Anda di halaman 1dari 26

KONSEP KEBUTUHAN

AKAN RASA AMAN DAN NYAMAN

PENDAHULUAN
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham
Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa
setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997).
A. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Karena Kehilangan dan Berduka

Definisi Kehilangan dan Berduka


Kehilangan dan berduka adalah respon alamiah
manusia terhadap keadaan dimana dia kehilangan
secara aktual maupun potensial, hubungan, objek
dan ketidakmampuan fungsional
Tanda dan Gejala Kehilangan
(Srinaningsih, 2013) :

• Ungkapan kehilangan
• Menangis
• Gangguan tidur
• Kehilangan nafsu makan
• Sulit berkonsentrasi
• Karakteristik berduka yang berkepanjangan, yaitu :
• Mengingkari kenyataan kehilangan terjadi dalam waktu yang lama
• Sedih berkepanjangan
• Adanya gejala fisik yang berat
• Keinginan untuk bunuh diri
Terdapat 5 kategori kehilangan
(Srinaningsih, 2013):

• Kehilangan seseorang yang dicintai


• Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)
• Kehilangan objek eksternal
• Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
• Kehilangan kehidupan/ meninggal
Fase - Fase
Kehilangan dan Berduka

• Fase berduka menurut Kubler  Rose :


Fase penyangkalan (Denial)
Fase marah (anger)
Fase tawar menawar (bergaining)
Fase depresi
Fase penerimaan (acceptance)
Fase Kehilangan
menurut Engel:

• Pada fase ini individu menyangkal realitas kehilangan dan


mungkin menarik diri, duduk tidak bergerak atau menerawang
tanpa tujuan. Reaksi fisik dapat berupa pingsan, diare, keringat
berlebih.
• Pada fase kedua ini individu mulai merasa kehilangan secara
tiba-tiba dan mungkin mengalami keputusasaan secara
mendadak terjadi marah, bersalah, frustasi dan depresi.
• Fase realistis kehilangan.
• Individu sudah mulai mengenali hidup, marah dan depresi,
sudah mulai menghilang dan indivudu sudah mulai bergerak ke
berkembangnya keasadaran.
Fase Berduka
Menurut Rando:

1. Penghindaran

2. Konfrontasi

3. Akomodasi
B. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Karena Penyakit Kronis

• Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan


penyakit berlangsung lama sampai bertahun-
tahun,bertambah berat,menetap,dan sering kambuh.
(Purwaningsih dan Karbina, 2009).
• Penyakit kronis bisa menyebabkan kematian. Contoh
penyakit kronis adalah diabetes militus, TBC, kanker
dan penyakit jantung
C. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Karena Terminal atau Sekarat

Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana


menurut akal sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit
untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan
oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kematian
adalah suatu pengalaman tersendiri, dimana setiap
individu akan mengalami/ menghadapinya seorang diri,
sesuatu yang tidak dapat dihindari dan merupakan
suatu kehilangan
Tahap - Tahap Menjelang
Ajal (dying)

Kubler-Rosa (1969), telah menggambarkan/


membagi tahap-tahap menjelang ajal (dying) dalam
5 tahap, yaitu :
• Menolak/ Denial
• Marah/ Anger
• Menawar/ bargaining
• Kemurungan/ Depresi
• Menerima/ Pasrah/ Acceptance
Tipe-tipe Perjalanan
Menjelang Kematian

Ada 4 tipe dari perjalanan proses kematian,yaitu:


• Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu
adanya perubahan yang cepat dari fase akut ke kronik.
• Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui,
baisanya terjadi pada kondisi penyakit yang kronik.
• Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum
pasti, biasanya terjadi pada pasien dengan operasi radikal
karena adanya kanker.
• Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi
pada pasien dengan sakit kronik dan telah berjalan lama.
Tanda - Tanda Klinis
Menjelang Kematian

a. Kehilangan Tonus Otot, ditandai:


• Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun
• Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan
hilangnya reflek menelan.
• Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai:
nausea, muntah, perut kembung, obstipasi, dsbg.
• Penurunan kontrol spinkter urinari dan rectal.
• Gerakan tubuh yang terbatas.
b. Kelambatan dalam Sirkulasi,
ditandai:

• Kemunduran dalam sensasi pada daerah


ekstermitas.
• Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki,
kemudian tangan, telinga dan hidung
• Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital.
• Nadi lambat dan lemah.
• Tekanan darah turun.
• Pernafasan cepat, dangkal dan tidak teratur.
c. Gangguan Sensori

• Penglihatan kabur.
• Gangguan penciuman dan perabaan. Variasi-variasi
tingkat kesadaran dapat dilihat sebelum kematian,
kadang-kadang klien tetap sadar sampai meninggal.
Pendengaran merupakan sensori terakhir yang
berfungsi sebelum meninggal.
Tanda-tanda Klinis
Saat Meninggal

• Pupil mata melebar


• Tidak mampu untuk bergerak
• Kehilangan reflek.
• Nadi cepat dan kecil.
• Pernafasan chyene-stoke dan ngorok.
• Tekanan darah sangat rendah
• Mata dapat tertutup atau agak terbuka.
Macam Tingkat Kesadaran/
Pengertian Pasien dan Keluarganya
terhadap Kematian

Strause et all (1970), membagi kesadaran ini


dalam 3 tipe:

Closed Awareness / Tidak Mengerti

Matual Pretense / Kesadaran / Pengertian


yang Ditutupi

Open Awareness / Sadar akan keadaan dan


Terbuka
Bantuan yang dapat Diberikan

a. Bantuan Emosional

b. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial

c. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual


a. Bantuan Emosional

• Pada Fase Denial


Petugas perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial
dengan cara mananyakan tentang kondisinya atau
prognosisnya dan pasien dapat mengekspresikan perasaan-
perasaannya.
• Pada Fase Marah
Biasanya pasien akan merasa berdosa telah mengekspresikan
perasaannya yang marah. Petugas perlu membantunya agar
mengerti bahwa masih merupakan hal yang normal dalam
merespon perasaan kehilangan menjelang kematian.
• Pada Fase Menawar
Pada fase ini petugas perlu mendengarkan segala keluhannya
dan mendorong pasien untuk dapat berbicara karena akan
mengurangi rasa bersalah dan takut yang tidak masuk akal.
• Pada Fase Depresi
Pada fase ini petugas selalu hadir di dekatnya dan
mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih
baik jika berkomunikasi secara non verbal yaitu duduk dengan
tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non verbal
dari pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
• Pada Fase Penerimaan
Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai.
Kepada keluarga dan teman-temannya dibutuhkan
pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya dan
perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program
pengobatan dan mampu untuk menolong dirinya sendiri
sebatas kemampuannya.
b. Bantuan Memenuhi
Kebutuhan Fisiologis

• Kebersihan Diri
• Mengontrol Rasa Sakit
• Membebaskan Jalan Nafas
• Bergerak
• Nutrisi
• Eliminasi
• Perubahan Sensori
c. Bantuan Memenuhi
Kebutuhan Sosial

1). Menanyakan siapa-siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu dengan
klien dan didiskusikan dengan keluarganya
misalnya: teman-teman dekat, atau anggota keluarga lain.
2). Menggali perasaan-perasaan klien sehubungan dengan sakitnya dan perlu
diisolasi.
3). Menjaga penampilan klien pada saat-saat menerima kunjungan kunjungan
teman-teman terdekatnya, yaitu dengan memberikan klien untuk membersihkan
diri dan merapikan mdiri.
4). Meminta saudara/ teman-temannya untuk sering mengunjungi dan mengajak
orang lain dan membawa buku-buku bacaan bagi klien apabila klien mampu
membacanya.
d. Bantuan Memenuhi
Kebutuhan Spiritual

1). Menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan


hidupnya dan rencana. Rencana klien selanjutnya
menjelang kematian.
2). Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan pemuka
agama dalam hal untuk memenuhi kebutuhan spiritual.
3). Membantu dan mendorong klien untuk melaksanakan
kebutuhan spiritual sebatas kemampuannya.
E. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Karena Kecemasan

Kecemasan adalah kondisi kejiwaan yang penuh


dengan kecemasan atau mekanisme yang melindungi
ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita
bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan
yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai
ego dikalahkan.
Tingkat Kecemasan
yang dialami oleh Individu

Menurut Peplau ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh


individu yaitu sebagai berikut:
• Pertama, Kecemasan Ringan yaitu dihubungkan dengan ketegangan
yang dialami sehari-hari.
• Kedua, Kecemasan Sedang yaitu Individu terfokus hanya pada pikiran
yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi,
masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain
• Ketiga, Kecemasan Berat yaitu lapangan persepsi individu sangat
sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak
dapat berfikir tentang hal-hal lain.
• Keempat, Panik yaitu individu kehilangan kendali diri dan detail
perhatian hilang. Karena hilangnya control, maka tidak mampu
melakukan apapun meskipun dengan perintah.
KESIMPULAN

Setiap manusia memerlukan kebutuhan dalam pemenuhan kebutuhan


dasar manusia. Salah satunya adalah kebutuhan akan rasa aman dan
nyaman. Kebutuhan ini berarti terhindar dari rasa tertekan, cemas dan
sesuatu yang mengancam jiwa. Kebutuhan akan rasa aman dari kehilangan
dan berduka merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan karena
merupakan respon alami manusia saat kehilangan. Sedangkan manusia
juga memerlukan rasa aman dan nyaman dari penyakit kronis karena
penyakit kronis dapat mengganggu baik fisik maupun psikis. Selain
membutuhkan rasa aman dan nyaman dari penyakit kronis manusia juga
memerlukan rasa aman dan nyaman karena terminal atau sekarat. Kondisi
kecemasan seseorang juga dapat mengganggu kondisi batin manusia.
Dengan kondisi tersebut dapat mempengaruhi rasa aman dan nyaman
seseorang. Kondisi di mana seseorang merasakan rasa aman dan nyaman
dapat terganggu oleh banyak faktor-faktor pengganggu.

Anda mungkin juga menyukai