Kelompok 7
Ni Putu Nurdika Asih 182211101025
Huuril maula A. 182211101026
Erika Dwi R. 182211101027
Luna Ivanka D. E 182211101028
b. Komparasi
Petugas kesehatan membandingkan data Obat yang pernah, sedang dan
akan digunakan. Discrepancy atau ketidakcocokan adalah bilamana ditemukan
ketidakcocokan/perbedaan diantara data-data tersebut. Ketidakcocokan dapat pula
terjadi bila ada Obat yang hilang, berbeda, ditambahkan atau diganti tanpa ada
penjelasan yang didokumentasikan pada rekam medik pasien. Ketidakcocokan ini
dapat bersifat disengaja (intentional) oleh dokter pada saat penulisan Resep
maupun tidak disengaja (unintentional) dimana dokter tidak tahu adanya
perbedaan pada saat menuliskan Resep.
MENGINGAT:
1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1963 tentang Farmasi.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU: Perlu adanya proses rekonsiliasi obat untuk pasien baru di ruang
keperawatan yang dilakukan oleh APJP dibantu oleh perawat.
KEDUA: Terapi obat pada pasien terkait jenis obat ataupun dosis sebelum masuk
ruang dan harus diketahui oleh DPJP agar terapi berikutnya yang diberikan di
ruang berdasarkan pada terapi sebelumnya yang didapatkan sehingga tidak terjadi
medication error terkait salah dosis, duplikasi, salah pemberian obat, dsb.
KETIGA: APJP mengkomunikasikan dengan DPJP obat-obat yang sebelumnya
dikonsumsi pasien dan DPJP menentukan status obat tersebut apakah lanjut, tunda
atau henti .
KEEMPAT: Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi
minimal 1 tahun sekali.
KELIMA: Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan
dilakukakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.