PEMBAHASAN
Pipa Terjepit atau Stuck Pipe merupakan suatu keadaan permasalahan dalam operasi
pemboran karena dipengaruhi oleh kondisi lubang sumur serta faktor mekanis. dimana bagian
rangkaian pipa pemboran sudah tidak dapat digerakkan, baik diputar maupun diangkat. Dengan
kata lain peristiwa pipa terjepit merupakan suatu keadaan dimana rangkaian pipa bor terjepit oleh
didalam lubang bor. Pada saat terjadinya pipa terjepit segala upaya pelepasan harus dilakukan
dengan cepat dan tepat
Differential pipe sticking terjadi jika perbedaan antara tekanan hidrostatik lumpur
pemboran dan tekanan formasi menjadi sangat besar, keadaan seperti ini terjadi apabila:
3.2.1.1 Penjepitan terjadi pada saat rangkaian pemboran atau drill collar dalam keadaan diam,
dan menempel pada dinding lubang bor. Misalnya pada saat penyambungan rangkaian pipa
pemboran.
3.2.1.2 Penjepitan terjadi jika adanya perbedaan yang cukup tinggi antara tekanan hidrostatik
lumpur dengan tekanan formasi, dan mud cake yang terbentuk ter lalu tebal. Perbedaan yang
cukup tinggi antara tekanan hidrostatik dengan tekanan formasi ini akan membentuk daerah
dengan tekanan rendah pada bagian dinding lubar bor di formasi yang porous. Sehingga akan
mengakibatkan salah satu permukaan string menempel pada dinding bor.
3.2.1.3 Lumpur yang kurang stabil (water loss tinggi, mud cake tebal)
Definisi pipa terjepit adalah keadaan dimana bagian dari rangkaian pipa bor terjepit
(stuck) di dalam lubang bor. Pipa terjepit secara mekanika terjadi pada saat rangkaian pipa
bergerak (Run in Hole). Terjepitnya pipa secara mekanikal dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Pipa terjepit secara mekanis ini dapat dibedakan dan dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti tersebut di bawah ini :
3.2.2.1.1Undergauge Hole
Jepitan jenis ini terjadi disebabkan karena pemakaian bit yang sudah terlalu aus dan tidak
cepat diganti yang akan menyebabkan ukuran lubang bor lebih kecil dari seharusnya, sehingga
bila bit yang baru dimasukkan akan terjepit di daerah undergauge tersebut.asing
Jepitan jenis ini terjadi karena adanya bagian-bagian kecil (junk) dari peralatan bawah
permukaan (downhole equipment) yang jatuh atau bendabenda kecil dari lantai pemboran yang
jatuh dan akan menyebabkan drill string terjepit pada saat ditarik ke atas (pulled out). Jepitan
jenis ini lebih sering dijumpai di dalam casing daripada di lubang terbuka (Open Hole).
3.2.2.1.3 Pemboran dilakukan di sekitar daerah patahan (fault zone), dimana pada daerah ini
serpih dan gamping dapat rekah secara alami dan jatuh pada lubang bor, terutama lubang miring
sehingga akan mengakibatkan terjepitnya pipa.
Pack off adalah terjepitnya rangkaian yang disebabkan karena batuan formasi, cuttings
(serbuk bor) atau cavings (runtuhan) mengendap disekitar rangkaian drill pipe dan menutup
annulus. Hal ini biasanya terjadi pada formasi yang didominasi oleh lapisan shale yang
mempunyai sifat tekanan tinggi dan shale yang reaktif.
Pipa terjepit dapat disebabkan karena lubang bor mengecil. Kejadian ini biasanya terjadi
pada formasi shale. Penyebab Penyempitan Lubang adalah Shale yang sensitif air adalah shale
yang mempunyai mineral clay jenis natrium monmorillonite. Mineral ini akan menghisap air
tawar, sehingga ikatan antar partikel menjadi lemah dan mengembang. Karena tekanan
overburden batuan yang terdapat diatasnya maka lapisan shale akan bergerak ke arah lubang bor
dan menyebabkan terjadi sumbat cincin. Sumbat cincin adalah dinding lubang memegang
keliling pipa, sehingga pipa tidak dapat diangkat dan diturunkan.
Key seat terjadi akibat dari pengikisan formasi oleh rangkaian pipa bor, sehingga formasi
yang mengalami pengikisan ini terbentuk seperti lubang kunci. Selain itu dapat pula disebabkan
oleh perubahan arah sudut dari formasi yang lunak ke formasi yang keras oleh rangkaian pipa
bor. Pada peristiwa key seat, rangkaian pipa dapat terjepit pada saat pencabutan pipa. Hal ini
dikarenakan sebagian rangkaian pemboran berada pada posisi bagian lubang yang berbentuk
lubang kunci. Peristiwa ini biasanya terjadi pada formasi shale. Pipa terjepit karena key seat
disebabkan karena adanya dog leg. Dog leg adalah lubang bor membelok secara mendadak atau
dengan kata lain terjadi perubahan sudut kemiringan lubang dan sudut arah lubang secara
mendadak.
Permasalahan pipa terjepit perlu dianalisa dari beberapa aspek meliputi aspek formasi,
aspek lumpur pemboran dan aspek mekanis.
Formasi yang biasanya ditembus saat proses pemboran adalah claystone dan sandstone.
Sebagai reservoir, claystone merupakan batuan lunak yang akan mengembang jika terhidrasi
oleh air. Swelling atau pembengkakan dapat memungkinkan pipa akan terjepit di dalam formasi
karena dapat menyebabkan terjadinya formasi runtuh. Sebagai reservoir, sandstone merupakan
batuan yang sifatnya lebih keras daripada clay, namun formasi ini juga mudah runtuh. Dengan
sifatnya yang mudah runtuh tentu hal terebut dapat memungkinkan pipa terjepit saat dilakukan
operasi pemboran.
Dalam suatu operasi pemboran semua fungsi lumpur pemboran haruslah berada dalam
kondisi yang baik sehingga operasi pemboran dapat berlangsung dengan baik. Hal ini dapat
dicapai apabila sifat lumpur selalu diamati dan dijaga secara kontinyu dalam setiap tahap operasi
pemboran. Selain hal tersebut di atas pengukuran dan pengamatan sifat - sifat kimia juga harus
dilakukan dengan seksama.Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kestabilan sifat – sifat lumpur
pemboran.
Permasalahan pipa terjepit bisa diminimalisir dengan tujuan untuk dapat menghindari
permasalahan yang mungkin bisa terjadi dalam pemboran. Pencegahan terhadap pipa yang
terjepit dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
Mengurangi daerah kontak karena ketebalan formasi berpori atau porous tidak dapat
dirubah secara fisik, maka daerah kontak hanya bisa dikurangi dengan mengurangi
ketebalan mud cake. Hal ini berarti mengurangi kandungan padatan di dalam lumpur menjadi
minimum dan menggunakan lumpur dengan water loss (kehilangan air) yang rendah. Daerah
kontak juga bisa dikurangi dengan menggunakan stabilizer yang akan menjaga drill collar tetap
berada di tengah-tengah lubang.
Metode yang biasanya dilakukan untuk membebaskan pipa yang terjepit secara mekanis
adalah dengan usaha penggerakkan pipa baik diputar ataupun ditarik atau dengan
mengaktifkan jar, apabila rangkaian pipa dilengkapi dengan jar. Jika metode ini gagal, biasanya
disemprotkan fluida organik dan kemudian prosedur yang telah disebutkan tadi diulangi. Jika
usaha tersebut belum berhasil, maka pipa harus dilepaskan dengan cara back off.
1. Rubiandini, Rudi, R.S DR-Ing. 2001. “Diktat Kuliah Teknik Pemboran Lanjut”.
Bandung: Jurusan Teknik Perminyakan.
2. http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/digital/00000000000000096208/2018_TA_TM_0
71.12.074_BAB-3.pdf