Pendahuluan
Pada
tahap
awal
untuk
dapat
memproduksikan migas, satu-satunya cara
adalah membuat lubang dari permukaan
sampai ke sumber migas tersebut, yang
dikenal dengan istilah Pemboran Eksplorasi.
Pada saat Pemboran Eksplorasi dilakukan,
faktor alamiah sangatlah dominan dalam
keberhasilan kegiatan ini, karena pada saat
akan mulai pemboran para pekerja hanya
dibekali dengan prediksi yang dibuat oleh ahli
geologi dan geofisika tentang lapisan batuan
yang akan ditembus, baik kualitas maupun
perkiraan tekanannya, sehingga berbagai
problem dan kecelakaan sangat mungkin
terjadi, diantaranya adalah well kick dan
Blowout. Untuk itu, keberhasilan suatu
pemboran haruslah dilakukan dengan standar
keselamatan dan keamanan yang tinggi, yang
membutuhkan peralatan yang baik sampai
pada pekerja yang memiliki keterampilan dan
bersertifikat juga memperhatikan berbagi
faktor lainnya.
II. Dasar Teori
II.1. WELL KICK
Saat kegiatan pengeboran berlangsung
kejadian loss dan kick hal yang sering terjadi.
Kick adalah proses merembesnya fluida
formasi (minyak, gas, atau air) dari dalam
tanah masuk ke lubang yang sedang dibor.
Hal ini dapat terjadi ketika tekanan di dalam
lubang, lebih kecil dari tekanan formasi
tersebut.
Shear rams
Memotong drill pipe dan seal
sehingga lubang bor kosong (Open
Hole), digunakan terutama pada
offshore floating rig. Hampir
sebagian
besar
Shear
rams
memerlukan
3000
Psi
untuk
memotong pipa.
c. Drilling Spools :
Drilling Spools terletak diantara
preventers. Drilling Spools berfungsi sebagai
tempat pemasangan Choke Line (yang
mensirkulasikan kick keluar dari lubang bor)
dan kill line (yang memompakan lumpur
berat). Ram Preventer pada sisa-sisanya
mempunyai outlets yang digunakan untuk
maksud yang sama.
d. Casing Head :
Merupakan alat tambahan pada
bagian atas casing yang berfungsi sebagai
pondasi BOP stack, dan sebagai tempat
menggantungkan casing saat operasi running
casing.
2.1.4.2. Accumulator
Accumulator
dihidupkan
dalam
keadaan darurat yaitu untuk menutup BOP
stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote
panel yang terletak di dekat lantai bor atau
dari Accumulator panel yang jaraknya kirakira 50 meter sampai 100 meter dari menara
pengeboran.
2.1.4.3. Sistem Pendukung
Sistem pendukung terdiri dari Choke
Manifold dan Kill line yang dihubungkan
langsung dengan Spool pada BOP Stack yang
bekerja dengan tekanan tinggi dan diaktifkan
jika terjadi kick.
a. Choke Manifold :
Choke Manifold merupakan suatu
kumpulan fitting dengan beberapa outlet yang
dikendalikan secara manual dan atau
otomatis. Bekerja pada BOP stack dengan
High Pressure Line, disebut Choke Line
yang dapat memindahkan aliran Lumpur bor
saat terjadi kick ditempatkan diluar
substruktur. Bila dihidupkan, Choke Manifold
membantu menjaga back pressure dalam
lubang bor untuk mencegah terjadinya intrusi
fluida formasi. Lumpur bor dapat dialirkan
dari BOP stack ke sejumlah valve (yang
membatasi aliran dan langsung ke reserve
pits) mud gas separator atau mud
b)
Metode Modifikasi
Choke tertutup
Menutup rangkaian BOP
Membuka Choke Line Valve
Memberi
tahu
personel
perusahaan
Membaca SIDP dan SICP setiap
menit
c)
III.
Tinjauan Lapangan
=
=
=
=
5
3.02
50.00 lbs/ft
0.01543 bbls/ft
Kapasitas HWDP
= 0.00886
bbl/ft
= 112.31 bbl
Volume DC = panjang DC x kapasitas DC
L = 1066.91 ft
SICP
= 100 psi
OMW
MOT
= 1.54 SG
Data pompa :
Pada saat Slow Circulating Rate (SCR) :
Pompa # 1 :
SPM
= 75 SPM
= 490 GPM
BPM
= 11.67 BPM
11.67 BPM
75 SPM
= 3.48 bbl
Volume HWDP
= panjang HWDP x
kapasitas HWDP
= 1066.91 ft x0.00886 bbl/ft
= 9.45 bbl
Total vol.drillstring = DP + DC + HWDP
= 112.31 + 3.48 + 9.45
= 125.24 bbl
b)
1029,4 ] x L
DP di Open Hole
= [{(81/2 )2 ( 5 )2}/ 1029,4] x 1263.185 ft
= 57.98 bbl
Vol.anulus antara HWDP dengan Open Hole
= 0.1556 BPS
Diameter Liner
= 6.5
Panjang Stroke
= 12
YP
= 32 lb/100 ft2
PV
= 30 cp
= 48.97 bbl
a)
SIDP
0,052 x Bit TVD
kedalaman 7775.97 ft :
= 324.89 bbl + 57.98 bbl + 48.97 bbl + 3.20
KMW =
60 Psi
0,052 x 7775.97 ft
bbl
= 435.04 bbl
c)
= 0.00648 bbl/ft x
6309.36 ft
= 40.88 bbl
Volume Displacement HWDP :
= 1066.91 ft
Vol.displacement
= 0.00886 bbl/ft x
124.25 bbl
0.1556 BPS
1066.91 ft
= 9.45 bbl
Volume Displacement DC :
Displacement DC = 0.0087 bbl/ft
= 399.69 ft
=
= 804.884 Stroke
b) Strokes for KMW ke Casing Shoe :
=
Vol.Ann ((DP - OH) (HWDP - OH) (DC - OH))
Pump Output
+ `14.07 ppg
= 6309.36 ft
Vol.displacement
Depth
+ OMW
110.15 bbl
0.1556 BPS
=
= 707.90 Strokes
436.04 bbl
0.1556 BPS
=
= 2802.31 Strokes
Waktu untuk mengisi Drill string (KMW ke
Bit) :
1.
Menentukan Kill Mud Weight
(KMW) :
SIDP
0,052 x Bit TVD
KMW =
+ OMW
60 Psi
0,052 x 7775.97 ft
=
+14.07 ppg
= 14.22 ppg 1.7 SG
2. Jumlah Strokes untuk membunuh
Kick :
a Stroke Surface to Bit (STB) :
Drill String Volume
Pump Output
=
Volume DP Volume HWDP Volume DC
Pump Out Pompa #1 saat SCR
=
804.884 Strokes
75 SPM
124.25 bbl
0.1556 BPS
= 10.73 Menit
Waktu untuk KMW dari Bit kembali ke
permukaan :
=
= 804.884 Stroke
b Strokes for KMW ke Casing Shoe :
Volume Annulus Open Hole
Pump Output
=
2802.31 Strokes
75 SPM
=
= 37.36 Menit
=
= 707.90 Strokes
c Stroke Bit to Surface :
Volume Annulus Total
Pump Output
=
436.04 bbl
0.1556 BPS
=
= 2802.31 Strokes
= 37.36 Menit
Waktu total yang diperlukan
unuk mengeluarkan fluida kick adalah
sebesar :
=Waktu KMW ke Bit + Waktu untuk
KMW ke Permukaan
= 10.73 Menit + 37.36 Menit
= 48.09 Menit 48 Menit
Jadi waktu yang diperlukan
untuk penanggulangan kick dengan
metode Drillers adalah sebesar :
= Waktu sirkulasi pertama + Waktu
sirkulasi kedua
= 37.36 Menit + 48 Menit
= 85.36 menit
Metode Wait and Weight
(Engineer) untuk Penanggulangan kick
dikedalaman 7775.97 ft
5.3.4.
VI.
Diskusi
Masalah yang dihadapi pada pemboran
sumur ini yaitu terjadinya kick dikedalaman
2370 meter (7775.97 ft) trajek 8-1/2" Open
Hole. Penyebab terjadinya kick disumur X
yaitu adanya floculan terdapat pada lumpur
pemboran menyebabkan tekanan hidrostatik
lebih kecil dari pada tekanan formasi, dimana
berat jenis lumpur lama (old mud weight)
yang sedang digunakan pada pemboran saat
itu sebesar 14.07 ppg karena tekanan formasi
batuan yang ditembus lebih besar dari tekanan
hidrostatik lumpur. Dari hasil perhitungan,
didapati bahwa harga tekanan formasi pada
kedalaman 7775.97 ft sebesar 4818.77 psi
dengan tekanan hidrostatik pada waktu itu
hanya sebesar 4932.68 psi. Berdasarkan data
kedalaman puncak formasi yang ditembus,
dapat diketahui bahwa kick terjadi pada saat
mata bor sedang berada pada formasi
wonocolo, dimana pada formasi ini yaitu pada
lapisan batupasirnya merupakan salah satu
lapisan yang diduga dapat bertindak sebagai
lapisan reservoir minyak.
Penanggulangan kick disumur X
adalah dengan menggunakkan metode
Concurent karena telah teridentifikasi adanya
Settling pada barite pembacaan diflow sensor,
dapat dibaca dimudloging unit disumur X
Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan sebelumnya
tentang judul Evaluasi Penanggulangan Kick
pada Sumur Berarah Pada Sumur X
Lapangan Y PT. Pertamina EP Region Java
Field Cepu, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penanggulangan kick disumur ini dengan
menggunakan metode Concurent
yaitu
dengan melakukan memompakan lumpur
Daftar Pustaka
Gambar 3.
Peta Lokasi Sumur X Lapangan
Y Berdasarkan Letak Geografis
IX. Lampiran
Gambar 1.
Gambar 4.
Gambar 5.
Keterangan gambar :
A = Annular Preventer
R = Ram Preventer (Blind ram, Pipe ram,
dan Shear ram)
S = Spool yang dihubungkan dengan Choke
dan Kill line
Gambar 6.
Gambar 6.
Gambar 7.