Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

PELAYANAN FARMASI
TAHUN 2022

A.PENDAHULUAN
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi karena
dalam kondisi yang tidak sehat maka manusia terhambat atau bahkan tidak bisa memenuhi
keseluruhan kebutuhannya. Salah satu tugas dari pemerintah adalah menyediakan pelayanan
publik yang berkualitas. Tugas ini dapat dilakukan salah satunya dengan menyediakan fasilitas
kesehatan yang berkualitas dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan warga negara akan
kesehatan.
Puskesmas merupakan organisasi fungsional dan ujung tombak pelayanan kesehatan
dasar dari pemerintah bagi masyarakat luas yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu.
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan dasar bagi masyarakat. Dengan
adanya puskesmas maka masyarakat dapat memperoleh layanan kesehatan yang
dibutuhkan baik yang bersifat preventif, kuratif, maupun promotif. Pelayanan
puskesmas yang bermutu dapat membantu tercapainya tujuan tersebut secara
maksimal.
Terwujudnya puskesmas yang bermutu adalah dengan setidaknya
terpenuhinya standar pelayanan minimal (SPM) yang dilakukan oleh puskesmas.
SPM berfungsi untuk memfasilitasi pemerintah daerah untuk melakukan pelayanan
publik yang tepat bagi masyarakat dan sebagai instrument bagi masyarakat dalam
melakukan control terhadap kinerja pemerintah dalam pelayanan publik bidang
kesehatan .Salah satu elemen puskesmas yang berperan dalam terwujudnya
pelayanan puskesmas yang berkualitas adalah pelayanan kefarmasian yang
berkualitas.

B.LATAR BELAKANG
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan, termasuk didalamnya pelayanan di puskesmas yang merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota. Pelayanan kefarmasian di
Puskesmas merupakan salah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas
harus mendukung fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan
pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah terkait obat. Pelayanan
ini dilakukan untuk menjamin keselamatan pasien (patient safety) dan mendukung
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Salah satu yang harus
dilakukan oleh pelayanan kefarmasian yang baik adalah pelayanan yang
berorientasi pada pasien (patient oriented).
Demi terwujudnya pelayanan kefarmasian yang berkualitas maka setiap
kegiatan pelayanan kefarmasian harus sesuai dengan standar pelayanan
kefarmasian di Puskesmas. Setiap kegiatan pelayanan ini harus terencana dan
terlaksana. Dengan demikian maka pelayanan kefarmasian dapat mendukung
terwujudnya pelayanan Puskesmas yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan
masyarakat.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Terselengaranya pelayanan kefarmasian yang berkualitas dan berorientasi
pada keselamatan pasien demi terwujudnya pelayanan Puskesmas Jabung
yang bermutu dan memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
1) Sebagai acuan untuk melaksanakan prioritas program sesuai dengan rencana
Puskesmas Jabung.
2) Sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di unit layanan
obat,sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat,
aman, dan memeberikan kepuasan pada masyarakat.
penanggungjawab program, pelaksana kegiatan, masyarakat dan lintas sector
terkait

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
1) Pengelolaan sediaan farmasi, bahan medis habis pakai, dan alat kesehatan
- Perencanaan kebutuhan
- Permintaan
- Penerimaan
- Penyimpanan
- Pendistribusian
- Pengendalian
- Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
- Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
2) Pelayanan farmasi klinis
2. Rincian Kegiatan
1) Pelayanan resep di ruang farmasi
2) Kesesuaian item obat yang tersedia dalam Fornas
3) Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 40 item obat indikator
4) Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan ISPA non pneumonia
5) Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare non spesifik
6) Penggunaan injeksi pada myalgia
7) Rerata item obat yang diresepkan
8) Penggunaan obat rasional (POR)
9) Pelayanan informasi obat
10)Konseling oleh Apoteker

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Perencanaan kebutuhan dilakukan satu tahun sekali. Seleksi obat
berdasarkan pola konsumsi periode sebelumnya dan daftar obat yang
tersedia di Dinas Kesehatan. Jumlah obat ditentukan dengan perhitungan
jumlah rata-rata pemakaian obat dalam satu bulan dikalikan 18 dan
dikurangi dengan sisa stok. Hasil perencanaan dikirimkan ke gudang
farmasi Kabupaten Malang (GFK).
2. Permintaan dilakukan setiap 2 bulan sekali ke GFK menggunakan lembar
permintaan dan permintaan obat (LPLPO) pada aplikasi e-farmasi.
3. Penerimaan obat dilakukan setiap 2 bulan sekali dari GFK. Jumlah obat dan
jenis obat diperiksa kembali sesuai tidaknya dengan BAP yang disertakan
oleh GFK.
4. Penyimpanan obat dilakukan di gudang dengan suhu terkontrol. Obat
disusun berdasarkan First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out
(FEFO), bentuk sediaan, alfabetis, dan kestabilan obat.
5. Pendistribusian obat untuk rawat inap dilakukan secara kombinasi antara
peresepan perorangan dengan pemakaian obat dosis perhari, untuk apotek
secara resep perorangan, untuk IGD kombinasi floor stock (obat injeksi) dan
peresepan perorangan di lakukan pada jam pelayanan. Pendistribusian ke
pustu dan ponkesdes setiap 2 bulan sekali menggunakan LPLPO.
Sedangkan untuk permintaan sediaan farmasi dan alat Kesehatan dalam
jumlah sedikit maka bisa melakukan permintaan tiap bulan dengan
memberikan SBBK (Surat Bukti Barang Keluar).
6. Pengendalian dilakukan melalui pembuatan perencanaan pengadaan yang
tepat.
7. Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan dilakukan pada seluruh rangkaian
kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinis.

F. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah setiap pasien Puskesmas Jabung yang
mendapatkan resep dan unit layanan puskesmas yang mendapatkan obat dari
gudang obat puskesmas.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


TAHUN 2021
NO. KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 KET
1. Perencanaan
kebutuhan
1x dalam
X setahun

2. Permintaan
Setiap 2
bulan
X X X X X X

3. Penerimaan
Setiap 2
X X X X X X
bulan

4. Penyimpanan
Setiap hari
X X X X X X X X X X X X

5. Pendistribusian
Setiap 2
X X X X X X
bulan

6. Pengendalian,
X X X X X X X X X X X X Setiap bulan

7. Pencatatan,
pelaporan dan
pengarsipan X X X X X X X X X X X X Setiap bulan

8. Pelayanan
informasi obat X X X X X X X X X X X X Setiap bulan
(PIO)
9. Konseling X X X X X X X X X X X X Setiap bulan
10. Pelayanan resep X X X X X X X X X X X X Setiap bulan

H. EVALUASI DAN MONITORING


Monitoring dilakukan dalam rangka melihat kepatuhan dan pencapaian,
serta masalah dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Hasil monitoring
dapat dijadikaan bahan acuan untuk perbaikan dan pengembangan pelayanan
selanjutnya.
Evaluasi dari hasil pelayanan obat dilakukan setiap akhir bulan dengan
laporan per bulan dan tri bulan. Pada saat kegiatan lokakarya mini akan
disampaikan hasil analisa capaian dari hasil pelayanan obat di apotek

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Unit mencatat insiden dan melaporkan ke menejemen resiko dengan
menggunakan form laporan insiden
2. Evaluasi stok opname obat dilaksanakan setiap akhir tahun.
3. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap bulan dan jika ada tindakan perbaikan
maka akan dijadikan saran untuk pembuatan KAK berikutnya.

Jabung , 3 Januari 2022


Mengetahui, Penanggung Jawab
Kepala Puskesmas Program Farmasi

drg. ERVAN SUHERJANTANA apt. DIANA PURBO SIWI, S.Farm.


. NIP. 196911082005011007 NIP. 198403062019032007

Anda mungkin juga menyukai