Anda di halaman 1dari 16

PLANNING OF ACTION

(POA)
PELAYANAN KEFARMASIAN
TAHUN 2022

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS SUMBERSARI
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya Plan
of Action (POA) Unit Pelayanan Farmasi Puskesmas Sumbersari Tahun 2021 yang
merupakan salah satu perencanaan kegiatan Puskesmas Sumbersari.
Tujuan dari Plan of Action (POA) ini adalah terutama sebagai pedoman kegiatan
Unit Pelayanan Farmasi di Puskesmas Sumbersari tahun 2022. Selain itu, Plan of
Action (POA) ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman secara garis besar
untuk seluruh karyawan dan karyawati Puskesmas yang akan melakukan kegiatan.
Oleh karena hal tersebut, Plan of Action (POA) ini disusun secara ringkas sesuai
dengan kebutuhan.
Dokumen ini merupakan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian
hasil pembangunan kesehatan di UPT. Puskesmas Sumbersari Tahun khususnya
Pelayanan Kefarmasian Tahun 2021 yang menggambarkan kinerja dari
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di UPT. Puskesmas Sumbersari.

Dalam penyusunan POA ini tentunya masih banyak kekurangan dan perbaikan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar
penyusunan Plan of Action (POA) pada tahun mendatang menjadi lebih baik. Terima
kasih kami sampaikan, semoga Plan of Action (POA) ini dapat berguna sebagai
pedoman ke depan bagi Unit Kefarmasian UPTD Puskesmas Sumbersari.

Jember, 31 Desember 2021


Pengelola Obat
UPTD. Puskesmas Sumbersari

Muhamad Furqan, Apt.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………. 1


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………..... 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………. 4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………….. 4
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………………………… 5
1.3 Manfaat………………………………………………………………………………………. 5
1.4 Ruang Lingkup………………………………………………………………………………. 5
BAB II UPAYA KESEHATAN UNIT PELAYANAN FARMASI ................................................ 6
2.1 Struktur Organisasi …………………………………………………………………………. 6
2.2 Visi, Misi, dan Tata Nilai………………………………………………………………… 6
2.3 Tujuan dan Sasaran ……………………………………………………………………….. 6
2.4 Indikator Keberhasilan Program…………………………………………………………….. 7
2.5 Strategi …………………………………………………………………………………… 7
2.6 Pembiayaan …………………………………………………………………………… 7
BAB III ANALISIS SITUASI ……………………………………………………………………….. 8
3.1 Data Umum ...…………………………................................................................... 8
3.2 Data Khusus.......................................................................................................... 9
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENYUSUNAN RPK ……………………………… 10
4.1 Identifikasi Masalah …………………………………………………………………… 10
4.2 Menentukan Prioritas Masalah ............................................................................... 11
4.3 Merumuskan Masalah ............................................................................................ 12
4.4 Akar Pemecahan Masalah .................................................................................... 13
BAB V RPK DAN RUK UNIT PELAYANAN FARMASI................................................. 14
5.1 RUK Unit Pelayanan Farmasi Tahun 2020 14
5.2 RPK Unit Pelayanan Farmasi Tahun 2020 14
5.3 DRAFT Unit Pelayanan Farmasi Tahun 2020 14
PENUTUP ………………………………………………………………………………………...... 14
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan
upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan
upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan
kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian
merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan
menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan
pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan
adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented)
menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).
Penggunaan obat yang rasional (POR) merupakan salah satu langkah dalam upaya
pembangunan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di setiap fasilitas
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, sehingga tercapai keselamatan pasien
(patient safety). Menurut WHO, penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien
menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan
kebutuhan, dan dalam periode waktu yang adekuat. Diperkirakan di seluruh dunia lebih dari
50% obat diresepkan dan digunakan secara tidak tepat, termasuk di Indonesia. Sampai
dengan tahun 2013, hasil pemantauan dan evaluasi peresepan di fasilitas kesehatan dasar
(Puskesmas) menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik pada penyakit ISPA Non
Pneumonia dan Diare Non Spesifik masih cukup tinggi.
Selain peresepan secara irrasional oleh tenaga kesehatan dan kurangnya informasi
penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penggunaan obat secara tidak
tepat juga dilakukan oleh masyarakat, baik kurangnya kepatuhan pasien dalam
menggunakan obat yang diresepkan maupun dalam pengobatan sendiri (swamedikasi).
Swamedikasi adalah upaya pengobatan sendiri yang dilakukan oleh masyarakat sebelum
mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013
menunjukkan bahwa 35,2% menyimpan obat di rumah tangga, dimana 27,8% dari obat
yang disimpan tersebut adalah antibiotik yang diperoleh tanpa resep. Swamedikasi secara
tidak tepat dapat dilakukan karena berbagai hal seperti kurangnya pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang pengobatan, tingginya promosi obat oleh produsen
melalui berbagai media, dan kurangnya informasi dari tenaga kesehatan.
4
Untuk meningkatkan POR pada masyarakat, pada tahun 2015 telah dicanangkan
Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat). Gema Cermat
merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
pada tanggal 12 November 2015 melalui Kepmenkes Nomor HK.02.02/MENKES/427/2015.

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) dalam kegiatan UKP
dan UKM dengan berorientasi kepada pasien (patient oriented).
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat
secara benar.
b. Meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih,
mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar.
c. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
d. Memenuhi kebutuhan obat Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan berlaku.
e. Menerapkan penggunaan obat yang rasional dalam pelayanan medis di Puskesmas.
f. Mengidentifikasi berbagai faktor yang memengaruhi terjadinya penggunaan obat
yang tidak rasional.
g. Melakukan upaya perbaikan dan intervensi yang sesuai berdasarkan masalah
ketidakrasionalan penggunaan obat.

1.3 MANFAAT
1. Manfaat bagi Puskesmas
a. Sebagai rencana dasar kegiatan selama satu tahun.
b. Sebagai dasar pengelolaan program selama satu tahun.
c. Sebagai dasar evaluasi kinerja program selama satu tahun.
2. Manfaat bagi Dinas Kesehatan
a. Sebagai dasar melaksanakan monitoring program.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

1.4 RUANG LINGKUP


1. Sosialisasi Gema Cermat.
2. Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP.
3. Pelayanan Farmasi Klinik.

5
BAB II
UPAYA KESEHATAN UNIT PELAYANAN FARMASI

2.1 STRUKTUR ORGANISASI RUANG FARMASI

PENANGGUNG JAWAB
dr. Niluh Ketut Susi Andarini, M.Kes.

KOORDINATOR RUANG FARMASI

Muhamad Furqan, Apt.

PELAKSANA PELAKSANA

Welas Mariati Iryana Firdausy

2.2 VISI DAN MISI PUSKESMAS SUMBERSARI


1. Visi
Kecamatan Sumbersari Bersatu menuju masyarakat sehat, sejahtera, berkeadilan dan
mandiri.
2. Misi
a. Meningkatkan manajemen mutu yang berkualitas dan berkesinambungan.
b. Meningkatkan program promotif dan preventif serta pemberdayaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan.
c. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu, aman, dan
terpercaya.
d. Menjalin kemitraan yang efektif dan berkesinambungan dengan lintas sektor.
e. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkomitmen tinggi.

3. Tata Nilai
 Ramah, Menerapkan 3S (Senyum, Salam, Sapa)
 Inisiatif, Memiliki ide yang kreatif dan cerdas
 Apresiatif, Cepat tanggap dalam setiap masalah kesehatan
 Solid, Memiliki sifat kerja sama yang baik

6
2.3 TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
2. Sasaran
a. Masyarakat dan Kader pada 5 desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Sumbersari.
b. Seluruh pasien Ruang Farmasi.
c. Seluruh item obat dan BMHP di Puskesmas Sumbersari.
d.
2.4 INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM

NAMA INDIKATOR
TARGET
UNIT PELAYANAN FARMASI

1. UKP

Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Fornas 80%

Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 20 item obat indikator 85%

Penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia 0%

Penggunaan antibiotik pada diare non spesifik 0%

Penggunaan injeksi pada myalgia 0%

Rerata item obat yang diresepkan <2,6

Penggunaan Obat yang Rasional (POR) >68%

2 UKM PENGEMBANGAN

Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat Tentang GEMA CERMAT 25%

2.5 STRATEGI
1. Melakukan Perencanaan Obat dan BMHP sesuai dengan Fornas.
2. Melakukan Perencanaan Obat dan BMHP sesuai dengan kebutuhan Puskesmas.
3. Melakukan Sosialisasi kepada petugas medis tentang penerapan penggunaan Obat yang
rasional pada pelayanan medis di Puskesmas.
4. Melakukan Edukasi dan pemberdayaan masyarakat tentang GEMA CERMAT melalui
sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat wilayah kerja puskesmas

7
2.6 SUMBER PEMBIAYAAN
Sumber-sumber pembiayaan kegiatan UKP dan UKM Unit Pelayanan Farmasi Puskesmas
Sumbersari dalam pelaksanaannya mempunyai sumber dana yang berasal dari:
1. JKN
2. BOK

8
BAB III
ANALISIS SITUASI

3.1 DATA UMUM


1. SARANA DAN PRASARANA
a. Jumlah Ruang Farmasi :1
b. Jumlah Gudang Farmasi : 1

Kondisi Sarana
No. Jenis Sarana Jumlah
Baik Rusak
1. Blender obat 1 Baik
2. Alat sealer puyer 1 Baik
3. Lumpang dan alu 1 Baik
4. Kulkas kecil 1 Baik
5. Alat pengukur suhu 2 Baik
ruangan
6 AC 2 Baik
7 Lemari narkotika 1 Baik
8 Lemari injeksi 2 Baik
9 Lemari obat 2 Baik
10 Rak Obat 6 Baik

2. SUMBER DAYA MANUSIA


a. Jumlah Apoteker :1
b. Jumlah TTK :
c. Jumlah Admin :2

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Kompetensi


1 S1 Apoteker 1 Apoteker
SMA Farmasi 1 Admin
SMA Umum 1 Admin

9
3. DATA TARGET

UNIT PELAYANAN FARMASI TARGET

1
UKP
.

Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Fornas 80%

Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 20 item obat indikator 85%

Penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia <20%

Penggunaan antibiotik pada diare non spesifik <8%

Penggunaan injeksi pada myalgia <1%

Rerata item obat yang diresepkan <2,6

Penggunaan Obat yang Rasional (POR) >68%

2 UKM PENGEMBANGAN

Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat Tentang GEMA CERMAT 25%

4. SASARAN
a. Jumlah penduduk : 88.667
b. Jumlah kader : 485
c. Jumlah item obat : 257

3.2 DATA KHUSUS


1. Indikator Mutu PKP Ruang Farmasi Tahun 2021
No. Kegiatan Capaian Target
Kesesuaian item obat yang tersedia
1 89% 80%
dengan Fornas
Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 20
2 87% 85%
item obat indikator
Penggunaan antibiotik pada ISPA non
3 0 <20%
pneumonia
Penggunaan antibiotik pada diare non
4 0 <8%
spesifik
5 Penggunaan injeksi pada myalgia 0,00 <1%
6 Rerata item obat yang diresepkan 2,1 <2,6
7 Penggunaan Obat yang Rasional (POR) 100 >68%
Edukasi dan Pemberdayaan
8 40 25%
Masyarakat Tentang GEMA CERMAT

10
2. Diagram Laba- laba Indikator Mutu Ruang Farmasi Tahun 2021
,

INDIKATOR MUTU RUANG FARMASI 2021


CAPAIAN TARGET

Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Fornas


100.00%
Penggunaan Obat yang Rasional (POR) Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 20 item obat indikator

50.00%

0.00%

Rerata item obat yang diresepkan Penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia

Penggunaan injeksi pada myalgia Penggunaan antibiotik pada diare non spesifik

11
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENYUSUNAN RPK

4.1 IDENTIFIKASI MASALAH

1. UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN (UKP) TAHUN 2021


N JENIS KEGIATAN /
O INDIKATOR Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 % TARGET kesenjang
capaian
capaian
Kesesuaian item obat yang
1 tersedia dengan fornas 89 89 88 88 88 88 92 91 89 90 89 86 1066 89% 80%

Ketersediaan Obat dan


2 Vaksin terhadap 20 item 93 91 91 91 91 88 88 84 86 86 77 81 1047 87 85%
Obat Indikator
Penggunaan Antibiotik
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 <20%
pada ispa non pneumonia
Penggunaan Antibiotik
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 <8%
pada diare non spesifik
Penggunaan Injeksi pada
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 <1%
myalgia
Rerata item obat yang 1,8 2,3 2,3 2,2 2 2,1 2,1 2,1 2,1 1,9 2,2
6 1,7 24,8 2,1 <2,6
diresepkan
Penggunaan Obat yang 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
7 100 12000 100 >68%
Rasional (POR)

12
2. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN TAHUN 2021
N
O JENIS KEGIATAN / INDIKATOR Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 % TARGET kesenjangan
capaian
capaian

Edukasi dan Pemberdayaan


1 Masyarakat Tentang GEMA 0 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 40% 25%
CERMAT

4.2 MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH


Dalam menentukan prioritas masalah, menggunakan Metode Urgency Serius Growtt (USG) dengan 3 kriteria :
1. U = Urgency (Tingkat Kegawatan sebuah masalah apabila masalah tidak segera ditangani akan semakin gawat)
2. S = Seriusness (Tingkat keseriusan sebuah masalah apabila masalah tidak diselesaikan
dengan cepat akan berakibat serius pada masalah lainnya)
3. G = Growth (Besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau perkembangan apabila masalah tersebut tidak segera diatasi pertumbuhannya berjalan
terus

Adapun prioritas masalah yang sudah kami dapatkan dari metode USG :
1. UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN

NO MASALAH DAN HAMBATAN U S G TOTAL RANGKING


1 Ketersediaan Obat dan Vaksin terhadap 20 item Obat Indikator 4 4 4 12 1

13
4.3 MERUMUSKAN MASALAH
MASALAH PENYEBAB MASALAH PEMECAHAN MASALAH
1. Ketersediaan Obat dan Vaksin Terjadi Kekosongan Obat dari IFK disebabkan 1. Tetap melakukan permintaan cito dan rutin
terhadap 20 item Obat Indikator keuangan daerah yang terhambat ke IFK
2. Melakukan pembelian Obat- obat melalui
dana JKN

14
4.4 AKAR PENYEBAB MASALAH (FISH BONE DIAGRAM)

1. Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat Tentang GEMA CERMAT

Machine / alat atau sarana Man / Manusia Metode / cara

- -

Ketersediaan
Obat dan
Vaksin
terhadap 20
item Obat
- Terjadi permasalahan keuangan
- Masih tergantung obat distribusi daerah sehingga menghambat proses
dari IFK pengadaan barang dan jasa
- Keuangan daerah yang bermasalah

Environment /lingkungan Material / bahan Money/uang

15
PENUTUP

Dengan mengucap syukur kepada Allah S.W.T, Plan of Action (POA) Unit Pelayanan
Farmasi Puskesmas Sumbersari Tahun 2022 telah disusun oleh Pengelola Obat Puskesmas
Sumbersari dengan harapan dapat dipergunakan sebagai pedoman Unit Pelayanan Farmasi
Puskesmas Sumbersari pada tahun 2022 , sehingga apa yang menjadi tujuan dan harapan Unit
Pelayanan Farmasi di Puskesmas Sumbersari bisa tercapai. Amin Yaa Robbal Alamin.

Mengetahui Jember, 31 Desember 2021


Kepala UPTD Puskesmas Sumbersari Pengelola Obat
UPTD PuskesmasSumbersari

dr. Niluh Ketut Susi Andarini, M.Kes. Muhamad Furqan, Apt.


NIP.19810111 201101 2 008 NIP.19860602 201402 1 004

16

Anda mungkin juga menyukai