Anda di halaman 1dari 42

Manajemen Risiko K3

Oktomi Wijaya, S.K.M., M.Sc.


Introduction
Oktomi Wijaya, S.K.M., M.Sc.

-Bachelor Degree: Occupational Health and Safety, Faculty


of Public Health UI
-Master Degree: Master on Disaster Management UGM
- Jr. Spv K3 PT FBS (2010-2012)
- Researcher at Disaster Management Division, Center for
Health Policy and Management, Faculty of Medicine UGM
(2014-2015)
- Lecturer in UAD(2016 until now)

2
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelatihan ini
peserta mampu:
• Memahami proses manajemen
risiko K3.
• Memahami perangkat
manajemen risiko K3.
Manajemen Risiko K3
• Manajemen risiko K3 adalah suatu proses pengelolaan risiko dengan
melakukan identifikasi, analisis, evaluasi, dan pengendalian risiko
sehingga tercipta tempat kerja dengan risiko yang dapat diterima.
Manajemen risiko menurut ISO 31000
Manajemen risiko adalah suatu penerapan metode yang logis dan
terstruktur untuk:
• Komunikasi dan konsultasi
• Penetapan konteks untuk identifikasi, penilaian dan pengendalian
risiko
• Monitoring dan tinjauan ulang risiko
• Pelaporan dan pencatatan
Proses Manajemen Risiko

Proses Manajemen Risiko berdasarkan ISO 31000


1. Penetapan Konteks
• Tim pelaksana manajemen risiko K3.
• Wewenang dan tanggung jawab.
• Menentukan ruang lingkup manajemen risiko.
• Menentukan metode analisis risiko.
• Menentukan waktu evaluasi risiko.
• Pengembangan matriks risiko.
• Pengembangan kriteria risiko.
Penilaian Risiko (Risk Assessment)
• Penilaian risiko merupakan inti dari manajemen risiko.
• Penilaian risiko terdiri dari 3 langkah:
Identifikasi bahaya
Analisis risiko
Evaluasi risiko
2. Identifikasi Bahaya
Identifikasi Bahaya
• Identifikasi bahaya adalah upaya sistematis untuk
mengetahui bahaya yang ada di lingkungan kerja.
Pengertian Bahaya
• Suatu
sumber/keadaan/kondisi/peralatan/metode/mat
erial/kegiatan yang dapat berpotensi
menimbulkan kerugian bagi keselamatan
maupun kesehatan kerja, kerusakan peralatan,
kerusakan lingkungan, terhentinya proses,
bahkan merusak nama baik perusahaan.
Jenis Bahaya

Fisik: Kebisingan,
getaran, termal, tekanan Kimia: Debu, Fumes,
udara, pencahayaan, Gas, Solvent.
dan radiasi

Biologi: Bakteri, virus,


jamur, serangga.
Jenis Bahaya

Ergonomi; poor workstation, Psikososial: sexual


awkward posture, and manual harassment, stress and
handling. workplace violence.

Safety Hazard: tripping


hazard, unguarded machine,
working form height, electrical
hazard, confine spaces,
machinery related hazards.
Metode Identifikasi Bahaya
Accident/Injury Report
• Identifikasi bahaya yang menimbulkan traumatic injury.
• Analisis statistic terhadap data kecelakaan dan injury yang ada dapat
membantu menemukan proses/area yang berisiko
• Memerlukan data investigasi kecelakaan yang detil dan banyak.
• Cenderung hanya bisa dilakukan setelah terjadi banyak kecelakaan.
Physical examinations
• Pemeriksaan kesehatan pekerja dapat dijadikan media untuk
identifikasi bahaya yang ada di tempat kerja.
• Sering dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi kronik yang mungkin
disebabkan kontak dengan bahaya di tempat kerja.
• Memerlukan data pemeriksaan awal
• Harus dilakukan pengukuran/pemantauan kesehatan secara
periodic.
Physical examinations
• Kejadian penurunan tingkat pendengaran dari hasil audiometri pada
pekerja mengindikasikan bahwa terjadi pajanan bising tinggi.
• Tingginya kadar pb dalam darah menunjukkan adanya pajanan PB di
tempat kerja.
Employee notification
• Di beberapa kasus, pekerja di lapangan mengenali bahaya k3
sebelum dilakukan identifikasi bahaya oleh petugas K3.
• Harus didukung oleh kondisi manajemen yang kondusif sehingga
pekerja mau menyampaikan masalah yang dihadapi di tempat kerja.
Inspection
• Beberapa bagian dari suatu alat memerlukan inspeksi yang rutin.
• Inspeksi bertujuan untuk menemukan potensi bahaya di tempat
kerja.
Literature and Discussion with other
professional
• Meeting, diskusi dan training dengan ahli.
• Menjalin komunikasi dengan tenaga ahli di industry lain.
• Leiterature review/kajian Pustaka.
Sampling and Spot Inspection
• Kadang hanya terbatas untuk melakukan identifikasi terhadap
bahaya lingkungan kerja.
• Dapat mengeidentifikasi berbagai tipe bahaya.
• Efisiensi dari segi waktu.
Informasi yang dikumpulkan

Manusia Mesin/Peralatan Metode/cara Material dan


kerja bahan

Lingkungan
Kerja
4ME
Man-Machine-Method-Material-Environment
3. Analisis Risiko
• analisis risiko adalah menentukan besarnya risiko yang dicerminkan
dari kemungkinan dan keparahan yang ditimbulkannya.
• Dalam melakukan analisis risiko, informasi yang perlu dikumpulkan
adalah: probabilitas pajanan bahaya dan tingkat keparahan.
Pengertian Risiko
• Risiko adalah seberapa besar kemungkinan terjadinya kerugian
bagi keselamatan maupun kesehatan pekerja, kerusakan alat,
kerusakan lingkungan, terhentinya proses akibat suatu
sumber/kondisi/peralatan/metode/material.
Formula Risiko
• Safety Risk= Likelihood x Consequence
• Health Risk= Hazard Exposure x Consequence
Perbedaan Risiko Keselamatan dan
Kesehatan
Perbedaan Risiko Keselamatan dan
Kesehatan
Jenis Risiko Likelihood Consequence
Keselamatan Jarang Parah
Kesehatan Sering Ringan
Probabilitas/kemungkinan

AS/NZS 4360
Konsekuensi/keparahan

AS/NZS 4360
Matriks Risiko

AS/NZS 4360
4. Evaluasi Risiko
• Tujuan dari evaluasi risiko adalah
untuk menilai apakah antara
risiko dan pengamannya telah
seimbang.
• 3 kategori risiko; dapat diterima,
dapat ditolerir dan tidak dapat
diterima.
4. Evaluasi Risiko
• As low as reasonably practicable
(ALARP)
• Risiko ditekan serendah mungkin,
praktis untuk diterapkan dari segi
waktu, biaya dan manfaat.
5. Pengendalian Risiko
6. Komunikasi dan Konsultasi
• Perusahaan harus membuat pendekatan komunikasi dan konsultasi
yang efektif.
• Komunikasi untuk berbagi informasi dengan pihak internal maupun
eksternal.
• Komunikasi dan konsultasi seharusnya memastikan bahwa informasi
yang relevan dikumpulkan, disintesis dan dibagikan secara tepat,
dan ada umpan balik dan ada perbaikan.
7. Monitoring dan Tinjauan Ulang
• Pelaksanaan pengendalian risiko harus dipantau secara berkala untuk
memastikan bahwa semua upaya yang telah ditetapkan berjalan baik.
• Lakukan tinjauan ulang untuk melihat adanya kelemahan yang perlu
diperbaiki.
8. Dokumentasi dan pelaporan
• Aktivitas manajemen risiko harus didokumentasikan dengan baik.
• Dokumen manajemen risiko dapat berupa:
Pedoman manajemen risiko yang memuat kebijakan prosedur, hasil
identifikasi, analisis risiko dan pengendalian risiko.
Dokumen dalam bentuk HIRA, HIRARC, HIRADC.
Perangkat Manajemen Risiko
• Brainstorming
• What if
• Hazops
• FMEA
• FTA
• Bow Tie
• TRA
Bagaimana memilih tool/perangkat
manajemen risiko K3?
• Tidak ada satu pun teknik analisis risiko yang mampu mengidentifikasi
semua risiko yang ada di perusahaan.
• Risk assessment/HIRARC kalau dianalogikan sama dengan Medical
Check Up.
• Untuk menganalisis kesehatan seorang dibutuhkan MCU.
• Untuk menganalisis risiko K3 di perusahaan dibutuhkan Risk
assessment/HIRARC.
Bagaimana memilih tool/perangkat
manajemen risiko K3?
• Apa tools yang dibutuhkan untuk memeriksa kesehatan pekerja?
• Tensimeter, EKG, Rontgen, USG, Cek Darah.
• Apakah hanya dengan memeriksa tesnimeter, dapat memeriksa
kesehatan seseorang secara menyeluruh?
• Apakah hanya dengan menggunakan 1 tools manris saja dapat
mengidentifikasi semua risiko di perusahaan?
Bagaimana memilih tool/perangkat
manajemen risiko K3?
• Peralatan/ Teknis: FMEA, What If
• Sistem dan prosedur: JSA, What if
• Manusia dan tugas : JSA, TRA
• Proses: Hazops, FTA
Latihan
• Anda bekerja di perusahaan Migas, perangkat manajemen risiko K3
apa yang dapat anda pilih untuk dapat mengidentifikasi risiko K3
secara komprehensif?

Anda mungkin juga menyukai