TEORI DASAR
lebih kecil dari tekanan hidrostatis yang ditimbulkan dari kolom lumpur yang
berada di atas formasi tersebut. Namun ada saatnya kondisi pemboran tidak
normal, yaitu pada saat tekanan formasi lebih besar dari tekanan hidrostatis
kick. Kick adalah peristiwa invasi fluida formasi yang tidak diinginkan dari dalam
memiliki beberapa wujud, yaitu berupa minyak, gas, dan air. Fluida ini dapat
mendorong lumpur dari dalam lubang sumur naik ke permukaan secara cepat.
dengan semburan liar atau blow out. Blow out merupakan kelanjutan dari kick
yang tidak dapat dikendalikan.Saat ini, kita mengetahui Surface Blow Out (SBO)
yang merupakan aliran tak terkendali yang sampai di atas permukaan tanah
melalui lubang sumur dan Underground Blow Out (UGBO) yang terjadi di bawah
permukaan tanah dan merembes ke permukaan atau ke lapisan lain di luar lubang
sumur.
perubahan bentuk serbuk bor, dan lainnya. Jika tanda – tanda tersebut telah
muncul pada kegiatan pemboran, maka dapat dipastikan telah terjadi kick dan
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
10
langkah untuk mematikan sumur dengan metode yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan. Kick dapat terjadi setiap waktu, maka kita perlu memahami
operasi pemboran, kita harus dapat mengendalikan tekanan formasi sumur agar
dapat tetap mendukung jalannya operasi pemboran itu sendiri. Sumur memiliki
dan tekanan yang berbeda-beda. Pada saat operasi pemboran memasuki lapisan
sebagai jalan keluar, karena selama ini masih terperangkap oleh batuan. Tekanan
tersebut harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi kick dan tidak memicu
terjadinya blow out (semburan liar) yang berawal dari kick yang tak terkendali
pengendalian sumur dibagi menjadi tiga jenis yaitu, primary well control,
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
11
lumpur agar lebih besar dari tekanan formasi. Well control utama yang selalu
pemboran yang berupa lumpur. Fluida pemboran berfungsi sebagai media well
control yaitu dengan cara memberikan tekanan ke arah formasi yang bernilai lebih
besar dari tekanan ke permukaan yang diakibatkan oleh tekanan formasi, namun
tekanan hidrostatis tersebut harus tetap lebih kecil dari tekanan rekah formasi.
Gambar 3.1
4)
Nomor sesuai dengan nomor urut dalam daftar pustaka
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
12
primary well control. Dalam keadaan tersebut, biasanya akan terjadi kick
menggunakan peralatan khusus yang dinamakan Blow Out Preventer (BOP). Alat
Blow Out Preventer (BOP) berfungsi untuk menutup sumur pada saat
primary well control tidak dapat menjaga kestabilan tekanan di dalam sumur dan
terjadi influx ke dalam lubang bor. Hal tersebut harus dilakukan sebab influx yang
masuk terus menerus dapat menyebabkan turunnya densitas lumpur yang ada di
dalam sumur sehingga tidak dapat melebihi tekanan formasi. Keadaan ini dapat
memicu semburan liar atau blow out jika tidak segera ditanggulangi.
Gambar 3.2
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
13
menyebabkan fluida dari sumur akan mengalir keluar tanpa bisa dikontrol dan
terjadi semburan liar, maka harus dilakukan tertiary control untuk mengatasinya.
Semburan liar merupakan hal yang sangat merugikan baik dari segi materi
Maka dari itu, semburan liar harus dapat dihentikan sesegera mungkin.
Dalam tertiary control ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan yaitu
membuat sumur relief, melakukan dynamic kill (memompa barite secara tepat),
Gambar 3.3
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
14
Pada pelaksanaan well control ada beberapa faktor kunci yang harus
diperhatikan agar kegiatan tetap berjalan dengan baik. Salah satu faktor yang
paling penting adalah mengetahui dan memahami prinsip tekanan dalam well
control. Tekanan yang dimaksud adalah tekanan formasi, tekanan hidrostatik dan
Tekanan formasi adalah tekanan yang berasal dari fluida yang berada
didalam batuan formasi. Tekanan pada lapisan bawah akan terus bertambah
ini akan ditahan oleh matriks dan fluida pengisi pori-pori. Oleh karena itu,
tekanan fluida pengisi pori dapat terus bertambah. Tekanan formasi umumnya
golongan yaitu:
gradien tekanan formasi lebih besar dari 0.465 psi/ft. Formasi yang memiliki
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
15
tekanan formasi lebih kecil dari 0.433 psi/ft. Formasi bertekanan subnormal ini
terhadap suatu luas bidang tekan pada kedalaman tertentu. Nilai dari tekanan ini
Dimana :
h = Kedalaman, ft
menjadi dua yaitu Measured Depth (MD) dan True Vertical Depth (TVD).
lubang bor dari wellhead sampai dengan drill bit, sedangkan True Vertical Depth
(TVD) merupakan jarak vertikal dari proyeksi titik lokasi di permukaan sampai
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
16
dengan dasar lubang atau titik lokasi drill bit pada operasi pemboran. Pada saat
dengan nilai TVD, namun pada pemboran beraran nilai MD akan berbeda dengan
nilai TVD. Tetapi perbedaan tersebut tidak berpengaruh pada perhitungan tekanan
Gambar 3.4
Pada kondisi tertentu, kondisi lubang bor tidak hanya terdapat satu jenis
fluida. Sebagai contoh, ketika memompakan lumpur baru dengan densitas berbeda
maka terdapat dua jenis lumpur yang berbeda di dalam lubang bor.
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
17
fluida adalah :
Pa = Pb ......................................................... (3.2)
Dimana :
Gambar 3.5
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
18
formasi akan mengalami rekahan yang disebabkan oleh tekanan yang besar yang
berasal dari dalam lubang bor. Rekahan tersebut dapat menyebabkan lumpur
tersebut, harus diketahui nilai gradien tekanan rekah formasi tersebut. Besarnya
formasi, dan kondisi kekuatan batuan. Gradien tekanan rekah sangat berguna
dalam usaha pencegahan gangguan pada operasi pemboran yang disebabkan oleh
rekahan formasi.
Tekanan rekah formasi dapat ditentukan dengan metode Leak Off Test.
Leak Off Test dilakukan setelah penyemenan casing dan menembus beberapa feet
formasi di bawah casing shoe. Leak Off Test dapat dilakukan dengan cara
memberikan tekanan pada lumpur ke dalam formasi di bawah casing shoe sampai
pada saat terdapat tanda-tanda formsi akan pecah. Seiring dengan meningkatnya
volume lumpur yang dipompakan, lumpur mulai masuk ke dalam formasi secara
pecahnya formasi. Titik tekanan pada saat lumpur mulai masuk ke dalam formasi
disebut sebagai Leak Off Test Pressure. Persamaan untuk tekanan rekah formasi
adalah :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
19
Dimana :
Gambar 3.6
Titik mula penyimpangan garis dari grafik di atas merupakan titik tekanan
pada formasi akan mulai merekah. Tekanan pada titik tersebut adalah tekanan
rekah formasi.
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
20
densitas maksimum lumpur yang dapat ditahan oleh formasi. Persamaan untuk
PLOT
MAMW = + MWtest mud ................................. (3.4)
0,052 x D
Dimana :
sebagai batas maksimum berat lumpur yg digunakan. Apabila lumpur yang kita
gunakan memiliki berat yang melebihi nilai MAMW, maka akan memiliki
underground blow out, dimana fluida influx masuk ke dalam rekahan formasi.
Keadaan tekanan dalam lubang bor sangat penting untuk diketahui dalam
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
21
adalah tekanan formasi dan tekanan hidrostatis. Perbedaan antara tekanan formasi
dan tekanan hidrostatis disebut tekanan differensial. Keadaan kedua tekanan ini
selalu diusahakan lebih besar dari tekanan formasi dengan memenuhi safety
factor, namun tekanan tersebut harus lebih kecil tekanan rekah formasi, agar tidak
terjadi lost circulation. Jadi, tekanan hidrostatis lumpur harus memiliki nilai di
dalam sumur pemboran. Hal ini dapat terjadi pada saat tekanan hidrostatis yang
diberikan oleh lumpur lebih kecil dari tekanan formasi atau keadaan
hidrostatis lumpur yang lebih besar dari tekanan rekah formasi yang menyebabkan
rekahnya formasi.
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
22
diketahui. Hal tersebut diharuskan agar mencegah terjadinya semburan liar atau
blow out yang disebabkan oleh perencanaan yang kurang matang dan kelalaian
dalam upaya penanggulangan kick. Salah satu akibat fatal yang disebabkan oleh
semburan liar adalah kick yang menerobos ke dalam bagian formasi akibat
akumulasi tekanan didalam sumur yang terlalu besar yang terjadi pada saat
Dasar dari penyebab kick adalah tekanan hidrostatis yang lebih kecil dari
tekanan rekah formasi. Hal tersebut dapat terjadi dari berbagai faktor yaitu :
dikarenakan oleh tercampurnya lumpur bor dengan fluida formasi yang memiliki
densitas yang lebih kecil. Hal ini dapat diakibatkan dari berbagai hal sebagai
berikut :
1. Swab effect
pemboran yang terlalu cepat dan viskositas lumpur yang terlalu tinggi. Hal ini
menyebabkan lumpur yang berada di atas bit terlambat untuk turun ke bawah bit
sehingga fluida formasi masuk ke dalam kolom di bawah bit yang belum terisi
lumpur dan bercampur dengan lumpur bor ketika lumpur tersebut mencapai titik
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
23
Gambar 3.7
Swab Effect12)
cutting yang dihasilkan juga mengandung gas. Pada awal pemboran formasi gas,
tekanan hidrostatis lumpur dapat membendung gas agar tidak masuk ke dalam
lubang bor, namun gas dapat masuk ke dalam lubang bor bersama cutting.
Akumulasi gas yang masuk ke dalam lubang bor bersama cutting tersebut
menyebabkan penurunan densitas lumpur. Hal ini dikarenakan densitas gas jauh
lebih kecil dari densitas lumpur bor. Jika keadaan ini dibiarkan maka tekanan
seiring dengan semakin banyaknya gas yang masuk ke dalam lubang bor.
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
24
Salah satu penyebab terjadinya kick adalah formasi yang rekah yang
diakibatkan oleh tekanan hidrostatis lumpur yang lebih besar dari tekanan rekah
formasi. Apabila terdapat rekahan pada formasi di lubang bor, maka ruang kosong
yang terdapat di dalam rekahan formasi tersebut akan membuat lumpur mengalir
masuk ke dalam formasi. Akibatnya adalah tinggi kolom lumpur bor di annulus
akan turun yang membuat tekanan hidrostatis lumpur menjadi lebih kecil.
diketahui tanda – tanda terjadinya masalah pada proses pemboran, salah satunya
masalah kick. Tanda - tanda kick perlu diketahui agar dapat segera ditangani dan
tidak terjadi semburan liar. Berikut adalah tanda – tanda atau indikasi terjadinya
Drilling break adalah suatu kondisi di dalam proses pemboran pada saat
laju penetrasi pemboran naik secara tiba – tiba tanpa sebab yang jelas. Kenaikan
laju penetrasi ini dapat terjadi diakibatkan oleh perbedaan tekanan yang terjadi di
dasar sumur. Indikasi ini merupakan tanda awal kick yang paling mudah
terjadinya kick. Drilling break juga dapat terjadi pada bit menembus formasi lunak
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
25
berukuran kecil. Akan tetapi pada saat bit menembus formasi bertekanan tinggi,
cutting yang terangkat ke permukaan berukuran jauh lebih besar dari kondisi
normal. Hal ini dapat terjadi karena cutting cepat terangkat ke permukaan akibat
dari adanya tekanan tinggi di dasar sumur. Kondisi tersebut membuat cutting tidak
tergilas oleh bit sehingga ukuran cutting tersebut masih cukup besar ketika naik ke
permukaan. Namun tidak semua cutting berukuran besar berasal dari formasi
bertekanan tinggi, cutting besar yang berbentuk pipih dan tajam dapat ditimbulkan
dari runtuhan dinding formasi scale. Cutting pipih dan tajam tersebut muncul
karena serpihan dari dinding yang runtuh langsung naik ke permukaan tanpa
gain. Tambahan volume lumpur tersebut berasal dari kenaikan tekanan yang
diberikan oleh formasi di dasar sumur. Fluida formasi yang mendapat tekanan
gain merupakan tanda awal yang mutlak mengindikasikan terjadinya well kick.
Keadaan ini terjadi pada saat proses pemboran akan memasuki daerah
lapisan shale. Gelembung – gelembung gas muncul dari lapisan shale yang di
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
26
tembus oleh pahat bor. Gelembung gas banyak terdapat pada pori-pori pada
lapisan shale.
Kenaikan flow rate adalah kondisi rate aliran lumpur yang kembali dari
dalam lubang bor pada flow line bertambah padahal rate pompa tidak dinaikkan.
Pada saat terjadi kick, tekanan pompa dapat turun yang disebabkan oleh
annulus turun, maka hal ini dapat diindikasikan bahwa lumpur yang berada di
annulus telah terkontaminasi oleh fluida formasi. Kondisi ini dapat menandakan
terjadinya kick, namun penurunan tekanan pompa juga dapat disebabkan oleh
kerusakan pompa, adanya kebocoran pada sistem sirkulasi lumpur, dan mud loss
Kenaikan laju stroke pompa dapat terjadi dalam operasi pemboran, sebab
lebih ringan yang diakibatkan oleh kontaminasi lumpur dengan fluida formasi,
sehingga pompa bekerja lebih ringan dan laju stroke pompa naik. Dengan indikasi
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
27
fluida formasi. Dengan kondisi ini, jika setelah pengukuran densitas lumpur
terdapat nilai yang lebih kecil dari pengukuran sebelumnya, maka dapat
Berat rangkaian pada operasi pemboran tergantung pada daya apung dari
berbanding terbalik dengan daya apung lumpur. Apabila daya apung lumpur
menurun, maka berat rangkaian pemboran akan bertambah. Pada saat terjadi kick,
maka influx akan masuk ke dalam annulus dan menurunkan densitas lumpur yang
terdapat di dalam annulus. Dengan turunnya densitas lumpur, maka daya apung
pemboran.
dilihat pada saat pemboran sedang berlangsung, sedangkan jika operasi pemboran
Dalam kondisi normal, aliran lumpur akan terhenti pada saat pompa
dimatikan. Namun pada kondisi abnormal, aliran lumpur akan tetap ada walau
pompa sudah dimatikan. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran fluida formasi yang
masuk ke dalam sumur. Dengan kondisi tersebut, dapat dikatakan terjadi kick.
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
28
Pada gejala kick ini, kondisi dan karakteristik yang timbul sama dengan
gejala kick pada saat pemboran berlangsung. Gejala ini terlihat pada saat
Tekanan pompa untuk sirkulasi dapat turun karena kolom lumpur di dalam
annulus telah tercampur fluida formasi. Hal ini menjadikan lumpur di dalam
annulus memiliki berat yang lebih ringan daripada lumpur yang berada di dalam
pipa bor. Maka dengan demikian, semakin bertambah pipa yang disambung, maka
Kondisi dan karakteristik pada saat penurunan densitas lumpur pada saat
pemboran berhenti sama dengan penurunan densitas lumpur pada saat pemboran
dengan fluida formasi. Dengan adanya kondisi ini, maka dapat dipastikan telah
terjadi kick.
masalah yang dapat menghambat jalannya pemboran, salah satunya adalah kick.
Maka dari itu, kita harus mengetahui langkah – langkah pencegahan kick agar
dapat menjalankan pemboran dengan baik dan tepat waktu. Berikut merupakan
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
29
harus tetap diisi dengan lumpur supaya tinggi kolom lumpur tidak berkurang.
b. Pada saat menembus formasi yang mengandung gas, harus ada penggunaan
e. Pada flow line sebaiknya dipasang flow sensor yang diberi alarm. Alarm akan
berbunyi bila ada kenaikan rate aliran lumpur dari dalam lubang bor.
f. Pada tangki lumpur sebaiknya dipasang pit level indicator dan diberi alarm.
Hal ini memungkinkan adanya bunyi sirine alarm bila terjadi kenaikan
Pada saat terjadi kick pada operasi pemboran, hal pertama yang harus
dinaikkan agar melebihi tekanan formasi, namun tekanan tersebut harus tetap
dibawah tekanan rekah formasi. Pada pelaksanaanya, tekanan pada dasar lubang
sumur harus dijaga tetap konstan, agar pada saat proses mematikan sumur, fluida
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
30
Metode Driller disebut juga dengan metode dua kali sirkulasi, sebab
yang bertujuan untuk mengeluarkan influx (fluida formasi) yang telah memasuki
lubang bor dan sirkulasi kedua dengan menggunakan lumpur pemberat yang
bertujuan untuk mengantisipasi tekanan formasi yang tinggi pada saat terjadi kick.
Metode ini banyak digunakan dan disukai oleh banyak perusahaan karena
perhitungan dan pelaksanaannya mudah. Dengan metode ini kita tetap dapat
memperoleh hasil yang baik pada saat barite tidak cukup tersedia di area
pemboran. Pada saat menunggu barite, influx (fluida formasi) yang berada di
selubung bor akibat dari migrasi influx ke permukaan secara tidak terkontrol.
Mekanisme di dalam metode ini gunakan dua jenis sirkulasi yang berbeda.
permukaan. Setelah fluid formasi yang timbul pada saat kick keluar seluruhnya
maka akan dilakukan sirkulasi yang kedua dengan menggunakan lumpur baru
kedua, lumpur baru yang memiliki densitas yang lebih besar dari lumpur
Setelah tekanan formasi dapat diredam, maka fluida formasi pun tidak akan
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
31
Driller :
a. Tutup sumur dan lakukan pencatatan SIDPP (Shut In Drill Pipe Pressure) dan
sepertiga dari kecepatan normal). Sirkulasi ini membuat nilai SIDPP sama
dengan SICP, nilai tersebut menjadi acuan untuk menghitung kill mud weight.
rate speed)
d. Jaga kecepatan pompa agar tekanan pada drill pipe tetap konstan sampai semua
didapat data yang menunjukkan tekanan drill string dan tekanan casing
f. Buat lumpur pemboran yang sesuai dengan Kill Mud Weight (KMW) dengan
cara melakukan mixing OMW dengan sejumlah barite dengan volume yang
telah ditentukan.
dengan acuan KMW. Pompakan lumpur berat dari permukaan sampai ke bit
(STB) dan jaga tekanan casing konstan sampai kecepatan pompa membuat
tekanan yang berasal dari sirkulasi lumpur mencapai final circulating pressure
(FCP).
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
32
h. Apabila KMW telah mencapai bit, lanjutkan pemompaan dari bit ke permukaan
(BTS) dengan menjaga tekanan casing agar tetap konstan dengan cara
i. Apabila sumur telah terisi penuh lumpur baru, maka tutup sumur dan matikan
pompa, lalu baca tekanan pada drill pipe dan casing. Sumur yang telah aman
(menunjukkan nol).
Metode ini terdapat sisi negatif yaitu tekanan yang berada di bawah casing
shoe akan tinggi dengan asumsi bahwa formasi pada zona sekitar casing shoe
merupakan titik terlemah di bagian open hole, yang dapat disebabkan oleh lumpur
lama yang sudah tercampur dengan fluida kick di dalam annulus sehingga
Pada peristiwa kick dapat diperoleh fluida berupa gas. Dalam menghadapi
aliran kick dari gas, kita harus hati – hati untuk mengatur tekanan casing pada saat
mengeluarkan kick. Hal ini disebabkan oleh tekanan formasi yang selalu tetap,
dengan gas. Kondisi tersebut mengakibatkan tekanan SICP membesar dan bisa
terletak di bawah casing shoe dan tekanan rekah formasi agar tidak menyebabkan
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
33
Gambar 3.8
kali saja. Metode ini memiliki perbedaan mendasar dengan Metode Driller pada
saat awal pelaksanaannya. Di dalam metode ini, setelah sumur ditutup, diperlukan
kick.
Pada metode ini, surface pressure mungkin lebih rendah, karena sebagian
KMW sudah berada di dalam annulus pada saat sebelum influx mencapai
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
34
permukaan yang diperlukan untuk menjaga tekanan dasar lubang bor tetap
konstan.
a. Tutup sumur dan lakukan pencatatan SIDPP (Shut In Drill Pipe Pressure) dan
b. Buat lumpur pemboran yang sesuai dengan Kill Mud Weight (KMW) dengan
cara melakukan mixing OMW dengan sejumlah barite dengan volume yang
telah ditentukan.
acuan KMW. Pompakan lumpur berat dari permukaan sampai ke bit (STB)
e. Apabila KMW telah mencapai bit, lanjutkan pemompaan dari bit ke permukaan
(BTS) dengan menjaga tekanan casing agar tetap konstan dengan cara
f. Apabila sumur telah terisi penuh lumpur baru, maka tutup sumur dan matikan
pompa, lalu baca tekanan pada drill pipe dan casing. Sumur yang telah aman
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
35
(menunjukkan nol).
Gambar 3.9
a. Tekanan permukaan & sumur relatif lebih kecil pada saat killing, khususnya
c. Waktu yang dibutuhkan untuk killing sumur menjadi lebih cepat, sebab hanya
menggunakan 1 sirkulasi.
Sedangkan hal-hal yang menjadi kelemahan Wait & Weight Method yaitu:
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
36
Tabel 3.1
penghentian aliran fluida formasi. Data - data tersebut didapatkan dari perhitungan
yang menggunakan parameter – parameter dasar sumur dan data gejala terjadinya
penanggulangan kick :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
37
Volume lumpur di dalam lubang bor sangat penting untuk diketahui sebab
volume lumpur :
(ID DP ) 2
CDP = ..................................................................... (3.5)
1029,4
Dimana :
(ID HWDP ) 2
CHWDP = .................................................................... (3.6)
1029,4
Dimana :
(ID DC ) 2
CDC = ........................................................................ (3.7)
1029,4
Dimana :
ID Csg OD DP
2 2
CCsg - DP = ............................................................(3.8)
1029,4
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
38
Dimana :
e. Kapasitas annulus OH – DP
ID OH OD DP
2 2
Dimana :
ID OH OD HWDP
2 2
Dimana :
g. Kapasitas annulus OH - DC
ID OH OD DC
2 2
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
39
Dimana :
Dimana :
Dimana :
Dimana :
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
40
Dimana :
COH - HWDP = Kapasitas annulus open hole – heavy weight drill pipe,
bbl/ft
Dimana :
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
41
Pada saat terjadi kick, terdapat data - data sumur yang mengindikasikan
kick. Data - data tersebut sangat mendukung dalam penentuan lumpur dengan
Dimana :
b. Tekanan formasi
Dimana :
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
42
Off Test
Pfract
EMWLOT = ......................................................... (3.23)
0,052 x TVD LOT
Dimana :
Dimana :
Dimana :
kick
Pfract
EMWkick = ........................................................... (3.26)
0,052 x TVD kick
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
43
Dimana :
psi
Dimana :
Dimana :
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
44
Dimana :
bpm
Dimana :
bpm
Dimana :
-
Barite rate = ............................................... (3.34)
-
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
45
Dimana :
Dimana :
lumpur, sak/menit
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
46
Dimana :
Dimana :
Dimana :
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
47
kick menggunakan Metode Menunggu & Memperberat (Wait & Weight Method):
a. Total stroke dalam Metode Menunggu & Memperberat (Wait & Weight
Method)
Dimana :
b. Total waktu dalam Metode Menunggu & Memperberat (Wait & Weight
Method)
Total time (wait & weight) = ( TSTB + TBTS ) + Mixing time ............ (3.43)
Dimana :
c. Total biaya dalam Metode Menunggu & Memperberat (Wait & Weight
Method)
Total cost (wait & weight) = Total time (wait & weight) x Drilling cost.(3.44)
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
48
Dimana :
Method, day
Method)
Dimana :
Strokes
strokes
Total time (Driller) = TBTS + (TSTB + TBTS) + Mixing time .......... (3.46)
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
49
Dimana :
Studi Banding Metode Penanggulangan Kick Antara Metode Menunggu & Memperberat dan Metode Driller Pada Sumur X Lapangan Y
Arie Yudha Effendy
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194