Ricky Wicaksono*
Dr. Ir.Sudjati Rachmat DEA**
Sari
Kerusakan formasi merupakan salah satu masalah yang selalu ada dalam kegiatan pengangkatan minyak dari
reservoir ke permukaan, masalah ini menyangkut ekonomian dan operasional. Kerusakan formasi dapat
mengakibatkan penurunan tekanan sumur secara cepat, yang berakibat perolehannya turun. Kerusakan formasi
ini bisa terjadi akibat proses pemboran, komplesi dan produksi. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
Kerusakan formasi, seperti faktor fisika, kimia biologi, hydrodinamic dan termal. Indikasi terjadinya Kerusakan
formasi adalah penurunan permeabilitas sumur yang mengakibatkan penurunan performance dari sumur.
Dilakukan Uji kandungan lapisan untuk mengetahui nilai properti reservoir seperti permeabilitas, jenis
reservoirnya, skin dan lain-lain. Dengan stimulasi di harapkan akan memperbaiki zona damage, salah satu
metode stimualsi yang di gunakan di paper ini adalah acid fracturing yang di harapkan akan memperbaiki zona
yang damage, dengan menginjeksikan asam dengan konsentrasi tertentu sehingga bereaksi dengan batuan yang
mengakibatkan naiknya permeabilitas, namum apakah stimulasi yang dilakukan pada sumur rekah alam akan
sama dengan sumur homogen biasa, dan sejauh manakan perbaikian yang bisa di hasilkan oleh stimulasi pada
sumur rekah alam.
Kata kunci : Uji Kandungan Lapisan, Kerusakan Formasi, Stimulasi dan Perolehan
Abstract
Formation damage is the one problem that always exist in the production process, the problem concerning the
economy and operational process. Formation damage can result in well pressure drop rapidly, and reduce the
recover. Formation Damage can occur due to the process of drilling, completion and production. Many factors
can cause formation damage, such factors as physical, chemical, biological, and thermal hydrodinamic.
Indication of formation damage is the decrease in permeability wells resulting in reduced performance of the
wells.
Drill stem test to determine the value of reservoir properties such as permeability, reservoir type, skin etc. With
stimulation to repair damaged zones, one stimulation methods described in this paper is acid fracturing, which is
expected to repair the damaged zone. By injecting acid that reacts with presented rocks in the area that leads to
increased permeability, however if the stimulation is performed on naturally fractured wells it will have no
effect and will be equal to ordinary homogeneous wells, and as far as whether the improvements can be
generated by the stimulation of naturally fractured wells.
Key word : Drill Stem Test, Formation Damage, Stimulation and Recovery Factor
I. PENDAHULUAN
Kelarutan
Dolomitisasi
Aktivitas Taktonik
Kerusakan Mekanis
Kerusakan Kimiawi
Kerusakan Biologis
Kerusakan Thermal
4keh
ln
ke t
cf r2
w
+ 0.809........ (1)
pt =
4keh
ln
ke t
cf r2
w
+ 0.809 + 2S..(2)
ps =
q ln(ra/rw)
q
2kah
2h
keka
ke ka
q ln(ra/rw)
2keh
pt =
q
ket
ln
+ 0.809
2
4k e h
cf rw
q k e k a
+
ln(ra /rw )
2h k e k a
q
4keh
ln
ke t
cf r2
w
+ 0.809 +
ke
ka
1 ln r a .........(4)
w
ra
ke
1 ln
ka
rw
P x 0.00097d2
Gradient fluida x 1440 x t
4.
VI .HASIL
IV.1. Pressure Transient Analysis
Dalam melakukan Pressure Transient Analysis di
butuhkan data properties formasi, tabel-1 dan
membutuhkan data tekanan terhadap waktu ketika
sumur di tutup. Dalam test ini kita mendapatkan
harga permeabilitas, skin factor, perubahan tekanan
akibat skin. Adapun hasil analisa dari kedua tes ini
dapat kita lihat pada Tabel-2.
Dari hasil pressure transient analysis ini
didapatkan model reservoirnya adalah dual
porosity, dengan batasan infinit, sumur vertical dan
constant wellbore storage. Dalam melakukan well
testing kita memplot rate dan tekanan, pada
dasarnya bila sumur di produksikan maka tekanan
akan turun dan ketika sumur di tutup maka tekanan
akan naik. Dalam test kali ini di gunakan satu
tekanan drowdown yang memiliki empat rate dan
dua tekanan build up, gambar-3, kemudian
membuat horner plot dengan menggunakan data
bulid up ke dua, gambar-4, sehingga di dapat
matching dalam grafik log-log plot pressure
derivative, gambar-5.
Setalah itu di dapat harga skin bernilai positif
yaitu 22.7 yang menunjukan bahwa pada sumur ini
adanya kerusakan hal ini di karenakan akibat
aktifitas pada saat pemboran. Harga permeabilitas
diperoleh sebesar 69.8 termasuk kecil harganya,
tetapi karena pada reservoir ini adalah dual
porosity maka dengan harga sebesar ini masih baik
untuk diproduksikan. Kemudian untuk harga
storativity ratio didapatkan sebesar 0.3% diartikan
bahwa storage capacity matriks adalah sekitar 333x
storage capacity rekahannya sehingga tipe
rekahannya adalah tipe A yaitu penyimpanan
reservoirnya
lebih
dominan
di
matriks
dibandingkan dengan pada rekahan. Untuk harga
interporisty flow coefficient sebesar
5.47x10-8
menunjukan bahwa kontribusi dari kemampuan
matriks dalam melewatkan fludia termasuk kecil.
Untuk harga skin ( formation damage) di dapat
sebeser 22.7, menunjukan adanya kerusakan
formasi yang cukup tinggi. Dengan Pskin 454.144
psi.
Ps = 141 . 2
qB k
1 ln (r s / r w )
kh k s
Qo
Pwf
Pwf
= 1 - 0.9
- 0.1
Qo max - pseudo
Pr
Pr
Dengan mengetahui rate pada saat test yaitu 1618
bbl/stb dengan tekanan 4120 psi, maka bisa
mendapatkan nilai Qmax dan dengan membuat
nilai pwf dari 0 sampai tekanan reservoir di dapat
grafik IPR untuk sumur tersebut, gambar-7. IPR
yang didapat adalah IPR sumur yang mengalamai
damage karena rate saat test memiliki nilai skin
22.7.
2.
3.
4.
5.
VII. SARAN
1.
2.
Daftar Simbol
q
= Laju alir gas, MMSCFD
= Viscositas gas, cp
cf
= kompresibilitas formasi, psi-1
r w = jari jari sumur, ft
ra
= jari jari skin, ft
t
= waktu, hari
k e = Permeabilitas rata rata reservoir, mD
k a = Permeabilitas skin, mD
Bo = Faktor volume formasi minyak, bbl/stb
S
= Skin
p e = Pressure drop reservoir, psi
p t = Pressure drop total, psi
p s = Pressure drop skin, psi
= Storativity ratio
Daftar Pustaka
1. Van Everdingen, A.F. : The Skin Effect And Its
Influence On The Productive Capacity Of
Weels, Trans.AIME (1953),198,71
2. Hawkins Jr., Murray F. et al.: A Note on the
Skin Effect. Paper SPE 732-G.1956
3. Hurst, William. et al.: The Skin Effect in
Producing Wells. 1854-PA.1969
4. Civan, Faruk. : Reservoir formation damage
fundamental,modeling,
assessment
and
mitigation. Gulf Professional Publishing,
Oxford. 2007
5. Abdassah, Doddy. : Analisys Tekanan
Transient. Institut Teknologi Bandung.1998
6. Schechter, Robert : Oil Well Stimulation
Englewood Cliffs, New Jersey, 1992
7. R.F. Krueger, : An Overview of Formation
damage and well productivity in oilfield
operations ,Paper SPE 17459
8. Yasutra,
Amega:
Inflow
Performance
Relationship Pada Reservoir Rekah Alami
Bertenaga Dorong Gas Terlarut, Tesis,
Departemen
Teknik
Perminyakan-ITB,
Bandung, 2006
LAMPIRAN
10
11
12
2000
4000
6000
8000
10000
12000
IPR skin
2000
IPR Stimulasi
1500
1000
500
0
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
13
14
Gambar-11 Grafik commulative oil pada sumur skin dengan sumur stimulasi
Gambar-12 Grafik Pletau rate pada sumur skin dengan sumur stimulasi
15
Satuan
ft
o
F
Psia
STB/D
Psia
scf/STB
o
F
Psia
o
F
Psia
RB/STB
cp
1/psi
1/Psia
1/Psia
1/Psia
ft
ft
%
%
%
Nilai
8990 -10007
321
4745
858
4290
38.6
0.805
1301
120
2500
99
190
1.682
0.2216
1.77e-05
3.98e-06
4.862e-06
1.296e-5
0.255
1017
10
70
30
Properti
Keadaan Sumur
Reservoir
Batasan
C (wellbore Storage)
Skin
bbl/psi
Nilai
Storage + Skin
Two Porosity PSS
infinite
0.00119
22.7
PSkin
psia
453.144
P*
Psia
4745.8
md
69.8
0.291%
5.47E-8
Storativity Ratio ()
Interporosity Flow Coefficient ()
Satuan
16
PV
YP
GS
FL
pH
Sec/qt
cps
Lbs/100
sq.ft
10/10
cc/30
40-50
8-18
16-9
(5-8)/
(10-16)
<5
9-9.5
Sand
Cont
Solid
Cont
% Vol
% Vol
0.25
13-23
MBT
LGS (%)
5-10
Screen
Ppb
Eq
Mesh
10-12
160/200
17