1. Video 1 Penerapan Legal Etik Keperawatan Gerontik Dalam Pelayanan
Dari video yang telah dilampirkan yang menggambarkan mengenai
kondisi perawat lansia caregiver dalam memberikan pelayanan kepada para lansia di Jepang. Dapat dilihat bahwa perawat lansia (caregiver) telah menerapkan prinsip etik keperawatan gerontik. Mulai dari empati yang ditunjukkan dengan kesabaran dalam merawat lansia dengan sangat telaten dalam memenuhi kebutuhan lansia tersebut, pelayanan geriatri yang diberikan juga selalu didasarkan pada keharusan untuk mengerjakan yang baik untuk penderita dan harus menghindari tindakan yang menambah penderitaan bagi penderita, membiarkan lansia untuk mengemukakan keinginannya sendiri, pelayanan geriatri yang diberikan sama bagi semua lansia tidak mengadakan pembedaan atas dasar karakteristik yang tidak relevan. Adanya pelayanan yang baik dapat memfasilitasi lansia kearah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit, maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian. Ditinjau dari aspek legal, dengan adanya prasarana dan pelayanan yang baik, para lanjut usia dapat diberi pelayanan sedini mungkin sehingga tidak akan menimbulkan persoalan yang lebih berat dan merugikan. Sehingga kesejahteraan lansia tercapai, dan tidak ada pelanggaran terhadap Undang-Undang terkait.
2. Video 2 Akibat Dari Tidak Diterapkannya Aspek Legal Etik
“Seorang Tenaga Kesehatan di kota belgorod rusia pada tanggal 29
desember 2016 berinisal IZ dikabarkan telah membunuh pasien lansia berinisial YB yang berusia 56 tahun dengan memukul kepala pasien hingga terjatuh sehingga pasien mengalami trauma kepala. Tenaga Kesehatan IZ itu memukul pasien lansia disebabkan karena pasien lansia tersebut menendang perawat yang sedang merawatnya. Akibat perbuatannya tersebut, Tenaga Kesehatan IZ dipecat dan didakwa telah menyebabkan kematian akibat kelalaian dan terancam hukuman 2 tahun penjara”. Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan. International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja kompetensi bagi perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang Professional, Ethical and Legal Practice, bidang Care Provision and Management dan bidang Professional Development “Setiap profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat”. (Budi Sampurna, Pakar Hukum Kesehatan UI 2006) Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan, pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat. Perawat perlu memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang profesional. Dalam video tersebut menampilkan bahwa tenaga kesehatan tersebut adalah salah satu bukti bahwa ia tidak menerapkan aspek legal etik sehingga hal-hal tidak diiginkan tersebut terjadi. Tidak menerapkan aspek legal etik tidak hanya merugikan pasien namun juga merugikan tenaga kesehatan utamanya perawat. Menurut aspek-aspek legal etik, tenaga kesehatan tersebut telah melanggar prinsip beneficience ( berbuat baik). Beneficience sendiri dapat diartikan melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.. Selain itu, tenaga kesehatan tersebut telah yang melanggar aspek-aspek permasalahan legal dalam keperawatan seperti : a) Kelalaian Kelalaian dapat diartikan sebagai tindakan Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan cara tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak melakukan tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera. b) Penyerangan dan pemukulan Penyerangan dapat diartikan sebagai dengan sengaja berusaha untuk menyentuh tubuh orang lain atau bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berarti secara nyata menyentuh orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita berikan selalu atas ijin pasien atau informed consent. Ini berarti pasien harus mengetahui dan menyetujui apa yang kita rencanakan dan kita lakukan. c) Penganiayaan Penganiayaan dapat diartikan sebagai menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda terikat secara hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta perawat untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan pasien. Setiap orang dapat dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang paling rentan. Biasanya,pemberi layanan atau keluargalah yang bertanggung jawab terhadap penganiayaan ini. Mungkin sulit dimengerti mengapa seseorang menganiaya ornag lain yang lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi. Beberapa orang merasa puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi hampir semua penganiayaan berawal dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang perawat perlu menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya.
Untuk itu pentingnya penerapan aspek legal etik pada
keperawatan yang mencakup semua pasien termasuk pasien lansia, sehingga dengan menerapkan aspek legal etik, hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari sehingga tidak mengakibatkan kerugian bagi pasien maupun perawat.