Anda di halaman 1dari 93

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nya, Buku Tinjauan Dasar Administrasi dan
Pelayanan (TINDAY) UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur dapat terselesaikan. Sholawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar kita, Nabi Muhammad S.A.W.,
yang mana telah membawa kita semua dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang
benderang seperti sekarang ini.

Buku TINDAY Simpur ini berisikan mengenai panduan administratif dan pelayanan yang
diterapkan di UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur. Dalam penyusunan Buku TINDAY
Simpur ini tidak lepas dari bantuan pihak lain. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang terlibat dalam pembentukan buku ini. Kami menyadari
bahwa Buku TINDAY Simpur ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga dengan adanya Buku TINDAY Simpur ini dapat bermanfaat dalam aspek
administratif dan pelayanan yang ada di UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur, sehingga
dapat menghasilkan pelayanan yang berkualitas dan bermutu sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.

Bandar Lampung, September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… ii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………... iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………….. 1
1.2 TUJUAN………………………………………………………………… 3
1.2.1 Tujuan Umum…………………………………...……………….. 3
1.2.2 Tujuan Khusus…………………………………………………… 3
1.3 SASARAN………………………………………………………………. 3
1.4 DASAR HUKUM………………………………………………………. 3
BAB II TATALAKSANA KEGIATAN
2.1 LINGKUP KEGIATAN……………………………………………….. 4
2.1.1 Kegiatan Pokok………………………………………………….. 4
2.1.2 Rincian Kegiatan………………………………………………… 4
2.2 METODE……………………………………………………………….. 4
2.2.1 Presentasi………………………………………………………… 4
2.2.2 Diskusi…………………………………………………………… 5
2.2.3 Dinamika Kelompok…………………………………………….. 6
2.2.4 Ice Breaking……………………………………………………… 6
2.3 LANGKAH KEGIATAN………………………………………………. 7
BAB III MATERI KEGIATAN
3.1 ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN (ADMEN)…………………... 12
3.1.1 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas……………………………... 13
3.1.2 Tugas Puskesmas…………………………………………………. 13
3.1.3 Fungsi Puskesmas………………………………………………… 15
3.1.4 Kewenangan Puskesmas………………………………………….. 15
3.1.5 Jenis Puskemas Kemampuan Penyelengaraan……………………. 16
3.2 UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN (UKP)………………….. 19
3.2.1 Pelayanan Rawat Jalan…………………………………………… 21
3.2.2 Pelayanan Rawat Inap……………………………………………. 23
3.2.3 Kegiatan UKP Inovasi……………………………………………. 23
3.2.4 Kegiatan UKP Akreditasi………………………………………… 24
3.3 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)……………………. 25
3.3.1 UKM Esensial……………………………………………………. 25
3.3.2 UKM Pengembangan…………………………………………….. 27
3.3.3 Jenis Kegiatan UKM Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun 2019.. 29
3.4 MUTU……………………………………………………………………. 40
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………….. 45
4.2 SARAN…………………………………………………………………... 45
BAB V DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… vi
BAB VI LAMPIRAN……………………………………………………………... vii

iii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1..……………………………………………………………………. viii


LAMPIRAN 2……………………………………………………………………. xxi
LAMPIRAN 3……………………………………………………………………. xxxiii
LAMPIRAN 4……………………………………………………………………. xxxvi
LAMPIRAN 5……………………………………………………………………. xli
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1….………………………………………………………………………. 19
GAMBAR 2..………………………………………………………………………… 19
GAMBAR 3………………………………………………………………………….. 25
GAMBAR 4………………………………………………………………………….. 43
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penguatan Upaya Kesehatan Dasar (Primary Health Care) yang bermutu


merupakan salah satu tujuan kebijakan kesehatan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Keberhasilan pelayanan
kesehatan dasar sangat diperlukan untuk pencapaian target Milennium
Development Goals (MDGs) yang belum tercapai, Sustainable Development Goals
(SDGs) 2030, dan Standar Pelayanan Minimum (SPM), yang utamanya adalah
promotif dan preventif. Pelayanan Kesehatan Dasar terdiri dari beberapa jenis
pelayanan kesehatan yang dianggap sangat penting untuk menjaga kesehatan
seseorang, keluarga, dan masyarakat agar hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. World Health Organization (WHO) menyatakan pelayanan tersebut
harus terbukti cost effective, affordable, dan praktis untuk dilaksanakan.

Di Indonesia terdapat dua ketentuan yang menetapkan jenis-jenis pelayanan dasar,


yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No. 04 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan
Minimum dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang
Puskesmas. Jenis-jenis pelayanan kesehatan dasar tersebut memerlukan pelayanan
promotif, preventif, skrining, kuratif, dan rehabilitatif yang harus diberikan secara
komprehensif dan holistik baik kepada kelompok masyarakat maupun individu,
tidak bisa parsial.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 Tahun 2014, Puskesmas


merupakan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas
memiliki prinsip penyelenggaraan paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah,
kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna, serta keterpaduan dan
kesinambungan. UPT Puskesmas memiliki prinsip penyelenggaraan paradigma
sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan,
teknologi tepat guna, serta keterpaduan dan kesinambungan. UPT Puskesmas
memiliki tugas pokok melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mengintegrasikan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas
sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen
Puskesmas.

Pengembangan suatu bangsa memerlukan aset pokok yang disebut sumber daya
(resources), baik sumber daya alam (natural resources) maupun sumber daya
manusia (human resources) dan kedua sumber daya tersebut sangat penting dalam
menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Sumber Daya Manusia (SDM) atau
tenaga kesehatan di puskesmas berperan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan.
Dalam peran tersebut diharapkan agar tugas pokok dan fungsi tenaga kesehatan
sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki.

Pengembangan SDM adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kapasitas SDM


agar dapat menjadi sumber daya yang berkualitas baik dari segi pengetahuan,
keterampilan bekerja, tingkat profesionalisme agar dapat meningkatkan
kemampuan untuk mencapai tujuan dengan baik. Peningkatan kemampuan SDM
puskesmas tidak terlepas dari adanya kemajuan teknologi dalam pelayanan dan
manajemen kesehatan sehingga pengembangan SDM puskesmas dapat
meningkatkan kemampuannya. Tenaga kesehatan di puskesmas yang melakukan
pembelajaran jangka pendek terhadap tupoksi maupun tugas tambahan akan
merubah performance atau skill learning sedangkan pembelajaran diri sendiri akan
merubah sikapnya. Pembelajaran jangka panjang terhadap tupoksi dan tugas
tambahan akan meningkatkan kinerja melalui adaptasi terhadap kondisi pekerjaan
yang berubah terus menerus. Sedangkan pembelajaran pada diri sendiri akan
mengembangkan identitas.

Dalam pengembangan SDM di UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur, dilaksanakan


kegiatan Tinjauan Dasar Administrasi dan Pelayanan (TINDAY) Simpur.

2
TINDAY Simpur bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM agar menjadi
sumber daya yang berkualitas. Performance puskesmas akan optimal apabila para
tenaga kerja di puskesmas memiliki kemampuan yang sesuai atau dibutuhkan
untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi maupun tugas tambahan yang diemban.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum


Mengenalkan puskesmas secara keseluruhan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi.
b. Memberikan pengenalan terhadap hasil kinerja Puskesmas.
c. Memotivasi individu untuk meningkatkan kinerja secara profesional.
d. Mengurangi waktu belajar individu untuk menjadi kompeten dalam
pekerjaan.
e. Membantu memecahkan persoalan operasional.

1.3 SASARAN

a. Pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur


b. Dokter Internship
c. Dokter Muda Program Co-Ass
d. Mahasiswa S-1
e. Mahasiswa D-IV
f. Mahasiswa D-III
g. Siswa/i kesehatan

1.4 DASAR HUKUM

a. SK 002/SK/VI/2020 tentang Struktur Organisasidan Kompetensi


b. SK 003/SK/VI/2020 tentang TIM Lampiran XIX

3
BAB II
TATALAKSANA KEGIATAN

2.1 LINGKUP KEGIATAN


2.1.1 Kegiatan Pokok
UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur memiliki kegiatan pengembangan
SDM yang disebut TINDAY Simpur. TINDAY Simpur merupakan
kegiatan yang diberikan kepada seluruh tenaga kerja yang akan
melaksanakan pelatihan atau pembelajaran di UPT Puskesmas Rawat Inap
Simpur. TINDAY Simpur bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM
agar menjadi sumber daya yang beretika dan profesional. Pertemuan
TINDAY Simpur ini dilaksanakan di Aula UPT Puskesmas Rawat Inap
Simpur. Kegiatan dilaksanakan selama kurang lebih 4 jam.

Kegiatan TINDAY Simpur berisikan penyampaian materi terkait dengan


Administrasi dan Manajemen Puskesmas (Admen), Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM), Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Jejaring dan
Jaringan, Sarana Prasarana dan Mutu.

2.1.2 Rincian Kegiatan


Kegiatan TINDAY Simpur dilaksanakan pada pagi hari, diawali dengan
pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, penyambutan oleh Kepala
Puskesmas, sambutan oleh upaya terkait, pemaparan profil Puskesmas,
presentasi Administrasi dan Manajemen Puskesmas, UKM, UKP, Jejaring
dan Jaringan, Sarana Prasarana dan Mutu oleh penanggung jawab upaya.

2.2 METODE
2.2.1 Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara dihadapan banyak hadirin atau
salah satu bentuk komunikasi. Presentasi merupakan kegiatan pengajuan
suatu topik, pendapat atau informasi kepada orang lain. Berbeda
dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan
acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis. Tujuan
dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk (biasanya
dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi informasi (biasanya oleh
seorang pakar), atau untuk meyakinkan (biasanya dibawakan oleh
seseorang yang ingin membantah pendapat tertentu). 1

2.2.2 Diskusi
Diskusi adalah perundingan atau pertukaran pemikiran untuk memperoleh
pemahaman mengenai penyebab suatu masalah dan solusi penyelesaiannya.
Kata diskusi berasal dari Bahasa Latin discutio atau discusum yang berarti
bertukar pikiran dan dalam Bahasa Inggris discussion yang berarti
perundingan atau pembicaraan. Diskusi dapat dilakukan oleh dua atau
beberapa orang sekaligus. Tujuan diskusi adalah memperoleh pemahaman
bersama secara teliti dan jelas dari suatu informasi, pendapat, dan
pengalaman yang telah telah saling diberitahukan. Diskusi juga digunakan
untuk mempersiapkan dan merampungkan kesimpulan, pernyataan, atau
keputusan akhir. Diskusi umumunya disertai dengan debat antar peserta
diskusi.

Tujuan diskusi adalah sebagai berikut:


1. Menyelesaikan atau memecahkan sebuah permasalahan yang sedang
dihadapi.
2. Menambah wawasan, ilmu pengetahuan, serta pemahaman terhadap
realitas tertentu.
3. Melatih berbicara di hadapan kelompok dan belajar menjadi pendengar
yang baik.
4. Melatih individu untuk saling menghargai pendapat satu sama lain.
5. Suatu upaya untuk meningkatkan tradisi intelektual.
6. Meningkatkan atau menumbuhkan kepedulian serta kepekaan terhadap
suatu masalah di lingkungan sosial.
7. Menyamakan visi dan misi serta melatih keberanian dalam mengambil
sebuah keputusan.

5
2.2.3 Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok adalah suatu metode dan proses yang bertujuan
meningkatkan nilai-nilai kerjasama kelompok. Dengan kata lain, metode
dan proses dinamika kelompok ini berusaha menumbuhkan dan
membangun kelompok, yang semula terdiri dari kumpulan individu-
individu yang belum saling mengenal satu sama lain, menjadi satu kesatuan
kelompok dengan satu tujuan, satu norma dan satu cara pencapaian
berusaha yang disepakati bersama.

Berdasarkan pada Force-Field Theory, pada tahap implementasi Lewin ada


tiga tahap pembaharuan perilaku kelompok, yaitu: 1) tahap unfreezing; 2)
moving, dan 3) refreezing. Pada tahap pertama, merupakan tahap
menyiapkan perilaku yang dititik beratkan pada upaya meminimalkan
kekuatan perlawanan dari setiap anggota kelompok. Pada tahap kedua,
merupakan tahap pergerakan, dengan mengubah orang, individu maupun
kelompok, tugas-tugas, struktur organisasi, dan teknologi. Pada tahap
terahir, merupakan tahap penstabilan perilaku dengan upaya penguatan
dampak dari perubahan, evaluasi hasil perubahan dan modifikasi-
modifikasi yang bersifat konstruktif. Oleh karena itu, upaya yang dapat
dilaksanakan ialah adanya regulasi proses feedback melalui optimalisasi
Team Building. Team building adalah suatu metode yang dirancang untuk
membantu kelompok-kelompok untuk dapat berperilaku secara lebih efektif
dengan mengevaluasi dan meningkatkan struktur, proses, kepemimpinan,
komunikasi, resolusi konflik dan kepuasan para anggota kelompok secara
umum.

2.2.4 Ice Breaking


Ice breaking adalah sebuah kegiatan berupa permainan, simulasi, untuk
memecah kebekuan dan menciptakan suasana riang, gembira, dan meriah
dalam sebuah pelatihan, seminar, atau acara sejenis yang melibatkan
banyak peserta. Ice breaking bertujuan agar peserta mengenal peserta lain
dan merasa nyaman dengan lingkungan barunya. Kegiatan ini biasanya
berupa permainan sederhana.

6
Ice Breaking memiliki beberapa fungsi, antara lain;
1. Membantu kelompok baru untuk saling mengenal.
2. Membantu anggota baru untuk berintegrasi ke dalam grup.
3. Membantu semua peserta merasa nyaman bersama.
4. Mendorong kerja sama.
5. Mendorong mendengarkan orang lain.
6. Menciptakan suasana yang baik partisipatif.

Contoh ice breaking yang dapat dilakukan adalah:


1. Strip Seven
Atur peserta dengan membentuk sebuah lingkaran. Satu peserta
ditunjuk secara acak untuk memulai berhitung mulai dari angka 1
kemudian diikuti temannya searah jarum jam. Sampai pada hitungan ke
7, peserta tidak boleh mengucapkan 7 tetapi diganti dengan tepuk
tangan oleh peserta yang bersangkutan. Setelah tepuk tangan kemudian
dimulai lagi dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Pengucapan angka-
angka tersebut semakin lama harus semakin cepat. Hukuman diberikan
jika: terlambat bersuara, mengucapkan kata yang dilarang (angka 7),
bertepuk tangan pada angka biasa dan salah mengucapkan urutan
angka. Jika sudah mahir maka tingkat kesulitan ditambah secara
bertahap misalkan berhitung untuk mencapai angka 30 dengan syarat
kelipatan 7 yaitu 7, 14, 21 dan 28 tidak boleh diucapkan tapi harus
diganti dengan tepuk tangan. Berikutnya tingkat kesulitan ditingkatkan
dengan ditambah syarat kelipatan tujuh dan yang ada angka 7 nya yaitu
7, 17, 27 tidak boleh diucapkan tapi diganti dengan tepuk tangan.
Terakhir arah putaran berhitung menjadi berlawanan dengan arah
jarum jam.
2. Adu Panjang
Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok yang maisng-masing
kelompok terdiri dari 5-6 orang. Setiap orang berbaris dalam masing-
masing kelompok, berderet satu baris dari depan ke belakang. Lalu
instruksikan pada semua peserta untuk berlomba untuk membentuk
barisan yang paling panjang. Barisan tidak boleh terputus, satu sama
lain harus saling berhubungan. Kuncinya adalah peserta boleh

7
menggunakan apa saja, khususnya barang-barang yang melekat di
badannya untuk membentuk barisan yang terpanjang. Tapi kunci ini
jangan diungkapkan ke peserta. Cukup instruksikan: “Berlombalah
untuk membuat barisan terpanjang“. Biarkan para peserta berkreativitas
sendiri.
3. Menyebut Objek
Peserta membentuk lingkaran dan pemateri berada di dalamnya.
Pemateri menentukan kriteria objek yang bisa disebut seperti nama
hewan, nama burung dan lain-lain. Peserta harus menyebut nama objek
sesuai huruf akhiran yang disebut peserta sebelumnya seperti orang
pertama menyebut kuda maka orang kedua harus menyebut nama buah
yang awalannya huruf A seperti angsa. Setelah peserta paham maka
mentor memulai aksinya dengan memulai menyebut objeknya adalah
buah lalu pemateri menyebut anjing atau yang lain lalu menunjuk salah
satu peserta. Peserta tersebut harus melanjutkannya dengan menyebut
nama buah yang awalannya huruf G lalu dilanjutkan oleh peserta di
sebelahnya mengikuti putaran lingkaran. Peserta yang salah dalam
permainan ini akan dianggap kalah.
4. Harimau Makan Harimau
Peserta membentuk lingkaran dan mengangkat kedua tangannya ke
samping. Tangan kanan terbuka lebar seperti meminta sesuatu dan
tangan kiri dibuat seperti sedang menunjuk. Tangan kiri diletakkan
pada tangan kanan teman disebelahnya dan seterusnya. Kunci
permainan ini ialah ketika pemateri menyebut kata harimau dalam
cerita maka peserta harus menangkap jari telunjuk peserta lain yang
ada di atas tangan kanannya. Disamping itu dia juga harus secepat
mungkin untuk menjauhkan tangan kirinya dari atas tangan kanan
peserta lain agar tidak termakan. Peserta yang jarinya tertangkap dalam
permainan ini bisa saja dihukum atau dianggap kalah lalu permainan
dilanjutkan kembali.

8
2.3 LANGKAH KEGIATAN
Susunan acara kegiatan TINDAY Simpur
Tabel 1. Susunan acara TINDAY Simpur
No. Kegiatan Durasi

1. Penyambutan oleh petugas Puskesmas 10 menit


2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya 5 menit
3. Sambutan oleh Kepala Puskesmas Rawat Inap Simpur 20 menit
4. Presentasi Profil Puskesmas Rawat Inap Simpur 20 menit
Pengantar singkat mengenai:
5. Administrasi dan Manajemen Puskesmas 30 menit
6. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) 20 menit
7. Upaya Kesehatan Perseorangan(UKP) 20 menit
8. Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas 20 menit
9. Bangunan, Prasarana, dan Peralatan 30 menit
10. Mutu 20 menit
11. Pemaparan Peraturan dan Tata Tertib Pegawai UPT 5 menit
Puskesmas Rawat Inap Simpur.
12. Diskusi, Tanya Jawab, Ice Breaking, dan Dinamika 30 menit
Kelompok
13. Do’a dan Penutup 5 menit
Total Waktu 4 jam

Matriks kegiatan TINDAY Simpur


Tabel 2. Matriks kegiatan TINDAY Simpur
Indikator Alat dan
No. Kegiatan Rincian Kegiatan
Keberhasilan Bahan
1. Penyambutan oleh  Petugas Puskesmas Semua peserta Buku registrasi
petugas Puskesmas mempersiapkan lembar melakukan
registrasi peserta. registrasi dan
 Peserta melakukan disambut oleh
registrasi dan duduk di petugas
kursi masing-masing. Puskesmas tepat
waktu.
2. Menyanyikan lagu Petugas Puskesmas dan Semua peserta Laptop
Indonesia Raya peserta menyanyikan dan petugas dan
lagu Indonesia Raya Puskesmas speaker
diiringi musik. menyanyikan lagu
Indonesia Raya
dengan khidmat.

9
3. Sambutan oleh Kepala Puskesmas Para peserta dapat Microphone
Kepala UPT memberikan sambutan memahami dan dan speaker
Puskesmas Rawat kepada para peserta. mencatat inti dari
Inap Simpur sambutan kepala
Puskesmas.

4. Presentasi Profil UPT Menjelaskan mengenai: Peserta dapat PPT profil


Puskesmas Rawat  Sejarah Puskesmas memahami Profil Puskesmas,
Inap Simpur  Wilayah dan Batas UPT Puskesmas laptop,
Kerja Rawat Inap LCD,
 Struktur Organisasi Simpur dan microphone,
 Visi, Misi, Tujuan, mencatat dan speaker.
dan Tata Nilai beberapa poin
Puskesmas penting dari
 Kepegawaian presentasi
 Tata Lokasi tersebut.
 P1, P2, dan P3
 Jenis-jenis Pelayanan
 Program Inovasi
Puskesmas

5. Pengantar singkat Petugas Puskesmas dari Peserta dapat PPT, laptop,


mengenai: masing-masing memahami Profil LCD,
a. Administrasi penanggung jawab UPT Puskesmas microphone, dan
dan memberikan materi Rawat Inap speaker.
Manajemen pengantar dari masing- Simpur dan
Puskesmas masing upaya. mencatat
b. Upaya beberapa poin
Kesehatan penting dari
Masyarakat presentasi
tersebut.
(UKM)
c. Upaya
Kesehatan
Perseorangan
(UKP)
d. Jaringan
Pelayanan
Puskesmas dan
Jejaring
Puskesmas
Bangunan,
Prasarana, dan
Peralatan
e. Mutu
6. Pemaparan Petugas Puskesmas Peserta dapat PPT,
Peraturan dan Tata memaparkan peraturan mentaati dan laptop,
Tertib Pegawai dan tata tertib pegawai melaksanakan LCD,
UPT Puskesmas peraturan dan tata microphone,
Rawat Inap tertib bagi pegawai dan speaker.
Simpur di Puskesmas
Rawat Inap
Simpur
7. Diskusi, Tanya  Penanggung jawab  Terdapat Microphone
Jawab, Ice upaya memberikan peningkatan dan speaker
Breaking, dan pertanyaan kepada pengetahuan yang
Dinamika
Kelompok peserta mengenai ditandai dengan

10
materi yang telah peserta mampu
disampaikan. menjawab
 Peserta dapat pertanyaan yang
berdiskusi dengan diberikan oleh
penanggung jawab penanggung
upaya mengenai jawab upaya
materi yang belum  Terjadinya
dipahami. diskusi dua arah
oleh peserta dan
penanggung
jawab upaya
 Terjalinnya
komunikasi dan
kerjasama antara
peserta dan
penanggung
jawab upaya

8. Do’a dan Penutup  Petugas Microphone


Puskesmas dan dan speaker
peserta berdoa
bersama.

11
BAB III
MATERI KEGIATAN

3.1 ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

Administrasi berasal dari bahasa Latin Ad yang artinya intensif, Ministrae yang
artinya melayani. Administrasi merupakan pekerjaan ketatausahaan yang berisikan
pencatatan, pengarsipan, penyimpanan, dan pengiriman. Secara global,
administrasi berartikan keseluruhan proses atau aktifitas penyelenggara usaha atau
upaya yang dilakukan sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Administrasi memiliki beberapa ciri, antara lain adanya sekelompok orang yang
bekerja sama, adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya proses bersama untuk
mencapai tujuan, dan adanya kegiatan memimpin dan melaksanakan.

Manajemen berasal dari bahasa Latin Manus yang artinya tangan, yang berarti
suatu kegiatan untuk mengurus, membimbing, dan mengarahkan agar tujuan dapat
tercapai. Menurut J. G. Liebler, Management has been defined as the process of
getting done through and with people, sedangkan menurut George R. Terry,
Management is a distinct process of planning, organizing, actuating, and
controlling performed to determine and accomplish stated objectives by use of
human being and other resources. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa,
Manajemen merupakan proses untuk menggerakkasn sumber daya (manusia,
sarana, prasarana, dan dana) untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan
dengan bekerjasama antara sekelompok orang.

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan Upaya


Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 Tahun 2019.
3.1.1 PRINSIP PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
1. Paradigma Sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan
yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Kemandirian Masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
3. Kemandirian Masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4. Ketersediaan Akses Pelayanan Kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses
dan terjangkau oleh seuruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil
tanpa membedakan status social, ekonomi, agama, budaya, dan
kepercayaan.
5. Teknologi Tepat Guna
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan.
6. Keterpaduan dan Kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan
UKP dan UKM lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
sistem rujukan yang didukung dengan manajemen puskesmas.
Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

3.1.2 TUGAS PUSKESMAS


Puskesmas memiliki tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan

13
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.

Syarat Puskesmas
1. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
2. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih
dari 1 (satu) Puskesmas.
3. Kondisi tertentu, ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas.
4. Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian, dan
laboratorium.

Wilayah Kerja Puskesmas


Sasaran dalam 1 (satu) kecamatan atau sebagian kecamatan yaitu 30.000
penduduk. Untuk mendukung jangkauan wilayah, maka puskesmas
didudukung oleh Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling, dan
Puskesmas Pembina.

3.1.3 FUNGSI PUSKESMAS


1. Penyelengaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerja.
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerja.
3. Wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program
internsip, dan/atau sebagai jenjang RS pendidikan.
4. Melakukan pembinaan terhadapa fasilitas pelayaann kesehaan
tingkatpertama di wilayah kerja.

3.1.4 KEWENANGAN PUSKESMAS


Puskesmas memiliki kewenangan dalam menjalankan fungsinya, antara
lain:
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan.
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

14
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor
terkait.
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat.
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi SDM Puskesmas.
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan.
h. Mmberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan, dan bermutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi.
e. Melaksanakan rekam medis.
f. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan.
g. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
h. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
system rujukan.
j. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

15
3.1.5 JENIS PUSKESMAS KEMAMPUAN PENYELENGGARAAN
1. Puskesmas Non Rawat Inap
Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap, namun
melayani pertolongan persalinan normal.
2. Puskesmas Rawat Inap
Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk menyelenggarakan
pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.

Perorganisasian Sumber Daya Manusia (SDM) manajemen yang baik akan


mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Fungsi
manajemen yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling
(POAC). Pengorganisasian sangat penting karena melalui pengorganisasian
seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi akan diatur
penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019, Sumber


Daya Manajemen Puskesmas, yaitu :
1. Tenaga Kesehatan : dokter/DLP, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan
lingkungan, ahli teknologi laboratorium, tenaga
gizi, tenaga kefarmasian.
2. Tenaga Non Kesehatan : pendukung kegiatan ketatausahaan,
administrasi keuangan, sistem informasi
dan kegiatan operasional lain di puskesmas.

Organisasi puskesmas terdiri dari :


1. Kepala Puskesmas
Kriteria kepala puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki
kompetensi manajemen kesehatan masyarakat.

16
b. Masa kerja di puskesmas minimal 2 tahun.
c. Telah mengikuti pelatihan manajemen puskesmas.
d. Kepala subbagian tata usaha.

2. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


3. Penanggung jawab UKP, Kefaramasian, dan Laboratorium.
4. Penanggung jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang


Puskesmas bahwa kriteria kepala tata usaha adalah tenaga kesehatan dengan
tingkat pendidikan paling rendah diploma (D3) yang memahami
administrasi keuangan dan sistem informasi kesehatan.

Kepala Tata Usaha


Kepala Tata Usaha (TU) menaungi beberapa bidang, antara lain:
1. Koordinator Tim Manajemen Puskemas
a. RENSTRA Puskesmas
b. RUK dan RPK
c. RBA Puskesmas
d. LOKMIN Bulanan
e. LOKMIN LINSEK (Lintas Sektor)
f. SP2TP
g. Data Sepuluh Besar Penyakit Bulanan
2. Sistem Informasi Puskesmas
a. Arsip SK TIM SIP Puskesmas
b. Laporan Lintas Sektor
c. Arsip laporan evaluasi capaian program per semesteran
d. Arsip laporan evaluasi capaian program per tahunan
3. Kepegawaian
a. Buku penjagaan kenaikan pangkat
b. Buku penjagaan kenaikan gaji berkala
c. Buku penjagaan cuti pegawai
d. Buku penjagaan usul mutasi pegawai

17
e. Buku penjagaan pensiun pegawai
f. Buku Bantu SIP
g. Buku Bantu STR
h. Tupoksi, sasaran, dan capaian kerja (SKP)
i. Dokumen kepegawaian atau arsip kepegawaian
j. File kepegawaian (data pegawai, DUK, dll)
k. Absensi elektronik dan manual
l. Pembinaan disiplin pegawai
m. Buku catatan pembinaan dan hukuman disiplin
n. Pelaporan kepegawaian
o. Dokumen surat masuk dan surat keluar
p. Buku register surat masuk dan surat keluar
4. Rumah Tangga
a. Arsip SIP/SIK/STR
b. Dokemen perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan
c. Dokumen Analisis Beban Kerja (ABK)
d. Kinerja atau SKP
e. PKP
f. Arsip Sertifikat
g. Arsip Izin Belajar
5. Keuangan
a. BKU Pengeluaran
b. BKU Penerimaan
c. Berita Acara Barang dan Jasa
d. Stock Opname Barang dan Obat
e. SPPAT (Surat Pencatatan dan Pelaporan Aset Tetap) Smt. I
f. SPPAT (Surat Pencatatan dan Pelaporan Aset Tetap) Smt. II
g. KP 4

18
Struktur Organisasi UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur

Gambar 1. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun 2020

Gambar 2. Sertifikat Akreditasi Paripurna UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur 2019

3.2 UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN (UKP)

19
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
puskesmas untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP
mencakup upaya promosi kesehatan perorangan, pencegahan penyakit, pengobatan
rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan, dan pemulihan kecacatan
perorangan.
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, puskesmas berwenang
untuk:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor
biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter-
pasien yang erat dan setara.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada individu,
berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi.
f. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis.
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia puskesmas.
i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan.
j. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Kasus-kasus penyakit yang ditemukan pada pelayanan UKP ditelusuri dan


ditindaklanjuti di tingkat keluarga dan masyarakat guna mencari dan mengatasi

20
penyebab maupun mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. UKP tingkat
pertama di puskesmas mengutamakan keselamatan pasien (patient safety) dengan
mengacu pada Standar Operating Procedure (SOP) dan standar pelayanan medis
yang berlaku. UKP tingkat pertama yang diselenggarakan oleh puskesmas meliputi
pelayanan rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day
care), home care, dan pelayanan rawat inap berdasarkan pertimbahan kebutuhan
pelayanan kesehatan.

3.2.1 Pelayanan Rawat Jalan


1. Pendaftaran
Pelayanan loket pendaftaran dimulai pada pukul 08.00 WIB. Pasien
terlebih dahulu mengambil nomor antrian (kartu antrian putih untuk
pasien umum dan kartu antrian merah untuk pasien lansia), kemudian
pasien dilayani sesuai jaminan kesehatannya, apakah termasuk pasien
BPJS, Umum, atau Jaminan Kesehatan Kota Bandar Lampung (P2KM).
2. Rekam Medis dan Rujukan
Setelah pasien dari loket pendaftaran dan mendapatkan catatan kecil
yang memuat informasi nama pasien, nama Kartu Keluarga (KK), dan
nomor rekam medis (RM). Pasien menuju ruang RM untuk kemudian
mendapat file status medis. Pasien dipersilakan untuk langsung menuju
ruang pemeriksaan yang dituju dengan membawa nomor urut antrian.
Petugas RM yang akan memberikan status medis pasien ke ruang
pemeriksaan. Pasien yang mendapatkan rujukan untuk ke Rumah Sakit
(RS) Tipe C, memberikan hasil pemeriksaan dan rekomendasi rujukan
kepada petugas khusus rujukan. Hal ini berlaku untuk rujukan BPJS
maupun Jaminan Kesehatan Kota Bandar Lampung (P2KM).
3. Ruang Pemeriksaan Umum
Pasien dipanggil sesuai nomor urut antrian. Untuk pasien lansia, nomor
urut antrian berwarna merah untuk mendapatkan prioritas antrian
diantara pasien lainnya. Dilakukan pemeriksaan tanda vital pada meja
perawat, untuk kemudian pasien menuju ke meja dokter pemeriksa.
Untuk pasien lansia, setelah diperiksa tanda vitalnya oleh perawat,
menuju ke meja khusus dokter pemeriksa lansia. Untuk pasien rujukan,

21
tetap dilakukan pemeriksaan tanda vital oleh perawat dan konsultasi
kepada dokter untuk menentukan diagnosa dan RS tujuan merujuk.
4. Ruang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Pemeriksaan balita sakit, usia maksimal 5 tahun pada bulan berjalan.
Bayi dan anak ditimbang berat badannya dan diperiksa tanda vitalnya di
meja bidan. Setelah itu, bayi dan anak diperiksa oleh dokter pemeriksa
MTBS.
5. Ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pemeriksaan ibu hamil, ibu nifas, dan imunisasi bayi yang dilakukan
oleh bidan. Imunisasi dilakukan tiap hari Selasa. Ibu diperiksa tanda vital
dan dicatat di buku KIA, demikian juga bayi yang akan diimunisasi
diperiksa dan dicatat tanggal dan jenis imunisasi di buku KIA.
6. Apotek
Pasien menyerahkan resep dari ruang pemeriksaan, dan mendapatkan
nomor antrian khusus apotek. Untuk resep racikan, pasien diberikan
informasi terlebih dahulu bahwa waktu tunggunya lebih lama.
7. Ruang Konsultasi Kesehatan Lingkungan (KESLING)
Pasien dari ruang pemeriksaan dengan penyakit berbasis lingkungan,
dapat dikonsultasikan kepada petugas Kesling.
8. Ruang Konsultasi Gizi
Pasien dari ruang pemeriksaan dengan penyakit degeneratif atau dengan
status gizi kurang atau gizi buruk, dapat dikonsultasikan kepada petugas
gizi.
9. Ruang Laboratorium
Pasien membawa rujukan internal pemeriksaan laboratorium dari dokter
pemeriksa. Jika pasien tersebut adalah pasien umum atau jika
pemeriksaan lab yang dimaksud tidak ditanggung oleh jaminan
kesehatan, maka pasien tersebut harus membayar terlebih dahulu di loket
pendaftaran. Sebaiknya hal ini sudah diinformasikan oleh perawat atau
bidan saat berada di ruang pemeriksaan.
10. Ruang Pemeriksaan Gigi Mulut
Pasien menuju ke ruang gigi setelah menyelesaikan administrasi di loket
pendaftaran dan ruang RM. Pasien dari ruang pemeriksaan umum atau
KIA dapat dikonsulkan ke ruang gigi dengan membawa rujukan internal.

22
11. Ruang VCT-IMS / PKPR / AKUPRESURE
Untuk pasien VCT-IMS, pasien langsung menuju ke ruangan setelah
menyelesaikan administrasi di loket pendaftaran dan ruang RM. Untuk
pasien PKPR dan akupresure, maka pasien berkonsultasi terlebih dahulu
dengan konselor remaja dan petugas akupresure di ruang pemeriksaan,
dan dengan perjanjian bisa melanjutkan konseling dan tindakan terapi
akupresure di ruangan khusus Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) atau akupresure.
12. Ruang Unit Gawat Darurat (UGD)
Pada jam kerja, pasien yang diperiksa di ruang pemeriksaan dan
membutuhkan tindakan, maka pasien dapat membawa rujukan internal
untuk dilakukan tindakan di ruang UGD. Apabila dalam kasus
kegawatan, pasien dapat langsung menuju ruang UGD dan dilakukan
tindakan sesuai pengelompokan ke dalam triase. UGD di UPT
Puskesmas Rawat Inap Simpur berjalan selama 24 jam dengan petugas
shift pagi, sore, dan malam.

3.2.2 Pelayanan Rawat Inap


1. Ruang Rawat Inap
Ruang rawat inap terdiri dari 3 kamar, yaitu ruang rawat pria dengan 3
tempat tidur, ruang rawat wanita dengan 3 tempat tidur, dan ruang rawat
bersama dengan 4 tempat tidur. Pasien rawat inap dengan jaminan
kesehatan BPJS dan Jaminan Kesehatan Kota Bandar Lampung (P2KM),
memiliki maksimal perawatan 5 hari. Jika tidak ada perbaikan, maka
pasien akan dirujuk ke fasilitas kesehatan selanjutnya, yaitu RS Tipe D
atau RS Tipe C.
2. Ruang Persalinan
Ruang persalinan ditujukan untuk ibu hamil yang hendak melahirkan.
Ruang persalinan disebut juga Verlos Kameer (VK) yang terdiri dari 3
tempat tidur persalinan. Pasien yang melahirkan dengan jaminan
kesehatan BPJS dan Jaminan Kesehatan Kota Bandar Lampung (P2KM),
memiliki maksimal perawatan 5 hari. Persalinan di puskesmas hanya
melayani pasien persalinan tanpa komplikasi. Apabila pasien yang

23
hendak melahirkan memiliki kompliksi, maka pasien akan dirujuk ke
fasilitas kesehatan selanjutnya, yaitu RS Tipe D atau RS Tipe C.

3.2.3 Kegiatan UKP Inovasi


1. Briefing Pagi
Dilakukan setiap hari Senin dan Rabu pukul 07.30 WIB. Petugas yang
ditunjuk sebagai pemimpin briefing memberi komando menyanyikan
lagu Indonesia Raya, pembacaan safety briefing, pembacaan Visi Misi
Motto dan Tata Nilai UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur, yel-yel dan
CTPS. Sebagai ajang informasi dan instruksi bagi seluruh pegawai UPT
Puskesmas Simpur, untuk itu diharapkan konsistensi setiap pegawai
untuk mengikuti kegiatan briefing dengan penuh rasa tanggung jawab.
2. Salam Simpur dan Kegiatan Buka Buku Baca Tahu (KAKU BAHU)
Dilakukan setiap hari Selasa dan Kami pukul 07.30 WIB. Sebagai sarana
memperkenalkan setiap pegawai yang bertugas, maupun jenis-jenis
pelayanan yang dapat diakses di UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur.
Kegiatan Buka Buku Baca Tahu (KAKU BAHU) merupakan kegiatan
membaca bersama buku KIA dengan pengunjung UPT Puskesmas
Rawat Inap Simpur selama 10 menit. Diharapkan seluruh pegawai dapat
konsisten mengikuti kegiatan ini, sebagai salah satu upaya realisasi
“Simpur Sahabat Semua” seperti yang tercantum pada logo UPT
Puskesmas Rawat Inap Simpur.
3. SIMPUR KEPPO (Kenali-Edukasi-Pahami-Pasti-Oke)
Dilaksanakan pada hari Kamis, minggu ke-2 dan ke-4. Kegiatan ini
bertujuan agar terjadi pemerataan informasi kepada seluruh pegawai.
Dalam hal ini, teman-teman lain mengetahui program apa dan
bagaimana yang dijalankan oleh teman pemegang program. Demikian
juga bila ada teman yang baru mengikuti pelatihan atau seminar,
diharapkan dapat membagikan ilmunya kepada teman yang lain.

3.2.4 Kegiatan UKP Akreditasi


Pokok kerja (Pokja) UKP di dalam kerangka akreditasi berada pada Bab
VII, VIII, dan IX. Bab VII berisikan penjelasan mengenai Layanan Klinis
yang Berorientasi Pasien (LKBP), mencakup tentang semua pelayanan

24
klinis yang termasuk di Pokja UKP, termasuk juga semua penyakit dan
tindakan yang dapat dilayani di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP). Bab VIII berisikan penjelasan mengenai Manajemen Penunjang
Layanan Klinis (MPLK) mencakup tentang pelayanan penunjang vital,
seperti pelayanan laboratorium, kefarmasian dan kesehatan lingkungan. Bab
IX berisikan penjelasan mengenai Peningkatan Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien (PMKP) mencakup tentang upaya perbaikan mutu dan
keselamatan pasien secara komprehensif dan integratif.

Dokumen yang perlu disiapkan pada survey pelayanan klinis, diantaranya


adalah:
1. Penyelenggaraan pelayanan klinis yang meliputi Kebijakan Kepala
Puskesmas terkait pelayanan klinis, Pedoman Pelayanan Klinis, Standart
Operational Procedure (SOP), dan Kerangka Acuan Kegiatan pelayanan
klinis dan Perbaikan Mutu dan Keelamatan Pasien (PMKP).
2. Pelayanan Upaya Kesehatan di Puskesmas, seperti perencanaan upaya
kesehatan, proses yang berhubungan dengan sasaran, penyelenggaraan
upaya, pengukuran, analisis, dan penyempurnaan {PDCA (Plan-Do-
Check-Action)}.

Gambar 3. Alur Pelayanan UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur

3.3 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah pelayanan yang bersifat publik

25
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan (Kepmenkes, 2004). Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75
Tahun 2014, Puskesmas memiliki peran sebagai gerbang pertama yang diharapkan
bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif,
tidak hanya melakukan pelayanan kepada perseorangan tetapi juga kepada
masyarakat yang lebih luas. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) menjadi tugas
utama puskesmas yang berfokus kepada upaya pencegahan dan promosi kesehatan
masyarakat. UKM juga mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam
peningkatan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut
antara lain UKM esensial dan UKM pengembangan.

3.3.1 UKM Esensial


UKM esensial merupakan upaya kesehatan masyarakat yang telah
ditentukan program dan cakupannya di seluruh puskesmas di Indonesia.
Upaya-upaya ini ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pada
5 aspek mendasar dari kesehatan yang saling berkaitan satu dengan yang
lain, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB),
gizi, pencegahan dan pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan, dan
promosi kesehatan. Bagian dari upaya bersama antara UKP dan UKM bagi
masyarakat yang membutuhkan perawatan di rumah, puskesmas
menyediakan fasilitas perawatan kesehatan masyarakat.
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana   
Bentuk-bentuk kegiatan dari upaya kesehatan ini adalah penyuluhan
KB, kunjungan rumah pada ibu pasca salin dengan risiko, pelaksanaan
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
pada anak pra sekolah.
2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat    
Beberapa contoh kegiatan dalam upaya kesehatan ini adalah
penanganan dan pendampingan pada balita gizi buruk, penyuluhan ASI
eksklusif, dan pemantauan tumbuh kembang anak melalui Posyandu
Balita di setiap pedukuhan.
3. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

26
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan dengan
kegiatan pemantauan dan pendampingan pasien TB, penyelidikan
epidemiologi jika ditemukan kasus demam berdarah, campak, diare
atau penyakit lain yang memungkinkan terjadinya penularan.
4. Upaya Penyehatan Lingkungan  
Kesehatan lingkungan dicapai melalui berbagai kegiatan, beberapa
diantaranya adalah pemantauan penggunaan air bersih, deklarasi stop
BAB sembarangan, pemantauan jentik secara berkala, pengelolaan
sampah yang terstandar, dan pemantauan tata kelola limbah di
lingkungan rumah maupun instansi.
5. Upaya Promosi Kesehatan   
Promosi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kunci dari upaya
peningkatan kesehatan masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) terdiri dari 10 indikator, yaitu persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan
di posyandu, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun,
penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentik nyamuk,
mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik
setiap hari, dan tidak merokok. Kegiatan lain dari upaya promosi
kesehatan adalah pembinaan dan pendampingan posyandu. Di
Puskesmas, terdapat posyandu balita dan posyandu lansi di setiap
pedukuhan.
6. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat   
Untuk pasien atau masyarakat yang membutuhkan perawatan di rumah,
Puskesmas menyediakan pelayanan kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan yang sesuai dengan permasalahan pasien. Upaya kesehatan
ini juga bertujuan untuk menjangkau pasien yang kesulitan mengakses
layanan dalam gedung.

3.3.2 UKM Pengembangan


Berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas Rawat Inap Simpur
mengembangkan upaya-upaya kesehatan masyarakat yang terdiri dari upaya
kesehatan lansia, remaja, jiwa, dan indera.

27
1. Upaya Kesehatan Lansia  
Pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia) bertujuan menyediakan
pelayanan kesehatan lanjut usia yang bermutu dan berkesinambungan
di puskesmas. Ketersediaan pelayanan ini diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran para lanjut usia untuk membina kesehatannya
secara mandiri, meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga
dan masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan, serta
meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lanjut usia.
2. Upaya Kesehatan Remaja   
Tahap remaja merupakan tahapan perkembangan yang unik dimana
terjadi masa peralihan dari seorang anak menjadi seorang dewasa.
Tahapan yang penuh dengan tantangan ini seringkali diikuti dengan
munculnya berbagai permasalahan, seperti pergaulan bebas yang
mengarah pada kehamilan di usia remaja, penggunaan NAPZA,
ataupun kenakalan remaja lainnya. Untuk mendampingi remaja dan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendampingan
terhadap remaja, puskesmas menyediakan pelayanan kesehatan remaja.
Bentuk pelayanan kesehatan remaja ini diwujudkan dalam program
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
3. Upaya Kesehatan Jiwa   
Permasalahan kesehatan jiwa menjadi keprihatinan bersama karena
menimbulkan beban psikologis, ekonomi, dan sosial pada individu
maupun keluarga. Namun permasalahan ini relatif belum mendapat
penanganan yang maksimal oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu,
pelayanan kesehatan jiwa dirasa perlu diinisiasi untuk membantu
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan jiwa individu,
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Upaya yang dilakukan
antara lain upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif kepada
pasien gangguan jiwa, keluarga dan masyarakat.
4. Upaya Kesehatan Indera   
Kesehatan indera merupakan aspek penting untuk menunjang individu
menjalankan peran dan tanggung jawabnya secara optimal. Puskesmas
menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan indera untuk membantu
masyarakat menyadari pentingnya menjaga kesehatan indera dan

28
mengetahui upaya pengobatan yang tepat untuk mengatasi
permasalahan kesehatan indera.
5. Upaya Kesehatan Sekolah  
Upaya Kesehatan Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
siswa dan lingkungan sekolah. UKS menjalankan fungsinya
berpedoman pada Trias UKS, yaitu pelayanan kesehatan, bentuk
kegiatannya adalah pemeriksaan siswa sakit dan screening kesehatan
untuk siswa kelas 1 pendidikan kesehatan, bentuk kegiatannya adalah
penyuluhan kesehatan kepada siswa. Penyehatan lingkungan, bentuk
kegiatannya adalah pengelolaan sampah dan upaya kesehatan
lingkungan.
6. Upaya Kesehatan Olahraga  
Saat ini, perhatian masyarakat tidak hanya tertuju pada pengendalian
penyakit menular tetapi juga pencegahan dari penyakit tidak menular,
seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Penyakit tidak menular ini
sebagian besar disebabkan oleh faktor gaya hidup individu yang tidak
sehat. Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah dengan memiliki
kebiasaan berolahraga secara rutin. Upaya kesehatan olahraga adalah
salah satu program pengembangan UKM yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui olahraga.

3.3.3 Jenis Kegiatan UKM Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun 2019
1. KIA/KB
Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluraga Berencana memiliki
sasaran yaitu penduduk dengan usia reproduksi dan pasangan usia subur,
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, batu, anak usia
dibawah lima tahun, usia pra sekolah, anak usia sekolah dan remaja,
serta lansia. Berikut kegiatan UKM terkait KIA atau KB, yaitu :
a. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai
standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan

29
kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta
intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Nilai status gizi dengan mengukur lingkar lengan atas.
4) Ukur tinggi fundus uteri.
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin.
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan dengan alat form skrining.
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8) Test laboratorium (rutin dan khusus) .
9) Tatalaksana kasus.
b. Temu Wicara (Konseling)
Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah gabungan
berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip
belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, kelompok
atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara
perorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila
perlu. Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah tercapainya
perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
c. Pemantauan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
keadaan optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang di
hadapi. Kehamilan resiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi
serta keadaan umum seorang selama masa kehamilan yang akan
memeberikan ancaman pada kehamilan pada kesehatan jiwa ibu
maupun janin yang di kandungnya. Faktor risiko tinggi ibu hamil

30
yang dideteksi oleh tenaga kesehatan melalui buku KIA adalah
anemia berat (Hb <8 mg/dL), tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg),
edema yang nyata, riwayat penyakit ibu, letak sungsang pada
kehamilan pertama, letak lintang pada kehamilan lebih dari 32
minggu, kemungkinan atau ada janin kecil, kemungkinan atau ada
kehamilan ganda, kemungkinan atau ada janin besar (Depkes RI,
2003).

d. Pelaksanaan Kelas Ibu hamil


Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan usia
kehamilan antara 4 minggu hingga 36 minggu (menjelang persalinan)
dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil
akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang KIA
secara menyeluruh dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara
terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh
bidan atau tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu
Hamil yaitu Buku KIA, Flip Chart (lembar balik), Pedoman
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil
dan Buku senam Ibu Hamil (Kemenkes, 2011). Tujuan kelas ibu
hamil. Berdasarkan Kemenkes RI Tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan pengetahuan
2) Merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang
kehamilan
3) Perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan
4) Perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas
5) KB pasca persalinan
6) Perawatan bayi baru lahir
7) Mitos atau kepercayaan atau adat istiadat setempat
8) Penyakit menular
9) Akte kelahiran
10) Sasaran kelas ibu hamil
11) Peserta kelas ibu hamil berdasarkan buku panduan kelas ibu
hamil
e. Pelaksanaan Kelas Ibu Balita

31
Kelas Ibu Balita adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai anak
berusia antara 0 hingga 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar
pendapat, tukar pengalaman tentang pemenuhan pelayanan kesehatan,
gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing
oleh fasilitator, yang juga menggunakan Buku KIA.
f. Pelacakan Kasus Kematian Ibu
Pelacakan kasus kematian ibu pada saat hamil atau kematian dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab-sebab
lain seperti kecelakaan dan terjatuh.
g. Pelayanan Nifas
Pelayanan pasca persalinan diperlukan karena dalam periode ini
merupakan masa kritis, baik pada ibu maupun bayinya yang bertujuan
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun
psikologis
2) Deteksi dini masalah, penyakit, dan penyulit pasca persalinan
3) Memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), dan
konseling untuk memastikan perawatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi dan asuhan bayi baru
lahir pada ibu beserta keluarganya
4) Melibatkan ibu, suami, dan keluarga dalam menjaga kesehatan
ibu nifas dan bayi baru lahir
5) Memberikan pelayanan KB sesegera mungkin setelah persalinan
h. Pendampingan dan Konseling ASI Ekslusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah
persalinan yang diberikan. Upaya peningkatan pemberian ASI
eksklusif tanpa jadwal dan tidak diberi makanan maupun minuman
tambahan lainnya sekalipun air putih, hingga bayi berusia 6 bulan.
Hal ini bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat umum.
Pemerintah telah menggalakkan berbagai program edukasi untuk
memperkenalkan ASI eksklusif melalui berbagai media. Tetapi pada
kenyataannya, masih banyak ibu yang tidak melakukannya, hal ini
dikarenakan tidak mau dan atau tetap memilih memberikan susu

32
formula karena berbagai mitos yang salah di masyarakat serta
gencarnya promosi susu formula oleh produsen susu di media sosial.
Padahal pemberian ASI eksklusif sangat penting karena memiliki
berbagai manfaat bagi bayi dan ibu. Berdasarkan hasil kajian tentang
faktor determinan pemberian ASI eksklusif didapat bahwa faktor
yang paling banyak adalah faktor pengetahuan ibu mengenai
pentingnya pemberian ASI serta dukungan keluarga baik dari suami
maupun orangtua. Pengetahuan mengenai pentingnya pemberian ASI
eksklusif pada ibu sangat diperlukan agar tidak mudah dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak mendukung pemberian ASI eksklusif.
Selain itu dukungan dari orang terdekat juga sangat penting agar
menumbuhkan rasa percaya diri ibu untuk memberikan ASI kepada
bayinya.
i. Pemantauan Kesehatan Neonatus
Kunjungan neonatus adalah bayi usia 0-28 hari yang kontak dengan
tenaga kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan minimal
tiga kali yaitu dua kali pada umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-
28 hari (KN2). Adapun pelayanan kesehatan yang diberikan adalah
pelayanan kesehatan neonatal dasar yang meliputi tindakan resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi, pemberian vitamin K, Manajemen Terpadu Balita Muda
(MTBM), dan konseling untuk ibunya tentang perawatan neonatus di
rumah dengan menggunakan buku KIA.

Pada saat memberi pelayanan kesehatan pada neonatus, sekitar 15%


diantara neonatus yang diperiksa dan ditemui tergolong dalam kasus
resiko tinggi yang butuh pelayanan rujukan. Neonatal resiko tinggi
atau komplikasi yaitu bayi usia 0-28 hari dengan penyakit dan
kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian seperti
asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan
kurang dari 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan
neonatal.
j. Sosialisasi Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) Lintas Sektor

33
PWS disajikan serta didiskusikan pada pertemuan lintas sektoral
ditingkat kecamatan dan kabupaten/kota, untuk mendapatkan
dukungan dalam pemecahan masalah dan agar masalah operasional
yang dihadapi dapat dipahami bersama, terutama yang berkaitan
dengan motivasi dan penggerakan masyarakat sasaran.
k. Sosialisasi Orientasi dalam Pelayanan Kesehatan Neonatal
Masa neonatus merupakan masa paling beresiko terhadap gangguan
kesehatan pada bayi oleh karena itu diperlukan pelayanan kesehatan
yang baik pada masa tersebut untuk menjaga kesehatan bayi baru
lahir sampai usia 28 hari . Pelayanan neonatus sesuai standar
kesehatan sedikitnya 3 kali yaitu kunjungan pertama dilakukan kurun
waktu 6-48 jam, kunjungan kedua dilakukan hari ke 3-7 setelah lahir
dan kunjungan ketiga dilakukan pada kurun waktu hari ke 8-28
setelah lahir.
l. Kunjungan Pasangan Usia Subur (PUS)
Kunjungan rumah ke rumah adalah Program Kependudukan Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Sasaran kunjungan
rumah adalah PUS yg belum menggunakan KB dan PUS yang telah
menggunakan KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MJKP).
Konseling pembangunan keluarga berisikan materi tentang
kekurangan dan kelebihan dari KB. Dengan adanya penjelasan yang
di berikan kepada PUS, maka PUS dapat menentukan jenis KB yang
cocok untuk kesehatan mereka. Kunjungan rumah ini di harapkan
dapat meningkatkan pencapaian KB. 
m. Kegiatan KB dan Kesehatan Reproduksi bagi Calon Pengantin
Penyuluhan KB dilaksanakan Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE) bagi Calon Pengantin (Catin). Catin wanita merupakan individu
yang dipastikan akan menjadi ibu hamil, maka catin merupakan
individu yang penting untuk mendapatkan KIE kesehatan reproduksi
dan seksual. Kegiatan KIE dilakukan oleh penyuluh KB dan petugas
puskesmas. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan
kesiapan dan pemahaman catin mengenai kesehatan reproduksi
sehingga dapat merencanakan kehamilan yang diinginkan,

34
meningkatkan cakupan Program KIA dan KB, mendukung percepatan
penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, dan stunting.

2. GIZI
Pelayanan gizi di puskesmas adalah kegiatan pelayanan upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja
puskesmas. Berikut kegiatan UKM terkait gizi:
a. Pelayanan di posyandu
b. Sosialisasi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) bagi kader
c. Refreshing kader dalam pengukuran panjang badan
d. Kunjungan rumah dan konseling PMBA Balita Resti
e. Operasi timbang
f. Distribusi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita
g. Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita
h. Pendampingan ibu hamil dengan anemia
i. Distribusi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil
j. Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil
k. Sweeping balita tidak menimbang
l. Surveilance pelacakan gizi buruk
m. Pemantauan garam beryodium
n. Penggerakan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

3. KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan Lingkungan (KESLING) merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan paripurna yang diberikan kepada pasien, dimana serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial guna mencegah penyakit dan atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor resiko lingkungan. Kegiatan KESLING mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 13 Tahun 2015 tentang
Penyelengaraan Penyehatan Lingkungan di Puskesmas. Adapun kegiatan
KESLING, yaitu
a. Kunjungan kasus klinik sanitasi
b. Pemeriksaan Tempat Pengolaan Makanan (TPM)

35
c. Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum (TTU)
d. Pembinaan Depot Air Minum (DAM)
e. Inspeksi sanitasi rumah sehat
f. Pemeriksaan pasar sehat
g. Kampanye minum air masak
h. Pemeriksaan Instalasi Pengolaan Air Limbah (IPAL)
i. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih pada puskesmas
j. Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
k. Pembinaan Kelompok Pemakai Air (Pokmair)
l. Sosialisasi Open Defecation Free (ODF)
m. Kunjungan rumah kelurahan ODF di Kel. P. Gintung dan Kelapa
Tiga
n. Verifikasi kelurahan ODF Kel. Kelapa Tiga
o. Verifikasi kelurahan ODF Kel. Kaliawi Persada
p. Verifikasi kelurahan ODF Kel. Pasir Gintung

4. PROMOSI KESEHATAN
a. Verifikasi data lanjutan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS PK)
b. Monev Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS
PK)
c. Penyuluhan Kelompok Berbagai Materi
d. Penyuluhan Keliling
e. Pemantauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah
tangga, tempat ibadah, dan sarana kesehatan
f. Kampanye Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) di karang taruna dan
masyarakat
g. Pembinaan kelompok Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
h. Pembinaan Saka Bakti Husada (SBH)
i. Peninjau Perkemahan Bakti Daerah (PERTIDA)
j. Spanduk promosi kesehatan
k. Media promosi kesehatan
l. Refreshing kader

36
m. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat Desa (UKGMD) dan
pembinaan di posyandu dan posbindu

5. PENGENDALIAN PENYAKIT
a. Penyakit Menular
1) Imunisasi
a) Pembekalan SDM kesehatan tentang penyelenggaraan
imunisasi
Pembekalan SDM non-kesehatan tentang penyelenggaraan
imunisasi
b) Sosialisasi dan koordinasi tentang penyelengaraan
imunisasi, BIAS dan peningkatan cakupan imunisasi
c) Surveilans KIPI (Rutin, BIAS, Kampanye MR)
d) Media KIE rutin, BIAS, Introduksi MR
e) Pertemuan monev program imunisasi
f) Sweeping Imunisasi
g) Validasi data hasil cakupan imunisasi ke poskeskel
h) Pendampingan kualitas Indiehome Digital Learning (IDL)
i) Pelaksanaan Drop Out Follow Up (DOFU)
2) HIV-AIDs
a) Penyuluhan HIV dan Infeksi Menular Sexual (IMS) pada
ibu hamil
b) Kegiatan Mobile Voluntary Counselling and Testing (VCT)
& IMS
c) Sosialisasi HIV-AIDs pada kelompok resiko
d) Mengantar spesimen darah untuk pemeriksaan viral load
3) Pneumonia
a) Pelacakan kasus pneumonia
b) Kunjungan rumah kasus pneumonia
4) Tuberculosis
a) Penyuluhan Program TBC HIV
b) Investigasi kontak TB
c) Pelacakan mangkir P2 (TB, Kusta, HIV)

37
d) Pengiriman spesimen dahak TB uji silang ke laboratorium
daerah
e) Penjaringan atau deteksi dini masyarakat dengan batuk-
batuk, penjangkauan masyarakat yang akan di tes HIV
5) Demam Berdarah Dengue
a) Intervensi Penyelidikan Epidemiologi (PE) (Foging focus)
b) Transport Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit
menular
c) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serentak
d) Spot survey terhadap perindukan vektor
e) Orientasi sismantik untuk sekolah
f) Orientasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Kelapa
Tiga dan Pasir Gintung
g) Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

6) Survailans
a) Kunjungan rumah keluarga rawan kesehatan
b) Pertemuan Monev Surveilans
c) Kunjungan rumah Kejadian Luar Biasa (KLB)
7) Acute Flaccid Paralisys
Petugas Survey aktif AFP dan penyakit menular
8) Campak
Mengantar spesimen campak ke dinas kesehatan setempat
9) Kecacingan
Pemberian obat cacing di posyandu
10) Malaria
Sweeping dan skrining malaria pada ibu hamil
11) Kusta
Investigasi kontak kusta

b. Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dilakukan baik di FKTP
maupun Posbindu adalah penyelenggaraan pencegahan dan
pengendalian PTM yang dilaksanakan secara komprehensif dan

38
terintegrasi melalui upaya UKM dan UKP. Hal ini bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian yang
dilaksanakan secara komprehensif, efektif, efesian, dan berkelanjutan.
Berikut kegiatan yang dilakukan terkait PTM, antara lain
1) Kunjungan rumah pasien pasca rawat inap
2) Kunjungan rumah DO Posbindu
3) Pembelian stik DM
4) Pengukuran dan pemeriksaan faktor resiko PTM di Posbindu
PTM
5) Deteksi Kanker servic melalui pemeriksaan IVA

6. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


a. Program Lanjut Usia (Lansia)
1) Pelayanan Posyandu Lansia
2) Kunjungan rumah lansia resiko tinggi (resti)
b. Kesehatan Kerja
1) Pemeriksaan kesehatan pekerja formal & nonformal
2) Pembentukan pos UKK
3) Pemantauan PHBS di tempat kerja
4) Pelayanan dan Pembinaan Keseehatan Kerja (Pos UKK)
5) Sosialisasi gerakan masyarakat (germas) pada pekerja
6) Pemeriksaan kebugaran pada masyarakat dan peserta prolanis
7) Orientasi kesehatan olahraga untuk Sekolah Dasar (SD)
8) Pemeriksaan kebugaran staff puskesmas
c. BATRA
1) Sosialisasi, orientasi kesehatan tradisional, alternatif dan
komplementer dengan daerah unggulan program
2) Pembinaan dan pemantauan sarana HATTRA pada daerah
unggulan program

7. KESEHATAN JIWA
a. Orientasi terintegrasi program PTM, kesehatan jiwa, dan Gema Insan
Peduli Umat (GIPU)
b. Kunjungan rumah pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

39
c. Deteksi dini masalah kesehatan jiwa
d. Penyuluhan kesehatan jiwa ke wilayah sekitar penderita kesehatan
jiwa
e. Penyuluhan kesehatan jiwa dan NAPZA serta pembentukan kader
kesehatan jiwa menuju kelurahan sehat jiwa
f. Pendampingan seluruh pasien kesehatan jiwa

8. KESEHATAN GIGI dan MULUT


Fit for School terpadu (sigiber, CTPS, anak SD, Penyuluhan Kesehatan
Gigi dan Mulut)

9. FARMASI
a. Refreshing Gema Cermat Pada masyarakat di posyandu
b. Sosialisasi Gema Sapa Pada masyarakat Kelurahan
c. Pemeriksaan Gema Sapa Poyandu

10. SOSIALISASI
a. Screening Hypertiroid Konginetal
b. Sosialisasi Posyandu remaja ke Lintas sektor

3.4 MUTU

Pada kebijakan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan UU No. 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, mendorong Puskesmas untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara merata dan bermutu. Untuk
menjamin mutu pelayanan tersebut maka pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP). Melalui akreditasi ini diharapkan adanya proses
perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan berkesinambungan pada
FKTP di seluruh Indonesia secara merata.

Untuk menjamin agar terselenggaranya pelayanan publik di bidang kesehatan yang


merata makan pemerintah telah menerapkan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
(SJKN) sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem

40
Jaminan Kesehatan Nasional (SJKN), yang diselenggarakan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang kesehatan berdasarkan UU No. 24
Tahun 2011. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Pasal 39 ayat (1)
mewajibkan puskesmas untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun
sekali. Akreditasi juga merupakan salah satu persyaratan kredensial fasilitas
kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS.

Dalam penerapan mutu penyelenggaraan pelayanan di puskesmas, yang berperan


secara aktif seluruh pelaksana upaya-upaya kesehatan dalam satu kesatuan
organisasi pelayanan. Terdapat upaya-upaya kesehatan di puskesmas
terimplementasi dalam tahapan perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan
(P2), pengawasan pengendalian dan penilaian kinerja (P3) dengan pendekatan
Total Quality Management (TQM) dalam rangka mewujudkan efektifitas dan
efisiensi proses penyelenggaranya. Dengan penerapan tahapan manajemen mutu
secara berkesinambungan (P1, P2, P3) maka puskesmas dapat dikatakan telah
melaksanakan siklus PDCA dalam perbaikan mutu.
a. Perencanaan (P1)
1. Pedoman
2. RENSTRA, RUK, RPK
3. Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
4. Pedoman
5. Standar Operasional Prosedur (SOP)
b. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
1. Kontinuitas lokmin bulanan dan triwulan
2. Umpan balik kinerja atau capaian target
3. Ketepatan akses
4. Monitoring pencapaian target kinerja dan indicator.
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja (P3)
1. Audit internal
2. Audit eksternal
3. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)
4. Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)

41
Peningkatan mutu pelayanan di puskesmas merupakan sebuah upaya yang dinamis
dan selalu berorientasi kepada perbaikan proses pelayanan. Untuk mencapai
berjalanannya peningkatan mutu yang berkesinambungan di puskesmas, perlu
dilaksanakan metode kualitas empat langkah yang disebut dengan siklus PDCA
(Plan-Do-Check-Action). Penerapan manajemen mutu dalam peningkatan mutu
manajerial, mutu pelayanan UKP dan mutu pelayanan UKM di puskesmas
tercermin dalam kesinambungan P1, P2, dan P3 dimana:
a. Perencanaan
1. Penggalangan komitmen manajemen dan seluruh pegawai
2. Kebijakan mutu
3. Tim mutu dan uraian tugas
4. Pedoman manual mutu dan indikator
5. Rencana atau program kerja peningkatan mutu
b. Penggerakan dan Pelaksanaan
1. Pertemuan tim mutu
2. Pemantauan atau monitoring bulanan
3. Evaluasi pencapaian indikator per triwulan
4. Identifikasi dan prioritas masalah
5. Pengendalian dan peningkatan mutu setiap bulan (PDCA)
6. Alternatif penyelesaian masalah terkait peningkatan mutu
c. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja
1. Rapat tinjauan manajemen dan audit
2. Evaluasi pencapaian akses
3. Evaluasi pencapaian UKP dan UKM
4. Analisa dan tindak lanjut terhadap capaian indikator mutu
5. Peningkatan kepuasan pelanggan
6. Perencanaan
7. Penggerakan dan pelaksanaan
8. Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja

Upaya pengendalian dan peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan


Pasien di puskesmas dalam penilaian akreditasi FKTP diatur dalam standar Bab III,
VI, dan IX untuk Puskesmas, standar Bab IV untuk Klinik Pratama dan standar
Bab II untuk Tempat Praktik Mandiri Dokter/Dokter Gigi. Upaya peningkatan

42
mutu tersebut dituangkan dalam rencana atau program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.

Kepala UPT Puskesmas


Rawat Inap Simpur

dr. Liskha Sari Sandiaty,


M.Kes

Ketua Tim Mutu

Murti Wahyuni, A.Md.Keb

Perbaikan Mutu dan Audit Internal


Keselamatan Pasien (PMKP)
dr. Hawania Rahtio
dr. Afia Marlita

Sekertaris

Debbie Takari, A.Md.Kep

Koordinator Administrasi dan Koordinator Upaya Kesehatan Koordinator Upaya Kesehatan


Manajemen (ADMEN) Perseorangan (UKP) Masyarakat (UKM)

Heriyani, SKM dr. Sarah Prima Ayu drg. Febriyani Adelina

Gambar 4. Tim Mutu UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur

Adapun agar dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan, Puskesmas Rawat
Inap Simpur menerapkan visi, misi, tujuan, tata nilai, dan budaya, antara lain
a. Visi
Terwujudnya pelayanan puskesmas yang optimal, dengan bertumpu pada
pelayanan prima dan pemberdayaan masyarakat menuju Bandar Lampung
Sehat 2020.
b. Misi
1. Memberikan pelayanan yang profesional dan bermutu.
2. Memberikan pelayanan yang nyaman dan ramah.
3. Meningkatkan sumber daya manusia.
4. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
5. Menggalang kemitraan dengan semua pihak dan pemberdayaan
masyarakat untuk hidup sehat.

43
c. Tujuan
Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memprioritaskan kegiatan
promotif dan preventif baik di dalam maupun di luar gedung, menuju
Puskesmas Rawat Inap Simpur yang sehat dan mandiri dengan didukung
kualitas SDM yang profesional.
d. Tata Nilai
S-I-M-P-U-R
Santun : mengedepankan pelayanan dengan senyum, salam, sapa,
sopan dan santun.
Inisiatif : mampu untuk menemukan dan melakukan apa yang harus
dikerjakan.
Mandiri : mengelolaan keuangan menuju kemandirian puskesmas.
Profesional : memberikan jasa atau layanan sesuai dengan SOP.
Unggul : selalu memberikan pelayanan yang terbaik.
Responsif : cepat dan tanggap dalam setiap situasi.
e. Budaya Mutu
1. Senyum
2. Salam
3. Sapa
4. Sopan
5. Santun

44
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan Upaya


Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif.
2. Dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di UPT Puskesmas
Rawat Inap Simpur, dilaksanakan kegiatan Tinjauan Dasar Administrasi dan
Pelayanan (TINDAY) Simpur untuk meningkatkan kapasitas SDM agar
menjadi sumber daya yang berkualitas.

4.2 SARAN

1. Diperlukan adanya peraturan tertulis terhadap pegawai UPT Puskesmas Rawat


Inap Simpur.
2. Diperlukan adanya peraturan tertulis terkait masing-masing program studi
yang akan melaksanakan tugas di UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Pengertian Contoh Ice Breaking Permainan. Diakses tanggal 04 Agustus
2021 melalui http://www.komunikasipraktis.com/2019/04/pengertian-contoh-ice-
breaking-permainan.html

Departemen Kesehatan RI. 2003. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Ibu Hamil dan
Menyusui. Jakarta. Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2003. Manajemen Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas. Jakarta:


Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Jakarta:


Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta:


Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pemantauan Konsumsi Gizi. Jakarta: Depkes
RI.

Hoedijono & Suharmiati. 2003. Pengembangan Model Pelayanan Puskesmas Mandiri di


Era Desentralisasi. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 6(2); 92-110.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religius.


Diakses 14 Agustus 2021

Kementerian Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Depkes RI

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta:
Kemenkes RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 Tahun 2014. Jakarta. Kemenkes RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Modul Pelatihan Manajemen Puskesmas. Jakarta. Badan
PPSDM Kesehatan Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Kementrian Kesehatan.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Jakarta:
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia.

Kementerian Pertahanan RI. 2020. Tentang Bahan Pembelajaran Dinamika Kelompok.


Jakarta. Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keputusan Kepala Badan Pendidikan Dan
Pelatihan Nomor : Kep/ 725 /Viii/2020.

Kementerian PPN. 2018. Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas. Jakarta.


Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kedeputian Manusia, Masyarakat dan
Kudayaan Kementerian PPN/Bappenas.

Liebler, Joan Gratto. 1999. Management Principles for Health Professionals. Maryland:
An Aspen Publication.

Nugraha, Jevi. 2020. 7 Tujuan Diskusi dalam Kehidupan Sehari-hari, Kenali Jenis dan
Manfaatnya Semua Halaman. Diakses tanggal 04 Agustus 2021 melalui
http//www.merdeka.com (dalam bahasa Inggris).

Nurdjan, dkk. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Makassar: Aksara Timur.
hlm. 138. 

Sondang P. Siagian. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Sondang P. Siagian. 2016. Sistem Informasi Manajemen, Bumi Aksara. Jakarta

Terry, George R. 1968. Principles of Management. Richards D. Irwin; Illionis.

Weng Y dan Sanusi R. 2003. Manajemen Program Penanggulangan Penyekit Tuberkulosis


(P2TB) di Puskesmas Manggarai. Journal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol.
06/N0. 01/2003: 35-41.

White, Leonard D. 1958. Introduction To The Study Of Public Administration. Fourth


Edition. The Mc Millan Co; New York.

Wijayanti, Irine Diana Sari. 2008. Manajemen. Editor: Ari Setiawan. Yogyakarta: Mitra
Cendikia.

vii
LAMPIRAN
Lampiran 1

PANDUAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK


ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
UNIVERSITAS LAMPUNG
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 GAMBARAN UMUM


Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas (IKKom) terdiri dari beberapa stase
kepaniteraan yaitu stase Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran
Keluarga di puskesmas, stase Agromedicine di klinik perusahaan agroindustri.
Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012 dan
Panduan BKS IKM-IKP-IKK, seorang dokter diharapkan mampu mengenali dan
mengelola masalah kesehatan individu dan masyarakat. Kedokteran Komunitas
(IKKom) terdiri dari 10 minggu yang terbagi pada 6 minggu di Puskesmas dan 3
minggu di klinik perusahaan, serta 1 minggu untuk evaluasi seluruh stase dan
presentasi tugas-tugas terstruktur di kepaniteraan bagian IKKom. Target yang
harus dicapai oleh dokter muda dari kepaniteraan ini adalah sesuai dengan SKDI
tahun 2012 dan panduan BKS IKM-IKP-IKK.

1.2. GAMBARAN TIMELINE KEGIATAN

Tabel 1. Gambaran Timeline Kegiatan Kepaniteraan Klinik IKKom


6 Minggu Puskesmas (Ilmu Kedokteran 3 Minggu Klinik
Komunitas dan Ilmu Kedokteran Keluarga) Perusahaan 1 Minggu Evaluasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3, dst (Agromedicine)
-Presentasi tugas
- Pengarahan Pelaksanaan Pelaksanaan stase di terstruktur
- Refreshment Refreshment stase masing- klinik perusahaan -OSCE
- Pretest masing agroindustri -CBD
-Ujian lisan
1.3 TATA TERTIB DOKTER MUDA
1.3.1 Ketentuan Umum
Setiap dokter muda selama mengikuti kepaniteraan diwajibkan mengikuti
peraturan yang diterapkan oleh Bagian Pendidikan Klinik FK Unila, diantaranya :
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif FK Unila pada semester berjalan
menyelesaikan registrasi administrasi).
b. Wajib lapor ke bagian Ilmu Kedokteran Komunitas sebelum dimulainya
kepaniteraan.
c. Memakai seragam Dokter Muda yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan.
d. Memakai badge name (tanda pengenal) sesuai ketentuan.
e. Bagi mahasiswi tidak diperbolehkan memakai celana panjang/rok mini/t-shirt.
f. Bagi mahasiswa tidak diperkenankan memakai celana jeans/t-shirt dan
berambut rapih.
g. Dilarang membawa senjata tajam, memakai NARKOBA, dan minuman
beralkohol.
h. Tidak melakukan perbuatan asusila.

1.3.2 Ketidakhadiran
Setiap mahasiswa diwajibkan hadir di setiap kegiatan kepaniteraan klinik (100%),
tapi apabila berhalangan dengan alasan yang diperkenankan dapat mengajukan
permohonan izin. Adapun ketentuan ketidakhadiran dokter muda di Bagian IKKom
adalah sebagai berikut :
a. Tanpa alasan selama 3 hari atau lebih (kumulatif) dianggap mengundurkan
diri.
b. Sakit:
1) Bagian Besar : Bila lebih dari 1 minggu s/d 2 minggu, harus dengan surat
keterangan dokter dari institusi (Rumah Sakit) dan wajib mengulang
kepaniteraan sesuai dengan kckurangan. Bila lebih dari 2 minggu harus
mengulang kepaniteraan penuh.
2) Bagian Kecil :
 Bila 1 s/d 3 hari harus mengganti kepaniteraan
 Bila lebih dari 3 hari harus mengulang kepaniteraan

ix
c. Izin dengan alasan penting maksimal 3 hari dan harus mengganti kepaniteraan
klinik.
d. Alasan yang dapat juga dibenarkan untuk poin diatas adalah :
1) Sakit atau kecelakaan yang memerlukan perawatan atau proses
penyembuhan lama, yang dinyatakan dengan surat keterangan dari dokter
spesialis atau Rumah Sakit Pemerintah/Swasta.
2) Musibah keluarga yang mengharuskan mahasiswa meninggalkan kegiatan
belajarnya dalam waktu lama, dengan dikuatkan surat keterangan yang
diperlukan.

1.3.3 Syarat Mengikuti Ujian


Syarat untuk mengikuti ujian akhir kepaniteraan di setiap bagian disesuaikan
dengan ketentuan di bagian yang bersangkutan. Adapun ketentuan umum bagi
Dokter Muda untuk mengikuti seluruh ujian adalah:
 Kehadiran dalam kepaniteraan 100 %
 Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama kepaniteraan termasuk
penilaian berkala.
 Telah menyelesaikan kewajiban administrasi termasuk pengembalian buku dari
perpustakaan.

1.3.4 Putus Studi Dokter Muda


Dokter Muda dinyatakan putus studi untuk program profesi dokter bila masa
kepaniteraan klinik melebihi waktu 132 minggu (diluar cuti dan stagnansi).

x
BAB II
KOMPETENSI

2.1. KOMPETENSI DAN LEVEL KOMPETENSI PENYAKIT


2.1.1. Kompetensi yang akan dicapai

KOMPETENSI DESKRIPSI

Tingkat Kompetensi 1 Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan


gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang
Mengenali dan Menjelaskan paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan
rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter
juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.

Tingkat Kompetensi 2 Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik


terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan
Mendiagnosis dan Merujuk yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.

Tingkat Kompetensi 3A Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan


memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang
Mendiagnosis, Melakukan Penatalaksanaan Awal, bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
dan Merujuk (Kasus Bukan Gawat Darurat) menentukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya. Lulusan juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kompetensi 3B Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan


memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang
Mendiagnosis, Melakukan Penatalaksanaan Awal, gawat darurat demi menyelamatkan nyawa mencegah
dan Merujuk (Kasus Gawat Darurat) keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan
dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat
bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
Tingkat Kompetensi 4A Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan
melakukan penatalaksaan penyakit tersebut secara
Mendiagnosis, Melakukan Penatalaksanaan Secara mandiri dan tuntas.
Mandiri dan Tuntas

2.2 LEVEL KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIK


Tingkat kemampuan 1 (knows): Mengetahui dan Menjelaskan

xi
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik
dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien/
klien dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip,
indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai
mahasiswa melalui perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri,
sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.

Tingkat kemampuan 2 (knows how) : Pernah melihat atau mendemonstrasikan


Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan
penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk
melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau
pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 2 dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian
kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).

Tingkat kemampuan 3 (shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan di


bawah supervisi
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar
belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan
untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau
pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut
pada alat peraga dan/atau standardized patient. Pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 3 dengan menggunakan Objective Structured Clinical Examination
(OSCE) atau Objective Structured Assessment of Technical Skills (OSATS).

Tingkat kemampuan 4 (does): Mampu melakukan secara mandiri


Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai
seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi dan
pengendalian komplikasi. Selain pernah melakukannya di bawah supervisi,
pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased
Assessment seperti mini-CEX, portfolio, logbook, dsb.
4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter.

2.3 STASE KEDOKTERAN KOMUNITAS


2.3.1 Kompetensi dan Level Kompetensi

xii
a. Area Kompetensi
Area 1. Profesionalitas yang luhur
Area 2. Mawas diri dan pengembangan diri
Area 3. Komunikasi efektif
Area 4. Pengelolaan informasi
Area 5. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
Area 6. Keterampilan klinis
Area 7. Pengelolaan masalah kesehatan

b. Daftar Masalah Utama Kedokteran Komunitas


1. Masalah kematian neonates, bayi, dan balita
2. Masalah kematian ibu akibat kehamilan dan melahirkan
3. Terlambat pada penatalaksanaan resiko tinggi kehamilan (terlambat
mengambil keputusan, terlambat dirujuk, terlambat ditangani)
4. Terlalu pada deteksi resiko tinggi kehamilan (terlalu muda, terlalu tua,
terlalu sering, terlalu banyak)
5. Tidak terlaksananya audit maternal perinatal
6. Masalah laktasi (termasuk lingkungan kerja yang tidak mendukung
fasilitas laktasi)
7. Masalah terkait imunisasi
8. Masalah terkait dengan pola asuh
9. Masalah terkait PHBS pada anak usia sekolah
10. Masalah anak dengan disabilitas
11. Masalah perilaku beresiko pada masa pubertas
12. Masalah kehamilan pada remaja
13. Masalah kehamilan yang tidak dikehendaki
14. Masalah kekerasan pada wanita dan anak (termasuk child abuse dan
neglected, serta kekerasan dalam rumah tangga)
15. Kejahatan seksual
16. Penganiayaan atau perlukaan
17. Masalah kesehatan remaja
18. Masalah kesehatan lansia
19. Masalah cakupan pelayanan kesehatan yang masih rendah
20. Masalah care seeking behavior

xiii
21. Masalah kepercayaan dan tradisi yang berpengaruh terhadap kesehatan
22. Kurangnya akses terhadapfasilitas kesehatan (misalnya masalah
geografi, masalah ketersediaan, dan distribusi tenaga kesehatan)
23. Kurangnya mutu fasilitas pelayanan kesehatan
24. Sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik
25. Masalah cakupan program intervensi
26. Masalah kurangnya pengetahuan keluarga dan masyarakat terkait
program kesehatan pemerintah (misalnya KIA, kesehatan reproduksi,
gizi masyarakat, TB paru, dll)
27. Masalah kurangnya gizi/gizi buruk (KEK, KEP, dsb), dan kelebihan
gizi
28. Masalah gaya hidup (rokok, narkoba, alcohol, sedentary life, pola
makan)
29. Masalah kesehatan lingkungan (sanitasi, air bersih, dan makan)
30. Masalah kesehatan pariwisata (travel medicine)
31. Morbiditas dan mortalitas penyakit menular dan tidak menular
32. Kejadian luar biasa (KLB)
33. Kejadian wabah (endemic, pandemic)
34. Masalah terkait rehabilitasi medik dan social

c. Sasaran Pembelajaran
Sasaran pembelajaran pada kegiatan praktik kepaniteraan di Puskesmas
yaitu mahasiswa mampu :
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Komunitas, Kesehatan
Masyarakat, dan Kedokteran Pencegahan yang berhubungan dengan
promosi kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat termasuk pada
komunitas agrikultur.
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Komunitas, Kesehatan
Masyarakat, dan Kedokteran Pencegahan yang berhubungan dengan
pencegahan masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
termasuk pada komunitas agrikultur.
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Komunitas, Kesehatan
Masyarakat, dan Kedokteran Pencegahan untuk menentukan prioritas
masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.

xiv
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Komunitas, Kesehatan
Masyarakat, dan Kedokteran Pencegahan yang berhubungan dengan
terjadinya masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.
 Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara holistic
dan komprehensif.
 Melaksanakan promosi kesehatan kepada individu, keluarga, dan
masyarakat.
 Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah
kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat.
 Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan.
 Mengelola sumber daya secara efektif, efisien, dan berkesinambungan
dalam penyelesaian masalah kesehatan.
 Mengakases dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan
spesifik yang merupakan prioritas di daerah masing-masing.

2.4 STASE KEDOKTERAN KELUARGA


2.4.1 Deskripsi Singkat
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas subbagian Ilmu Kedokteran Keluarga
bertujuan agar lulusan dokter Fakultas Kedokteran Unila mampu mengidentifikasi
dan menatalaksana masalah kesehatan pada individu dan keluarga secara
komperhensif, holistic, dan berkesinambungan. Pada subbagian ini, mahasiswa
akan mempelajari beberapa pengetahuan dan skill yang berkaitan dengan Ilmu
Kedokteran Keluarga dengan dibimbing oleh preceptor, dan akan mengikuti proses
pembelajaran berupa Bed Side Teaching (BST), tutorial klinik, journal reading,
refleksi kasus, manajemen kasus, dan pembinaan keluarga. Pembinaan keluarga
merupakan kegiatan pembinaan terhadap pasien dan keluarga yang dipilih dan
disetujui oleh preceptor. Dokter muda mengidentifikasi masalah kesehatan pasien
dan keluarga, menyusun rencana intervensi, melakukan penatalaksanaan masalah
dan mengevaluasi hasil berdasarkan prinsip-prinsip dokter keluarga.

xv
2.4.2 Topik dan Keterampilan
a. Daftar Keterampilan Klinik dan Tingkat Kemampuan yang Diharapkan
Berdasarkan daftar keterampilan klinik dalam Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI) yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang
disesuaikan dengan level kompetensi yang paling tinggi yang mungkin
ditemukan oleh dokter umum yang akan bekerja nanti di tingkat pelayanan
primer, terdapat beberapa keterampilan klinik yang akan dipelajari di klinik
dokter keluarga, diantaranya :
Tabel 3. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus stase kedokteran keluarga
Level
No. Keterampilan
Kompetensi
1 Mengenali perilaku dan gaya hidup yang membahayakan 4A
2 Memperlihatkan kemampuan pemeriksaan medis di komunitas 4A
3 Penilaian terhadap resiko masalah kesehatan 4A
Memperlihatkan kemampuan penelitian yang berkaitan dengan
4 4A
lingkungan
Memperlihatkan kemampuan melaksanakan intervensi dalam
5 4A
rangka pencegahan primer, sekunder, dan tersier
6 Pembinaan kesehatan usia lanjut 4A
7 Menegakkan diagnosis holistik pasien individu dan keluarga 4A
8 Melakukan rehabilitasi medik dasar 4A
Melakukan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga, dan
9 4A
masyarakat
10 Melakukan penatalaksanaan komprehensif pasien dan keluarga 4A

b. Sasaran Pembelajaran
Sasaran pembelajaran pada kegiatan praktik kepaniteraan di Ilmu
Kedokteran Keluarga yaitu mahasiswa mampu :
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga dalam menilai
resiko kesehatan, menegakkan diagnosis holistic, dan melakukan
tatalaksana pasien individu dan keluarga pada masalah terkait pola
asuh.
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga dalam menilai
resiko kesehatan dan perilaku yang membahayakan pada masalah
terkait anak dengan disabilitas.
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga dalam menilai
perilaku dan gaya hidup terkait kepercayaan dan tradisi yang
membahayakan kesehatan dan melakukan intervensi dalam rangka
pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

xvi
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga dalam
pembinaan kesehatan pasien usia lanjut dan melakukan upaya
intervensi dalam rangka pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga dalam menilai
yang membahayakan kesehatan (merokok, narkoba, alcohol, sedentary
life, pola makan), dan melakukan intervensi dalam pencegahan primer,
sekunder, dan tersier.
 Melakukan prosedur rehabilitasi dasar dan rehabilitasi social pada
individu, keluarga, dan masyarakat.
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga dalam menilai
resiko keshatan pada masalah terkait care seeking behavior dan
melakukan intervensi dalam rangka pencegahan primer, sekunder, dan
tersier.
 Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga dalam menilai
resiko kesehatan dan melakukan pemeriksaan medis, menegakkan
diagnosis holistic dan tatalaksana komprehensif terkait masalah gizi
pada individu dan keluarga.
 Melaksanakan intervensi pada masalah kesehatan lingkungan keluarga
yang beresiko bagi kesehatan (meliputi fisik dan social) dalam rangka
pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
 Menilai resiko kesehatan, melakukan pemeriksaan medis, menegakkan
diagnosis holistic, dan tatalakasana komprehensif terkait masalah
travel medicine pada individu dan keluarga.
 Melaksanakan upaya intervensi dalam rangka pencegahan primer,
sekunder, dan tersier pada keluarga dan masyarakat terkait kurangnya
pengetahuan tentang program kesehatan pemerintah.

xvii
BAB III
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Proses pembelajaran yang ada di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dilaksanakan di dua
tempat, yakni di Puskesmas dan Klinik Perusahaan Agroindustri. Puskesmas digunakan
sebagai tempat pelaksanaan stase Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran
Keluarga, sementara Klinik Perusahaan Agroindustri digunakan sebagai tempat
pelaksanaan stase Agromedicine.

3.1 KEGIATAN TERSTRUKTUR


Metode pembelajaran yang dilakukan pada tahap kepaniteraan klinik untuk stase
Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran Keluarga serta stase
Agromedicine berupa:
a. Bed Side Teaching (BST)
b. Tutorial klinik
c. Refleksi kasus, dapat berupa laporan kasus, morning report, responsi
d. Manajemen kasus
e. Journal reading
Setiap kegiatan pembelajaran harus disertai dengan daftar hadir pembimbing dan
mahasiswa.

3.1 KEGIATAN TIDAK TERSTRUKTUR


Kegiatan tidak terstruktur mencakup kegiatan dokter muda kepaniteraan klinik
Ilmu Kedokteran Komunitas di bagian rawat jalan, ruang rawat inap atau bangsal,
Unit Gawat Darurat (UGD), dan kegiatan luar gedung. Kegiatan tersebut
berlangsung pada pukul 07.30-14.00.

Pada minggu pertama, dokter muda akan mengikuti kegiatan pembekalan dan
orientasi mengenai kepaniteraan di bagian Ilmu Kedokteran Komunitas. Kegiatan
pembekalan dan orientasi tersebut meliputi perkenalan dengan dokter pembimbing,

xviii
penjelasan mengenai kegiatan selama kepaniteraan di bagian Ilmu Kedokteran
Komunitas, proses pembelajaran (kegiatan terstruktur dan tidak terstruktur),
metode penilaian, mekanisme rotasi di bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, serta
penyegaran materi yang dibutukan untuk menjalani kepaniteraan di bagian Ilmu
Kedokteran Komunitas. Topik pembekalan yang diberikan dengan konsep
penyegaran diantaranya adalah mengenai manajemen kesehatan dan pembiayaan
kesehatan, pelaksanaan program puskesmas, teknik evaluasi program puskesmas,
konsep dan prinsip pelayanan dokter keluarga, diagnosis komunitas, penyakit
akibat kerja dan diagnosis penyakit akibat kerja.

Pada minggu kedua sampai keenam, dokter muda akan bertugas di Puskesmas dan
pada minggu ketujuh sampai kesembilan akan bertugas di Klinik Perusahaan
Agroindustri. Kegiatan pembelajaran terstruktur di Puskesmas dan Klinik
Perusahaan akan mengikuti penjadwalan.

xix
BAB IV
METODE PENILAIAN

Proses penilaian kepaniteraan klinik dokter muda di bagian Ilmu Kedokteran Komunitas
FK Unila terdiri dari 4 jenis metode penilaian yakni Mini Clinical Examination (Mini C-
Ex), Objective Structured Clinical Examination (OSCE), Cased Based Discussion (CBD),
dan ujian tulis. Ujian Mini C-Ex berlangsung pada minggu ke-4 hingga minggu ke-5,
OSCE berlangsung pada minggu ke-10, ujian CBD dan ujian tulis berlangsung pada
minggu ke-10. Syarat mengikuti ujian tulis, OSCE dan CBD adalah terpenuhinya seluruh
proses pembelajaran sesuai dengan jumlah pertemuan yang dibuktikan dengan
terpenuhinya catatan pada logbook dokter muda yang dikumpulkan pada minggu ke-9.
Selain itu pula ketercapaian kompetensi keterampilan klinik harus >70%. Apabila dokter
muda tidak memenuhi target, maka tidak diperkenankan untuk ikut ujian tulis, OSCE, dan
CBD di minggu ke-10.

Tabel 4. Nilai Mutu dan Tingkat Kelulusan


MUTU RENTANG KELULUSAN
A >75 Lulus
B+ 71 - 75 Lulus
B 66 - 70 Lulus
Tidak Lulus
C+ 61 - 65 Mengulang ujian, tergantung komponen sumatif
yang belum lulus dengan penguji yang berbeda
maks. 3x ujian, bila masih tidak lulus akan
C 56 - 60 mengulang kepaniteraan selama 3 minggu.
Ujian ulangan 1-3 inggu setelah yudisium.
Tidak Lulus
Mengulang kepaniteraan selama 3 minggu dan
mengulang ujian, tergantung komponen sumatif
D 50 - 55 yang belum lulus, denan penguji yang berbeda
maks. 3x ujian, bila masih tidak lulus akan
mengulang kepaniteraan secara penuh.
Ujian ulangan 1-3minggu setelah yudisium.
E <50 Mengulang penuh kepaniteraan dan ujian.

xx
Lampiran 2

PANDUAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN

BAB I
KETENTUAN UMUM PRAKTEK KERJA LAPANGAN

I. DASAR PELAKSANAAN
Dasar pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan siswa kelas XI SMK Negeri 7 Bandar
Lampung, yaitu :
a. Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) beserta petunjuk
pelaksanaannya.
b. Program kerja dan kalender pendidikan SMK Negeri 7 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2019/2020.

II. TUJUAN
1.1 Membekali siswa dengan pengalaman yang sebenarnya dalam dunia kerja
sebagai persiapan guna menyesuaikan diri dalam dunia kerja dan masyarakat.
1.2 Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan siswa yang
diperoleh dari latihan praktek di sekolah yang membentuk kemampuan siswa
sebagai bekal memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan program studi
pilihan.
1.3 Menumbuhkembangkan sikap profesionalisme yang diperlukan siswa untuk
memenuhi lapangan kerja yang sesuai dengan bidangnya.
1.4 Memantapkan disiplin dan tanggung jawab siswa dalam melaksanakan
tugasnya.
1.5 Memperluas pandangan siswa terhadap jenis-jenis kerja yang ada dibidang
bersangkutan/tempat Praktek Kerja Lapangan dengan persyaratannya
(struktur organisasi, asosiasi usaha/kegiatan, dsb)
1.6 Mmeberika kesempatan kepada siswa untuk mengenal suasana/iklim
lingkungan kerja yang sebenarnya, baik sebagai pekerja penerima upah
(employee) maupun pekerja mandiri (enterprence), terutama yang berkenaan
dengan disiplin ilmu.
1.7 Mendorong siswa untuk berjiwa wiraswasta dan makarya.
1.8 Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan proses penyerapan teknologi
baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.
1.9 Mampu memahami, memantapkan, dan mengembangkan pelajaran yang
diperoleh di sekolah dan penerapannya di dunia kerja.
1.10 Memperoleh memasukkan dan umpan balik dari dunia kerja untuk
memperbaiki memantapkan dan mengembangkan Program Pendidikan
Kejuruan.
1.11 Untuk menjajaki penetapan lulusan dan memberikan peluang kerja sama.

III. TUJUAN PENULISAN LAPORAN


III.1 Siswa dapat mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun laporan
Praktek Kerja Lapangan (penulisan laporan).
III.2 Siswa mampu mencari alternative pemecahan masalah kejuruan sesuai
dengan program studi pilihannya secara lebih luas dan mendalam yang
dituangkan dalam karya tulis/laporan sesuai dengan ketentuan.
III.3 Siswa mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan menyusun
karya tulis/laporan sesuai dengan ketentuan.

IV. SASARAN DAN RUANG LINGKUP


IV.1 Sasaran
Sasaran Praktek Kerja Lapangan adalah pribadi siswa memiliki seperangkat :
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Sikap dan nilai
IV.2 Ruang Lingkup
Jenis pelaksanaan praktek lapangan, dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu :
 Tahap orientasi dan observasi tentang situasi dan kondisi tempat
praktek.
 Tahap pelaksanaan praktek.

xxii
 Tahap penyusunan laporan karya tulis dan penilaian jurnal/laporan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
Kegiatan siswa selama Praktek Kerja Lapangan
1) Pemanfaatan keterampilan sesuai dengan jurusannya, misalnya siswa
jurusan perkantoran/kesekretarisan mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan perkantoran/kesekretariatan.
2) Mempelajari organisasi perusahaan atau tempat praktek, misalnya
- Riwayat singkat/perkembangan usaha perusahaan atau tempat
praktek
- Struktur organisası Manajemen atau pengelolaan
- Disiplin kerja
- Keselamatan kerja
- Pemeliharaan tempat kerja, dan lingkungan hidup, dst.
3) Mempelajari proses kerja, pemeliharaan sarana dan prasarana, dsb.
4) Masalah-masalah umum dan hal lain yang diperlukan dalam
penyusunan laporan.
5) Praktek Kerja Lapangan sesuai tugas yang diberikan oleh dunia
usaha/industri/instansi tempat pelaksanaan praktek.

V. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMK


 Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
 Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta
memperbaiki kekurangannya.
 Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,
perbuatan, dan pekerjaannya.
 Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan social.
 Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup global.
 Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis,
kreatif, dan inovatif.
 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
pengambilan keputusan.

xxiii
 Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
 Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.
 Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan social.
 Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
 Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara
demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
 Mengapresiasi karya seni dan budaya.
 Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok
 Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan.
 Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
 Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.
 Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan
estetis.
 Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam
bahasa Indonesia dan Inggris.
 Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk
memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi
sesuai dengan kejuruannya.

xxiv
BAB II
PROGRAM PRAKTEK KERJA LAPANGAN

I. PESERTA PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Peserta Praktek Kerja Lapangan adalah siswa/siswi Kelas XI SMK Negeri 7 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2019/2020 Tahap II dengan rincian sebagai berikut :

JUMLAH JUMLAH
NO PROGRAM KEAHLIAN
LK PR KESELURUHAN
1 Asisten Keperawatan 2 60 62
2 Asisten Kefarmasian 8 57 65
3 Multimedia 12 17 29
TOTAL 22 134 156

II. WAKTU PELAKSANAAN


Praktek Kerja Lapangan/Magang Kelas XI SMK Negeri 7 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2019/2020 dilaksanakan 2 tahap. Masing-masing tahap dilaksanakan selama 4
(empat) bulan. Tahap ke -1 dilaksanakan tanggal 5 Agustus 2019 s.d. 27 November 2019
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pengumuman pembagian kelompok dan pengarahan oleh Panitia tanggal 17 Juli
2019
b. Pembekalan peserta tanggal 22 sd. 24 Juli 2019
c. Pembukaan/pelepasan peserta pada hari Senin tanggal 2 Agustus 2019
d. Pemberangkatan/penyerahan masing-masing peserta ke unit kerja/tempat praktek
lapangan tanggal 5 Agustus 2019
e. Penutupan/pengambilan peserta praktek kerja lapangan/magang oleh guru
pembimbing tanggal 27 November 2019

xxv
Tahap ke -2 dilaksanakan tanggal 7 Januari 2020 s.d. 27 April 2019 dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Pengumuman pembagian kelompok dan pengarahan oleh Panitia tanggal 13
Desember 2019
b. Pembekalan peserta tanggal 16 s.d. 19 Desember 2019
c. Pembukaan/pelepasan peserta pada hari Senin tanggal 6 Januari 2019
d. Pemberangkatan/penyerahan masing-masing peserta ke unit kerja/tempat praktek
lapangan tanggal 7 Januari 2019
e. Penutupan/pengambilan peserta praktek kerja lapangan/magang oleh guru
pembimbing tanggal 27 April 2019

III. TEMPAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN

JENIS
NO PUSKESMAS ALAMAT
PUSKESMAS

1 Simpur JI. Tamin No. 121, Kelapa Tiga, Kec. Tj. Karang Pusat Perawatan
2 Bakung Ds. Bakung Kec. Teluk Betung Barat Perawatan
3 Kota Karang JI. Teluk Ratai No. 18, Kec. Teluk Betung Timur Perawatan
4 Sukamaju JI. Laks Martadinata, Kec.Teluk Betung Timur Perawatan
5 Pasar Ambon Jl. Laks Malahayati No. 11, Kec. Teluk Betung Selatan Non Perawatan
6 Sukaraja JI. Yos Sudarso No.242, Kec. Bumi Waras Perawatan
7 Panjang JI. Yos Sudarso No.384, Kec. Panjang Perawatan
8 Satelit JL. Jen. Sudirman No.69, Kec. Tanjung Karang Timur Perawatan
9 Sumur Batu JI. Cut Mutia No. 09/11, Kec. Teluk Betung Utara Non Perawatan
10 Palapa JI. Cut Nyak Dien Gg. Hidayat, Kec. Tj. Karang Pusat Non Perawatan
11 Gedong Air JI. Sisingamangaraja No.13, Kec. Tj. Karang Barat Perawatan
12 Susunan Baru JI. St. Badarudin No. 110, Kec. Tj. Karang Barat Non Perawatan
13 Kemiling JI. Imam Bonjol No.592, Kec. Kemiling Perawatan
14 Kedaton JI. Teuku Umar No.62, Kec. Kedaton Perawatan
15 Rajabasa Indah JI. Pramuka No.1, Kec. Rajabasa Non Perawatan
16 Way Kandis Jl. P. Damar Perum Way Kandis, Kec. Tanjung Senang Perawatan
17 Labuhan Ratu Ds. Labuhan Ratu, Kec. Labuhan Ratu Non Perawatan
18 Permata Sukarame JI. Pulau Sebesi, Kec. Sukarame Perawatan
19 Sukabumi Jl. P. Bangka No. 13, Kec. Sukabumi Perawatan

xxvi
IV. PENILAIAN
Penilaian Praktek Kerja Lapangan/Magang dilakukan oleh :
 Sekolah untuk aspek normatif, adaftif dan pendidikan dasar profesi.
 Dunia Usaha/Industri/Instansi tempat siswa praktek menilai aspek pendidikan keahlian
Profesi (kegiatan selama praktek) dengan ketentuan sebagai berikut:

4.1 Pelaksanaan Penilaian


a. Penilaian kegiatan selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan/magang
di Dunia Usaha/Instansi, dilaksanakan oleh pembimbing dari Dunia
Usaha/Instansi.
b. Penilaian Karya tulis dilakukan oleh guru pembimbing di sekolah.
c. Penilaian Kemampuan Profesi Kejuruan dilakukan bersama antara
sekolah dengan Dunia Usaha/Industri (Institusi Pasangan), melalui UJI
PROFESI yang dikoordinasikan oleh Majelis Sekolah (MS).
d. Waktu Pelaksanaan Penilaian Kekampuan Profesi kejuruan (UJI
PROFESI) akan ditentukan kemudian, setelah kegiatan praktck lapangan
selesai.

4.2 Aspek-Aspek yang Dinilai


4.2.1 Penilaian yang dilakukan oleh dunia usaha/instansi meliputi aspek :
a. Kemampuan Program Non Teknis :
 Disiplin (presensi dan tata tertib).
 Kerajinan (ketelitian dan kebersihan).
 Prestasi kerja (keterampilan, kecepatan, ketepatan, dan
hasil kerja).
 Inisiatif.
 Kerjasama.
 Tanggung jawab.
 Sikap.
b. Program Kemampuan Kejuruan/Program Keahlian

xxvii
Penilaian kemampuan program kejuruan/program keahlian,
merupakan nilai kesimpulan dari semua unsur program
kemampuan/keahlian kejuruan peserta Praktek Kerja/Magang
(Jurusan/Program Keahlian).
4.2.2 Penilaian yang dilakukan oleh sekolah/guru pembimbing meliputi :
a. Jurnal dan Laporan Kegiatan Program Sistem Ganda
Pada akhir program kegiatan praktek lapangan, guru
pembimbing diberikan kewenangan untuk mengamati dan
melaksanakan penilian terhadap jumal dan laporan kegiatan
program sistem ganda. Objek penilaian mencakup beberapa
aspek yang dikerakan oleh siswa serta kemampuan yang di
dunia usaha/industri dan lain-lain yang relevan dengan
bertambah jurusan/program studi siswa yang bersangkutan.
Untuk keperluan dimaksud para siswa hendaknya mencatat
setiap akitivitas yang dilakukan di dunia usaha/industri, serta
mencatat setiap kemampuan yang bertambah kedalam buku
jurnal.
b. Karya tulis praktek lapangan yang memenuhi persaratan sesuai
dengan tata cara penyusunan karya tulis. Penilaian karya tulis
praktek lapangan. Laporan praktek lapangan dilakukan dengan
kriteria sebagai berikut:
 Isi laporan
 Sistematika penyusunan (lihat lampiran)
 Jumlah semua halaman karya tulis, jumlah halaman yang
diharapkan antara 20 s.d 30 halaman/lebih.

4.3 Pengelolaan Penilaian


a. Nilai yang tertuang dalam sertifikat pada hakekatnya merupakan nilai
yang diberikan oleh pembimbing dunia usaha/industri/instansi. Dengan
dengan tidak mengurangi kewenangan pembimbing dunia usaha/industri
tempat siswa Praktek guru pembimbing (sekolah) dapat memberikan
pertimbangan penilaian.
b. Nilai yang tertuang dalam sertifikat berupa angka. Kriteria penilajan
Praktek lapangan sebagai berikut:

xxviii
NO NILAI PREDIKAT KET
1 85 -100 Baik Sekali  
2 75 - 84 Baik  
3 60 - 74 Cukup  
4 35 - 59 Kurang  
5 Oct-34 Kurang Sekali  

BAB III
PETUNJUK PRAKTEK KERJA LAPANGAN, TATA TERTIB, DAN
PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN

3.1 PETUNJUK PRAKTEK KERJA LAPANGAN


3.1.1 Petunjuk Bagi Siswa
1. Setiap siswa diwajibkan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
2. Semua siswa diharapkan dapat melaksanakan semua kegiatan yang diberikan
sesuai dengan program keahlian/jurusannya.
3. Semua kegiatan sebaiknya dikonsultasikan dengan pembimbing.
4. Sebaiknya sebelum melaksanakan tugas praktek, melaksanakan orientasi dan
observasi terhadap situasi dan kondisi tempat praktek.
5. Setiap siswa mencatat semua kegiatan dalam buku Jurnal dan melaporkan
hasil kegiatannya kepada pembimbing.
6. Setelah selesai melaksanakan praktek kerja lapangan, Buku Jurnal
dikumpulkan ke sekolah melalui Guru Pembimbing masing-masing untuk
diamati dan dinilai.
7. Setiap siswa harus melaksanakan kewajiban praktek dengan baik dan penuh
rasatanggung jawab.
8. Setiap siswa harus bertindak dewasa, berwibawa, fleksibel, tenggang rasa,
berdedikasi tinggi dan bertanggung jawab sebagaimana layaknya seorang
pegawai/karyawan.
9. Setiap siswa wajib membuat karya tulis/laporan kegiatan praktek kerja
lapangan dengan bantuan dan bimbingan guru pembimbing.

xxix
10. Untuk keperluan menyusun karya tulis/laporan kegiatan Praktck Kerja
Lapangan, siswa diharapkan mengumpulkan data selengkap mungkin.

3.2.2 Petunjuk Bagi Pembimbing Dari Dunia Usaha / Industri / Instansi


1. Memberi petunjuk/bimbingan kepada pescrta praktek.
2. Memberikan tugas kepada peserta praktek untuk menyelesaikan tugasnya.
3. Memeriksa buku kerja/hasil kerja harian peserta praktek.
4. Memberikan penilaian sesuai dengan kriteria yang ada.
5. Menyampaikan hal-hal yang dianggap penting untuk perbaikan pelaksanaan
praktek baik kepada siswa maupun kepada guru pembimbing.

3.2.3 Petunjuk Bagi Guru Pembimbing


1. Memberikan pengarahan kepada siswa yang melaksanakan praktek.
2. Menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa selama praktek.
3. Menjelaskan tentang cara penulisan laporan.
4. Melakukan supervisi selama siswa praktek, minimal 4 kali.
5. Membimbing penulisan laporan dan mengevaluasi pelaksanaan praktek.
6. Memecahkan permasalahan yang muncul.

3.2 TATA TERTIB PRAKTEK KERJA LAPANGAN


3.2.1 Kewajiban Bagi Siswa Peserta Praktek
a. Mematuhi peraturan yang berlaku dalam instansi/tempat melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan.
b. Berada di tempat praktek 15 menit sebelum praktek dimulai, berlaku sopan
dan jujur, bertanggungjawab, berinisiatif & kreatif terhadap tugas-tugas yang
diberikan terhadap praktekan.
c. Mengenakan pakaian seragam sekolah dan dalam keadaan tertentu memakai
seragam praktek.
d. Memberikan salam pada waktu datang dan mohon diri pada waktu
pergi/pulang.
e. Memberitahu pada pimpinan unit/pembimbing Instansi apabila berhalangan
hadir atau bermaksud hendak meninggalkan tempat Praktek.
f. Membicarakan dengan segera dengan guru pembimbing, ketua kelompok atau
petugas yang ditunjuk apabila menemui kesulitan.

xxx
g. Melaporkan dengan segera kepada petugas yang berwenang apabila terjadi
kerusakan atau salah mengambil bahan/alat.
h. Membersihkan & mengatur kembali peralatan dengan rapi seperti semula
apabila akan meninggalkan tempat.
i. Mentaati peraturan dalam mecnggunnkan alat dan bahan yang digunakan
dalam praktek.
j. Siswa harus bersikap dan bekerja dengan kejujuran.
k. Siswa harus memperhatikan aturan keselanatan kerja.
l. Siswa harus bekerja sama dengan karyawan di tempat Praktek.
m. Menyerahkan buku Jurnal dan Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
n. Siswa sopan dan santun serta bertanggungjawab berinisiatif dan kreatif.
o. Siswa harus menanda tangani daftar hadir praktek setiap hari praktek/kerja.
p. Mengikuti seluruh kegiatan yang dilaksanakan di kantor/tempat praktek.

3.2.2 Larangan Bagi Siswa Peserta Praktek


a. Merokok di tempat Praktek kerja.
b. Menerima tamu pribadi pada waktu Praktek.
c. Mempergunakan pesawat telepon Instansi/tempat praktek, dan fasilitas lainnya
yang dimiliki Instansi/perusahaan tanpa seizin pembimbing/petugas.
d. Pindah bagian/tempat praktek, kecuali atas perintah yang berwenang dalam
mengatur penempatan kegiatan praktek.
e. Khusus untuk Peserta Putri (siswi) diłlarang: memakai rok mini memakai
sepatu bertumit tinggi memakai perhiasan yang menyolok memakai tata rias
muka yang kurang sesuai dengan situasi dan kondisi tempat praktek.

3.2.3 Sanksi Bagi Siswa Peserta Praktek Kerja


a. Peringatan secara lisan.
b. Peringatan secara tertulis.
c. Pengurangan nilai Praktek.
d. Dikeluarkan dari instansi/tempat Praktek (dikembalikan ke sekolah)

3.3 PETUNJUK PEMBUATAN/PENYUSUNAN LAPORAN


1. Laporan dibuat secara berkelompok, tiap kelompok beranggotakan 1 sd. 5
orang (boleh 6 orang) bila anggota lebih dari hasil bagi tersebut.

xxxi
2. Laporan dibuat minimal 4 (empat) rangkap: - Satu rangkap untuk Sekolah -
Satu rangkap untuk tempat Praktek - Satu rangkap untuk Guru Pembimbing -
Satu rangkap untuk Peserta Praktek.
3. Laporan diserahkan paling lambat 1 (satu) minggu setelah Praktek berakhir.
4. Sistematika penulisan/pengetikan laporan :
a. Jumlah halaman diharapkan antara 20 sampai 30 halaman atau lebih,
halaman yang isinya lebih dari % halaman dihitung satu halaman.
b. Pengetikan :
 Butir-butir pengetikan dari tepi kertas adalah
- margin atas, bawah, kanan = 3 cm
- margin kiri = 4 cm
- sampul : warna kuning
- font Times New Roman ukuran 12
 Jarak pengetikan 2 (dua) spasi.
 Kertas yang digunakan berukuran kwarto/A4, HVS 70 gram.
c. Sistematika penyusunan:
 Halaman depan
 Halaman pengesahan
 Daftar isi
 Daftar gambar/Lampiran
 Kata Pengantar

xxxii
Lampiran 3

PROPOSAL
PRAKTEK MK PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA BANDAR LAMPUNG
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

A. PENDAHULUAN
Praktek MK Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap
mahasiswa semester IV (empat) Politeknik Kesehatan Jurusan Keperawatan Gigi
Tanjungkarang merupakan bagian yang tidak terpisalıkan dari sistem program
pengajaran yang mempunyai tujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan
ketrampilan kepada mahasiswa dalam hal menerapkan keterampilan pelayanan asuhan
keschatan gigi pasien rawat inap dan menampilkan sikap, nilai yang baik sesuai etika
keperawatan dan etika profesi yang telah di peroleh pada pelajaran teori dikelas atau
praktek di laboratorium untuk di aplikasikan kepada pasien.

Peserta Praktek MK Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap
adalah mahasiswa semester IV (empat) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes
Tanjungkarang sejumlah 100 mahasiswa (kelas regular i dan regular 2) yang telah
memenuhi persyaratan yang ditentukarn. Adapun tempat kegiatan Praktek MK
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap akan dilaksanakan di
Puskesmas Rawat Inap wilayah Dinas Kesehatan Kota Bandar.

Agar Praktek MK Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap
ini dapat berjalan dengan baik dan memberi hasii yang maksimal, maka diperlukan
rencana dan persiapan dalam bentuk proposal.

Dengan proposal ini diharapkan pihak-pihak terkait kiranya mendapatkan gambaran


tentang kegiatan yang nanti akan dilaksanakan sehingga didapat kerja sama yang baik.

B. TUJUAN
Praktek MK Pelayanan Asuhan Keschatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap
bertujuan memberikan pengalaman belajar dan ketrampilan kepada mahasiswa agar
mampu mengaplikasikan kompetensi pelayanan perawatan secara langsung maupun
tidak langsung kepada pasien yang terintegra di Puskesmas Rawat Inap di Bandar
Lampung.

Sehingga setelah melaksanakan Praktek MK Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan


Mulut Pasien Rawat Inap, mahasiswa diharapkan:
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dafam asuhan kesehatan gigi pasien
rawat inap.
2. Mahasiswa mampu melakukan diagnosis asuhan kesehatan gigi pasien rawat
inap.
3. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan asulan keperawatan gigi sesuai
perencanaan (menentukan jenis intervnesi, tujuan) pada pasien rawat inap.
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi asuhan kesehatan gigi pasien
rawat inap sesuai perencunaan pada pasien rawat inap.
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan keschatan gigi sesuai dengan
implementasi yang telah dilaksanakan pada pasien rawat inap.

C. KEGIATAN
Selama kegiatan Praktek MK Peclayanan asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien
Rawat Inap mahasiswa diharapkan melaksanakan kegiatan:
a. Pengkajian dalam asuhan keperawatan gigi.
b. Diagnosis keperawatan gigi.
c. Perencanaan asuhan keperavatan gigi.
d. Implementasi asuhan keperawatan gigi.
e. Evaluasi asuhan keperawatan gigi.

D. LAHAN PRAKTEK
Lahan praktek MK Pelayanan asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pasien rawat inap
dilaksanakan di Puskesmas Rawat Inap wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung terdiri dari:
a. Puskesmas Rawat Inap Panjang
b. Puskesmas Rawat Inap Kedaton
c. Puskesmas Rawat Inap Kotakarang
d. Puskesmas Rawat Inap Kemiling

xxxiv
e. Puskesmas Rawat Inap Gedong Air
f. Puskesmas Rawat Inap Simpur
g. Puskesmas Rawat Inap Satelit
h. Puskesmas Rawat Inap Way Kandis

E. PESERTA
Mahasiswa semester IV (empat) yang yang telah melakukan registrasi dan mengikuti
mata kuliah Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap.
Dengan jumlah mahasiswa semester IV: 100 mhs yang terdiri dari
 Kelas regular 1 : 51 mahasiswa
 Kelas regular 2 : 49 mahasiswa

F. WAKTU KEGIATAN
Kegiatan direncanakan sbb :
 Kelas regular 1 : tanggal 17- 29 Februari 2020
 Kelas regular 2 : tanggal 2- 14 Maret 2020

G. ANGGARAN BIAYA
Biaya Pelaksanaan đi ambil đari DIPA. Poltekkes Tanjungkarang

H. JADWAL KEGIATAN
Mengikuti jam dan hari kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Bandar Lampung.

I. PENUTUP
Demikian Proposal kegiatan Praktek MK Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan
Mulut Pasien Rawat Inap di Puskesmas Rawat Inap di wilayah kerja Dinas Keschatan
Kota Bandar Lampung mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes
Tanjungkarang Tahun Akademik 2019/2020.

Adapun realisasi dari proposal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada lokasi
tempat pelaksanaan praktek Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Pasien
Rawat Inap. Atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

xxxv
Lampiran 4

KERANGKA ACUAN
LAPORAN KASUS (CONTINUITY OF CARE)
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEBIDANAN

A. LATAR BELAKANG
Institusi Pendidikan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan
Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan Tanjungkarang bertujuan menghasilkan tenaga
sarjana sains terapan kebidanan yang profesional dan berkualitas sesual dengan
fungsi dan kompetensi yang ada, beriman berperi rasa, berperilaku kreatif dinamis
memiliki integritas dan berkepribadian yang tinggi dan terbuka terhadap
pembaharuan ilmu dan teknologi (IPTEK) serta tanggap terhadap seni dan berbagal
masalah di masyarakat khususnya masalah kesehatari ibu dan anak.
Kegiatan Laporan Kasus atau Continulty Of Care adalah salah satu upaya
untuk mewujudkan bidan yang berkualitas setelah melalui masa pendidikan, yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang ada diharapkan pengalaman belajar praktek
dilapangan dapat menghasilkan keterampilan yang maksimal bagi peserta didik
yang diwujudkan dengan melakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan mulai
dari ibu pada masa hamil, bersalin, nifas, KB dan bayi baru lahir.
Kegiatan Laporan Kasus semester VI Pada Prodi D IV Kebidanan ini
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam praktik kebidanan pada tatanan
komunitas kebidanan yang meliputi manajemen kebidanan secara asuhan
berkelanjutan, komunikasi dalam asuhan kebidanan, evidence based dalam asuhan
kebidanan, etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kebidanan.
Selain itu diharapkan adanya kerja sama yang baik antara institusi
pendidikan dan pihak lapangan dalam mewujudkan tenaga bidan yang berkualitas,
bidan adalah ujung tombak pelaksanaa pelayanan kesehatan khususnya kesehatan
ibu dan anak di komunitas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
B. TUJUAN
1. UMUM
Pada akhir kegiatan praktek lapangan peserta didik terampil dalam
melaksanakan asuhan kebidanan yang meliputi : pengkajian, perumusan
diagnosa, pengembangan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
2. KHUSUS
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu :
a. Memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis
b. Memberikan asuhan kebidanan pada persalinan fisiologis
c. Memberikan asuhan kebidanan pada nifas fislologis
d. Memberikan asuhan kebidanan pada KB fisiologis
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisilologis

C. WAKTU
1. Beban studi 3 sks x 170 mnt x 16 miggu = 136 jam/8 = 17 hari
2. Kegiatan Laporan Kasus dilaksanakan :
 Di Puskesmas Rawat Inap wilayah kerja dinas kesehatan Kota Bandar
Lampung selama 17 hari TMT: 13 Januari - 31 Januari 2020, Jadwal
Praktek 6 hari / minggu (Senin- Sabtu).
3. 3 Jumlah mahasiswa praktek 49 orang

D. TEMPAT
Tempat pelaksanaan Praktik Laporan Kasus di Puskesmas Rawat Inap di wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung (17 hari).

E. STRATEGI
1. Persiapan
a. Menyusun rencana praktek
b. Menghubungi pihak lahan praktek
c. Pengarahan pada mahasiswa
d. Menyiapkan perlengkapan ( format, alat dsb)
e. Pertemuan Pembimbing dalam rangka persamaan persepsi

xxxvii
2. Pelaksanaan
Kegiatan mahasiswa antara lain:
a. Mahasiswa mengikuti kegiatan pre – conference
b. Mahasiswa harus melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan mencapai target yang telah ditentukan
c. Mahasiswa mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan dan di feedback oleh pembimbing
d. Mahasiswa membuat laporan kasus (Continuity Of Care) dan laporan
kegiatan harian.
e. Mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing (lapangan dan
akademik ) sesuai dengan kontrak waktu yang ditetapkan.
f. Mahasiswa mengisi daftar hadir ( datang dan pulang ) dan Laporan
Kegiatan harian yang diketahui oleh pembimbing lapangan.
g. Mahasiswa mengisi buku pencapaian praktek sesuai dengan keterampilan
yang dikerjakan
h. Mahasiswa mengikuti kegiatan post - conference

Kegiatan Pembimbing Pratik :


a. Memberikan arahan kepada mahasiswa bimbingannya mengenai tujuan dan
kemampuannya yang harus dicapai.
b. Memberikan bimbingan sewaktu dan bimbingan penuh, terkait dengan
pencapaian tujuan pembelajaran.
c. Memberikan penilaian kepada mahasiswa bimbingannya.
d. Pada akhir Kegiatan laporan Kasus pembimbing menyerahkan absensi, nilai
mahasiswa dan laporan mahasiswa ke bagian lapangan untuk direkapitulasi.
3. Tindak Lanjut
Satu minggu setelah kegiatan praktek berakhir : Mahasiswa mengumpulkan
buku laporan Kasus, buku kegiatan harian, buku pencapalan target (Log
Book) yang akan dipresentasikan kepada pembimbing masing-masing.

F. SUMBER DANA
Kegiatan Laporan Kasus ini menggunakan dana yang bersumber pada DIPA BLU
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang tahun 2019.

xxxviii
G. KEMAMPUAN YANG HARUS DICAPAI
No. Tujuan Pembelajaran Kemampuan yang Harus Target Pencapaian
Khusus Dicapai
1. Pada akhir pembelajaran Melaksanakan pengkajian, 1 Orang
mahasisw dapat melakukan mengumpulkan data, anamnesa
Asuhan Kebidanan pada Ibu dan pemeriksaan fisik,
Hamil mendiagnosa dan
merencanakan serta melakukan
tindakan asuhan kebidanan
pada ibu hamil, seperti memberi
pendidikan kesehatan, dll
2. Pada akhir pembelajaran Melaksanakan pengkajian, 1 Orang
mahasiswa dapat melakukan mengumpulkan data, anamnesa
Asuhan Kebidanan pada Ibu dan pemeriksaan fisik,
Bersalin mendiagnosa dan merencanakan
serta melakukan tindakan
pertolongan persalinan pada ibu
bersalin
3. Pada akhir pembelajaran Melaksanakan pengkajian, 1 Orang
mahasiswa dapat melakukan mengumpulkan data, anamnesa
Asuhan Kebidanan pada Ibu dan pemeriksaan fisik,
Nifas mendiagnosa dan merencanakan
serta melakukan tindakan
perawatan pada ibu nifas
4. Pada akhir pembelajaran Melaksanakan pengkajian, 1 Orang
mahasiswa dapat melakukan mengumpulkan data, anamnesa
Asuhan Kebidanan pada Ibu dan pemeriksaan fisik,
Dengan masa antara mendiagnosa dan merencanakan
serta melakukan tindakan
perawatan pada ibu dengan
masa antara seperti membantu
ibu untuk ber KB
5. Pada akhir pembelajaran Melaksanakan pengkajian, 1 Orang
mahasiswa dapat melakukan mengumpulkan data, anamnesa
Asuhan Kebidanan pada Bayi dan pemeriksaan fisik,
Baru lahir mendiagnosa dan merencanakan
serta melakukan tindakan
perawatan pada bayi baru lahir.

xxxix
H. PENILAIAN/EVALUASI
1. Kehadiran 100% dengan ketentuan:
a. Sakit : Mengganti sejumlah ketidakhadiran
b. Izin : Mengganti sejumlah 2 x ketidakhadiran
c. Alpha : Tidak lulus
2. Nilai Praktek diperoleh dari:
a. Pembimbing klinik ( CI ) : Meliputi kegiatan harian dan kasus
b. Pembimbing Institusi : Meliputi pencapaian target dan kasus
c. Batas lulus : 3,25 ( 68 = B )
3. Evaluasi dilaksanakan khusus secara kontinyu selama praktek dan setelah
selesai praktik klinik dalam bentuk presentasi seminar kasus.

xl
Lampiran 5

PROPOSAL
PRAKTEK KERJA PUSKESMAS
DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA BANDAR LAMPUNG
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Program Studi Sanitasi D-III, Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang difokuskan untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai,
sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Dengan demikian, pada Kurikulum Pendidikan Politeknik No. 20 Tahun 2003 tentang
terdapat muatan-muatan yang bertujuan untuk mendekatkan kompetensi peserta didik
dengan tuntutan dunia kerja yang kelak akan dihadapi setelah menyelesaikan
pendidikannya. Pengalaman kerja di Puskesmas, merupakan suatu hal yang penting
dan harus dirasakan oleh setiap peserta didik.

Dalam usaha untuk mencapai sasaran tersebut, maka Program Studi Sanitasi D- III,
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang menetapkan
mata kuliah Praktik Kerja Puskesmas bagi peserta didik, yang implementasinya
disesuaikan dalam bentuk Praktik Kerja Lapangan (PKL). Pada mata kuliah ini,
peserta didik melaksanakan kegiatan kurikuler kerja praktik pada suatu wilayah
puskesmas. Dengan demikian para peserta didik akan memperoleh pengalaman,
keterampilan, dan keahlian sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasainya.

Materi perkuliahan Praktek Kerja Puskesmas melakukan kajian tentang penyediaan


air, penyehatan limbah cair, penyehatan tanah, pengelolaan sampah, penyehatan
makanan minuman, pengendalian vector dan tikus yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan analisis serta penyusunan
rencana kegiatan pengawasan, pelaksanaan kegiatan pengawasan kesehatan
lingkungan di masyarakat, analisis dan simpulan hasil pengawasan kesehatan
lingkungan di masyarakat, penyusunan laporan kegiatan pengawasan kesehatan
lingkungan di masyarakat.
Dari pengalaman PKL tersebut peserta didik diharapkan menguasai konsep dasar
kesehatan lingkungan, prinsip, dan macam fasilitas kesehatan lingkungan, persyaratan
teknis fasilitas dasar kesehatan lingkungan, memahami pengertian dan konsep klinik
sanitasi dan penyakit berbasis lingkungan dan cara terjadi serta penularannya,
memahami faktor lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit dan penularannya,
melakukan pelayanan klinik sanitasi dasar di dalam dan di luar gedung Puskesmas,
rekayasa lingkungan dalam rangka meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat,

Pada proses kegiatan Praktik Kerja Lapangan dalam era kehidupan normal baru dapat
dilakukan secara daring (dalam jejaring) maupun langsung di lapangan (luar jejaring)
dengan protokol kesehatan serta kegiatan tersebut dapat dievaluasi dengan baik,
sehingga peserta didik dapat pula mendapatkan penilaian dari apa yang telah dipelajari
atau dilakukan.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Tujuan Umum
Tujuan umum Praktik Kerja Puskesmas adalah memberikan pengalaman praktik
kesehatan lingkungan dan klinik sanitasi di wilayah kerja berkaitan program
Puskesmas.
2) Tujuan Khusus
Tujuan khusus Praktik Kerja Puskesmas yaitu mahasiswa dihadapkan mampu
melakukan:
a. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan
analisis dan penyediaan air, penyehatan limbah cair; penyehatan tanah;
pengelolaan sampah; penyehatan makanan minuman; dan pengendalian
vector dan tikus;
b. Penyusunan rencana kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan di
masyarakat;
c. Pelaksanaan kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan di masyarakat;
d. Analisis dan simpulan hasil pengawasan kesehatan lingkungan di
masyarakat;
e. Penyusunan laporan kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan di
masyarakat;

xlii
f. Presentasi hasil kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan di masyarakat.
C. METODE PEMBELAJARAN
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran Praktik Kerja Puskesmas, maka
metode pembelajaran dilakukan melalui strategi:
1. Ceramah
Ceramah materi Praktik Kerja Puskesmas, dilakukan secara daring (online)
maupun luring (offline) dari narasumber sebagai berikut:
 Persiapan dan pembekalan Praktik Kerja Puskesmas dari Jurusan Kesehatan
Lingkungan.
 Pelaksanaan program kesehatan lingkungan dan klinik sanitasi di Puskesmas
dari Kepala UPT Puskesmas.
 Pelaksanaan program kesehatan lingkungan di Dinas Kesehatan dari Kepala
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
2. Pengamatan.
Pengamatan dilakukan dengan melakukan pengumpulan data baik primer maupun
skunder yang meliputi data program kesehatan lingkungan dan klinik sanitasi di
Puskesmas.
3. Diskusi
Melakukan analisis data dan penyusunan masalah kesehatan lingkungan dan
klinik sanitasi serta menyusun altenatif pemecahan masalah melalui diskusi
kelompok.
4. Kunjungan
Lapangan Melakukan kunjungan lapangan dalam rangka program kesehatan
lingkungan dan klinik sanitasi di Puskesmas.

D. RUANG LINGKUP KEGIATAN PRAKTIK KERJA PUSKESMAS


Ruang lingkup kegiatan Praktik Kerja Puskesmas meliputi :
1. Kuliah umum tentang pelaksanaaan kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas
dan Dinas Kesehatan dengan narasumber Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
2. Orientasi Puskesmas
 Mengetahui struktur organisasi Puskesmas serta tugas dan fungsi masing-
masing unit organisasi.
 Mengetahui program dan sumber daya manusia Puskesmas.

xliii
 Mengetahui program kesehatan lingkungan dan klinik sanitasi, serta situasi
dan kondisi kesehatan lingkungan pada saat ini.
3. Melakukan Pengumpulan Data
 Pengumpulan data (primer atau skunder) berkaitan dengan penyediaan air;
penyehatan limbah cair; penyehatan tanah; pengelolaan sampah; penyehatan
makanan minuman; dan pengendalian vector dan tikus.
 Tabulasi dan analisis data hasil pengumpulan data .
 Penyakit berbasis lingkungan dan melakukan konseling tentang sanitasi baik
di dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas.
4. Penyusunan Rencana Pemecahan Masalah
 Pembahasan dan penentuan prioritas masalah bersama petugas sanitasi.
 Penyusunan alternatif pemecahan masalah untuk intervensi kesehatan
lingkungan
 Penentuan pemecahan masalah untuk intervensi kesehatan lingkungan
bersama petugas sanitasi.
 Penyusunan Plan of Action (POA) untuk intervensi kesehatan lingkungan
petugas sanitasi.
5. Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah
Pelaksanaan kegiatan meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring kegiatan di
lapangan.
6. Tahap Akhir
 Penyusunan laporan.
 Seminar Laporan.
 Penyerahan laporan.
 Presentasi Laporan hasil kegiatan.

E. EVALUASI
Pembelajaran Evaluasi kegiatan pembelajaran Praktik Kerja Puskesmas dilakukan
dengan kegiatan:
1. Evaluasi kegiatan pengumpulan data.
2. Pengungkapan masalah kesehatan lingkungan dan klinik sanitasi di Puskesmas.
3. Alternatif pemecahan masalah kesehatan lingkungan dan klinik sanitasi di
Puskesmas.

xliv
4. Evaluasi penyusunan laporan.
5. Evaluasi presentasi laporan.
F. PERSYARATAN PESERTA
Peserta Praktik Kerja Puskesmas adalah mahasiswa semester VI Program Studi
Sanitasi D-III yang telah lulus minimal 80 sks, berjumlah 94 orang yang terdiri dari
Reguler-1 : 47 orang dan Reguler-2 : 47 orang yang akan dibagi dalam 19 kelompok
Puskesmas. (terlampir)

G. LOKASI PRAKTEK
Lokasi praktik direncanakan di Kota Bandar Lampung pada 19 Puskesmas, yaitu
sebagai berikut :

JENIS
NO PUSKESMAS ALAMAT
PUSKESMAS

1 Simpur JI. Tamin No. 121, Kelapa Tiga, Kec. Tj. Karang Pusat Perawatan
2 Bakung Ds. Bakung Kec. Teluk Betung Barat Perawatan
3 Kota Karang JI. Teluk Ratai No. 18, Kec. Teluk Betung Timur Perawatan
4 Sukamaju JI. Laks Martadinata, Kec.Teluk Betung Timur Perawatan
5 Pasar Ambon Jl. Laks Malahayati No. 11, Kec. Teluk Betung Selatan Non Perawatan
6 Sukaraja JI. Yos Sudarso No.242, Kec. Bumi Waras Perawatan
7 Panjang JI. Yos Sudarso No.384, Kec. Panjang Perawatan
8 Satelit JL. Jen. Sudirman No.69, Kec. Tanjung Karang Timur Perawatan
9 Sumur Batu JI. Cut Mutia No. 09/11, Kec. Teluk Betung Utara Non Perawatan
10 Palapa JI. Cut Nyak Dien Gg. Hidayat, Kec. Tj. Karang Pusat Non Perawatan
11 Gedong Air JI. Sisingamangaraja No.13, Kec. Tj. Karang Barat Perawatan
12 Susunan Baru JI. St. Badarudin No. 110, Kec. Tj. Karang Barat Non Perawatan
13 Kemiling JI. Imam Bonjol No.592, Kec. Kemiling Perawatan
14 Kedaton JI. Teuku Umar No.62, Kec. Kedaton Perawatan
15 Rajabasa Indah JI. Pramuka No.1, Kec. Rajabasa Non Perawatan
16 Way Kandis Jl. P. Damar Perum Way Kandis, Kec. Tanjung Senang Perawatan
17 Labuhan Ratu Ds. Labuhan Ratu, Kec. Labuhan Ratu Non Perawatan
18 Permata Sukarame JI. Pulau Sebesi, Kec. Sukarame Perawatan
19 Sukabumi Jl. P. Bangka No. 13, Kec. Sukabumi Perawatan

Adapun nama-nama mahasiswa anggota kelompok sebagaimana terlampir pada


proposal ini.

xlv
H. JADWAL KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Puskesmas ditetapkan dengan menggunakan
perhitungan bahwa satu SKS setara dengan 170 menit. Bobot praktik 3 SKS (1 SKS di
Kampus dan 2 SKS di Lapangan) diartikan 3 SKS x 2.40 jam x 16 kali = 136 jam atau
17 hari kerja, Lama Kegiatan pembekalan 5 hari di Kampus dan Praktik Kerja
Puskesmas selama 12 hari di Puskesmas dan kegiatan penyelesaian dan presentasi
laporan kegiatan selama I hari, Kegiatan Praktek Kerja Puskesmas akan berlangsung
mulai tanggal 25 Januari s.d 13 Februari 2021.

Kegiatan Praktek Kerja Puskesmas akan terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu kegiatan
pembekalan dan kegiatan Praktik Kerja Puskesmas, sebagai berikut :
1. Kegiatan pembekalan Praktik Kerja Puskesmas akan berlangsung selama 5 hari
yang terdiri dari:
a. Ceramah umum secara daring (online) atau luring (offline).
 Dinas Kesehatan : pelaksanaan program kesehatan lingkungan di Dinas
Kesehatan.
 Puskesmas : organisasi dan tata laksana kerja puskesmas dan pelaksanaan
program kesehatan lingkungan dan klinik sanitasi di Puskesmas.
 Program Studi : proses pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Puskesmas
b. Diskusi persiapan kegiatan ke Puskesmas dan penyusunan instrument Praktek
Kerja Puskesmas.
c. Penyusunan instrument Praktek Kerja Puskesmas.
2. Kegiatan praktik kerja lapangan Puskesmas dan Klinik Sanitasi akan berlangsung
12 hari kerja yang terdiri dari:
a. Orientasi program kegiatan Puskesmas
b. Orientasi program kesehatan lingkungan dan klinik sanitasi di Puskesmas
c. Pengumpulan data primer dan skunder berkaitan dengan kesehatan lingkungan
dan klinik sanitasi
d. Diskusi pengolahan dan analisis data
e. Diskusi penyusunan masalah kesehatan lingkungan dan alternatif pemecahan.
f. Pelaksanaan pemecahan masalah
g. Penyusunan laporan

xlvi
h. Presentasi laporan

I. PEMBIMBING.
Pembimbing Praktek Kerja Puskesmas terdiri dari dosen pembimbing institusi
(pembimbing dari program studi/jurusan) dan pembimbing lahan (pembimbing dari
Puskesmas).

Pembimbing Institusi adalah dosen program studi/jurusan yang ditugaskan


berdasarkan Surat Tugas Direktur Politeknik Kesehatan Tanjung Karang dan
Pembimbing Lahan adalah Kepala Puskesmas atau Sanitarian Puskesmas yang
ditugaskan berdasarkan Surat Tugas Kepala Dinas Kesehatan.

J. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini dibuat semoga dapat menjadi penjelasan para
mahasiswa peserta praktik dan berbagai pihak lain yang membutuhkan informasi
mengenai Praktik Kerja Puskesmas Semester VI (Enam) Program Studi Sanitasi
Program D-III, Tahun Akademik 2020/2021.

xlvii

Anda mungkin juga menyukai