Anda di halaman 1dari 22

Berduka dan Kehilangan

OLEH : DWI ARIANI SULISTYOWATI, MKep


• Berduka : reaksi terhadap kehilangan yang
merupakan respon emosional yang
normal.

 Berduka Proses memecahkan


masalah Normal terkait kematian.
 Menentukan kesehatan jiwa indiv karena
memberi kesempatan individu untuk
melakukan koping terhadap kehilangan
secara bertahap dpt menerima
kehilangan
Karakteristik Berduka menurut
Burgers dan Lazare (1976)
1. Berduka yang menunjukkan reaksi syok dan
ketidakyakinan.
2. Berduka yang menunjukkan perasaan sedih dan
hampa bila teringat tentang kehilangan orang yang
disayangi.
3. Berduka yang menunjukkan perasaan tidak nyaman
dan sering disertai dengan menangis, serta keluhan-
keluhan sesak pada dada, rasa tercekik, nafas
pendek.
4. Mengenang almarhum terus menerus
5. Memperoleh pengalaman perasaan berduka.
6. Cenderung menjadi mudah tersinggung dan marah.
Proses berduka:
1. Fase awal
Dimulai dengan adanya kehilangan spt kematian.
Berlangsung beberapa minggu
Reaksi :
syok, tidak yakin atau tidak percaya
perasan dingin, perasaan kebal
(mati rasa) dan bingung

Berakhir setelah beberapa hari

Kembali berduka berlebihan

Menangis dan ketakutan


Lanjutan……
2. Fase Pertengahan

Dimulai : kira-kira 3 mg sesudah kematian


Berakhir : kurang lebih 1 tahun
Pola tingkah laku yang ditunjukan:
a. Prilaku obsesi, meliputi : pengulangan
pikiran tentang peristiwa kematian.
b. Suatu pencarian arti dari kematian
Lanjutan….
3. Fase Pemulihan
Terjadi sesudah kurang lebih satu tahun.
Individu memutuskan untuk tdk
mengenang masa lalu.

Meningkat partisipasi
pada kegiatan sosial
Kehilangan
• Kehilangan : suatu keadaan ketika individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada
atau dimiliki, baik sebagian atau
keseluruhan.

• Dapat terjadi : tiba-tiba atau bertahap

• Proses berduka yang disebabkan oleh kehilangan :


1. Penyangkalan (denial)
2. Marah (anger)
3. Tawar menawar (bargaining)
4. Depresi
5. Penerimaan (acceptance)
Lanjutan……
1. Tahap Penyangkalan:
Reaksi: Terkejut, tidak percaya,
merasa terpukul, menyangkal
pernyataan kehilangan.

Kadang berhalusinasi
Seolah-olah masih melihat atau mendengar suara
orang tsb

Reaksi fisik : keletihan, kelemahan,


kepucatan, mual, diare,sesak nafas,
detak jantung cepat, menangis,
gelisah
Lanjutan…..
2. Tahap Marah :
Individu mulai sadar dengan kenyataan kehilangan.
Menunjukkan perasaan marah meningkat yang
diproyeksikan pada orang tertentu atau yang ada
dilingkungannya.
Reaksi fisik : wajah merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,
tangan mengepal.

3. Tahap Tawar Menawar:


Reaksi: Menyatakan kata-kata”seandainya saya
hati-hati”, “kenapa harus terjadi pada
keluarga saya”.
Lanjutan……
4. Tahap Depresi:
Reaksi : menarik diri, tidak mau bicara, putus asa.
Reaksi fisik: menolak makan, susah tidur, letih,
libido menurun.

5. Tahap Penerimaan :
Reorganisasi perasaan kehilangan

Gambaran objek atau orang yang hilang mulai


dilepas perlahan, perhatian dialihkan pada objek
baru
Sumber gangguan atau kehilangan
1. Internal
Pikiran, sikap, tindakan yang tidak sesuai
dengan nilai individu,keyakinan atau moral dan
konflik interpersonal yang mengancam
konsistensi individu, harga diri,rasa aman

2. Eksternal:
Kematian orang yang disayangi, penghentian
kerja (PHK), penyakit atau kehilangan tubuh
tertentu
Jenis Kehilangan
• Kehilangan orang bermakna, mis: akibat
kematian atau dipenjara

• Kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial, mis:


menderita penyakit, amputasi, kehilangan
pendapat, kehilangan perasaan tt diri, kehilangan
pekerjaan, kehilangan kedudukan, kehilangan
kemampuan seksual.

• Kehilangan milik pribadi


(mis: uang,perhiasan)
Faktor Predisposisi
• Genetik
Riwayat kelg depresi sulit mengembangkan
sikap optimistik dalam menghadapi permasalahan.
• Kesehatan fisik
Keadaan fisik sehat cenderung mampu
mengatasi stress
• Kesehatan mental
Indiv gg jiwa dg riwayat depresi merasa masa
depan suram peka dg situasi kehilangan
• Pengalaman kehilangan masa lalu
Kehilangan masa kanak-kanak mempengaruhi
kemampuan menghadapi kehilangan dimasa dewasa.
Faktor Presipitasi

Stres dari perasaan kehilangan:


Stres nyata atau Imajinasi

Kehilangan bersifat boi-psiko-sosial

Kehilangan kesehatan, kehilangan harga diri,


kehilangan pekerjaan,kehilangan peran dalam
keluarga, kehilangan posisi di masyarakat.
Implikasi Keperawatan
• Pengkajian

1. Mengkaji pat dan angg kelg berduka menentukan tk


berduka
2. Mengkaji gej klinis berduka: sesak di dada, nafas
pendek,
berkeluh kesah, perasaan penuh diperut, kehilangan
kekuatan otot, distres perasaan yg hebat.
3. Kaji karakteristik berduka, kaji respon fisiologis, respon
tubuh terhadap kehilangan (reaksi stress)
4. Faktor yg mempengaruhi rx stress : umur, culture,
keyakinan spiritual, peran seks, status sosek.
5. Faktor predisposisi
6. Faktor presipitasi dan mekanisme koping.
Lanjutan

• Diagnosa dan Intervensi Kep


1. Diagnosa Kep
a. Berduka
Lanjutan
2. Intervensi Kep
Tuj: agar indiv menggunakan koping terhadap kehilangan
dan menerima kehilangan
Prinsip :
a. Tahap Penyangkalan:
(memberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan)
1) Dorong pat mengungkapkan perasaan duka
2) Tkkan kesad pat sec bertahap siap mental
3) Dengarkan pat dengan penuh pengertian, jangan
menghukum atau menghakimi
4) Jelaskan bahwa sikap pat wajar terjadi
5) Beri dukungan nonverbal< memegang tangan,
menepuk bahu
5) Jawab pertanyaan pat dg bahasa sederhana, jelas
dan singkat.
6) Amati respon pat selama bicara
7) Tingkatkan kesad pat sec bertahap kenyataan
Lanjutan
b. Tahap marah
1) Beri dorongan dan kesempatan pat
mengungkapkan rasa marahnya
secara verbal
2) Dengarkan dg empaty, jangan
memberi respon yang mencela
3) Bantu klien memanfaatkan ss
pendukung
Lanjutan
c. Tahap Tawar menawar
Bantu pat mengidentifikasi rasa
bersalah dan rasa takutnya
1) Amati prilaku klien
2) Diskusikan bersama pat ttg
perasaan
3) Tingkatkan HD pat
4) Cegah tindakan merusak diri
Lanjutan
d. Tahap Depresi
(mengidentifikasi tk depresi, resiko merusak
diri dan membantu pat mengurangi rasa bersalah)
1) Amati prilaku pat
2) Diskusikan bersama pat mengenai perasaan
3) Cegah tindakan merusak diri
4) Hargai perasaan pat
5) Bantu pat mengidentifikasi dukungan positif
yang terkait dengan kenyataan
6) Beri kesempatan pat menungkapkan
perasaannya bila perlu biarkan ia menangis sambil tetap
didampingi
7) Bahas pikiran yang selalu timbul bersama pat
Lanjutan
e. Tahap Penerimaan
(membantu pat menerima kehilangan
yang tidak bisa dielakkan)
1) Sediakan waktu untuk mengunjungi
pat sec teratur
2) Bantu pat/kelg berbagi rasa, karena
biasanya setiap anggota kelg tdk
berada pada tahap yg sama pada
saat bersamaan

Anda mungkin juga menyukai