungan pada saat kematian perawat perlu memahami
keyakinan dan praktek tertentu klien.
6. Jenis kelamin
Adanya laki-laki dan perempuan dengan sifat laki-laki sering kali diharapkan untuk
bersikap kuat dan tidak banyak menunjukkan emosi selama berduka, sementara perempuan
diperbolehkan menunjukkan rasa berduka dengan menangis.
8. Sistem pendukung
Orang terdekat individu yang sedang berduka sering kali menjadi orang pertama yang
mengetahui dan memberikan bantuan emosional, fisik, dan fungsional yang dibutuhkan.
Psikologis
Jenis kehilangan ini sifatnya abstrak dan tidak dapat dilihat oleh orang lain. Hanya yang
mengalaminya yang bisa merasakan. Besarnya beban yang dirasakn bergantung pada
beratnya kehilangan atau berartinya objek yang hilang.
Antisipasi
Jenis kehilangan ini sebenarnya dapat diantisipasi meski demikian kebanyakan orang yang
mengalami kondisi tersebut kerap menunjukkan perilaku yang sama seperti orang yang
kehilangan atau berduka walaupun hal tersebut belum terjadi pada mereka. Contohnya,
ketika orang yang mereka cintai menderita sakit terminal.
Definisi Berduka
Berduka merupakan reaksi emosional yang mencakup perasaan didalam dan reaksi
keluar orang yang ditinggalkan. Nama lain dari kehilangan adalah berkabung, diwujudkan
dalam berbagai cara yang unik pada masing – masing orang dan didasarkan pada pengalaman
pribadi, ekspetasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.
Tahap pengingkaran
Ketika keluarga individu yang mengalami kehilangan akan menjadi syok, tidak percaya,
tidak mengerti, atau mengingkari kenyataan bahwa kehilangan benar-benar terjadi. Sebagai
contoh, orang atau keluarga dari orang yang menerima diagnosis terminal akan terus
berupaya mencari informasi tambahan.
Tahap marah
Tahap ini individu menolak kehilangan. Orang yang mengalami kehilangan juga tidak
jarang menunjukkan perilaku agresif, berbicara kasar, menyerang orang lain, menolak
pengobatan, bahkan menuduh dokter atau perawat tidak kompeten. Respon fisik yang sering
terjadi, antara lain muka merah, denyut nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal, dan
seterusnya.
Tahap tawar-menawar
Tahap ini terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadi akibat kehilangan dan
dapat mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau terang-tarangan seolah -olah
kehilangan tersebut dapat dicegah. Individu mungkin berupaya untuk melakukan tawar –
menawar dengan memohon kemurahan Tuhan.
Tahap depresi
Tahap ini pasien sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang-kadang bersikap sangat
penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, rasa tidak berharga, bahkan bisa
muncul keinginan bunuh diri. Gejala fisik yang ditunjukkan, antara lain menolak makan, susah
tidur, letih, turunnya dorongan libido (keinginan atau hasrat)
Tahap penerimaan
Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran yang selalu
berpusat pada objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Individu telah menerima
kenyataan kehilangan yang dialaminya dan mulai memandang kedepan. Gambaran tentang
objek atau orang yang hilang akan mulai dilepaskan secara bertahap dan berupaya
mendapatkan objek yang baru sebagai penguatnya.
Penerapan konsep Islam dalam kehilangan seseorang merupakan ketetapan Allah yang
pasti terjadi pada setiap manusia, hal tersebut harus diterima oleh hati nurani karena dibalik
itu terkandung berbagai hikmah yang dirahasiakan Allah. Oleh karena itu, kita sebagai
seorang mukmin harus senantiasa ridho atas ketetapan Allah.
Sebagai seorang yang berduka kita harus ikhlas dan ridho menerima suatu kehilangan dan
juga membaca innallilahi wa inna ilaihi rajiun. Ketika seorang keluarga mengalami kehilangan
anggota keluarga yang sangat dibutuhkan, dicintai dan seseorang yang selalu baik pada
keluarga / orang lain. Sangatlah pantas untuk dicintai sehingga seseorang merasa kehilangan
kebaikan yang selama ini yang diberikannya selama hidupnya.
Dalam hal ini Nabi SAW mengajurkan agar kita selalu ridha atas apapun yang terjadi
dalam kehidupan ini, supaya mutiara bisa kita dapatkan seiring dengan kesabaran kita.
Sebaiknya kita menjadikan kehilangan itu juga sebagai ketepan Allah SWT . Nabi SAW juga
menyarankan agar kita tidak mencintai sesuatu secara enuh dan membabi buta, sewajarnya
sehingga bila kehilangan tidak begitu merana.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehilangan adalah sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada lagi. Kehilangan
juga merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh individu selam a masa kehidupan dan
cenderung akan berulang kembali walau dalam bentuk yang berbeda. Peristiwa kehilangan
dapat terjadi secara tiba – tiba atau bertahap, bersifat sementara atau menetap. Tipe – tipe
kehilangan meliputi fisik atau actual yaitu orang lain dapat juga merasakan apa yang terjadi
pada orang tersebut, Psikologis yaitu jenis kehilangan ini sifatnya abstrak dan tidak dapat
dilihat oleh orang lain. Hanya yang mengalaminya yang bisa merasakan, antisipasi dapat
diantisipasi meski demikian kebanyakan orang yang mengalami kondisi tersebut kerap
menunjukkan perilaku yang sama seperti orang yang kehilangan atau berduka walaupun hal
tersebut belum terjadi pada mereka. Berduka adalah respon individu atau reaksi emosional
dari kehilangan mencakup pikiran, perasaan, dan perilaku. Berduka merupakan respon
normal pada semua kejadian kehilangan. Dampak berduka dapat terjadi pada anak – anak,
remaja, dewasa, dan lanjut usia.
3.2 Saran
Sebagai seorang perawat profesional kita harus mengetahui tentang perilaku berduka,
mengenai pengaruh berduka dalam perilaku dan memberikan dukungan dalam bentuk
empati agar pada saat nanti saat kita menjadi seorang perawat yang professional kita dapat
memberikan asuhan keperawatan yang semestinya bagi seseorang yang kehilangan dan
berduka.
Daftar Pustaka
Carpenitto, Lynda Juall, dkk. 2013. Buku saku Diagnosis Keperawatan Edisi
13. Jakarta : EGC
Dalami, Ermawati, dkk. 2009. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Trans Info
Media
Fitria, Nita, dkk. 2013. Buku Laporan Pendahuluan Tentang Masalah
Psikososial. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Iklan Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Cari
KHAIRUNNISA
Hello^^
MY HOME
anyeongg^^
MEMBACA DAN MENULIS!!
MY LIBRARY
My World
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31
Juli 2019