Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Penyebab Kick dan Blowout Sumur

Eksplorasi Migas
(2006-08-09 14:44:14) INFOKOM, JATIM.

Pada saat pemboran berlangsung normal, pada umumnya menggunakan


metoda Overbalance Drilling, artinya di dalam lubang sumur diisi
dengan lumpur yang memiliki densitas tertentu sehingga memiliki tekanan hidrostatis yang
melebihi tekanan formasi (tekanan fluida pada pori batuan bawah tanah) yang ditembus,
namun pada kasus yang lain terdapat pula metoda Underbalance Drilling yang biasa dipakai
untuk menembus tekanan formasi yang sangat rendah, bahkan lebih rendah dari kolom air
tawar sekalipun yang dikenal dengan zona subnormal.
Hal ini dikatakan Ketua Majelis Ahli Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI),
Dr-Ing Ir Rudi Rubiandini ketika dikonfirmasi perihal penyebab kecelakaan pengeboran di
sumur eksplorasi migas di Indonesia, Rabu (9/8).
Kick adalah proses merembesnya fluida formasi (minyak, gas, atau air) dari dalam tanah
masuk ke lubang yang sedang dibor tanpa disengaja. Hal ini dapat terjadi ketika tekanan di
dalam lubang lebih kecil dari tekanan formasi yang ditembus, yang seharusnya justru tekanan
hidrostatis lumpur lebih besar dari formasi yang sedang ditembus pahat pemboran.
Blowout adalah aliran fluida formasi (bawah tanah) yang tidak terkendali yang merupakan
kelanjutan dari kick yang tidak terkendalikan. Saat ini, kita kenal Surface Blowout (SBO)
yang merupakan aliran tak terkendali yang sampai di atas permukaan tanah melalui lubang
sumur, sedangkan Underground Blowout (UGBO) terjadi di bawah permukaan tanah dan
merembes ke permukaan atau ke lapisan lain di luar lubang sumur, kata pengamat
independen bencana luapan lumpur Porong dari ITB ini.
Rudi mengatakan, secara statistik sekitar 65% dari blowout yang terjadi merupakan UGBO.
Dimana biaya yang diperlukan untuk pengendalian UGBO bisa dari ratusan ribu dollar
sampai puluhan juta dolar. Sejarah di Indonesia pernah menghabiskan biaya sebesar 30 juta
dolar di salah satu perusahaan di Kalimantan timur, dan ada pula yang sampai 60 juta dolar
juga di Kalimantan timur karena terjadinya di lapangan migas di laut.

Penyebab Kick
Penyebab kick yang paling sering terjadi adalah dimulai dengan kejadian Lost-Circulation,
yaitu masuknya sebagian lumpur pemboran kedalam formasi yang mengakibatkan kolom
fluida di dalam sumur turun dan akhirnya tekanan di dalam sumur menjadi lebih kecil dari
tekanan formasi, walaupun secara densitas equivalen lumpur yang dipakai sudah cukup berat.
Penyebab kedua adalah menembus zona abnormal, dimana tekanan yang dimiliki formasi
jauh lebih besar dari lapisan sebelumnya dan melampaui tekanan hidrostatik yang dimiliki
lumpur pemboran di dalam lubang. Kasus ini akan menjadi tambah sulit ketika zona
abnormal tersebut mengandung gas.
Penyebab ketiga adalah terjadinya efek swabbing (sedotan) pada saat pipa pemboran ditarik
ke permukaan, seperti halnya sebuah suntikan yang sedang ditarik akan menghasilkan efek
menyedot, sehingga seolah-oleh tekanan hidrostatis lumpur berkurang jauh, dan pada saat
sudah lebih rendah dari tekanan formasi maka akan merangsang fluida dari formasi keluar
menuju lubang sumur.

Penyebab Blowout
Penyebab terjadinya blowout yaitu ketika kick tidak dapat tertanggulangi, baik karena kick
datangnya terlalu cepat, atau karena operator yang terlalu lambat mengetahui, atau karena
memang secara alamiah alamnya sangat ganas, misalnya zona gas yang bertekanan sangat
tinggi.
Ketika blowout akhirnya terjadi, maka kecenderungan pertama akan mengakibatkan SBO,
kemudian petugas biasanya akan dengan segera menutupkan Blow Out Preventer (alat yang
berfungsi sebagai penyekat di permukaan), kemudian dilakukan proses Pressure Control
untuk segera mengeluarkan fluida kick dengan cara memompakan lumpur yang sesuai dan
membuka valve sesuai prosedur, ujar Dosen yang sebentar lagi menjadi Guru Besar bidang
pemboran ITB ini.
Namun, adakalanya ketika proses pressure control dilakukan ternyata kekuatan tekanan dari
bawah jauh melebihi kekuatan batuan ataupun casing di bagian atas, maka bisa terjadi
UGBO.
Penyebab sampai terjadinya UGBO secara teknis, pertama, akibat tekanan di dalam lubang
sumur melampaui kekuatan formasi, pada saat mengeluarkan kick. Baik kick yang
disebabkan oleh formasi abnormal ataupun akibat kecelakaan loss and kick.
Cara penanggulangannya ialah hentikan operasi, injeksikan lumpur berat yang sesuai, semen
sebagian, dan pasang casing string tambahan, tuturnya.
Penyebab UGBO, kedua, adanya gas yang mengalir di annulus di belakang casing setelah
penyemenan. Kerusakan yang terjadi biasanya sangat cepat dan ekstrim. Pilihan pengendalian
blowout sangat terbatas. Kehilangan sumur ataupun platform sudah umum terjadi pada kasus
ini.
Menurut dia, lumpur dengan berat tertentu dibutuhkan untuk menangani skenario kecilnya
perbedaan mud-weight dan formation integrity. Pengeboran selanjutnya pasti membutuhkan
penambahan berat lumpur yang mungkin saja dapat melebihi formation integrity. Mud losses
dapat saja langsung terjadi pada lapisan atas. Solusinya Casing atau liner harus dipasang dan
disemen agar dapat mengisolasi zona-zona pada interval yang lebih dalam dan bertekanan
tinggi.
Ketiga, terjadi UGBO saat melakukan Sidetracking pada sumur yang sebelumnya kick, pipa
seringkali tersangkut (stuck) di sebagian besar bagian openhole, terutama di bagian atas dekat
dudukan casing. Sidetracking dimulai dengan menaruh dasar yang yang kokoh, seperti
whipstock, untuk memulai pembelokan arah. Cara yang paling tua dan umum dilakukan
adalah menggunakan cement plug pada bagian openhole di atas drillstring fish. Bagian atas
cement plug kemudian dibor hingga mengenai bagian semen yang kokoh. Proses ini pada
akhirnya hanya dapat menyisakan sebagian kecil semen di atas fish. Hal ini dapat
mengakibatkan UGBO kembali terjadi. Skenario ini sangat berbahaya serta sulit
dikendalikan,
Keempat, akibat kegagalan sekat semen di annulus, problematika produksi seperti ini dapat
juga mengakibatkan terjadinya UGBO selama masa produksi normal, yaitu: turunnya tekanan
produksi, sementara tekanan di zona lain, baik di bawah maupun di atas zona produksi, tetap
sama seperti semula. Seiring dengan meningkatnya perbedaan tekanan antara formasi tersbut,
akan mengakibatkan potensi pecahnya semen yang menjadi penyekat selama ini. Kegagalan
fungsi sekat semen mengakibatakan fluida dapat mengalir secara vertikal ke atas ataupun ke
bawah. Solusi yang efektif adalah Perforasi dan squeeze cementing di antara interval aliran.
Kelima, kegagalan casing dapat mengakibatkan terjadinya UGBO juga. Tingkat
kerusakannya merupakan fungsi dari kedalaman sumber kebocoran dan tekanan sumber
aliran. Semakin dalam letak kebocoran, semakin kecil kemungkinan aliran akan menuju ke
permukaan.
Dia mengatakan, dari contoh-contoh tersebut menguraikan sebagian besar penyebab umum
terjadinya kick dan blowout, baik SBO maupun UGBO.
Hal tersebut harus dipahami dengan seksama dan selalu dikaji secara periodik untuk
meyakinkan bahwa tim pengeboran memahaminya dan memasukannya dalam perencanaan
kemungkinan yang akan terjadi. Yang lebih penting lagi, gejala-gejalanya pun harus selalu
diperhatikan saat pengeboran sumur berlangsung oleh setiap pelaksana pemboran untuk
meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya kick maupun blowout, imbaunya.(t

Anda mungkin juga menyukai