TEORI DASAR
lapangan. Karakteristik tersebut meliputi perbedaan dari jenis dan sifat dari fluida
yang diproduksikan.
Fluida panas bumi dapat berada dalam keadaan cair atau uap tergantung
keadaan cair hanya apabila pada suatu tekanan tertentu, temperature lebih kecil
dari temperature titik didih atau temperature saturasi. Fluida berada dalam
keadaan uap apabila pada suatu tekanan tertentu, temperaturenya lebih besar dari
Fasa cair dapat bersama – sama dengan fasa uap pada kondisi tekanan dan
temperature tertentu, yaitu pada tekanan dan temperature saturasi. Fluida ini
merupakan fluida dua fasa, yaitu berupa campuran uap – air. Fraksi uap didalam
fluida sering disebut kualitas uap atau dryness (X) yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara laju alir massa uap dengan laju alir massa total. Harga fraksi
Apabila pada kondisi saturasi, hanya terdapat fasa cair saja, maka
12
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
13
temperature saturasi atau temperature titik didih menjadi lebih rendah, sedangkan
landaian tekanan dan temperature hasil pengukuran didalam sumur. Dari data
tekanan dan dengan menggunakan tabel uap, kita dapat menentukan temperature
terhadap kedalaman. Kurva ini disebut dengan kurva Boiling point with depth
kiri kurva BPD maka fluida hanya terdiri dari satu fasa saja , yaitu cair demikian
sebaliknya.
karakterisitik aliran fluida dilubang sumur. Karena pada penulisan skripsi ini
fluida pada sumur ini adalah uap maka yang diuraikan pada sub bab ini adalah
sifat-sifat yang berkaitan fluida satu fasa saja yaitu uap. Sifat-sifat fluida panas
bumi sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan dan temperature yang dapat
ditentukan dengan menggunakan Tabel Uap yang disusun oleh Rogers dan
Mayhew atau menggunakan korelasi-korelasi yang ada. Dalam studi ini penentuan
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
14
temperature saturasi, viskositas, densitas, dan enthalpy uap digunakan korelasi Ali
dimana fasa cair dapat berada bersama-sama dengan fasa uap. Misalnya pada
tekanan 1 atmosfir air murni akan mendidih pada temperature 100oC (temperature
Gambar 3.1
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
15
yaitu :
dimana :
ts = temperature saturasi , 0c
p = tekanan , bara
3.2.2 Densitas
Densitas (ρ) fluida adalah perbandingan antara massa dengan volume dari
fluida tersebut. Pada tekanan dan temperature yang sama, uap memiliki densitas
yang lebih kecil dari pada air murni. Densitas fluida sangat bergantung pada
tekanan dan temperature, hubungan antara densitas uap (ρg) dan tekanan saturasi
ditunjukan oleh gambar 3.2. Untuk menentukan harga densitas uap (ρg) pada
kondisi saturasi dapat digunakan persamaan polinomial yang berlaku pada 0.01 ≤
t ≤ 371.40C, yaitu:
- 5.31406813…..……………………………………………….(3.2)
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
16
Dimana :
t = temperature, 0C
Gambar 3.2
massa dari fluida tersebut. Air murni dan uap memiliki besar volume spesifik
yang berbeda dan bergantung pada tekanan dan temperature. Pada tekanan dan
temperature yang sama air akan memiliki volume spesifik lebih kecil dari pada
uap. Harga volume spesifik uap dapat ditentukan dari harga densitasnya,
υg = 1/ρ …………………………………..………………………….…(3.3)
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
17
dimana :
ρ = densitas, kg/m3
3.2.4 Viskositas
perubahan bentuk atau dengan kata lain merupakan keengganan suatu fluida untuk
Gambar 3.3
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
18
ditentukan dengan persamaan polinomial yang berlaku pada 0.01 ≤ t ≤ 300 0C,
yaitu :
8.466653………………..………………………………...…………(3.4)
dimana :
t = temperature, 0C
Energi dalam fluida (u) merupakan jumlah panas persatuan massa yang
terkandung didalam suatu fluida. Energi dalam fluida ditambah dengan energi
yang dihasilkan oleh kerja tekanan merupakan entalphy fluida (h). Baik energi
hg = ug + p / ρg........................................................................................(3.5)
dimana :
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
19
P = tekanan, bara
ρg = densitas, kg/m3
Pengujian sumur pada sumur panas bumi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu uji komplesi, uji produksi, dan transien tekanan. Pada prinsipnya adalah
Uji komplesi atau completion test adalah pengujian sumur yang dilakukan
(sesuai dengan kedalaman yang diinginkan) dan liner dipasang didalam sumur,
namun test ini juga dapat dilakukan sebelum liner diturunkan atau pada saat
tetapi cara tersebut merupakan cara yang tepat dan termudah untuk mendapatkan
menginjeksi air dingin dengan laju tetap dan mengukur besarnya tekanan dan
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
20
landaian tekanan dan temperature, lokasi dari zona produksi, pusat-pusat rekahan
Ada dua jenis pengujian yang dilakukan pada waktu uji komplesi, yaitu :
konstant.
Pada dasarnya prinsip uji produksi yang dilakukan di lapangan panas bumi
sama dengan deliverability test yang sering dilakukan di lapangan gas yakni
Perbedaannya, pada lapangan gas yang diukur adalah tekanan alir dasar sumur
(pwf) dan laju alir volume pada kondisi standard (qsc) sedangkan pada sumur panas
bumi yang diukur adalah tekanan alir kepala sumur (pwh) dan laju alir masa (M).
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
21
pengukuran sumur minyak dan gas. Biasanya digunakan minimal empat data uji
Secara teori, pengukuran laju alir masa (M) pada sumur-sumur uap dapat
fluida panas bumi secara vertikal melalui suatu pipa sembur (James Tube) yang
bervariasi ukuran diamerter pipanya antara 6”, 8”, 10”, disesuaikan dengan
kemampuan sumur, dan memiliki panjang 1.5-3 meter. Untuk dapat menghitung
laju alir massa sumur, pipa sembur dilengkapi oleh alat ukur tekanan pada bagian
bibirnya. Metode pengukuran ini diperkenalkan oleh Russel James. Selain untuk
mengetahui kemampuan produksi suatu sumur, uji tegak juga bertujuan untuk
Windu berada dilingkungan kebun teh dan hutan sehingga resiko limpasan uap
yang terkondensasi dan membawa unsur logam berat yang dapat membahayakan
tetesan air panas hasil kondensasi uap berpotensi menyebabkan luka bakar
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
22
Gambar 3.4
fluida secara horizontal melalui pipa sembur (Gambar 3.5). Alat ukur yang
digunakan biasanya berupa orifice plate yang dipasang pada pipa uap horizontal,
orifice plate berfungsi memberikan halangan terhadap aliran uap dimana karena
adanya halangan tersebut terjadi perbedaan tekanan sebelum dan sesudah orifice
plate. Tekanan uap sebelum melewati orifice plate atau tekanan up stream (pu)
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
23
dan perbedaan tekanan sebelum dan sesudah orifice plate (∆p) direkam oleh alat
Ilustrasi uji datar pada lapangan Wayang Windu dapat dilihat pada gambar
dibawah ini
Gambar 3.5
Pengukuran laju alir massa pada uji datar dilakukan pada beberapa harga
tekanan kepala sumur. Pada setiap harga tekanan kepala sumur tertentu fluida
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
24
dialirkan hingga diperoleh tekanan kepala sumur yang stabil. Untuk mencapai
Untuk menghitung laju alir massa pada uji datar pada beberapa sumur dua
fasa di Lapangan Panas bumi Wayang Windu digunakan gabungan antara metode
orifice plate dan James Tube, yang dihitung dengan excel spreadsheet yang telah
dikembangkan sebelumnya. Pengujian ini tidak dibahas lebih lanjut karena tidak
2 2
mv mgz1 mv mgz2
U1 1 p1V1 Q W U 2 2 p2V2 .................(3.6)
2 gc gc 2 gc gc
dimana:
mv 2
= energi kinetik, joule
2 gc
mgz
= energi potensial, joule
gc
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
25
dp g fv 2 vdv
cos ..................................................................(3.7)
dz g c 2 g c d g c dz
Gambar 3.6
Konfigurasi Aliran9)
Dimana :
ρ = densitas , lbm/ft 3
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
26
ϴ = sudut kemiringan , 0
g
cos merupakan gradien tekanan yang diakibatkan oleh elevasi.
gc
Untuk aliran vertikal (θ = 0 o, cos 0o =1) maka gradien tekanan yang diakibatkan
g
elevasi adalah .
gc
d = inside diamter, ft
fv 2
merupakan gradien tekanan yang diakibatkan oleh friksi. f
2g c d
merupakan faktor gesekan. Besar gradien tekanan akibat friksi ini sangat
vdv
merupakan gradien tekanan akibat akselerasi. Pada aliran
g c dz
sama dengan nol. Pada aliran uap akan terjadi penambahan kecepatan seiring
diperhitungkan.
pada aliran satu fasa. Untuk menganalisa kehilangan tekanan pada aliran dua fasa
(uap dan air), persamaan (3.7) harus dimodifikasi terlebih dahulu dan penentuanya
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
27
sangat bergantung pada pola aliran yang terjadi. Berbagai pola aliran yang dapat
terjadi pada lubang sumur dapat terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.7
Secara garis besar pola aliran pada sistem dua fasa (uap dan air) yang
dapat terjadi pada aliran vertikal adalah bubble, slug, transition, annular mist
kehilangan tekanan pada aliran dua fasa vertikal, beberapa diantaranya adalah
korelasi Hagedorn dan Brown, Duns dan Ros, Orkiszewski. Pada aliran bubble
fasa cair bersama dengan gelembung-gelembung uap bergerak ke atas. Pada aliran
slug jumlah gelembung fasa uap semakin banyak dan bergabung menjadi
gelembung uap yang lebih besar namun belum kontinyu (terpisah oleh kolom
riak maka pola aliranya adalah transition. Pada aliran annular fasa uap telah
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
28
mengalir secara kontinyu di dalam pipa dan fasa cairnya membentuk lapisan tipis
gradien tekanan akibat friksi. Faktor friksi pada aliran turbulen merupakan fungsi
dari kekasaran relatif (ε/d) dan Bilangan Reynold (NRe) sedangkan pada aliran
vd
NRe = ..............................................................................................(3.8)
dimana:
ρ = densitas, kg/m3
v = velocity, m/s
d = inside diameter, m
µ = viskositas, Pa.s
Aliran laminer terjadi jika NRe < 2000 dan turbulen jika NRe > 4000.
Daerah transisi antara turbulen dan laminer terjadi pada 2000 < NRe < 4000.
Untuk aliran laminer faktor gesekan dapat didefinisikan sebagai f = 64/ NRe.
Faktor gesekan pada aliran turbulen mengikuti korelasi yang dikembangkan oleh
Chen yaitu:
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
29
f =4* ….(3.9)
Dimana :
f = friction factor
Re = Reynold number
tekanan, Temperature dan laju alir massa melalui putaran baling-baling (Spinner)
secara simultan. Alat ini dikembangkan dari kebutuhan industri migas, dimana
pada beberapa sumur migas terdapat beberapa zona produktif, akan tetapi tidak
diketahui zona mana yang memproduksikan minyak dan gas, dan dimana letak
diperlukan untuk menentukan lokasi dan kontribusi dari setiap feedzone berupa
laju alir massa dan enthalpy. Kontribusi dari tiap feedzone biasanya terlihat dari
peningkatan pada kurva kecepatan fluida dan temperature dan dihitung dengan
Frekuensi putaran Spinner atau RPS berbanding lurus terhadap kecepatan fluida di
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
30
dalam sumur dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah sumur
dipenuhi oleh fluida yang tidak memiliki viskositas, bearing Spinner tidak
memiliki factor gesekan mekanis dan alat tidak punya hambatan karena luasannya
(scaling).
sekitar 1.5 m. Total berat rangkaian alat PT Spinner umumnya sekitar 100 kg.
Dengan mengambil contoh alat PT Spinner buatan Kuster type K-10 PTS-SRO.
Pada saat diturunkan ke lubang bor juga dipasang centralizer dengan tujuan
menempatkan alat pada kondisi tepat ditengah lubang bor. Dalam pelaksanaannya
Gambar 3.8
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
31
Pada awal pengembangannya ketiga data tadi dicatat secara otomatis pada
memori yang terpasang didalam alat tersebut, tetapi dengan kemajuan teknologi
pada kabel penghantar alat ke dalam lubang sumur beberapa tahun sebelumnya,
temperature, tekanan dan Spinner dapat dibaca pada saat yang sama di atas
akan berbeda tergantung apakah survei PT Spinner akan dilakukan saat sumur
pada sumur yang sedang produksi, maka sumur harus dikondisikan berproduksi
pada laju alir yang konstan selama 1 - 2 hari sebelum pelaksanaan survey.
yang dilakukan oleh perusahaan sendiri terlebih apabila survey dilakukan oleh
pihak ketiga. Investasi untuk pembelian per unit alat PT Spinner ini mencapai
harga sekitar US$ 75,000 menurut harga tahun 2010, belum termasuk peralatan
winch unit dan wireline-nya, sedangkan apabila dilakukan oleh pihak ketiga dapat
mencapai biaya sekitar US17,000 per sumur untuk sekali survey menurut harga
tahun 2009. Belum termasuk kerugian produksi sumur yang harus di-offline-kan
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
32
untuk tujuan survey. Dengan alasan-alasan ini, maka perencanaan kegiatan survey
Terjadi konflik obyektif dalam hal ini, yaitu untuk mendapatkan hasil yang
baik dimana dibutuhkan laju alir maksimum dari masing-masing feedzone dapat
berkontribusi terhadap laju alir total di kepala sumur, sementara total berat alat PT
Spinner yang hanya sekitar 100 kg dengan diameter sekitar 2”, seringkali tidak
memungkinkan alat untuk turun karena faktor gaya apung fluida (buoyancy
factor) yang besar dan yang lebih beresiko adalah pada saat alat melewati
feedzone, maka alat akan terdorong kearah sebaliknya. Sedangkan apabila alat
diturunkan dengan laju alir uap yang sesuai dengan berat alat maka potensi
Prekondisi survey PT Spinner pada sumur injeksi, maka air dingin harus
diinjeksikan kedalam sumur pada laju alir yang tinggi dan dalam waktu yang lama
terdinginkan karena air jatuh ke dasar sumur dan membentuk kolom air untuk
mendinginkan feedzone bagian bawah. Aliran uap dari feedzone bagian atas akan
atas, pembacaan Spinner tidak akan representative karena masih ada aliran uap
yang masuk kedalam lubang bor sehingga menyulitkan pada saat analisa. Data
yang dapat dianalisa hanya profil Temperature dan tekanan saja, yang
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
33
menunjukkan adanya inflow dari feedzone dangkal, profile Spinner tidak bisa
Pressure Temperature (PT) saja. Konsep ini juga bisa diterapkan untuk sumur
yang baru saja selesai dibor dan akan dilakukan uji komplesi.
berproduksi, sumur ditutup dan dibiarkan tidak berproduksi selama 1-2 hari
ke kondisi pseudo steady. Konsep yang sama juga dapat diterapkan pada sumur
Temperature dan laju alir di feedzone, oleh karena itu alat ukur direncanakan
biasanya didahului dengan penurunan alat ukur tiruan (dummy tool) dengan
diameter, panjang dan berat yang sama dengan alat ukur total.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan alat ukur yang asli
dan lebih mahal tersangkut didalam lubang bor karena kondisi casing dan lubang
mengalami hambatan atau hambatan terjadi pada titik MCD, maka alat ukur asli
Alat ukur kemudian diturunkan (log down) dengan kecepatan yang stabil
(Vtdown) sampai kedalaman aman yang disepakati dan dibiarkan statis di titik itu
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
34
menvalidasi kurva respon Spinner. Setelah itu alat ukur dinaikan ke kedalaman
sekitar 10 m diatas top of liner (TOL) (log up) dengan kecepatan naik alat yang
stabil(Vtup) dan dibiarkan mendapatkan nilai pseudo steady di titik itu sekitar 10 -
15 menit. Tujuan dari log down dan log up ini adalah mengukur kondisi tekanan,
Pada saat run up, alat diletakkan diatas TOL dengan tujuan mengetahui
laju alir total yang masuk kedalam casing produksi. Setiap rangkaian log down
dan log up disebut satu pass, dan umumnya dalam satu kali pengukuran PT
karena itu maka umumnya survey ini harus dilakukan pada saat sumur
diproduksikan atau diinjeksi air. Dalam beberapa sumur, walaupun dalam kondisi
shut-in, tetapi karena terjadi interzone flow maka pengukuran dengan PT Spinner
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
35
Gambar 3.9
M3= M1 + M2………………………………..……………………....(3.11)
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
36
Dimana:
H = Entalphy ( Kj/Kg)
index dan productivity index dari masing masing feedzone dimana persamaan
PI = ………………………………….…….(3.13)
II= ………………………………………..(3.14)
Dimana :
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
37
spinner dengan cara melakukan plot dari frekuensi (radian per second) dengan
cable velocity ( meter per second). Data spinner dan cable velocity yang diplot
harus lengkap dari masing-masing log up maupun log down. Lengkap disini
maksudnya adalah dari log up maupun log down harusnya mempunyai nilai
frekuensi (RPS) dan cable velocity( m/s). Setelah diplot dari kedua data tersebut
Setelah didapat nilai dari slope maka dilakukan perhitungan fluid velocity
dengan persamaan:
FV = …………..…………..………..(3.15)
Dimana :
dengan 1.05. Ini merupakan koreksi terhadap alat tersebut yang besarnya
M= ………………………..………………….….(3.16)
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
38
Dimana :
M = Massrate (Kg/s)
ρ = Densitas (Kg/m3)
dimana
A = ………………………...……(3.17)
Dimana :
perhitungan keadaan aktual pada saat di survey. Konsep dari wellbore simulation
ini adalah dengan inisiasi besarnya laju alir massa dan entalphy dari setiap
feedzone dengan trial dan error. Pendekatan yang dilakukan pada simulasi ini
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
39
massrate yang kemudian harus dimatching dengan hasil yang didapat dari survey.
adalah fungsi dari tekanan awal dan entalphy dari trial dan error
……………………….. …………...…………(3.18)
ρ = ρ f(Po,ho)
µg + (1-x)µl ………………………………….….…….…(3.20)
persamaan
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194
40
( )
.......................................................................(3.21)
( )
persamaan:
12. Hitung velocity dengan persamaan 3.19 tetapi harus diingat yang
trial and error tersebut dihentikan dan dicatat hasil trial and error tersebut untuk
ANALISA DATA HASIL PRESSURE TEMPERATURE SPINNER (PTS) SURVEY INJECTION DAN FLOWING
UNTUK MENENTUKAN ZONA FEEDZONE DAN PRODUKTIVITASNYA SUMUR “X” LAPANGAN WAYANG WINDU, Marten Pangestu
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan-Universitas Trisakti, 2015, telp. 5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8151, 8194