PEDOMAN
PENGELOLAAN PERALATAN KESEHATAN
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
2015
KATA PENGANTAR
Buku pedoman ini disusun berdasarkan referensi yang diterbitkan oleh World Health
Organization (WHO) dan buku referensi lain, serta mengikutsertakan tim yang yang
berasal dari Organisasi Profesi Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia
(IKATEMI), perwakilan dari beberapa rumah sakit di Jakarta dan Bandung.
Pada buku pedoman ini dibahas mengenai siklus peralatan kesehatan, yaitu
preM market dan postMmarket. Pengelolaan pada buku pedoman ini adalah pada
siklus postMmarket dimulai dari perencanaan dan pengadaan, penerimaan dan
instalasi, pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan, postMmarket
surveillance, dekontaminasi, penarikan dan penghapusan.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak atas kesediaan memberikan
masukan, sumbangsih waktu, pikiran dan tenaga yang tercurah sehingga buku
pedoman ini dapat diselesaikan. Semoga pedoman ini bermanfaat, utamanya dalam
upaya meningkatkan kualitas peralatan kesehatan di rumah sakit.
Jakarta,Nopember 2015
i
Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
PENYUSUN
KONTRIBUTOR
PENYUSUN
KONTRIBUTOR
iii
BAB VIII PENARIKAN (RECALL) DAN PENGHAPUSAN PERALATAN MEDIS
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN M LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gambar 1.1. Siklus Alat Kesehatan1
1
WHO, Medical Device Regulations, Global Overview and Guiding Principles, Genewa, 2003
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 Maksud
Maksud penyusunan “Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan” ini adalah memberi acuan langkah dan tindakan yang
diperlukan dalam pengelolaan peralatan kesehatan mulai dari perencanaan,
pengadaan, instalasi dan penerimaan, penggunaan, pemeliharaan dan
penghapusan.
1.2.2 Tujuan
1.3 SASARAN
Sasaran dari penyusunan pedoman ini adalah :
1. Penanggung jawab program penyediaan peralatan kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat.
2. Penanggung jawab program pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat.
3. Perencana peralatan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi dan Pusat.
4. Perencana peralatan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
5. Pihak manajemen rumah sakit, melakukan pengelolaan peralatan, penangggung
jawab unit pelayanan/instansi, tenaga operator/pengguna alat, teknisi pelaksana
pemeliharaan/elektromedis.
6. Produsen dan penyalur peralatan kesehatan yang diharapkan memahami alur
pengelolaan peralatan kesehatan, sehingga dapat menyediakan peralatan
kesehatan yang bermutu, aman dan laik pakai.
1.5 KEBIJAKAN
1. UU No. 36 thn 2009 tentang Kesehatan.
2. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan.
4. Permenkes No. 363 tahun 1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2351/MENKES/PER/2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1189/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Produksi Alat Kesehatan dan perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1190/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin
Edar Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Penyaluran Alat Kesehatan.
9. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8/2011 tentang
Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat SinarMX Radiologi Diagnostik
dan Intervension.
10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 9/2011 tentang Uji
Kesesuaian Pesawat SinarMx Radiologi Diagnostik dan Intervensional
11. Keputusan Menteri Kesehatan No. 394 tahun 2001 tentang Institusi Penguji
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1184/MENKES/PER/X/2004 tentang
Pengamanan Alat Kesehatan dan Perbekalan Rumah Tangga
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/XI/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
1.6 PENGERTIAN
2
WHO, Medical Equipment Program maintenance Overview, 2011
3
Undang@undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Analisa untuk menentukan jenis dan teknologi peralatan kesehatan yang
dipilih di antara beberapa pilihan teknologi peralatan kesehatan untuk memenuhi
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
1.6.4 Pemeliharaan
Suatu rangkaian kegiatan baik preventif maupun korektif yang dilakukan
untuk menjaga peralatan medis bermutu, aman dan laik pakai.
1.6.5 DePcommissioning/Penghapusan
Tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang dengan
menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
Pengguna dan atau Kuasa Pengguna Barang dan atau Pengelola Barang dari
tanggung jawab administrasi dan fisik barang yang berada dalam penguasaannya.
1.6.6 Pengujian
Keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran satu
atau lebih sifat, karakteristik dari suatu produk, proses, output untuk
membandingkan hasil pengujian dari alat ukur dengan standar untuk satuan ukuran
yang sesuai guna menetapkan sifat ukurnya atau menentukan besaran atau
kesalahan pengukuran.
1.6.7 Kalibrasi
Kalibrasi adalah memastikan hubungan antara besaran yang ditunjukkan oleh
suatu alat ukur atau sistem pengukuran atau besaran yang diabadikan pada suatu
bahan ukur dengan besaran yang sebenarnya dari besaran yang diukur.
1.6.13 Recall
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada suatu
peralatan kesehatan, bila tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku atau dapat
menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya. Suatu produk yang ditarik dari
peredaran, akan diteliti ulang oleh produsen sehingga dapat ditentukan apakah
produk tersebut akan diperbaiki atau di musnahkan.
1.6.18 PraPinstalasi
Penyiapan material dan kelengkapan yang dibutuhkan untuk instalasi alat.
1.6.21 Spesifikasi
Data yang menguraikan kemampuan, kapasitas, teknologi, sistem, fungsi,
aksesori, keselamatan dan aspek teknis lainnya dari suatu alat.
1.6.22 Penyedia/Rekanan
Perusahaan yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk
melaksanakan pengadaan barang dan jasa. Perusahaan tersebut tidak harus
menjadi agen peralatan tetapi mendapat dukungan dari agen tunggal peralatan.
1.6.23 Sertifikat Pengujian (Test Certificate) dari pabrik
Sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat alat sebagai bukti bahwa alat
yang diproduksi telah lulus pengujian pabrik, meliputi : keluaran (output), fungsi dan
keselamatan.
1.6.28 Aksesori
Kelengkapan standar yang secara fungsi tidak dapat dipisahkan dan harus
lengkap pada saat penyerahan peralatan.
1.6.30 Sarana
Bangunan/ruangan yang diperlukan untuk penempatan dan instalasi alat.
1.6.31 Prasarana
Prasarana Kesehatan adalah benda maupun jaringan/instalasi yang membuat
suatu bangunan/ruangan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan bisa berfungsi
dengan tujuan yang diharapkan.
1.6.32 Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan/atau menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan dan ruang melalui
pembersihan, desinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
1.6.33 Pembersihan
Sebuah proses yang secara fisik menghilangkan mikroorganisma dan
bahan organik tapi tidak selalu menghancurkan sama sekali. Pengurangan
kontaminasi mikroorganisma tergantung pada banyak faktor, termasuk efektivitas
dari proses pembersihan. Pembersihan penting dilakukan agar proses disinfeksi
atau sterilisasi efektif.
1.6.34 Desinfeksi
Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah
mikroorganisme pathogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan fisik
dan kimiawi dengan menggunakan cairan desinfektan.
1.6.35 Desinfektan
Desinfektan adalah obat pembasmi kuman penyakit atau bahan kimia
bersifat toksik yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi dan memiliki
kemampuan membunuh mikroorganisme.
1.6.36 Sterilisasi
Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme
termasuk endospora dengan cara fisik dan kimiawi dengan menggunakan alat
sterilisator
1.6.37 Kontaminasi
Adanya zat pengotor atau pencemaran benda mati atau material hidup yang
merupakan bahan berbahaya, yang tidak diinginkan yang berpotensi menular atau
lainnya. Kemungkinan besar berupa bahan organik dan zat menular, juga dapat
berupa zatMzat yang tidak diinginkan lainnya misalnya residu kimia, bahan radioaktif,
produk degradasi, bahan kemasan dll. Kontaminasi tersebut menyebabkan
pengaruh yang merugikan fungsi perangkat kesehatan dan dapat ditularkan ke
orang selama pemrosesan, penggunaan atau penyimpanan peralatan kesehatan.
2.3. PERENCANAAN
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan kebutuhan terkait jenis,
spesifikasi dan jumlah peralatan medis sesuai dengan kemampuan
pelayanan/klasifikasi rumah sakit, beban pelayanan, perkembangan teknologi
kesehatan, sumber daya manusia yang mengoperasikan dan memelihara sarana
dan prasarana. Perencanaan kebutuhan peralatan sangat bermanfaat untuk
penyediaan anggaran, pelaksanaan pengadaan peralatan medis secara efektif,
efisien dan prosesnya dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun contoh perhitungan peralatan medis untuk pemenuhan sesuai standar dapat
dilihat pada lampiran A.2.
Dalam penilaian teknologi peralatan perlu dipertimbangkan juga Life cycle cost
(LCC) sebagai salah satu instrument penilaian, selain Ijin Edar perlu diperhatikan
adanya persetujuan Food and Drug Administration (FDA) dari Amerika Serikat,
Conformité Européenne (CE) dari Uni Eropa.
Life cycle cost (LCC) adalah total biaya keseluruhan peralatan, termasuk biaya
pembelian, pengoperasian, pemeliharaan, pengalihan dan/atau penghapusan. LCC
adalah total perkiraan biaya dari awal sampai penghapusan, yang dihitung melalui
biaya per tahun serta memperhatikan nilai waktu dari uang.
Tujuan LCC analisis adalah pendekatan memilih biaya yang paling efektif dari
serangkaian alternatif untuk menekan biaya pada jangka waktu tertentu peralatan.
LCC merupakan model ekonomi selama masa dari peralatan tersebut dipakai,
dipelihara, dihapus, biasanya sebesar 2M20 kali lebih besar dari biaya
pengadaan awal. Keseimbangan antara unsurMunsur biaya dicapai ketika
total LCC bisa diminimalkan.
LCC membantu :
1. Bagian perencanaan, yang ingin meminimalkan biaya modal
2. Bagian Pemeliharaan, yang ingin meminimalkan lamanya perbaikan
3. Pengguna, yang ingin memaksimalkan waktu operasional peralatan dan
menghindari kegagalan/insiden peralatan
4. Bagian Keuangan, yang ingin memaksimalkan Net Present Value (NPV, Selisih
antara penerimaan dengan pengeluaran / biaya selama umur investasi)
5. Pemilik Rumah Sakit, yang ingin meningkatkan pendapatan
2.1.2. Penganggaran
1. Tingkat utilitas
Merupakan tingkat penggunaan atau pemakaian peralatan medis pada
pelayanan. Hal ini terkait dengan terhadap banyaknya kebutuhan peralatan
tersebut sehingga akan berpengaruh pada tingkat pelayanan dan penghasilan
dari rumah sakit
2. Brand Image rumah sakit
Beberapa peralatan medis dapat diasosiakan terhadap pencitraan yang positif
oleh masyarakat. Peralatan medis dengan jenis tertentu, canggih dan peralatan
dengan teknologi terkini diyakini dapat mendorong nilai jual (marketable) seperti
CTMScan, MRI, USG 4 Dimensi, dll.
3. Pelayanan unggulan
Setiap rumah sakit pasti memiliki program pelayanan unggulan yang merupakan
suatu kelebihan dibanding dengan rumah sakit lainnya. Pelayanan unggulan
tersebut haruslah didukung dengan ketersedian peralatan medis yang sesuai
dengan tuntutan pelayanan unggulan.
4. Peralatan Life support
Merupakan peralatan yang menopang hidup pasien, tanpa peralatan ini pasien
akan berdampak pada kematian misalanya peralatan bantu pernapasan (alat
resusitasi, ventilator, Mesin Anaesthesi), baby incubator, Peralatan kriteria ini
haruslah selalu tersedia oleh rumah sakit karena sangat terkait dengan
keselamatan pasien
5. Kesiapan bangunan/ruangan dan prasarana.
Beberapa peralatan medis di rumah sakit memerlukan ruangan/tempat khusus
dalam operasionalnya. Bangunan/ruangan tempat peralatan medis berada harus
sudah dipersiapkan dan didesain sedemikian rupa serta dilengkapi dengan
prasarana seperti listrik, air, gas medik, pembumian, sistem komunikasi, dan lainM
lain sesuai persyaratan. Hal ini agar pelayanan kesehatan dapat dilakukan
dengan baik serta untuk keamanan petugas, pasien serta masyarakat dari risiko
peralatan medis, bahaya getaran, panas, bising atau radiasi.
Generic
standards
and
examples
Level of care
Clinical practice guidelines
Medical device lists
....
Prioritisation
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau Owners Estimate (OE) adalah harga barang
dan/atau jasa yang dikalkulasi secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat
dipertanggung jawabkan meliputi:5
a) Harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa dilokasi barang/jasa
diproduksi/diserahkan/ dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya Pengadaan
Barang/Jasak
b) informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat
Statistik (BPS)k
c) informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan
sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkank
d) daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggalk
e) biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biayak
Terdiri dari 3 tahap yaitu pemeriksaan fisik peralatan medis setelah diinstalasi
bagi peralatan medis yang mensyaratkan instalasi, uji fungsi dan uji coba disertai
pelatihan bagi pengguna dan teknisi. Hasil penerimaan peralatan kesehatan
dituangkan dalam berita acara penerimaan peralatan medis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3.1 INSTALASI
Instalasi peralaan harus mengacu pada petunjuk instalasi dan gambar instalasi
dari pabrik pembuat/distributor.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada waktu instalasi alat adalah sebagai
berikut:
1. Tidak menggangu kegiatan pelayanan di rumah sakit atau instansi kesehatan
lainnya.
2. Instalasi dilakukan oleh tenaga yang profesional dan ahli di bidangnya.
3. Kerusakan pada gedung, kelengkapan dan atau material praMinstalasi yang
diakibatkan oleh instalasi alat harus diperbaiki oleh pemasok/penyedia sehingga
kembali ke keadaan semula.
4. Pada pelaksanaan instalasi, teknisi pemasok/penyedia harus mengikutsertakan
teknisi rumah sakit/fasilitas pelayanan kesehatan sebagai upaya alih teknologi.
3.2 PENERIMAAN
Penerimaan peralatan medis/komisioning adalah proses melalui proses
penerimaan secara fisik dan administratif, uji fungsi dan uji coba untuk memastikan
bahwa peralatan medis itu sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak, berfungsi
dengan baik sebelum digunakan dalam rangka menjamin tersedianya peralatan
medis yang bermutu, aman dan laik pakai.
Terdiri dari 3 tahap yaitu pemeriksaan fisik peralatan medis setelah diinstalasi
bagi peralatan medis yang mensyaratkan instalasi, uji fungsi dan uji coba disertai
pelatihan bagi pengguna dan teknisi. Hasil penerimaan peralatan medis dituangkan
dalam berita acara penerimaan peralatan medis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Peralatan yang diterima harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
telah selesai diinstalasi
telah dilakukan pemeriksaan fisik, instalasi dan uji fungsi
telah melewati masa uji coba dengan hasil baik
telah melewati masa pemeliharaan peralatan sesuai program
1) Pemeriksaan Fisik
Kegiatan yang meliputi penilaian fisik alat, kelengkapan alat. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk mengecek kesesuaian :
M Merk, tipe/model, jumlah M
BagianMbagian alat
M Aksesori yang dipesan
M Kelengkapan dokumen teknis yang terdiri dari :
1) Certificate of Origin
2) Test Certificate
3) Manual (operation, service, installation, wiring/schematic diagram)
6
Perpres 70 Tahun 2012
2) Uji Fungsi
Uji fungsi dilakukan untuk mengetahui kinerja alat sesuai dengan yang
diharapkan atau sesuai dengan standard keamanan dan standard dari pabrikan.
Pelaksanaan uji fungsi sebagai berikut :
a. Pemeriksaan fungsi komponen/bagian alat (tombol, saklar, indikator, putaran
motor, pengereman, dll)
b. Kinerja output
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap hasil keluaran dari alat (missal:
XMray, temperature, putaran, energy, daya hisap, sistem perekaman, dll).
Pada pengujian keluaran ini, supplier harus melakukan pengukuran, dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai dengan keluaran yang dihasilkan setiap
jenis alat.
c. Pengujian aspek keselamatan, meliputi :
M Arus bocor
M Impedansi kabel pembumian
M Nilai tahanan hubungan pembumian
M Radiasi bocor dan paparan radiasi
M Anaesthesia gas scavenging sistem
M Kesetimbangan/balancing
M Sistem pengamanan tertentu
Nilai ambang batas parameter keselamatan dapat dilihat pada lampiran A.5.
Dalam pelaksanaan uji fungsi pihak penyedia haruslah menyediakan
bahan operasional yang diperlukan untuk uji fungsi
alat ukur yang diperlukan dan
tenaga ahli yang mampu untuk melakukan uji fungsi dan peragaan alat.
4) Uji Coba
Uji coba adalah kegiatan pengujian peralatan dengan melakukan penggunaan
langsung pada pasien yang dilaksanakan setelah melalui proses uji fungsi
dengan baik. Uji coba dilaksanakan oleh operator yang telah dilatih untuk
mebiasakan penggunaan alat sesuai prosedur kerjanya dalam waktu tertentu
atau berdasarkan jumlah pemakaian.
Setelah uji fungsi alat mulai tahap masa pemeliharaan. Pemeliharaan yang
dimaksud terdiri dari pemeliharaan berkala dan panggilan setiap saat (on call
service), yaitu dalam keadaan mendesak teknisi penyedia/distributor harus bersedia
melakukan perbaikan setiap saat selama masa pemeliharaan.
Unit pelayanan yang mengelola alat harus menyiapkan bahan operasional bagi
setiap alat. Sehingga pengoperasian alat dapat dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Pemeliharaan peralatan medis dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu 7
Inspeksi dan pemeliharaan preventif (IPM)
pemeliharaan korektif / Corrective Maintenance (CM)
7
WHO, Medical Equipment Program maintenance Overview, 2011
pemeliharaan korektif, atau kalibrasi, tetapi juga dapat dilakukan tersendiri yang
dijadwalkan pada interval tertentu.
Penggunaan prosedur yang benar dan tepat untuk pemeliharaan peralatan akan
dapat meningkatkan meningkatkan kinerja peralatan yang handal dan benar
berfungsi baik. Prosedur yang digunakan dalam melakukan kegiatan IPM harus
dilakukan sebelum pelaksanaan inspeksi atau pekerjaan pemeliharaan melalui
kajian yang cermat dari setiap jenis peralatan (atau model).
Kebanyakan prosedur IPM yang dilengkapi oleh tenaga teknik dari bagian
Elektromedik/IPSRS. Dalam beberapa kasus, bagaimanapun, tugasMtugas yang rutin
dan mudah untuk dilaksanakan, diselesaikan oleh pengguna. Hal ini menghemat
waktu untuk personil teknis dalam melakukan tugasMtugas teknis yang
lebih kompleks dan kritis dan juga membuat pengguna mempunyai perasaan
memiliki.
Ketika pada saat kegiatan IPM terdapat masalah pada peralatan, perbaikan
peralatan tersebut dapat dijadwalkan untuk dilakukan perbaikan tanpa mengganggu
kegiatan IPM yang dilakukan, atau perbaikan tersebut dapat diselesaikan sebagai
dari bagian proses IPM. Jika kegiatan IPM atau perbaikan terkait tidak dapat
diselesaikan dalam perioda yang telah ditentukan sebelumnya, permintaan surat
perintah perbaikan/pemeliharaan (work order) harus tetap ada, dan petugas
pemelihara harus memeriksa atau memperbaiki peralatan secepat mungkin.
Peralatan medis yang memiliki prioritas yang lebih tinggi yang sebelumnya tidak
dilakukan kegiatan IPM pada periode sebelumnya, harus dilakukan terlebih dahulu.
Semua peralatan termasuk dalam program ini diperiksa dan diuji sebelum
penggunaan awal dan pada interval yang ditetapkan, biasanya disebut sebagai
perawatan pencegahan (PM).
Frekuensi Inspeksi :
A = Annual (Dilakukan 1 tahun sekali)
S = SemiMannual (Dilakukan 6 bulan
sekali) T = ThreeMyearly (Dilakukan 4 bulan
sekali)
Sangat penting untuk memilih tingkat pemeliharaan yang sesuai untuk setiap
situasi. Ini tergantung pada ketersediaan sumber daya keuangan, fisik dan manusia
serta pada tingkat kepentingan permintaan perbaikan tertentu. Untuk kasus dengan
8
WHO, Medical Equipment Program maintenance Overview, 2011
prioritas yang tinggi, misalnya, perbaikan tingkat peralatan atau sistem mungkin
lebih dipilih. Jika lebih banyak waktu tersedia, perbaikan tingkat modul atau
komponen mungkin layak dilakukan. Jika perbaikan tingkat komponen yang
diusulkan, mungkin diperlukan penggantian blok/bagian. Untuk pendekatan ini, ada
beberapa pilihan yang dapat diambil. Penggantian dapat dilakukan pada bagian
khusus dari produsen, pada bagian dengan spesifikasi yang sama atau lebih tinggi
(sekering misalnya), atau dengan menggunakan suku cadang bekas dari peralatan
yang nonMfungsional (hanya setelah penilaian risiko menyeluruh dan ijin dari Kepala
Elektromedis/IPSRS) dan perlu dilakukan pengujian/kalibrasi dari pihak BPFK atau
pihak lain yang kompeten.
Selanjutnya, staf elektromedik harus bekerja dengan staf IPSRS lainya untuk
memastikan bahwa generator cadangan fungsional bekerja baik dan bahwa
peralihan ke sumber daya tambahan disetel di bawah 10 detik. Alternatif lain
mungkin untuk memilih dan membeli peralatan yang dioperasikan dengan baterai.
Ketika mempertimbangkan untuk memperoleh peralatan baru, juga penting untuk
staf elektromedik untuk memastikan bahwa sistem daya listrik akan mampu
mendukungnya.
Aspek yang unik dari lingkungan fisik, seperti suhu tinggi dan kelembapan,
dapat berpengaruh buruk pada peralatan medis yang dirancang untuk digunakan di
daerah beriklim sedang atau lingkungan terkendali.
Usia dan kondisi dari fasilitas layanan kesehatan juga mungkin memainkan
peran dalam kegagalan peralatan medis. Seiring waktu, sistem utilitas akan
menurunkan dan mungkin menjadi kelebihan beban dan / atau ketinggalan jaman.
Fasilitas yang lebih tua pasti telah dibangun berdasarkan standar yang lebih tua.
Bahkan fasilitas barupun mungkin tidak memenuhi semua standar yang berlaku,
oleh karena itu, perlu dikaji kesiapan infrastruktur utilitas untuk memastikan fasilitas
tersebut berfungsi secara memadai.
Untuk kegiatan IPM, teknisi biasanya memiliki daftar rinci untuk diikuti guna
merekam hasil. Memiliki checklist seperti itu juga berfungsi sebagai pengingat untuk
setiap langkah dalam proses IPM dan dengan demikian membantu menghindari
terlampaui atau dalam menghadap langkahMlangkah tertentu. Merekam pengukuran
dan mendokumentasikan hasil akhir (baik dengan pernyataan ‘laik/tidak laik’ atau
dengan skoring) membantu dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan di masa
depan, termasuk perbaikan. Untuk kegiatan perbaikan, teknisi mencatat tindakan
apa yang telah diambil, termasuk waktu dan biaya untuk tindakan tersebut.
Kalibrasi alat kesehatan bertujuan untuk menjaga kondisi alat kesehatan agar
tetap sesuai dengan 45upplier besaran pada spesifikasinya. Dengan adanya
kalibrasi maka akurasi, ketelitian dan keamanan alat kesehatan dapat dijamin sesuai
besaranMbesaran yang tertera/diabadikan pada alat kesehatan yang bersangkutan9.
9
Permenkes Nomor 363 Tahun 1998
e. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun sertifikat dan tanda
masi berlaku.
f. Atau jika tanda laik pakai pada alat kesehatan tersebut hilang atau rusak,
sehingga tidak dapat memberikan informasi yang sebenarnya.
Alat kesehatan yang tidak lulus kalibrasi dan/atau uji akan mendapatkan Tanda
Tidak Laik Pakai dan tidak boleh digunakan di pelayanan.
Sertifikat, Tanda Laik Pakai dan Tanda Tidak Laik Pakai dikeluarkan oleh
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan, Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan
institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
10
Caroline Temple-Bird, How to Manage’ Series for Healthcare Technology, Ziken International Consultants
Ltd, Lewes, UK
MMEL membutuhkan beberapa data sebagai dasar perhitungan batas
maksimum biaya pemeliharaan, yaitu usia teknis dan harga pengganti dan MEL
Factor.
Perhitungan MMEL dilakukan sebagai berikut.
M Pastikan Usia Pakai, Usia Teknis dan Harga Pengganti alat kesehatan
tersebut.
M Usia Pakai dihitung sejak alat kesehatan tersebut digunakan sampai saat
perhitungan dilakukan dan Harga Pengganti adalah harga alat kesehatan saat
perhitungan dilakukan dengan spesifikasi setara.
M Tentukan sisa usia manfaat alat kesehatan tersebut.
Sisa Usia Manfaat = Usia Teknis – Usia Pakai.
M Hitung Persentasi Manfaat.
M Tentukan MEL Faktor, berikut adalah MEL Faktor yang disusun oleh Logistik
Tentara Amerika dan di kutip oleh American Hospital Association.
Furniture Rumah Sakit : 80%
Peralatan Listrik Dasar : 80%
Peralatan Mekanik Dasar : 80%
Peralatan Listrikmekanik dasar : 80%
Peralatan Khusus : 90%
M Hitung dengan menggunakan rumus :
MMEL = (MEL Faktor) x (Persentasi Usia Manfaat) x (Harga Pengganti)
Contoh Perhitungan :
Sebuah alat Defibrillator yang mulai digunakan sejak tahun 2003 dengan Usia
Teknis adalah 8 tahun atau 16.064 Jam, mengalami kerusakan pada tahun
2008 dengan usia pakai adalah 5 tahun atau 9.480 Jam. Hitunglah biaya
maksimum perbaikan alat Defibrilator tersebut, jika harga pengganti dengan
spesifikasi yang sama adalah Rp. 78.000.000,M
Jawab :
Sisa Usia Manfaat Defibrilator : Usia Teknis – Usia Pakai =16.064 – 9.480 =
5.584 Jam.
Sisa Usia Manfaat
Persentasi Manfaat =
Usia Teknis
5.584 Jam
% Manfaat = 40,99 %
= 16.64 Jam
Inventori peralatan medis merupakan data detil peralatan medis yang berkaian
dengan aspek tenis maupun administrasi setiap tipe/model peralatan medis.
Inventori harus selalu dikelola/update sehingga data yang terdapat dalam inventori
merupakan kondisi terkini .
Inventori dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1. Technical assessment, merek dan tipe peralatan beserta jumlah dan status
kondisi peralatan.
2. Memberikan informasi dasar untuk pengelolaan aset, termasuk membantu
penjadwalan pemeliharaan preventif, penelusuran pemeliharaan, perbaikan, dan
penarikan kembali/recall.
3. Memberikan infomasi keuangan guna mendukungan penilaian budget dan
ekonomi.
Inventarisasi dari data tersebut bersifat relasional antar data/form sehingga lebih
mudah dalam melakukan penelusuran data.
Tabel 6.1 – Contoh data inventori
N Item Keterangan
o
1 Kode Nomor kode alat, dapat menggunakan kode
inventaris, tetapi disarankan memiliki kode tersendiri
agar lebih
memudahkan dalam inventarisasi
2 Merek/Tipe Merek dan tipe dari peralatan medis
3 Pabrikan/Distributor Nama Pabrikan atau distributor yang mengageni
peralatan tersebut, termasuk alamat, email dan
kontak
person
4 Serial Number Kode unik setiap item peralatan (dikeluarkan oleh
pabrikan), pada umunya tertera pada peralatan
5 Lokasi Tempat peralatan tersebut digunakan di pelayanan
(Departmen/bagian/ruangan)
6 Kondisi Kondisi peralatan( Baik, rusak ringan, rusak berat)
7 Power requirement Kebutuhan akan sumber listrik berupa tegangan (220
V,
110V) atau power consumption (watt)
8 Data inventori updated Tanggal terkair updating data
9 Harga pembelian Nila rupiah peralatan pada saat pembelian
1 Tanggal pengadaan Tanggal (bulan/tahun) pengadaan
0
1 Masa Garansi Tanggal berakhirnya waktu garansi
1
1 Tanggal penerimaan Tanggal dilakukanya penerimaan alat (instalasi, uji
2 fungsi dan uji coba)
1 Usia teknis Batas usia yang diharapkan dapat digunakan di
3 pelayanan (tahun/jam/paparn)
Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kod Nam Jeni Merek/Tip S/ Pabrika Us Distribut Tangg Tangga Loka Kondi Petuga Harg
e a s e N n ia or/ al l si si s a
Peralat Tek Suplie Pengada Penerima pemelih
an nis r an an ara
55
Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
6.3 ASPAK
ASPAK merupakan aplikasi web based sistem informasi data sarana,
prasarana dan peralatan kesehatan secara on*line. Dengan ASPAK dimungkin
sarana pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit milik pemerintah dapat
menyimpan data SPA secara langsung di server ASPAK sehingga monitoring data
peralatan kesehatan dapat dengan cepat dilakukan. ASPAK dapat diakses secara
lagsung di alamat www.aspak.buk.depkes.go.id atau melalui situs
www.buk.depkes.go.id.
1. Data umum, mencakup data umum sarana pelayanan kesehatan yaitu alamat,
telp, kapasitas, kelas rumah sakit, status akreditasi, dll.
56
2. Data Sarana, mencakup data dan kondisi gedung berdasarkan pelayanan
kesehatan yang dilayani
3. Data Prasarana, mencakup data prasarana pelayana kesehatan seperti data
pengelolaan limbah, sumber listrik, air, dll.
4. Data peralatan kesehatan yang mencakup jumlah, kondisi peralatan kesehatan.
7.2 VIGILANCE
1 Informasi Administrasi
Penerima Laporan Nama, Jabatan, Tanda Tangan,
Badan Berkompeten yang Stempel (~ 60 x 40 mm)
ditunjuk pemerintah
Tanggal laporan
Nomor Surat Laporan dari pabrikan
Tipe laporan
o Laporan awal
o Laporan tindak lanjut dari laporan sebelumnya
o Kombinasi laporan awal dan akhir
o Laporan akhir
Apakah insiden tersebut menyebabkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat
yang serius?
o Ya
o Tidak
Klasifikasi insiden
o kematian
o kerusakan serius yang tidak terduga yang menyebabkan kemunduran keadaan
kesehatan
o sama seperti laporan insiden sebelumnya
2 Informasi Penyedia Alat Kesehatan
Status Penyedia Alat
o Pabrikan
o Penyalur Alat Kesehatan
o Rekanan
3 Informasi Pabrikan
Nama Pabrikan
Kontak Person Pabrikan
Alamat
Kode Pos Kota
Telepon Fax
EWmail Negara
4 Informasi Penyalur Alat Kesehatan / Agen Tunggal
Nama Penyalur Alat Kesehatan
Kontak Person Penyalur Alat Kesehatan
Alamat
Kode Pos Kota
Telepon Fax
EWmail Negara
5 Informasi Penyedia Alat Kesehatan
NamaPenyedia Alat Kesehatan
Nama Kontak person
Alamat
Kode Pos Kota
Telepon Fax
EWmail Negara 2)
6 Informasi peralatan medis
Kelas
o Peralatan medis Kelas III
o Peralatan medis Kelas IIb
o Peralatan medis Kelas IIa
o Peralatan medis Kelas I
Sistem Nomenklatur (lebih baik GMDN)
Kode Nomenklatur
Penamaan Nomenklatur
Nama komersial/ merek
Nomor Model Nomor Katalog
Nomor Seri (jika ada) Nomor Lot/batch (jika ada)
Nomor Versi Software (jika ada)
Tanggal diproduksi, Tanggal Kadaluarsa
Tanggal Pemasangan Implan (jika alat Tanggal Masa Berlaku Implant (jika alat
kesehatan berbentuk Implan) kesehatan berbentuk Implan)
Aksesori/ alat terkait (jika ada)
Nomor ID Notified Body (NB)
7 Informasi Insiden
Nomor laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan (jika ada)
Tanggal ditanggapinya insiden oleh pabrikan
Tanggal terjadi insiden
Narasi deskripsi insiden
Jumlah pasien terkena Jumlah peralatan medis yang mengalami
insiden
Lokasi terjadinya insiden
Yang mengoperasikan Peralatan
medis pada saat terjadi insiden (pilih
satu) o pasien
o Tenaga Kesehatan
o LainWlain
Pemakaian Peralatan medis (pilih
dari daftar di bawah ini) o Penggunaan kembali dari peralatan
o awal penggunaan medis sekali pakai
o penggunaan kembali perangkat o Alat yang diservice ulang/dirakit
medis dapat digunakan kembali o catatan masalah
o LainWlain (sebutkan) penggunaan sebelumnya
8 Informasi Pasien
Kondisi pasien setelah insiden
Tindakan yang diambil oleh fasilitas pelayanan kesehatan terhadap pasien yang terkena
insiden
Umur pasien pada waktu insiden
Jenis kelamin, jika berlaku
o Wanita o Pria
Berat dalam kg
9 Informasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Nama fasilitas Pelayanan Kesehatan
Kontak person fasilitas pelayanan kesehatan
Alamat
Kode Pos Kota
Telepon Fax
EWmail Negara
10 Tanggapan dari Pabrikan (Laporan Awal/ Tindak Lanjut)
Suatu kekurangan pada produk alat kesehatan baik pada kualitas maupun
keamanan sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi atau tujuannya, dapat
menyebabkan gangguan bahkan kegagalan dalam pelayanaan kesehatan yang
berdampak pada gangguan kesehatan bahkan kematian. Jika kekurangan tersebut
diketahui setelah dipasarkan atau digunakan konsumen, maka produk bersangkutan
akan ditarik oleh perusahaan yang bertanggung jawab terhadap peredaran alat
tersebut.
Recall adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada
suatu peralatan medis, bila tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku atau dapat
menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya. Suatu produk yang ditarik dari
peredaran, akan diteliti ulang oleh produsen sehingga dapat ditentukan apakah
produk tersebut akan diperbaiki atau di musnahkan.
Peralatan medis yang dimiliki oleh institusi pemerintah adalah kekayaan negara,
karena itu peralatan medis dicatat pada akuntansi kekayaan negara. Setiap
penambahan peralatan medis yang memenuhi persyaratan akutansi, akan
menambah kekayaan negara demikian juga pada saat pengurangan peralatan
medis, akan mengurangi kekayaan negara.
Pengurangan kekayaan negara dapat dilakukan dengan melakukan penghapusan
peralatan medis dari daftar kekayaan negara yang harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Kebutuha Kekura
N Jenis Jumla
n n
o Alat h
Standar gan
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Keterangan
Kolom 1 : Jelas.
Kolom 2 : Jenis peralatan medis yang dimiliki per unit pelayanan.
Kolom 3 : Jumlah peralatan medis yang dimiliki berdasarkan kolom 2.
Kolom 4 : Jumlah peralatan medis sesuai kemampuan layanan
berdasarkan klasifikasi rumah sakit.
Kolom 5 : Kolom 4 dikurangi Kolom 3.
Kondisi
N Jenis Alat J KBT K
o m H R
l Ba R R R
ik R S B
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Keterangan :
Kolom 1 Jelas
Kolom 2 : Jenis peralatan medis yang dimiliki.
Kolom 3 : Jumlah peralatan medis yang dimiliki.
Kolom 4 : Jumlah peralatan medis kondisi baik.
Kolom 5 : Jumlah peralatan medis kondisi rusak ringan.
Kolom 6 : Jumlah peralatan medis kondisi rusak sedang.
Kolom 7 : Jumlah peralatan medis kondisi rusak berat.
Kolom 8 : Jumlah kebutuhan untuk penggantian peralatan dengan
kondisi rusak berat dan atau rusak sedang.
Kolom 9 Jumlah kebutuhan pemenuhan kekurangan diperoleh dari
kolom 3 dikurangi kolom 8.
Kapasitas Kebutuh
N Jenis Alat Jumla Layanan Kekuranga
an
o h Al Juml n
Layanan
at ah
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
d
s
t
Keterangan
Kolom 1 : Jelas
Kolom 2 : Jenis peralatan medis yang dimiliki pada tiap pelayanan.
Kolom 3 : Jumlah peralatan medis yang dimiliki.
Kolom 4 : Kapasitas Alat, Kapasitas pelayanan masingWmasing peralatan
medis.
Kolom 5 : Total Kapasitas Alat, Kapasitas Total pelayanan peralatan medis,
diperoleh dari kolom 3 dikalikan kolom 4.
Kolom 6 : Kebutuhan Pelayanan, diperoleh dari a. Perhitungan Kebutuhan
Pelayanan.
Kolom 7 : Kekurangan peralatan medis, diperoleh dari Kebutuhan Pelayanan
dibagi Kapasitas peralatan medis dikurangi dengan peralatan medis
yang dimiliki.
Tabel A.3 a Perhitungan Penambahan Karena Penambahan Pelayanan
Jenis Alat :
Jumlah
Rujukan Keluar Kebutuhan
N Unit Pelayanan Kebutuhan
o Rumah Layanan
Layanan
Sakit Baru
1 2 3 4 5
1 IGD 10 10
2 I
C
U
3 RAWAT JALAN
( Poli …….
( Poli …….
( Poli …….
4 RAWAT INAP
( Rawat Inap
(((((((((((
( Rawat Inap
(((((((((((
( Rawat Inap
(((((((((((
Keterangan
Kolom 1 : Jelas
Kolom 2 : Jenis peralatan kesehatan yang dimiliki pada tiap pelayanan.
Kolom 3 : Pelayanan kesehatan yang harus dirujuk karena keterbatasan
peralatan kesehatan.
Kolom 4 : Perkiraan kebutuhan pelayanan kesehatan karena ada penambahan
jenis pelayanan baru.
Kolom 5 : Total kebutuhan pelayanan kesehatan, diperoleh dari kolom 3
ditambah kolom 4.
Lampiran B
Contoh form pengumpulan data inventarisasi peralatan medis
Kode Inventori
Pabrikan
Kebutuhan Daya
Kondisi Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
Tidak digunakan
Petunjuk Pemeliharaan
Dokumen lain
Lokasi Peralatan
Keterangan
Lampiran C
Contoh Spesfikasi Peralatan Medis
SPESIFIKASI
YANG
PABRIKAN/MERK INKUBATOR DIUSULKAN
A B C
PARAMETER
Bagian Bagian
yang yang Bagian
Sirk
Arus Uraian Acua diaplikasi diaplikasi yang
it
n ka n ka n diaplikasik
Teru Tipe Tipe an Tipe CF
kur B BF
Patie d 1 50 1 50 1 5
Gam
nt 8.7.4. . 0 0 0 0
ba
Auxili 8 c
r
ary
19 a 10 50 10 500 1 5
Curre . 0 0 0 0 0
nt c
d 1 50 1 50 1 5
Dari . 0 0 0 0
titk 8.7. Gam c
kont 4.7 ba
ak a) r
pasie 15 a 10 50 10 500 1 5
Ar n ke . 0 0 0 0 0
us bumi c
boc
or d 1 50 1 50 1 5
Diseba . 0 0 0 0
pas
bka n c
ien
oleh 8.7. Gam
tegang 4.7 ba
an luar c) r
pada 17 a 10 50 10 500 1 5
SIP/S . 0 0 0 0 0
OP c
Dengan d 5 10 5 100 5 1
Bagian . 0 0 0 0 0
8.7.4. c 0
yang Gam
7
diaplikas bar
a
ika n 15
)
tipe &
Total yang Gam
& a 50 10 50 100 5 1
Arus sama bar
8.7. . 0 00 0 0 0 0
boco disambu 20 c 0
r ng 4.7
pasie serenta h)
na k
Diseba
8.7.4. d 5 10 5 100 5 1
bka n Gam
7 . 0 0 0 0 0
oleh bar
c c 0
tegang 17
)
an luar &
pada Gam
& a 50 10 50 100 5 1
SIP/S bar
8.7. . 0 00 0 0 0 0
OP 20 c 0
4.7
h)
11
SNI IEC 60601K1:2014 Peralatan elektromedik K Bagian 1 : Persyaratan umum keselamatan dasar dan kinerja esensial (IEC 60601K1:
2005, IDT)
Tabel D.2 a Temperatur maksimum yang diijinkan pada bagian peralatan
elektromedik yang boleh tersentuh12
Temperatur maksimuma
° C
Peralatan elektromedik dan bagiannya Loga Kaca, Besi cor,
m dan keramik, plastik, karet,
cairan bahan kayu
transparan
Permukaan luar t<1s 7 8 86
4 0
peralatan 1 s ≤ t <10 s 5 6 71
6 6
elektromedik
yang 10 s ≤ t <1 menit 5 5 60
1 6
mungkin
tersentuh 1 menit ≤ t 4 4 48
8 8
selama waktu “t”
a
Nilai batas temperatur dapat diberlakukan untuk sentuhan dengan kulit sehat orang
dewasa. Nilai tersebut tidak dapat diberlakukan pada bidang kulit yang luas (10% dari
total permukaan kulit atau lebih) yang mungkin bersentuhan dengan bidang yang
panas. Hal ini juga diberlakukan dalam hal persentuhan kulit dengan lebih dari 10%
permukaan panas. Bila hal ini terjadi, maka batas yang aman harus ditetapkan dan
didokumentasikan dalam file manajemen risiko.
12 SNI IEC 60601K1:2014 Peralatan elektromedik K Bagian 1 : Persyaratan umum keselamatan dasar dan kinerja esensial (IEC
60601K1: 2005, IDT)
79
Tabel D.3 a Temperatur maksimum yang diijinkan dari bagian peralatan
elektromedik yang bersentuhan dengan kulit 13
Temperatur
maksimuma b
Bagian yang diaplikasikan dari °C
peralatan elektromedik Kaca, Kaca, Besi cor,
keramik, keramik, plastik, karet,
bahan bahan kayu
transparan transparan
Bagian t < 1 menit 5 5 60
1 6
yang
1 menit. ≤ t < 4 4 48
diaplikasika 10 8 8
n menit.
10 menit ≤ t 4 4 43
bersentuha 3 3
n dengan
pasien
selama waktu “t”
a
Nilai batas temperatur dapat diberlakukan untuk sentuhan dengan kulit sehat orang
dewasa. Nilai tersebut tidak dapat diberlakukan pada bidang kulit yang luas (10% dari
total permukaan kulit atau lebih) yang mungkin bersentuhan dengan bidang yang
panas. Hal ini tidak diberlakukan dalam hal persentuhan kulit dengan lebih dari 10%
permukaan panas. Bila hal ini terjadi, maka batas yang aman harus ditetapkan dan
didokumentasikan dalam file manajemen risiko.
b
Jika diperlukan untuk memberikan manfaat klinis bagian yang diaplikasikan harus
melampaui temperatur tersebut pada Tabel 24, file manajemen risiko harus memuat
dokumentasi yang menunjukkan bahwa manfaat yang didapat melebihi kenaikan
risiko yang menyertainya.
2.
13 SNI IEC 60601K1:2014 Peralatan elektromedik K Bagian 1 : Persyaratan umum keselamatan dasar dan kinerja esensial (IEC
60601K1: 2005, IDT)
80
Lampiran E
Contoh Prosedur Penggunaan/pemeliharaan
I. Prasayarat
a. SDM terlatih
b. Catu daya/power listrik sesuai kebutuhan alat
c. Kotak kontak dilengkapi dengan sambungan pembumian (arde)
d. Alat laik pakai
e. Aksesori lengkap
f. Bahan operasional tersedia
II. Persiapan
g. Lepaskan penutup debu
h. Letakan alat pada tempat pelayanan
i. Pasang aksesori dengan baik dan benar
j. Periksa pengatur posisi kasur, sungkup pengontrol, volume air, tabung
oksigen termasuk flowmeter dan kondisi filter, skin sensor temperature
III. Pemanasan
k. Sambungkat alat ke daya/power listrik
l. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON
m.Atur dan cek temperature selector, humidity, oksigen, fan, alarm untuk
mengetahui kondisi alat
n. Lakukan pemanasan secukupnya
IV. Pelaksanaan
o. Perhatikan prosedur pelayanan
p. Atur temperature sesuai keperluan
q. Atur aliran oksigen sesuai keperluan
r. Pasang skin sensor temperature, jika ada
s. Lakukna pelayanan
81
V. Pengemasan/Penyimpanan
t. Tutup regulator oksigen pada tabung oksigen atau outlet oksigen
u. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF
v. Lepaskan sambungan ke catu daya/power listrik
w. Bersihkan alat
x. Simpan alat pada tempatnya
y. Catat beban kerja alat (pasien perhari/per bulan)
I. Pendahuluan
Inkubator infant adalah suatu alat yang digunakan untuk merawat bayi
premature atau berat badan lahir rendag (BBLR) dengan cara memberikan
temperature dan kelembaban yang stabil sesuai dengan kondisi kandungan
dalam kandungan ibu.
II. Prasyarat
a. SDM, teknisi terlatih
b. Peralatan kerja lengkap
c. Dokumen teknis
d. Bahan pemeliharaan, operasional tersedia
e. Mekanisme kerja jelas
III. Persiapan
a. Siapkan perintah kerja
b. Siapkan formulir laporan kerja
c. Siapkan dokumen teknis
i. Service manual
ii. Wiring diagram
d. siapkan peralatan kerja
i. tool set electric
ii. multi meter
iii. leakage current meter (electrical safety analyser)
iv. Thermometer
v. Hygrometer
e. Siapakan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu
i. Contact cleaner
ii. Cairan pembersih
iii. Kain lap/kertas tissue
iv. Kuas
v. Bakteri filter
vi. Aquades
vii. Batterai
viii. Lampu indicator
ix. Gas oksigen
f. Pemberitahuan kepada user
i. Pelaksanaan
IV. Pencatatan
a. Isi kartu pemeliharaan alat
b. Isi formulir laporan kerja
c. User menandatangani laporan kerja dan alat diserhakan ke user
V. Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis Pendamping
a. Cek alat kerja dan sesuiakan dengan catatan
b. Cek dan rapihkan dokumen teknis
c. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis pada tempatnya
VI. Pelaporan
a. Laporkan hasil pekerjaan kepada atasan atau pemberi tugas