Anda di halaman 1dari 37

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Asisten Tenaga Kefarmasian

Di

PUSKESMAS TANAH MERAH

Pada tanggal 03 Februari 2020 Sampai Dengan 18 Maret 2020

Disusun Oleh:

1. AZIZAH PUTRI FATMALA

2. BABY MONALISA

3. INDAH FADILA ULFA

4. NISRINA MAYLAFISA

Program Keahlian Farmasi Klinis Dan Komunitas

SMKS KESEHATAN YANNAS HUSADA BANGKALAN

Jl. Letnan Singosastro No. 3, Kode pos 6911

Telp. 031-3096111;Fax. 031-3097230

E-mail : smkf_yannashusada@yahoo.com

Tahun Pelajaran 2019-2020


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
PUSKESMAS TANAH MERAH

Pada tanggal 03 Februari 2020 Sampai Dengan 18 Maret 2020

MENGETAHUI/MENYETUJUI,

Petugas Gudang Obat Pembimbing Lapangan

MAR’ATUS SCHOLICHA WIWIT DIAWATI.Amd.Farm


NIP.198505282019032003

Pembimbing sekolah Kepala Sekolah SMKS Kesehatan


Yannas Husada

RALIBY RAUDHATUL, S.Farm.,Apt SULFIA, M.Pd


KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kami ke hadirat Tuhan Maha Esa. Yang telah melimpahkan hidayah
nya dan memberi kami kesempatan dalam menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan(PKL)
yang kami buat ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelasaikan Praktik Kerja Lapangan(PKL) bagi para siswa SMKS Kesehatan Yannas Husada
Bangkalan.

Praktek kerja ini merupakan salah satu upaya dalam menjalin kerja sama yang baik dalam
bidang Kesehatan. Dan kami harap praktek kerja ini akan memberi banyak manfaat bagi kami para
siswa maupun bagi pembaca. Di kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
pihak terkait PKL yang telah memberikan dukungan moral dan juga bimbingan nya pada kami.
Susunan Laporan PKL ini sudah dibuat dengan sebaik baiknya, namun tentu masih banyak
kekurangan nya. Oleh karena itu jika ada kritik atau saran apapun yang sifatnya membangun bagi
kami, dengan senang hati akan kami terima.

Bangkalan, Maret 2020


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………..…………………………………..… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI………………………………….………………………….…………..... iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….…………...... 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………........... 1
1.2 Tujuan………………………………………………………………….……...… 1
1.3 Manfaat………………………………………………………………..….……... 2
1.3.1 Manfaat bagi puskesmas…………………………………………….……... 2
1.3.2 Manfaat bagi sekolah……………………………………………………..... 3
1.3.3 Manfaat bagi peserta pkl………………………………………………....… 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..…. 4
2.1 Peraturan Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas…………..…. 4
2.2 Peraturan Tentang Tugas Asisten Tenaga Kesehatan…………………….……... 9
2.3 Sarana dan Prasarana……………………………………………………………. 9
2.4 Visi dan Misi…………………………………………………………………….. 10
BAB III. PEMBAHASAN……………………………………………..…………...…. 11
3.1 Waktu, tempat dan teknis pelaksanaan.…………………………………............. 11
3.2 Profil Institusi Pasangan……………………………………………..…..…....... 12
3.3 Tujuan Institusi Pasangan……………………………………………....……….. 12
3.4 Pengelolaan Sumber Institusi Pasangan………………….………………...…… 13
3.4.1 Tenaga kesehatan……………………………………………….………….. 14
3.4.2 Transportasi……………………………………….………………..………. 14
3.5 Data Khusus……………………………………………………………………... 14
3.5.1 Sarana pelayanan obat………………………………………………….…... 14
3.5.2 Jumlah item obat yg disediakan………………………………………..…... 15
3.6 Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya di Institusi
Pasangan……………………………………………………………………....…. 15
3.7 Pelayanan Kefarmasian di Institusi Pasangan…………………………………… 17
3.7.1 Skrining Resep................................................................................................ 17
3.7.2 Penyiapan Obat............................................................................................... 18
3.7.3 Evaluasi mutu pelayanan................................................................................ 18
3.7.4 Strategi Pengembangan................................................................................. 19
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………........ 20
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………….……….. 20
4.2 Saran………………………………………………………………………......... 20
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………..….… 21
LAMPIRAN…………………………………………………………………………... 22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan program khusus yang harus dilaksanakan oleh
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan kurikulum SMK. Program ini dilaksanakan di
luar sekolah dalam bentuk praktek kerja di dunia usaha/ industri (Instansi) dengan
mempertimbangkan struktur program kurikulum, dan kesediaan dunia usaha/ industri (Instansi)
untuk dapat menerima PKL ini.

Praktik Kerja Lapangan dimaksudkan untuk mendekatkan siswa kepada tuntutan kerja/industri,
yang sekaligus diharapkan mampu memberikan umpan balik kepada pihak dunia usaha/industri,
maupun sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan formal, sehingga diperoleh gambaran yang
lebih jelas tentang standar kualifikasi lulusan SMK yang sesuai kebutuhan pasar kerja di dunia
usaha/ industri serta masukan-masukan yang berarti bagi pengembangan mutu pendidikan
khususnya di SMKS Kesehatan Yannas Husada Bangkalan .

1.2 TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan kompetensi yang
telah diperoleh selama mengikuti pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di
tempat kerja. Pendekatan pembelajaran ini peserta PKL diharapkan:

a) Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.

b) Memiliki tingkat kompetensi standart sesuai yang dipersyaratkan oleh dunia kerja.

c) Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis, kewirausahaan dan
produktif.

d) Sebagai pembanding antara teori yang diberikan selama proses pendidikan dengan praktek
yang dipeoleh di lapangan kerja.
1.3 MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Kerjasama antara Sekolah dengan Puskesmas dilaksanakan dalam prinsip saling membantu,
saling mengisi, dan saling melengkapi untuk keuntungan bersama. Berdasarkan prinsip ini,
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan memberi nilai tambah atau manfaat bagi pihak-
pihak yang bekerjasama, sebagai berikut :

.3.1 Manfaat bagi puskesmas

Penyelenggaraan PKL (Praktik Kerja Lapangan) memberi keuntungan nyata bagi


Puskesmas antara lain:

a) Puskesmas dapat mengetahui kemampuan peserta PKL(Praktik Kerja Lapangan) yang


belajar dan bekerja di tempat PKL.

b) Peserta PKL (Praktik Kerja Lapangan) diharapkan secara aktif dapat membantu proses
pelayanan.

c) Peserta PKL (Praktik Kerja Lapangan) dapat menjalankan tugas dari puskesmas untuk
kepentingan pelayanan sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki.

d) Peserta PKL (Praktik Kerja Lapangan) dapat mempelajari kedisiplinan di puskesmas


sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.

e) Puskesmas sebagai sarana yang mempunyai andil dalam menentukan kompetensi


melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) (Praktik Kerja Lapangan).

1.3.2 Manfaat bagi sekolah

Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik, untuk
menjamin keahlian profesional bagi peserta didik. Kesesuaian antara program pendidikan
dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and Match). Memberi
kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan sekolah untuk memperoleh bekal yang
bermanfaat, untuk kepentingan kelulusan, kepentingan dunia kerja, dan kepentingan bangsa.
1.3.3 Manfaat bagi peserta PKL

Hasil belajar peserta PKL (Praktik Kerja Lapangan) akan lebih bermakna, karena memiliki
keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidup dan sebagai bekal untuk
pengembangan dirinya secara berkelanjutan. Keahlian profesional yang diperoleh dapat
mengangkat perilaku dan etika kefarmasian, sehingga mendorong mereka untuk
meningkatkan keahlian profesional pada tingkat yang lebih tinggi. Peserta PKL (Praktik Kerja
Lapangan) akan dapat menambah wawasan yang diperoleh dari dunia kerja di Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peraturan Tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Berikut lampiran standar pelayanan kefarmasian di puskesmas, Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 :

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.

2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi
tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.

3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.

4. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.

5. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia.

6. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai
(single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-undangan.

7. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker.
8. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani
Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis
Farmasi.

9. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disebut Kepala BPOM adalah
Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang mempunyai tugas untuk melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan.

10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang.

Pasal 2
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk:
a) meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
b) menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan melindungi pasien dan
masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien
(patient safety).

Pasal 3
(1) Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:
a) pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b) pelayanan farmasi klinik.
(2) Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a meliputi:
a) perencanaan kebutuhan;
b) permintaan;
c) penerimaan;
d) penyimpanan:
e) pendistribusian;
f) pengendalian;
g) pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan
h) pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
(3) Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a) pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat;
b) Pelayanan Informasi Obat (PIO);
c) konseling;
d) ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
e) pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;
f) pemantauan terapi Obat; dan
g) evaluasi penggunaan Obat.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 4
(1) Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus didukung oleh
ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan
pasien, dan standar prosedur operasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a) sumber daya manusia; dan
b) sarana dan prasarana.
(3) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menggambarkan uraian tugas,
fungsi, dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan
kefarmasian yang ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas. (4) Ketentuan mengenai sumber daya
kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 5
(1) Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, harus dilakukan pengendalian
mutu Pelayananan Kefarmasian meliputi:
a) monitoring; dan
b) evaluasi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengendalian mutu Pelayananan Kefarmasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 6
(1) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan pada unit pelayanan
berupa ruang farmasi.
(2) Ruang farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai
penanggung jawab.

Pasal 7
Setiap Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang menyelenggarakan Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas wajib mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 8
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini dilakukan oleh
Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi, dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.
(2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
melibatkan organisasi profesi.

Pasal 9
(1) Pengawasan selain dilaksanakan oleh Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi dan kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat (1), khusus terkait
dengan pengawasan Sediaan Farmasi dalam pengelolaan Sediaan Farmasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a dilakukan juga oleh Kepala BPOM sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing.
(2) Selain pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) dapat melakukan pemantauan, pemberian bimbingan, dan pembinaan
terhadap pengelolaan sediaan farmasi di instansi pemerintah dan masyarakat di bidang
pengawasan obat.

Pasal 10
(1) Pengawasan yang dilakukan oleh dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
dilaporkan secara berkala kepada Menteri.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun.

Pasal 11
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dapat dikenai sanksi administrative
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12

(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, bagi Puskesmas yang belum memiliki Apoteker
sebagai penanggung jawab, penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian secara terbatas dilakukan
oleh tenaga teknis kefarmasian atau tenaga kesehatan lain yang ditugaskan oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota.

(2) Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a) pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai; dan

b) pelayanan resep berupa peracikan Obat, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat.

(3) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berada di bawah pembinaan dan pengawasan Apoteker yang ditunjuk oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota.

(4) Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyesuaikan dengan ketentuan
Peraturan Menteri ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri
ini diundangkan.

Pasal 13
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 906) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun
2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1170), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 14
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

.2 Peraturan Tentang Tugas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Berikut lampiran tugas asisten tenaga kesehatan , Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 80 Tahun 2016 :

Pasal 15
Lingkup pekerjaan Asisten Tenaga Kefarmasian meliputi pelaksanaan tugas yang diberikan oleh
tenaga teknis kefarmasian dan puskesmaser dalam pekerjaan administrasi (clerkship) dan peran
pelayanan pelanggan, mengikuti pelaksanaan standar prosedur operasional, dalam hal:

a) Melakukan pencatatan tentang pembelian dan penyimpanan obat seta melakukan pendataan
persediaan obat;

b) Menerima pembayaran resep, stok harga,

c) Melakukan pelayanan perbekalan kesehatan rumah tangga;

d) Melakukan pengarsipan resep sesuai data dan ketentuan berlaku;

e) Melakukan pemeriksaan kesesuaian pesanan sediaan farmasi dan pembekalan kesehatan ;dan

f) Melakukan pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk keperluan floor
stock.
.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang harus dimiliki Puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kefarmasian adalah :
a) Papan nama kamar obat yang dapat terlihat jelas oleh pasien.
b) Tersedia sumber informasi dan literatur obat yang memadai untuk pelayanan informasi
obat.
c) Fasilitas yang baik demi kenyamanan pasien, seperti : toilet, tempat parkir, kantin, mobil
ambulance dan lain-lain.
d) Tempat penyerahan obat yang memadai, yang memungkinkan untuk melakukan pelayanan
informasi obat.
e) Tersedia tempat dan alat untuk melakukan peracikan obat yang memadai.

.4 Visi dan Misi

Puskesmas Tanah Merah sebagai unit pelaksana teknis (UPT) memiliki visi dan misi yang
selaras dengan Kementrian Kesehatandan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan. Dalam
pembangunan bidang kesehatan di wilayah Puskesmas Tanah Merah telah disepakati dan
menetapkan visi dan misi :
1. VISI
Masyarakat tanah merah sehat yang mandiri dan berkeadilan.
2. MISI
a) Meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat dengan mendorong kemandirian keluarga
hidup bersih sehat , Melalui kegiatan Promotif dan Preventif
b) Meningkatkan sumber daya untuk menunjang mutu pelayanan kesehatan
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkeadilan
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Waktu, tempat dan teknis pelaksanaan


Selama kami melakukan PKL (Praktik Kerja Lapangan) di Intitusi Pasangan kami diberi
ketentuan yang harus dikerjakan sebagaimana mestinya seperti dibawah ini :

1. Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal 3 Februari 2020 sampai dengan
tanggal 14 Maret 2020.

2. Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertempat di Pusat Kesehatan Masyarakat Tanah merah yang
beralamat di Jl. Raya Tanah Merah No.04.

3. Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Kesehatan Masyarakat Tanah merah ini dilakukan secara
kelompok sebanyak 4 orang yang terdiri dari:

1) Azizah Putri Fatmala

2) Baby Monalisa

3) Indah Fadila Ulfa

4) Nisrina Maylafisa

Kami melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 1 bulan Setengah. Kami tidak hanya
berada di satu ruangan Instalasi Farmasi yang ada di puskesmas tanah merah, tetapi secara
bergiliran setiap 1 minggu kami berpindah tempat ke ruangan Instalasi Farmasi yang lain. Kami
dibagi menjadi 2 kelompok yang ditempatkan di 2 ruangan Kamar Obat di Puskesmas yaitu, 2
orang di Instalasi Rawat Inap (IRNA) dan 2 orang di Instalasi Rawat Jalan (IRJA), Pembagian shift
di Puskesmas adalah shift pagi yang waktu praktiknya dilaksanakan mulai pukul 08.00 sampai
dengan pukul 14.00 pada Instalasi Rawat Jalan (IRJA) dan mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul
14.00 pada Instalasi Rawat Inap (IRNA). Tetapi, bagi karyawan Instalasi Rawat Inap (IRNA) shift
tersebut dibagi menjadi 3.
.2 Profil Institusi Pasangan

Profil Kesehatan Puskesmas Tanah Merah merupakan salah satu sistem informasi kesehatan,
yang mana sebagai salah satu dari tolok ukur keberhasilan pembangunan kesehatan yang sesuai
dengan Visi dari Kementrian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan”.
dan dengan Misi yang antara lain :
a) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat termasuk
swasta dan msyarakat madani.
b) Melindungi kesehatan masyarakat dengan berkeadilan.
c) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
d) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

1. MOTTO
Anda Sehat Kami Puas
2. JANJI PELAYANAN
Jika pelayanan kami tidak sesuai dengan standart pelayanan maka anda akan mendapatkan
perlakuan khusus.
3. TATA NILAI
S = Senyum Salam Sapa
I = Inovatif
A = Amanah
P = Profesional

.3 Tujuan Institusi Pasangan

Dalam sebuah Puskesmas akan selalu ada tujuan dari pendirian puskesmas tersebut, antara lain :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan mendorong kemandirian keluarga


hidup bersih sehat, melalui kegiatan Promotif dan Preventif .

2. Meningkatkan Sumber Daya untuk menunjang mutu Pelayanan Kesehatan .


3. Memelihara dan meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan berkeadilan.

3.4 Pengelolaan Sumber Institusi Pasangan


Di Instalasi Farmasi di puskesmas tanah merah terdapat Asisten Apoteker yang merupakan
Kepala Instalasi Farmasi Puskesmas Tanah Merah, dan merupakan penanggung jawab masing-
masing depo yang terdapat diinstalasi farmasi Puskesmas Tanah Merah seperti Depo IRJA, Depo
Irna, Gudang Farmasi. Selain Itu di Instalasi Farmasi puskesmas Tanah Merah juga terdapat kurang
lebih 8 Juru Racik. Mereka semua berperan untuk terciptanya pelayanan kefarmasian yang baik dan
benar bagi Pasien Puskesmas Tanah Merah.

1. Peran Asisten Apoteker:

 Membantu apoteker diapotek

 Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standart profesinya

 Melayani obat bebas yang dapat dibeli tanpa resep dokter

 Meracik obat dan membungkus obat

 Menempatkan obat diwadah/bungkus yang cocok dan memasang etiket

 Memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan/pemakaian obat yang


diserahkan ke pasien

 Melakukan pengelolaan apotek meliputi:

 Peracikan

 Pengelolaan

 Pencampuran

 Penyimpanan sediaan farmasi


 Penyaluran sediaan farmasi

 Penyerahan sediaan farmasi

2. Peran Juru Racik:

 Membantu asisten apoteker dalam penyiapan

 Membantu dalam peracikan obat

 Membantu penjualan obat secara bebas

 Membantu menyiapkan, mengisi dan menyimpan kartu stok

1. Tenaga kesehatan

 Dokter Umum : 3 orang

 Dokter Gigi : 1 orang

 Perawat : 34 orang

 Perawat Gigi : 1 orang

 Bidan : 39 orang

 Sanitasi : 1 orang

 Tenaga Imunisasi : 1 orang

 Tenaga Laboratorium : 2 orang

 Asisten Apoteker : 1 orang

 Administrasi : 32 orang
Jadi Tenaga Kesehatan yang berada di Puskesmas Tanah Merah berjumlah 114 orang.

2. Transportasi

Dalam menjalankan tugas operasionalnya Puskesmas Tanah Merah mempunyai :


1. Kendaraan PUSLING : 3 Unit mobil Ambulance
2. Kendaraan Roda Dua : 9 Unit sepeda moto

3.5 Data khusus


1. Sarana pelayanan obat

1. Kamar obat rawat jalan :1

2. Kamar obat rawat inap :1

3. Kamar obat pustu :5

4. Kamar obat polindes : 20

5. Kamar obat ponkesdes :9

6. Poli :6

7. Posyandu :1

8. Toilet :2

9. Taman :2

10. Tempat parkir :2

11. Ac

12. Kipas angin

2. Jumlah item obat yg disediakan


1. Obat Fornas : 106 item
2. Obat Di Luar Fornas : 21 item
3. BMHP : 29 item
4. Reagen : 13 item
5. Bahan gigi : 10 item
3.6 Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya di Institusi Pasangan
1. Perencanaan

Perencanaan Sediaan Farmasi Disetiap depo di PUSKESMAS TANAH MERAH yaitu,


Depo Instalasi Rawat Inap, Depo Instalasi rawat jalan dilakukan dengan cara :

1) Mengecek Kartu Stok Sediaan Farmasi dimasing-masing Depo Oleh petugas


dimasing-masing depo baik Apoteker maupun Asisten Apoteker.

2) Menyesuaikan jumlah Sediaan Farmasi Baik obat maupun Alat Kesehatan dengan
jumlah yang tertulis dikartu stok di masing masing depo.

3) Perencanaan sediaan Farmasi dimasing-masing depo dilakukan setiap hari agar tidak
terjadi kekurangan sediaan farmasi pada saat pelayanan pada pasien Rumah Sakit.

4) Perencanaan di Puskesmas Tanah Merah sudah sesuai dengan Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016.

2. Permintaan

Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas adalah
memenuhi kebutuhan Sediaaan farmasi dan Bahan Medis Habis pakai di Puskesmas, sesuai
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.

3. Penerimaan
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Penerimaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai secara umum meliputi :

1. Melakukan pengecekan terhadap Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yg
diserahkan.

2. Mengecek jenis Sediaan Farmasi, jumlah Sediaan Farmasi dan Bentuk Sediaan Farmasi
sesuai dengan isi dokumen LPLPO.

3. Penerimaan di Instalasi Farmasi Tanah Merah sudah cukup sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2016.

4. Penyimpanan

Penyimpanan Sediaan Farmasi baik Obat maupun Alat Kesehatan di setiap depo dilakukan
Berdasarkan :

1. Urut Berdasarkan Alfabetis

2. Berdasarkan Bentuk Sediaan, contoh : Tablet, cairan, sirup, injeksi, dan Alat kesehatan
dipisah.

3. Berdasarkan Suhu Penyimpanan.

4. Berdasarkan Sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).

5. Untuk Narkotika dan Psikotropika ada lemari tersendiri.

Penyimpanan di Instalasi Farmasi Tanah Merah sudah cukup sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2016. Tetapi, dalam penataan obatnya kadang
masih belum terlalu rapi.
5. Pendistribusian

Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan
pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit / satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.

6. Administrasi

Administrasi di lakukan oleh masing masing Depo farmasi di pusat kesehatan masyarakat
tanah merah. Administrasi dilakukan dengan mencatat dan melaporkan semua Pengeluaran dan
Pemasukan Sediaan Farmasi baik Obat maupun Alat kesehatan dimasing masing Depo serta
melaporkan Nama Pasien dari masing masing Depo. Pencatatan kegiatan administrasi secara
umum meliputi:

1. Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika dan psikotropika dengan dokumentasi


sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Pengarsipan resep, pengarsipan pencatatan pengobatan pasien.

3. Pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.

Administrasi di Instalasi Farmasi Tanah Merah sudah sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014.

3.7 Pelayanan Kefarmasian di Institusi Pasangan

Pelayanan kefarmasian di Pusat Kesehatan Masyarakat Tanah Merah yaitu terdiri dari:

1. Skrining resep

Asisten Apoteker dibantu oleh juru racik melakukan skrining resep meliputi:
a) Persyaratan administratif, seperti nama dokter, SIK, dan alamat dokter; tanggal
penulisan resep, nama pasien, alamat pasien, umur pasien, dan berat badan pasien,
nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian serta informasi
lainnya.

b) Kesesuaian farmasetik :bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, cara dan lama
pemberian.

c) Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi,
jumlah obat dan lain-lain).

2. Penyiapan obat

a) Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas dan


memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat
suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta
penulisan etiket yang benar.

b) Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

c) Obat harus dikemas dengan rapi.

d) Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap
kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh Asisten
Apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.

e) Asisten Apoteker harus memenuhi Informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti,
akurat, bijaksana dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi
: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas
serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi .

f) Asisten Apoteker harus memberikan konseling yang baik kepada pasien sehingga
dapat memperbaiki kualitas hidup pasien, karena kadang Asisten Apoteker hanya
memberi konseling berupa cara minumnya. Konseling terutama ditujukan untuk pasien
penyakit kronis (hipertensi, diabetes melitus, TBC, asma dan lain-lain).

3. Evaluasi Mutu Pelayanan


Evaluasi mutu pelayanan adalah proses penilaian kinerja pelayanan kefarmasian di
Puskesmas yang meliputi penilaian terhadap sumber daya manusia (SDM), pengelolaan
sediaan perbekalan farmasi dan kesehatan, pelayanan kefarmasian kepada pasien. Indikator
mutu pelayanan di puskesmas. Untuk menjaga kestabilan mutu pelayanan kepada pasien,
Pusat Kesehatan Masyarakat Tanah Merah tetap menjaga sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan agar tetap terjamin dan memperhatikan tanggal kadaluarsanya.

4. Strategi pengembangan

Strategi pengembangan di Pusat Kesehatan Masyarakat Tanah Merah diantaranya :

a) Meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan cara membuka pelayanan


BPJS.Meningkatkan mutu sediaan Perbekalan Farmasi dan Kesehatan baik obat
maupun alat kesehatan dengan cara mengecek dan menjaga Sediaan Farmasi
tersebut.

b) Meningkatkan mutu sediaan Perbekalan Farmasi dan Kesehatan baik obat maupun
alat kesehatan dengan cara mengecek dan menjaga Sediaan Farmasi tersebut.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Jam kerja di Puskesmas Tanah Merah pada Instalasi Rawat Inap (IRNA) terdiri dari 3 shift.
Tetapi, khusus siswa praktik hanya diterapkan 1 shift saja. Sedangkan di Instalasi Rawat Jalan
(IRJA) terdiri dari 1 shift sehingga tidak diberi perlakuan khusus bagi siswa praktik, pelayanan
resep di Puskesmas Tanah Merah terdiri dari : resep umum, resep BPJS, resep usila, resep gratis,
dan sarana di Puskesmas Tanah Merah cukup baik. Tetapi, masih ada fasilitas yang kurang terjaga
kebersihannya seperti contoh toilet yang kurang terawat.

4.2 Saran

1. Saran Untuk Instalasi Farmasi di Institusi Pasangan

a) Kebersihan toilet dan fasilitas lainnya lebih di tingkatkan lagi demi kenyamanan pasien.

b) Lebih memperhatikan lagi penataan obat yang rapi.

c) Pelayanan KIE lebih ditingkatkan lagi untuk menjamin penggunaan obat yang benar dan
aman.

2. Saran Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Yannas Husada Bangkalan


a) Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini akan lebih terarah apabila disusun suatu jadwal
pemberangkatan dan penjemputan siswa atau siswi selama melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL).

b) Pihak sekolah dapat memantau kegiatan siswa yang sedang melaksanakan PKL secara
intensif sehingga segala kesulitan yang timbul dapat dipecahkan bersama.

3. Saran Untuk Siswa yang akan melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) SMK Kesehatan
Yannas Husada Bangkalan :

a) Siswa dan siswi lebih lebih menyiapkan fisik dan mentalnya untuk melakukan Praktik
Kerja Lapangan. Siswa lebih mempersiapkan diri dengan menguasai materi yang akan
dipelajari di dunia kerja agar siswa dapat memperoleh banyak pembelajaran selama berada
di tempat Praktik Kerja Lapangan ( PKL).

DAFTAR PUSTAKA

2016. Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
74.
2016. Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No .
80. 2009. Pekerjaan Kefarmasian. Peraturan Pemerintah No. 59.
1993. Pekerjaan Kefarmasian . Permenkes Nomor 922.
2009. Kesehatan. Undang-Undang No. 36.
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Denah Bangunan Institusi Pasang

Gambar Denah Bangunan Institusi Pasang


2. Lampiran 2 : Gambar Etiket

Gambar Etiket

3. Lampiran 3 : Contoh Surat Pesanan Obat dan LPLPO BPJS

LPLPO BPJS
4. Lampira 4 : Contoh Surat Pesanan Obat dan LPLPO PKD

LPLPO PKD

5. Lampiran 5 : Gambar Kwitansi PKM Tanah Merah

Kwitansi Puskesmas Tanah Merah


6. Lampiran 6 : Contoh Laporan Penggunaan Narkotika

Laporan Penggunaan Narkotika

7. Lampiran 7 : Contoh Resep IRNA

Resep IRNA
8. Lampiran 8 : Contoh Resep IRJA PKD

Resep IRJA PKD


9. Lampiran 9 : Contoh Resep IRJA BPJS

Resep IRJA BPJS


10. Lampiran 10 : Contoh Resep IRJA Free

Resep IRJA Free


11. Lampiran 11 : Contoh Laporan Monitoring Obat UGD

Laporan Monitoring Obat UGD

Lampiran 11 : Contoh Laporan Monitoring Obat POLI


Contoh Laporan Monitoring Obat POLI

Anda mungkin juga menyukai