TERMINAL
A. Pengertian
1. Pengertian Penyakit Terminal
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat
tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat
disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah
suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan
proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Kubler-Ross,
1969).
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian
berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual
bagi individu (Carpenito, 1999).
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian
tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat
progresif, pengobatan hanya bersifat paliatif (mengurangi gejala dan keluhan,
memperbaiki kualitas hidup). ( Tim medis RS Kanker Darmais, 1996)
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan,
gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual
yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan
pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/ pengobatan
gejala fisik,, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis,
sosial dan spiritual yang dilakukandengan pendekatan interdisiplin yang dikenal
sebagai perawatan paliatif. (Doyle & Macdonald, 2003)
Pada pasien penyakit terminal akan melalui fase fase berduka akibat
kekhwatiran akan penyakitnya. Sering kali penyakit terminal membawa efek
psikologis terhadap klien, seperti kekhawatiran berlebihan akan penyakit atau
kondisis yang akan dialami, serta kekawatiran akan kematian yang disebabkan
oleh penyakitnya. Kehilangan aspek diri biasanya dialami oleh pasien terminal,
akibat kondisi tubuh yang semakin melemah, terjadi penurunan kemampuan
fisik, dan diikuti perubahan citra tubuh, yang menyebabkan kehilangan pada
aspek diri klien.
Perawatan terminal dapat dimulai pada minggu-minggu, hari-hari dan
jaminan terakhir kehidupan dimana bertujuan:
1.
Mempertahankan hidup
2.
Menurunkan stress
3.
(Weisman)
Secara umum kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang
dialami oleh siapa saja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan
perasaan nyeri dan takut, tidak hanya pasien akan juga keluarganya bahkan pada
mereka yang merawat dan mengurusnya.
Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi ke tengah keluarga,
kenyataan ini sangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkannya Untuk
menghindari hal diatas bukan hanya keluarganya saja yang berduka bahkan klien
lebih tertekan dengan penyakit yang dideritanya.
2. Faktor Predisposisi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Usia
Lingkungan sosial dan budaya
Faktor Jenis Kelamin
Faktor Tingkat Pendidikan
Faktor Ekonomi
Faktor Pengetahuan
Fisik
a. Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur angsur dari ujung kaki
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E.Kubbler Ross
mempelajari respon-respon atas menerima kematian dan maut secara mendalam
dan hasil penelitiannya yaitu :
3
a.
Respon kehilangan
1) Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah , keakutan, cara tertentu
untuk mengatur tangan
2) Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan otot rahang dan kemudian
mengendor
3) Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka / menangis
b.
Syok
Tidak percaya
Tidak tahu harus berbuat apa
Mengingkari Kenyataan
Fisik
a) Letih
4
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Lemah
Pucat
Mual
Diare
Menangis
Gangguan Pernafasan
Gelisah
Detak jantung meningkat
2) Anger ( Marah )
Pada fase ini pasien dapat mengarahkan kemarahan kepada petugas medis
atau perawat yang melakukan kegiatan atau tindakan normal yang tidak
mengganggu mereka.
Reaksi pada fase anger :
Perilaku
a)
b)
c)
d)
e)
Agresif
Bicara kasar
Menyerang orang lain
Menolak pengobatan
Menuduh dokter atau perawat tidak kompeten
Fisik
a)
b)
c)
d)
e)
Muka merah
Denyut nadi cepat
Gelisah
Susah tidur
Tangan mengepal
3) Bargaining (Tawar-Menawar)
Klien berusaha melakukan tawar menawar terhdap penyakitnya, biasanya
klien takut akan kondisinya yang semakin parah dan juga kematian akibat
penyakitnya. Klien mengalami masa ketakutan akibat rasa bersalah atau dosa
apabila dia mengalami kematian akibat penyakit terminalnya.
4) Depretion ( Depresi )
Fase dimana ketika klien mengingat akan kondisi penyakitnya, dan
memikirkan dan mendapatkan tekanan dari kondisinya. Pada fase ini klien
biasanya mengingat hal hal menarik dalam hidupnya, dan takut kehilangan
semua momen atau hal tersebut apabila klien harus meninggalkan semuanya
akibat penyakit terminal yang ia derita. Klien biasanya cenderung menutup diri,
cemas, dan menangis, serta klien dapat menarik diri dari lingkungan sosial.
Perilaku
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Gejala fisik
a)
b)
c)
d)
menolak makan
susah tidur
letih
libido turun
5) Acceptance ( Penerimaan)
Pada fase ini biasanya klien telah menerima kondisinya. Klien
membutuhkan
psikologis klien dalam menghadapi penyakit terminal nya, dan juga menghadapi
kematian yang akan terjadi padanya. Klien juga biasanya telah merencanakan
atau menata kehidupannya dalam kondisinya.
C. Pohon Masalah
Penyakit Terminal
Fase Denial
Fase Anger
Fase
Bargaining
Fase
Depresi
Syok
Marah
Tawar
Menawar
Gangguan
Hubungan
Mengingkari
Kondisi
Tidak
Percaya
Takut Akan
Dosa
Takut Akan
Kematian
Menerima
Kondisi
Sosial
Merasa
Tidak
Berharga
Penarikan
Diri Dari
Lingkungan
Sosial
Resiko
Bunuh Diri
Fase
Acceptance
Mempersiap
kan mental
Faktor Usia
Faktor
Ekonomi
Dukacita
Faktor
Lingkungan
Sosial dan
Budaya
Faktor Jenis
Kelamin
Faktor Tingkat
Pendidikan
Faktor
Pengetahuan
Faktor Lama
Rawat Inap
Faktor Caring
Perawat
Kehilangan
Ketidak
Ketidak
efektifan
mampuan
koping
koping
keluarga
D. Pemeriksaan Diagnostik
Untuk mengkaji pemenuhan kebutuhan pasien menjelang ajal.
Jenis
dasarnya,
sehingga
perawat
bisa
memberikan
Mengizinkan
pasien
untuk
melakukan
tugas
10
seperti
alat
Bantu
nafas
atau
pacu
jantung.
11
perawatan
kesehatan
ketimbang
pada
kemampuan
untuk
membayar.
Program hospice menekankan pengobatan paliatif yang mengotrol
gejala
ketimbang
pengobatan
penyakit.
Klien
dan
keluarga
perawatan
primer, pemberian
medikasi
dan pengobatan,
tim
13
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Bangsa
Alamat
Dx Medis
Sumber Biaya
Sumber Informasi
No.RM
Tanggal Masuk Rumah Sakit
Ruangan
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Bangsa
Alamat
Hubungan Dengan Klien
14
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
Bernapas
Makan dan minum
Gerak aktivitas
Eliminasi
Istirahat tidur
Kebersihan diri
Pengaturan suhu tubuh
Rasa aman
Rasa nyaman
Sosial
Prestasi dan produktivitas
Rekreasi
Belajar
Spiritual
15
16
kehilangan yang aktual, adaptif, atau dipersepsikan kedalam kehidupan sehari hari
mereka.
Batasan Karakteristik
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
b. Ketidakefektifan Koping
Defenisi :
Ketidak mampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stressor, ketidak
adekuatan pilihan respon yang dilakukan dan/atau tidak mampuan untuk
menggunakan sumber daya yang tersedia.
Batasan Karakteristik
1)
2)
3)
4)
5)
17
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
8)
hubungan
Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi
9)
10)
11)
12)
masalah
Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
Ketidak adekuatan kesempatan bersiap terhadap stresor
Krisis muturasi, krisis situasi
Ragu
Pengabaian
Agresi agitasi
Menjamin rutinitas biasa tanpa menghormati kebutuhan klien
Peningkatan ketergantungan klien
Depresi
Membelot
Tidak menghormati kebutuhan klien
18
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
sendiri
Intoleran
perawatan yang mengabaikan klien dalam hal kebutuhan dasar manusia
hubungan yang mengabaikan anggota keluarga lain
terlalu khawatir terus menerus mengenai klien
psikosomatis
penolakan
merasakan tanda penyakit klien
3)
4)
5)
H. Intervensi Keperawatan
No
1.
Diagnosa
Tindakan dan
Keperawatan
Kriteria Hasil
Duka cita
1. Menunjukkan
Intervensi
Rasional
rasa
berduka
pergerakan ke
pasian
arah
Identifikasi
untuk perencanaan
perilaku-perilaku
keperawatan yang
dan
yang
resolusi
harapan
untuk
masa
depan
2. Fungsi
pada
terfiksasi.
berhubungan
tingkat
adekuat,
mana
ikut
19
saling
percaya
dengan
pasien.
Perlihatkan
yang berduka.
2)Rasa percaya
merupakan dasar
unutk suatu
kebutuhan yang
serta
dalam
empati
pekerjaan dan
AKS
dan
terapeutik.
dan
membolehkan
pasien
3) Sikap menerima
menunjukkan kepada
pasien bahwa anda
untuk
yakin bahwa ia
mengekspresikan
merupakan
perasaannya
seseorang pribadi
secara
yang bermakna.
terbuka
Rasa percaya
4) Dorong pasien untuk
mengekspresikan
rasa marah.
meningkat.
4)Pengungkapan
secara verbal
perasaan dalam
suatu lingkungan
yang tidak
mengancam dapat
membantu pasien
sampai kepada
hubungan dengan
persoalanpersoalan yang
belum terpecahkan.
5)Latihan fisik
mengeluarkan
kemarahan
yang
terpendam
dengan
berpartisipasi dalam
aktivitas-aktivitas
20
memberikan suatu
dan efektif untuk
mengeluarkan
kemarahan yang
terpendam.
6) Ajarkan
menolong
mengurangi
beberapa perasaan
bersalah
menyebabkan
timbulnya responrespon ini.
7)Pasien harus
7) Dorong pasien untuk
menghentikan
meninjau hubungan
persepsi idealisnya
dengan
dan mampu
konsep
kehilangan.
menerima baik
aspek positif
maupun negatif
dari konsep
kehilangan
sebelum proses
berduka selesai
seluruhnya.
8)Menangis
8) Komunikasikan
kepada
21
pasien
bahwa
menangis
menghadapi
kehilangan
9)Umpan balik
positif
memecahkan
meningkatkan
masalahnya sebagai
usaha
mendorong
untuk
menentukan
pengulangan
metoda-metoda
perilaku yang
diharapkan.
adaptif
terhadap
pengalaman
kehilangan.
10) Memenuhi
10) Dorong pasien untuk
kebutuhan
menjangkau
spiritual klien
dukungan spiritual
selama
waktu
dalam
ini
bentuk
apapun
yang
diinginkan
3.
Ketidak
NOC
untuknya.
NIC
efektifan
Decision making
Decision making
koping
Role inhasmet
1) Menginformasikan
berhubungan
Sosial suport
mengurangi
dengan
Kriteria hasil
solusi
perasaan
penyakit
Mengidentifikasi
penanganan
terminal
pola
koping
lain
1)Informasi
dapat
tanpa
yang efektif
Keikutsertaan
Mengungkapkan
dalam
secara
akan
verbal
22
perawatan
tentang
koping
meningkatkan
yang efektif
perasaan
Mengatakan
penurunan stres
2) Memfasilitasi klien
Klien
untuk
mengatakan
keputusan
telah
membuat
kontrol
dan keikutsertaan
menerima
tentang
keadaanya
dalam
situasi
dimana
orang
terdekat
tidak
dapat
Mampu
berbuat
banyak.
3)Memberikan
mengidentifikasi
strategi
kontrol
koping
mengidentifikasi
wawasan
mengenai
keuntungan,
pemikiran,/faktor-
kerugian
dari
keadaan
faktor
yang
berhubungan
dengan
situasi
individu.
Kepercayaan akan
meningkatkan
persepsi
pasien
dalam
regimen
keperawatan.
Role inhancement
1) Bantu klien untuk
mengidentifikasi
macam
23
macam
1)Menurunkan
ansietas
dan
menyediakan
kontrol bagi pasien
nilai kehidupan
2) Bantu
klien
identifikasi strategi
positif
untuk
selama
situasi
krisis
2)Untuk
mengatasi
ketegangan
dan
memelihara
rasa
kontrol individu
1)Menyiapkan status
Coping enhancement
1) Anjurkan
klien
untuk
yang terjadi
2)Agar pasien yakin
mengidentifikasi
gambaran perubahan
peran yang realistis
2) Gunakan pendekatan
tenang
peran
dan
meyakinkan
dan
mau
kooperatif
dalam
pemberian
informasi
3)Pasien
lebih
mampu menerima
3) Hindari
informasi dengan
pengambilan
jelas
keputusan pada saat 4) Agar
klien berada dalam
stres berat
4) Berikan informasi
actual yang terkait
dengan
Intervensi lainnya
1) Mengobservasi TTV
24
tahap
diagnosis,
klien
keluarga
1) Memonitor
perkembangan
status kesehatan
pasien
2) Menghargai
kehidupan klien
2) Memenuhi
kebutuhan
dasar
dengan
tetap
memberikan
klien
pelayanan sesuai
kebutuhannya
demi
mempertahankan
hidupnya
4.
Ketidak
NOC
NIC
mampuan
1) Family
Coping
koping
keluarga
berhubungan
dengan
kehilangan
coping,
disable
2) Perenting,
enhanchement
1) Bantu
dalam
impaired
3) Therapeutic
keluarga 1)Pasien
mengenal
masalah
regimen
management,
2) Dorong partisipasi
directed, risk
keluarga
for
semua
Kriteria hasil
dalam
pertemuan
dan
bantuan
dari
keluarga
dalam
pemberi
3) Dorong
keluarga
klien:
untuk
interaksi
memperlihatkan
dan
kekhawatiran
25
penyakitnya
2) Partisipasi seluruh
anggota
keluarga
dalam
menyelesaikan
kelompok
1) Hubungan
asuhan
dukungan
menghadapi
ineffective
4) Violence:
other
mendapatkan
masalah
yang
efektif
3)Simpati
dari
keluarga
meningkatkan
dan
hubungan
untuk
membantu
yang positif
perawatan
antara
pascahospitalisasi
4)Membantu orang
4) Bantu memotivasi
pemberi
terdekat
dengan
keluarga
untuk
dan
pasien
untuk
berubah membantu
penerima
meyakinkan pasien
klien
untuk
asuhan
agar menerima apa
2) Performa
beradaptasi dengan
yang terjadi dan
pemberi
persepsi
stresor,
berkeinginan
asuhan
perubahan,
atau
untuk
membagi
perawatan
ancaman
yang
masalah
pasien
lansung :
mengganggu
dengan keluarga
penyediaan
pemenuhan
5)Mengungkapkan
perawatan
tuntutan dan peran
perasaan pada diri
kesehatan
hidup
5) Dukungan emosi ;
pasien yang tidak
dan
memberikan
terselesaikan
perawatan
penenangan,
personal
penerimaan, dan
yang tepat
6)Proses
koping
dorongan selama
kepada
keluarga
terjadi
periode stres
anggota
dengan efektif
6) Memfasilitasi
keluarga
partisipasi keluarga
oleh
7)Meningkatkan
dalam perawatan
pemberi
hubungan keluarga
emosi fisik klien
keperawata 7) Dukungan
dengan klien
n keluarga
3) Peforma
keluarga
meningkatkan
pemberian
asuhan
perawatan
26
tidak
kesehatan
langsung :
pengaturan
klien
dan
penggunaan
pengawasa
pelayanan
n perawatan
kesehatan
yang sesuai
bagi
anggota
keluarga
oleh
pemberi
perawatan
keluarga
4) Kesejahtera
an pemberi
asuhan
derajat
persepsi
positif
mengenai
status
kesehatan
dan kondisi
5) Potensial
ketahanan
pemberi
asuhan
faktor yang
meningkatk
: pelayanan
sesuai
dan
yang
sesuai
9)Memberikan
9) Mendorong pasien
pemahaman tentang
mencari dorongan
esensi kehidupan dan
spiritual , jika
kematian
diperlukan
10) Untuk mencari
10) Bantu
anggota
bantuan
sesuai
keluarga
dalam
kebutuhan
akan
mengklarifikasi
membuat
mereka
apa yang mereka
memilih
untuk
harapkan
dan
mengambil
butuhkan
satu
keuntungan dari apa
sama lain
yang tersedia
Caregiver support
1)Membantu
1) Menyediakan
pasien/orang terdekat
informasi penting,
untuk
mengilhami
advokasi,
dan
solusi yang mungkin
dukungan
yang
(memberikan
dibutuhkan
untuk
pertimbangan
pro
memfasilitasi
dan kontra bagi
perawatan
primer
setiap
masalah)
pasien selain dari
sehingga
mampu
profesional
mengambil
kesehatan
keputusan yang baik
27
an
kontinuitas
Family support
perawatan
Intervensi lainnya
oleh
1) Mengobservasi TTV
pemberi
1)Memantau
klien
kondisi pasien
2)Mempertahankan
hidup
perawatan
keluarga
dengan
2) Memenuhi
dalam
kebutuhan
periode
klien
waktu yang
lama
6) Koping
keluarga
tindakan
keluarga
untuk
mengelola
stresor yang
membebani
sumber
perkembangan
sumber
keluarga
7) Normalisasi
keluarga
kapasitas
sistem
keluarga
dalam
mempertah
ankan
28
dasar
menghargai
pasien
pasien
tetap
diri
rutinitas
dan
mengemba
ngkan
strategi
untuk
mengoptim
alkan
fungsi jika
ada anggota
keluarga
yang
sakit
kronis atau
mengalami
ketunadaya
an
8) Mampu
mengatasi
masalah
keluarga
9) Mencari
bantuan
keluarga
bila perlu
10) Mencapai
stabilitas
finansial
untuk
memenuhi
kebutuhan
anggota
29
keluarga
11) Mampu
menyelesai
kan konflik
tanpa
kekerasan
12) Memperlih
atkan
fleksibelitas
peran
13) Mengungka
pkan
peningkata
n
kemampua
n
untuk
melakukan
koping
terhadap
perubahan
dalam
struktur
dinamika
keluarga
14) Mengungka
pkan
perasaan
yang tidak
terselesaika
n
15) Identifikasi
30
gaya
koping
yang
bertentanga
n
16) Partisipasi
dalam
pengemban
gan
dan
implementa
si
rencana
keperawata
n
I. Refrensi
Carpenito-Moyet, Lynda Juall.
Jakarta:EGC
Cemy Nur Fitria. 2010. Palliative Care Pada Penderita Penyakit Terminal.
Bandung. portalgaruda.org. diakses pada 30 Mei 2015
Joko Susanto. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal.
Lamongan. www.e-jurnal.com. diakses pada 30 Mei 2015
Kozier, Barbara. 2011. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda NIC-NOC. Jakarta : Mediaction
AD Damayanti. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal
Ditinjau Dari Aspek Psikososial. www.indonesianjournalofcancer.or.id. diakses
pada 30 Mei 2015
31