Anda di halaman 1dari 8

STUCK PIPE

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Praktikum Teknik Pemboran Dan Produksi

Oleh :
Yohanes B Vianney Dadi (071001900097)
Muhammad Wisanggeni Sinung (071001900068)
Muhamad Reza Shahrazade (071001800124)

Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi


Program Studi Teknik Perminyakan
Universitas Trisakti
2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemboran adalah kegiatan yang ditunjukkan untuk membuktikan dan
memproduksikan hidrokarbon.Dalam operasi pemboran pada sumur minyak dan
gas pasti terdapat berbagai masalah, dan karena terjadinya masalah pasti
menyebabkan kerugian waktu ataupun biaya, oleh karena itu masalah dalam dunia
pemboran harus segera diatasi. Salah satu masalah dalam dunia pemboran yaitu
stuck pipe (pipa pemboran yang terjepit) yang disebabkan oleh swelling clay.
Makalah ini akan membahas apa itu stuck pipe, jenis-jenis stuck pipe, pencegahan
dan cara menanggulangi stuck pipe.
Stuck pipe atau pipa terjepit biasanya disebabkan oleh adanya swelling
clay. Swelling terjadi akibat adanya lapisan-lapisan pada formasi formasi tertentu
yang bercampur dengan air sehingga menyebabkan shale mengembang dan
mengakibatkan dinding lubang bor runtuh. Dinding lubang bor yang runtuh akan
mengenai rangkaian pemboran dan mengakibatkan rangkaian terjepit dengan
indikasi rangkaian pemboran tidak bisa digerakkan, diputar maupun diangkat.
Lalu hal-hal lain yang dapat menyebabkan pipa terjepit seperti, aspek lumpur,
aspek rangkaian alat pemboran, kestabilan lubang bor, jenis formasi dan lithologi
batuan juga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis stuck pipe?
2. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi stuck pipe?
3. Bagaimana cara menanggulangi stuck pipe?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu stuck pipe,
penyebabnya, dan juga mengetahui cara mencegah dan menanggulangi agar tidak
terjadi stuck pipe.

BAB II
TEORI DASAR

Dalam suatu pemboran baik vertical, directional, maupun horizontal tidak


selalu berjalan sesuai dengan yg direncanakan, ada kalanya ditemui beberapa
masalah-masalah yang menghambat proses pemboran, baik pada saat melakukan
pemboran ataupun setelah proses pemboran, sehingga bisa merugikan secara
biaya, waktu maupun tenaga.Salah satu masalah dalam operasi pemboran adalah
pipa terjepit (stuck pipe), maksudnya adalah pipa tidak dapat digerakkan di dalam
lubang (tidak bisa diputar dan diangkat) atau bisa diputar tapi tidak bisa diangkat.
Akibat dari terjepitnya pipa pemboran adalah terhambatnya operasi pemboran dan
meningkatnya biaya tambahan untuk mengatasi pipa terjepit dan sewa rig yang
ditanggung oleh perusahaan.
Pipa Terjepit atau Stuck Pipe merupakan suatu keadaan dimana bagian
rangkaian pipa pemboran sudah tidak dapat digerakkan, baik diputar
maupundiangkat. Dengan kata lain peristiwa pipa terjepit merupakan suatu
keadaandimana rangkaian pipa bor terjepit oleh didalam lubang bor. Pada saat
terjadinyapipa terjepit segala upaya pelepasan harus dilakukan dengan cepat dan
tepat.
Stuck pipe terjadi karena ada dua aspek utama yang menyebabkan stuck
pipe. Aspek yang pertama adalah aspek yang disebabkan oleh aspek formasi dan
yang kedua adalah aspek yang disebabkan oleh lumpur pemboran.
Pada aspek formasi, formasi yang biasanya ditembus saat proses pemboran
adalah claystone dan sandstone. Sebagai reservoir, claystone merupakan batuan
lunak yang akan mengembang jika terhidrasi oleh air. Swelling atau
pembengkakan dapat memungkinkan pipa akan terjepit di dalam formasi karena
dapat menyebabkan terjadinya formasi runtuh. Sebagai reservoir, sandstone
merupakan batuan yang sifatnya lebih keras daripada clay, namun formasi ini juga
mudah runtuh. Dengansifatnya yang mudah runtuh tentu hal terebut dapat
memungkinkan pipa terjepit saat dilakukan operasi pemboran. Differential pipe
sticking terjadi jika perbedaan antara tekanan hidrostatiklumpur pemboran dan
tekanan formasi menjadi sangat besar, keadaan seperti inidapat terjadi apabila:
1. Pemboran dilakukan menembus formasi yang porous atau permeable.
2. Lumpur terlalu berat sehingga tekanan hidrostatis lumpur jauh melebihi
tekanan formasi.
3. Lumpur yang kurang stabil (water loss tinggi, mud cake tebal).

Pada aspek lumpur pemboran. Bisa disebut sebagai drilling Fluid atau
lumpur pemboran adalah suatu fluida yang digunakan pada saat pengeboran.
Biasanya hal ini terjadi karena lumpur yang digunakan kurang stabil

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN STUCK PIPE
Pipa Terjepit atau Stuck Pipe merupakan suatu keadaan permasalahan
dalam operasi pemboran karena dipengaruhi oleh kondisi lubang sumur serta
faktor mekanis. dimana bagian rangkaian pipa pemboran sudah tidak dapat
digerakkan, baik diputar maupun diangkat. Dengan kata lain peristiwa pipa
terjepit merupakan suatu keadaan dimana rangkaian pipa bor terjepit oleh didalam
lubang bor. Pada saat terjadinya pipa terjepit segala upaya pelepasan harus
dilakukan dengan cepat dan tepat
3.2 JENIS JENIS STUCK PIPE
 Differential Pipe Sticking
 Mechanical Pipe Sticking
 Key Seating
3.3 PENYEBAB TERJADINYA STUCK PIPE
Permasalahan pipa terjepit perlu dianalisa dari beberapa aspek meliputi
aspek formasi, aspek lumpur pemboran dan aspek mekanis.
3.3.1 Aspek Formasi
Formasi yang biasanya ditembus saat proses pemboran adalah claystone
dan sandstone. Sebagai reservoir, claystone merupakan batuan lunak yang akan
mengembang jika terhidrasi oleh air. Swelling atau pembengkakan dapat
memungkinkan pipa akan terjepit di dalam formasi karena dapat menyebabkan
terjadinya formasi runtuh. Sebagai reservoir, sandstone merupakan batuan yang
sifatnya lebih keras daripada clay, namun formasi ini juga mudah runtuh. Dengan
sifatnya yang mudah runtuh tentu hal terebut dapat memungkinkan pipa terjepit
saat dilakukan operasi pemboran.
3.3.2 Aspek Lumpur Pemboran
Dalam suatu operasi pemboran semua fungsi lumpur pemboran haruslah
berada dalam kondisi yang baik sehingga operasi pemboran dapat berlangsung
dengan baik. Hal ini dapat dicapai apabila sifat lumpur selalu diamati dan dijaga
secara kontinyu dalam setiap tahap operasi pemboran. Selain hal tersebut di atas
pengukuran dan pengamatan sifat - sifat kimia juga harus dilakukan dengan
seksama.Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kestabilan sifat – sifat lumpur
pemboran.
3.4 PENCEGAHAN STUCK PIPE
Permasalahan pipa terjepit bisa diminimalisir dengan tujuan untuk dapat
menghindari permasalahan yang mungkin bisa terjadi dalam pemboran.
Pencegahan terhadap pipa yang terjepit dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
3.4.1 Differential Sticking
3.4.1.1 Mengurangi Perbedaan Tekanan
Hal ini berarti membor dengan overbalance pressure yang minimum
sekedar untuk mengimbangi tekanan formasi dan memungkinkan terjadinya
efek surge dan swat. Kenaikan berat jenis lumpur dapat dimonitor dengan
mengontrol laju penembusan (ROP), serbuk bor (cutting) yang akan menyebabkan
kenaikan berat jenis lumpur dan pada akhirnya akan menaikkan beda tekanan.
3.4.1.2 Mengurangi Daerah Kontak
Mengurangi daerah kontak karena ketebalan formasi berpori atau porous
tidak dapat dirubah secara fisik, maka daerah kontak hanya bisa dikurangi dengan
mengurangi ketebalan mud cake. Hal ini berarti mengurangi kandungan padatan
di dalam lumpur menjadi minimum dan menggunakan lumpur dengan water
loss (kehilangan air) yang rendah.Daerah kontak juga bisa dikurangi dengan
menggunakan stabilizer yang akan menjaga drill collar tetap berada di tengah-
tengah lubang.
3.4.1.3 Menjaga Rangkaian Bor Agar Tidak Statis
Luas daerah kontak berbanding lurus dengan waktu, semakin jarang
(sedikit) rangkaian bor berada dalam keadaan statis (diam) akan mengurangi
kemungkinan terjadinya differential sticking.
3.4.1.4 Mengurangi Faktor Gesekan
Mencegah terjadinya differential sticking juga bisa dengan penggunaan
minyak dan walnut hulls. Penggunaan minyak ini akan mengurangi faktor
gesekan pada saat membor formasi yang potensial mengalami differential
sticking.

3.4.2 Mechanical Sticking


3.4.2.1 Runtuhan Formasi
Metode yang biasanya dilakukan untuk membebaskan pipa yang terjepit
secara mekanis adalah dengan usaha penggerakkan pipa baik diputar ataupun
ditarik atau dengan mengaktifkan jar, apabila rangkaian pipa dilengkapi
dengan jar. Jika metode ini gagal, biasanya disemprotkan fluida organik dan
kemudian prosedur yang telah disebutkan tadi diulangi. Jika usaha tersebut belum
berhasil, maka pipa harus dilepaskan dengan cara back off.
3.4.3 Key Seating
Apabila terjadi kenaikan torsi disaat sedang member, karena gesekan-
gesekan drill pipe ke dinding lubang, hentikanlah segera pemboran.
Angkat string  dan pasang string remer atau key seat wiper. Kemudian
lakukan reaming pada kedalaman yang mengalami dog leg.String reamer atau seat
wiper dipasang pada drill pipe. Ukuran string reamer atau key seat wiper harus
lebih besar dari tool joint drill pipe dan lebih kecil dari diameter drill collar.Kalau
pipa sudah terjepit karena masalah key seat, rangkaian diputar pelan-pelan
dengan tension yang minimum. Hal ini dilakukan terus menerus sampai rangkaian
bisa dicabut.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulias dapat menyimpulkan
beberapa hal berikut ini:
1. Stuck Pipe merupakan peristiwa pipa terjepit merupakan suatu keadaan
dimana rangkaian pipa bor terjepit oleh didalam lubang bor.
2. Ada tiga jenis stuck pipe, antar lain differential pipe sticking, mechanical
pipe sticking, dan key sticking
3. Penyebab terjadinya stuck pipe ada dua, yaitu pada spek formasi dan aspek
lumpur pemnoran
4. Untuk mencegah terjadinya stuck pipe dapat menggunakan beberapa cara,
antara lain mengurangi perbedaan tekanan, mengurangi faktor gesekan,
dan menjaga rangkaian bor agar tidak statis

Anda mungkin juga menyukai