Anda di halaman 1dari 4

STUDI DESKRIPTIF: TEKANAN CUFF ENDOTRACHEAL TUBE (ETT) PADA

PASIEN TERINTUBASI DI INTENSIVE CARE UNIT

Setiyawan1, S.Dwi Sulisetyawati2


1,2
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Diterima : 2 Agustus 2018, Disetujui : 16 Agustus 2018
e-mail : etya1025@gmail.com

Abstract
Backgound: Inaccuracy granting ETT cuff pressure can cause a risk of complications
that increase the risk of aspiration and trauma to the trachea. Cuff management
includes cuff development techniques and intracuff pressure monitoring is a critical
component in the treatment of ETT intubated patients in intensive care. The aim of this
study was to find out the description of ETT treatment especially on intracuff pressure
monitoring. Method: The research methods is a descriptive study in 30 intubated
patients in the intensive room of Bagas Waras Klaten Hospital. Result: Based on
observations 4 (four) hours after ETT cuff development using cuff inflator, the average
results of initial ETT cuff pressure measurements were 28 cmH2O ± 17.43, then after
four hours 19.63 cmH2O ± 17.43. In conclusion, ETT cuff development using a cuff
inflator will tend to decrease intracuff pressure. Conclusion: Periodic monitoring of
intracuff pressure is needed to achieve optimal pressure so there are no complications
caused by underinflation or overinflation.

Keywords: Descriptive Study, ETT Cuff Pressure

PENDAHULUAN Endotracheal tube dewasa memiliki


Gangguan distress pernafasan sistem fiksasi internal yang disebut
merupakan masalah utama pada pasien di dengan cuff (balon udara). Cuff ETT akan
ruang rawat intensif karena manifestasi masuk ke trachea dan dikembangkan
klinis distress pernafasan menyebabkan dengan pilot balon. Pengembangan cuff
hipoksemia. Kondisi ini memerlukan ETT melalui pilot balon menggunakan
penanganan segera dengan manejemen spuit atau cuff inflator (Stewart, 2013;
hipoksemia yang tepat karena akan Sole, 2009). Tekanan cuff ETT harus
berlanjut pada kondisi hipoksia jaringan diukur segera setelah tindakan intubasi
melalui tindakan manajemen jalan nafas dilakukan. Tekanan yang ideal antara 25
yang cepat. Salah satu tindakan cmH2O - 30 cmH2O. Tekanan dibawah 20
manajemen jalan nafas buatan diruang cm H2O akan menyebabkan risiko aspirasi
intensif adalah intubasi endotracheal tube dan kebocoran oksigen, ventilator
(ETT) untuk menjamin dan associated pneumonia (VAP). Tekanan
mempertahankan patensi jalan nafas, diatas 30 cmH2O terjadinya iskemik
fasilitasi ventilasi dengan tekanan positif trakea, obstruksi ETT, kerusakan dinding
pada paru sehingga diharapkan dapat trakea (Sole et al, 2011). Pengembangan
menurunkan kejadian hipoksemia serta cuff ETT yang kurang akan
dapat mencegah terjadinya inhalasi dan mengakibatkan kebocoran dan masuknya
aspirasi saluran cerna. udara ke lambung atau aspirasi dari cairan

123
124 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018, hlm 101-221

lambung menuju jalan nafas dan ke paru- terintubasi, jumlah volume udara yang
paru (Sundana, 2008). diinflasikan dicatat dan diukur, kemudian
Resiko komplikasi akibat tindakan tekanan cuff dinflasikan dengan cuff
intubasi ETT pada pasien kritis sebesar inflator sesuai standar normal sebesar 25
54% dan 28% terjadi diruang rawat cmH2O. Setelah 4 jam dari pengembangan
intensif. Hal ini terjadi karena pada pasien cuff 25 cmH2O, dilakukan pemantuan
kritis mengalami kondisi yang tidak stabil. tekanan intracuff menggunakan untuk
Perawat memiliki peranan penting dalam mengetahui perubahannya. Data sekunder
melakukan perawatan dan melakukan dikumpulkan dari rekam medik untuk
pengukuran tekanan cuff endotracheal mengetahui karakteristik responden.
tube terhadap pasien dengan gagal nafas Selanjutnya data yang terkumpul
yang terpasang ventilator secara berkala. digambaran dalam bentuk distribusi
Pengukuran tekanan cuff endotracheal frekuensi.
tube bila tidak dilakukan secara berkala
akan memunculkan masalah baru pada HASIL PENELITIAN
pasien yang terpasang ventilator. Mendiskriptifkan karakteristik
Fenomena yang didapat dari hasil masing-masing variabel yang diteliti
studi pendahuluan di Intensive Care Unit berdasarkan jenis kelamin, umur, dan
(ICU) RSUD Bagas Waras Klaten bahwa penyakit pasien, ukuran ETT dan tekanan
pengembangan cuff pada pasien cuff ETT yang ditampilkan dalam
terintubasi ETT menggunakan spuit distribusi tabel berikut:
dengan menginflasikan 5 sampai 10 cc
udara ke dalam cuff ETT secara perlahan Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
sampai dirasa cukup. Tekanan intracuff jenis kelamin dan penyakit pasien
ETT diukur pada pilot balon dengan terintubasi
teknik estimasi jari (finger palpation). Variabel Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
Secara teori metode ini tidak dapat Laki-laki 15 50
mengetahui tekanan cuff secara tepat Perempuan 15 50
Jenis Penyakit
sehingga dapat terjadi underinflation atau Bedah 19 63.3
overinflation. Hal ini dapat mempengaruhi Non Bedah 11 37.7
perubahan hemodinamik. Berdasarkan Distribusi jenis kelamin responden
uraian diatas peneliti berminat melakukan merata antara laki-laki dan perempuan
tekanan cuff endotracheal tube pada yaitu 15 orang (50%). Sedangkan
pasien terintubasi. distribusi jenis penyakit paling banyak
adalah penyakit bedah 19 orang (63.3%)
METODE PENELITIAN dan non bedah sebanyak 11 orang
Penelitian ini merupakan studi (37,7%).
deskriptif analitik pada 30 responden
terintubasi dan terpasang ventilasi
mekanik di ruang ICU RSUD Bagas
Waras Klaten pada bulan Maret sampai
Juni 2018. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan mengamati teknik
pengembangan cuff ETT pada pasien
Setiyawan, Studi Deskriptif: Tekanan Cuff Endotracheal Tube (ETT) 125

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan palpation. Pada metode ini pengembangan


umur dan ukuran ETT pada pasien cuff ETT dilakukan dengan
terintubasi menginflasikan 5 sampai 10 cc udara ke
Variabel Mean SD Min- 95% dalam cuff ETT. Tekanan cuff diukur
Maks CI melalui pilot balon dengan cara palpasi.
Umur 32,46 11,63 18-50 29,4- Jika dirasa cukup maka pengembangan
36,86
Ukuran 7,26 0,32 7-8 7,15- dihentikan. Metode ini sangat berbahaya
ETT 7,35 karena tidak dapat mengetahui tekanan
Hasil analisis didapatkan rata-rata cuff yang tepat sehingga dapat terjadi
umur responden adalah 32,46 tahun, umur underinflation atau bahkan overinflation.
termuda adalah 18 tahun dan umur tertua Analisis univariabel seperti pada tabel
adalah 50 tahun. Karakteristik responden 3, menunjukkan rata-rata tekanan cuff
berdasarkan ukuran ETT didapatkan hasil ETT pada pengukuran awal adalah 28
analisis bahwa rata-rata ukuran diameter cmH2O kemudian menjadi 19.63 cmH2O
ETT responden adalah 7,26 mm. Ukuran setelah empat jam pemberian tekanan cuff
diameter yang paling kecil adalah 7 mm 25 cmH2O. Memperhatikan angka-angka
sedangkan ukuran diameter ETT yang tekanan cuff ETT tampak memiliki
paling besar adalah 8 mm. kecenderungan yang semakin lama
semakin menurun. Secara klinis pada
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan penelitian ini menyatakan bahwa tekanan
ukuran tekanan cuff ETT pasien cuff akan mengalami perubahan setelah 4
terintubasi jam. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Variabel Mean SD Min- 95% CI penelitian yang telah dilakukan oleh
Maks Sridermma, et. al., (2007) yang
Tekanan cuff 28,00 17,43 4 - 70 22,27 -
awal 33,73 menyatakan bahwa volume udara cuff
ETT dapat mengalami perubahan dalam
Tekanan cuff - - - -
25 cmH2O waktu 4-5 jam.
Tekanan cuff ETT bisa mengalami
Tekanan cuff 19,63 9,84 5 - 58 16,40 -
setelah empat 22,87 peningkatan dan penurunan. Adapun
jam faktor yang menyebabkan penurunan
Berdasarkan tabel 3 dapat tekanan cuff ETT adalah aktifitas yang
diketahui bahwa pada pengukuran awal menyebabkan pergerakan ETT ke arah
tekanan cuff ETT sebesar 28 cmH2O, dalam, suction mulut, suction ETT, oral
kemudian menjadi 19.63 cmH2O setelah higyne, pasien berusaha berbicara,
empat jam diberikan tekanan cuff 25 kebocoran cuff ETT, terjadinya ekstensi
cmH2O. pada leher serta perubahan posisi (Morgan
et. al., 2012).
PEMBAHASAN Menurut penelitian Chendraskhar
Kebanyakan tipe ETT yang & Timberlake, (2010) menyatakan bahwa
digunakan pada responden adalah high tekanan minimum occlusive intracuff yang
volume low pressure (HVLP) dengan dibutuhkan untuk mencegah aspirasi pada
brand march yang bervariasi. ventilasi positif adalah sebesar 27
Pengembangan cuff ETT dilakukan cmH2O, dan aspirasi terjadi jika tekanan
menggunakan spuit dengan metode finger intracuff dibawah 20 mmH2O. Hal ini
126 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018, hlm 101-221

dapat dipengaruhi oleh jenis bahan ETT Clinical And Experimental


dan volume yang diisikan ke dalam cuff, Therapeutics.
diameter trakea, jenis dan ukuran ETT Morgan G.E., Mikhail M.S., Murray M.J.,
serta perubahan tekanan rongga toraks Larson C.P. (2012). Clinical
(Sole et al, 2009). Tekanan cuff ETT yang Ansthesiology. 5rd ed. New York.:
direkomendasikan adalah antara 25-30 Lange Medical Book
cmH2O untuk pemeliharaan (Sole et al, Sole M.L., Penoyer D.A., Su X.G.,
2009; Spiegel, 2010). Jimanez., Kalita S.J., Paolilo E.,
Byers J.F., Bennett M., Lucky J.F
KESIMPULAN DAN SARAN (2009). Assesment Endotracheal
Berdasarkan penelitian terdapat Cuff Pressure by Continous
kecenderungan penurunan tekanan cuff Monitoring : a Pilot Study.
ETT setelah 4-5 jam dan berdasarkan American Journal of Critical Care
kajian literatur yang ada bahwa Volume 18. No. 2.
pengembangan cuff pada rentang ideal Sole M.L., Su X., Telbert S., Penoyer
sangat penting untuk meminimalkan D.A., Kalita S., Jimanez E., Ludy J
komplikasi. Selain itu, pengembangan cuff E., Bennett M. (2011). Evaluation
ETT menggunakan spuit dengan metode of an Intervention to Maintain
finger palpation yang selama ini Endotracheal Tube Cuff withiin
dilakukan tidak dapat mengetahui dengan Therapeutic Range. American
tepat jumlah volume udara yang Jurnal of Critical Care 20, 109-
dibutuhkan untuk mencapai tekanan 118
intracuff ideal yaitu 25 cmH2O – 30 Spiegel, J. E. (2010). Endotracheal Tube
cmH2O. Hal ini dapat menyebabkan Ciff. Journal. 51-52.
terjadinya underinflation atau bahkan Sridermma, S., Lintangturakool, S.,
overinflation yang akan berdampak pada Wongsurakiat, P., Thamlikitkul, V.
perubahan hemodinamik pasien. (2007). Development of
Hendaknya dilakukan pengontrolan Appropriate Procedure for
tekanan cuff endotracheal tube secara Inflation of Endotracheal Tube
periodek terutama saat ada aktifitas dan Cuff in Intubation Patients. J Med
tindakan perawatan pada pasien yang Assoc Tahi vol 90 Suppl. 2
terkait dengan perawatan ETT agar Stewart, S.L., Secrest, J.A., Norwood.,
tekanan cuff endotracheal tube terjaga Zachary, R. (2013). A Comparison
dalam batas tekanan normal of Endotracheal Tube Cuff
Pressure Using Estimation
DAFTAR RUJUKAN Technique and Direct Intracuff
Chendraskhar A., Timberlake, G. (2010). Measurement. AANA
Endotracheal Tube Cuff Pressure Journal/Desember/Vol 71 .No.6
Treshold For Prevention of Sundana K, (2008). Ventilator Pendekatan
Nasocomial Pneumonia. The Ptaktis di Unit Perawatan Kritis
Journal Of Applied Research In Edisi 1 Volume 1 : Bandung. CICU
RSHS

Anda mungkin juga menyukai