Anda di halaman 1dari 46

PARTIAL LOST

CIRCULATION
Present by

Muhammad Fathurrahman (19010069)


Deni Hamdani (19010070)
Yokie Suryo Prayogo (19010071)

KELAS TP B 19
OUTLINE
PENDAHULUAN

PENYEBAB LOST
CIRCULATION

PENANGULANGAN
1. PENDAHULUAN

Lost circulation ialah hilangnya semua atau sebagian lumpur


dalam sirkulasinya dan masuk ke formasi. Berdasarkan keadaannya
lost circulation dibagi dua yaitu :
 Partial Lost
 Total Lost

Gambar 1.1.
Partial & total lost
 Partial lost adalah bila lumpur yang hilang hanya sebagian
saja, dan masih ada lumpur yang mengalir ke permukaan.
 Partial loss juga merupakan hilang lumpur dalam jumlah
yang relatif besar, lebih besar dari 15 bbl/jam atau sekitar
15 – 500 bbl/jam (40 – 1325 lpm). Dapat terjadi umumnya
pada jenis formasi yang terdiri dari pasir porous dan
gravel, serta kadang-kadang terjadi pada batuan yang
mengandung rekahan (natural fracture dan fracture
induced).
Gambar 1.2.
Lost circulation, fracture
2. Penyebab lost circulation

Adanya celah terbuka yang cukup besar di dalam lubang bor,


yang memungkinkan lumpur untuk mengalir kedalam formasi, dan
tekanan didalam lubang lebih besar dari tekanan formasi.
Celah tersebut dapat terjadi pada formasi yang :
 Cavernous
 Fracture
 Fissure
 Unconsolidate
 Tekanan yang terlalu besar
Gambar 2.1.
Jenis formasi yang dapat menyebabkan lost
0

Mud circulating
temperature
Penentuan Tempat Loss 1000

Circulation 2000 Formation temperature

• Spinner Survey Loss Circulation


• Temperatur Survey.
3000

Dep th
• Radioactive Tracer Survey
• Hot Wire Survey 4000

• Pressure Tanducer Survey Temperature after


displacing mud
5000

6000
0 10 20 30 40 50 60 70
Temperature

Gambar 2.2.
Penentuan Tempat Loss Circulation
2.1. formasi natural yang dapat
menyebabkan lost
a. Coarse dan Gravel yang mempunyai variasi permeabilitas
Studi menunjukkan bahwa formasi memerlukan permeabilitas (k)
yang tinggi untuk dimasuki lumpur. k yang tinggi dapat terjadi pada
shallow sand dan lapisan gravel.
Gambar 2.3.
Pasir kuarsa dan gravel sebagai zona lost
b. Breksiasi
Terjadi karena adanya earth stress yang menghasilkan rekahan.
Rekahan tersebut dapat menyebabkan lost circulation.

Gambar 2.4.
Pasir kuarsa dan gravel sebagai zona lost
c. Cavernous atau vugular formation
Pada dasarnya terjadi pada formasi limestone. Vugs
dihasilkan oleh aliran yang kontinu dari air alami, yg
menghancurkan bagian matriks batuan menjadi encer dan
larut.
Ketika formasi ini ditembus, lumpur akan hilang ke
formasi dengan cepat. Volume lumpur yg hilang tergantung
pada derajat vug yg saling berhubungan. Sedangkan
cavernous dapat terjadi karena pendinginan magma
d. Cracked dan fracture
Terjadi karena adanya cracked atau fracture ataupun adanya
tekanan hidrostatik lumpur yang terlalu besar.
Selain itu terjadi pada depleted zone. Depleted sand sangat
potensial tejadi nya lost. Biasanya terjadi pada sumur
pengembangan dimana tekanan formasi telah turun akibat sumur-
sumur yang telah ada sudah lam berproduksi.
Gambar 2.5.
Depleted zones
2.2. lost circulation karena tekanan

Selain karena adanya formasi natural, lost circulation


dapat juga terjadi karena kesalahan yang dilakukan pada
saat operasi pemboran yang berkaitan dengan tekanan,
misalnya :
 Memasang intermediate casing pada tempat yang salah
 Pelanggaran downhole pressure
a. Memasang Intermediate casing pada tempat yang salah
Jika casing dipasang di atas zona transisi antara zona yang
bertekanan normal dengan zona yang bertekanan tidak
normal, maka diperlukan lumpur yang berat untuk
mengimbangi tekanan yang abnormal. Lumpur yang berat ini
dapat memecahkan formasi.

b. Pelanggaan downhole pressure


 Mengangkat atau menurunkan pipa terlalu cepat (swab
& surge effect)
 Pipe whipping
 Sloughing Shale
 Peningkatan tekanan pompa yang terlalu cepat
 Lumpur yang terlalu berat
3. Penanggulangan
Lost circulation dapat menimbulkan beberapa masalah
dan kerugian, misalnya:
 Hilangnya lumpur
 Pipe sticking
 Formation damage
 Wasting time
 Tidak diperolehnya cutting untuk sample log
 Penurunan permukaan lumpur dapat menyebabkan
Blowout pd formasi berikutnya.
Gambar 3.1.
Pipe sticking/ stuck
Untuk menghindari masalah-masalah yang timbul akibat
terjadinya lost circulation harus dicegah atau ditanggulangi
bila sudah terjadi. Beberapa metode yang dapat
dipergunakan untuk menangulangi nya yaitu :
 Mengurangi tekanan pompa
 Mengurangi berat lumpur
 Menaikkan viskositas dan gel strength
 Mengurangi tekanan surge pada lubang bor
 Sealing agent
 Cement plug
3.1. Mengurangi tekanan pompa

Tekanan sirkulasi lumpur berkisar antara 900 psi sampai


3000 psi. Fungsi dari tekanan ini adalah untuk menangulangi
kehilangan tekanan selama pengaliran lumpur.
tekanan total pada dasar lubang ialah besarnya tekanan
permukaan ditambah dengan tekanan kolom lumpur, dan
dikurangi dengan kehilangan tekanan untuk mensirkulasikan
lumpur dalam pipa bor.
misalnya tekanan permukaan 1500 psi, bila 70%
kehilangan tekanan untuk sirkulasi lumpur dari atas sampai
dasar pipa bor, dan tekanan kolom lumpur seimbang dengan
tekanan formasi, maka perbedaan tekanan lumpur dengan
fluida formasi ialah 450 psi (30% x 1500 psi), sehingga
tekanan dasar sumur ialah tekanan hidrostatik lumpur 450
psi.
pada saat lost terjadi, semakin besar perbedaan tekanan,
semakin banyak lumpur yang hilang, maka tekanan pompa
harus dikurangi sebesar mungkin tanpa mengurangi laju
sirkulasi.
3.2. Mengurangi berat lumpur

Semakin besar bert lumpur, semakin besar differential


pressure antara kolom lumpur dan formasi. Lumpur yang
terlalu berat dapat menyebabkan pecahnya formasi.
jika lost circulation terjadi pada zona yang normal, laju
aliran yang hilang adalah fungsi differential pressure.
Pengurangan berat lumpur akan mengurangi differential
pressure antara lumpur dan fluida formasi, sehingga aliran
lumpur yang hilang akan menurun.
3.3. Menaikkan viskositas dan gel strength

Pada shallow depth, lost terjadi umumnya disebabkan


oleh formasi yang porous yang terdiri dari course, gravel
atau cavernous. Peningkatan viskositas dn gel strength akan
membantu memecahkan masalah ini.
ketika lost terjadi, pola aliran fluida pada lubag bor tidak
diketahui. Jika formasi yang porous terdiri dari lapisan sand,
gravel, cavernous dalam sebuah permukaan horizontal yang
datar sebagai hasil pengangkatan dari tekanan overburden,
pola alirannya adalah radial.
Jika porositas berupa fissures atau fractures, atau formasi dipecahkan
pada bidang vertikal, pola alirannya adalah numerous channels.
Dalam kasus ini pola aliran adalah antara radial dan tubular.
Untuk aliran radial, Muskat telah merumuskan :
Q= 0,00708 {kh(Pw-Pf)} / {u ln(Rw/RF)}
Keterangan:
 Q = laju Volume, bbl/day
 h = tinggi lapisan, ft
 k = Permeabilitas, md
 Pw = Tekanan lubang bor, psi
 Pf = Tekanan radius efektif, psi
 Rw = radius lubang bor, ft
 Rf = radius efektif lubang bor, ft
 U = viskositas, cp
3.4. Mengurangi tekanan surge pada lubang bor

Tekanan surge dihasilkan dari penurunan pipa kedalam lubang bor


yang terlalu cepat. Kondisi ini dapat memecahkan formasi, untuk itu
drill string mesti diturunkan dengan lambat untuk mengurangi
tekanan surge yang dapat memecah formasi.
3.5. Sealing agent

Biasanya ditambahkan LCM (lost circulation material),


bahan pengurangan kehilangan lumpur.
Ada tiga cara additive LCM untuk mengatasi masalah Lost,
yaitu :
1. Menjaga agar tidak terjadi rekahan akibat penyemenan.
LCM jenis extenders.
2. Mengatasi lost dengan menempatkan material yang
mampu menahan hilangnya semen. Material ini antara
lain granular, flake dan fibrous.
3. Kombinasi dari kedua cara diatas.
3.6. Cement plug

Material (semen) yang dipompa ke dalam zone yang


porous, dengan harapan bahwa material akan menutup pori
dengan membentuk plastik yang kuat dan solid.
Cement plug biasanya tidak cukup hanya dilakukan
sekali, tetapi harus berkali-kali. Cement plug sangat efektif
untuk menutup rung pori. Hanya saja kendala nya karna
semen lebih keras dari formasi sehinggaakan menurunkan
laju penembusan.
Semen yang akan digunakan pada sumur-sumur minyak
biasanya ditambahkan suatu aditif untuk mendapatkan
karakteristik semen yang sesuai dengan kebutuhan. Berikut
ini jenis-jenis aditif yang biasa digunakan :
a. Accelerator
b. Retarder
c. Dispersant
d. Extenders
e. Zat pemberat
a. Accelerator
Thikening time bubur semen portland tergantung pada
temperatur dan tekanan, sesuai dengan kekuatan tekanan dari
semen tersebut, yang juga tergantung pada temperatur dan
tekanan.
suatu aditif accelerator dapat ditambahkan untuk mempercepat
tercapainya thickening time sehingga semen mempunyai
kekuatan tekan yang mampu menahan beban uji sebesar 500
psi.
b. Retarder
Zat kimia yang digunakan untuk memperlambat settng semen,
yang diperlukan untuk mendapatkan waktu yang cukup dalam
penempatan semen.
retarder tersedia dipasaran antara lain : salt (D44),
lignosulfonate, turunan selulosa (D8), dan polyhdroxy organik
acid dan sugar additive (d25,D109).
c. Dispersant
Biasanya untuk mengontrol rheology bubur semen agar pada
pemompaan yang rendah menghasilkan aliran turbulen. Hal
ini diperlukan untuk mengangkat sisa-sia lumpur yang masih
terdapat d annulus.
Selain itu dipersant juga dapat menurunkan kadar air dalam
semen, sehingga akan menaikkan kekuatan semen tersebut.
d. Extenders
Digunakan untuk menurunkan densitas bubur semen,
sehingga tekanan hidrostatik dasr smur relatif lebih kecil
selama penyemenan.
Extender dapat menaikkan Yield bubur semen. Material
termasuk extender antara lain bentonit, D-75, silicates,
litepi D-124 dan lain-lain.
e. Zat pemberat
Digunakan untuk menjaga tekanan hidrostatik, agar
tekanan pori yang tinggi dapat diimbagi. Pada kondisi
demikian biasanya berat lumpur yang digunakan berkisar 18-
18,5 lb/gal. Material yang termasuk zat pemberat antara
laian ilmenite, hematite, dan barite.
3.6.1. Penyemenan Multi stage

Penyemenan banyak tahap


diperlukan untuk menghindari hilangnya
semen ke dalam formasi karbonat yang
banyak mengandung rekahan. Gambar
3.1 menunjukkan skema kedudukan
untuk mengurangi hilangnya semen ke
dalam rekahan.

Gambar 3.2.
Skema kedudukan
penyemenan multi stage
Tahap awal dari penyemenan dengan teknik ini biasanya
dirancang sebagaimana pada penyemenan satu tahap. Semen
dipompa dibawah melewati tubing dan naik melalui annulus.
Tahap selanjutnya semen dipompa melalui suatu special
port yang akan men=mbuka jika tahap pertama selesai.

Gambar 3.3.
Stage collar for multistage cementing
3.6.2. Semen busa

Semen jenis ringan ini diperukan terutama pada zona-


zona lunak untuk mengurangi kerusakan formasi lebih lanju
akibat tekanan hidrostatik semen. Selain itu, jenis semen ini
juga sangat baik untuk zona yang banyak mengandung
rekahan atau gerowong.
Semen busa menggunakan gas N2 sebagai extender yang
berfungsi menurunkan densistas. Gelembung nitrogen di
dalam bubur semen tidak akan pecah jika tekanan
hidrostatik naik. Gelembung-gelembung tersebut akan
menyusut, sehingga memerlukan tambahan konsentrasi
nitrogen untuk menjaga tekanan hidrostatik.
Ada beberapa kelebihan
penggunaan semen busa ini antara
laian :
a. Penyemenan formasi lunak
Densitas semen bisa mencapai 7
lb/gal. Sangat cocok untuk
penyemenan casig pada formasi
lunak.

Gambar 3.4.
Tekanan hidrostatik smeen dengan dan tanpa busa
b. Mengatasi hilang sirkulasi
Gambar ini menunjukkan sifat thixotropic ini disebabkan
adanya campuran CASO4 hemihydrate dan CacL2 denga
semen porland.

Gambar 3.5
Sifat thixoropic semen busa
3.6.3. Quick setting cement

Jenis semen yang mempunyai tingkat pengerasan yang


sangat cepat. Semen ini umumnya terdiri dari campuran
semen portland dan gypsum dengan perbandingan 5:95
sampai 15:86. semen gypsum ini adalah jenis semen dengan
kekuatan yang tinggi dan setting semen yang sangat cepat.
Hal ini sangat berguna untuk menanggulangi masalah hilang
lumpur pada kedalaman yang relatif dangkat. Semen ini
mempunyai waktu setting sekitar 20-40 menit.
3.6.4. High-filter-loss slurry squeeze

Semen HFLS sangat efektif untuk mengatasi masalah


hilang lumpur, baik partal lost atau total lost. Bahan-bahan
seperti attapulgite, serbuk gamping, LCM jenis granular
(coarsa, walnut), LCM fiber (kertas, nylon), dan LCM flake
(cellophone) ditambahkan kedalam bubur semen untuk
kemudian dipompakan ke dalam zona hilang melalui
rangkaian pipa bor.
3.6.5. down hole mixed doft/ hard pug

Lumpur + minyak diesel, bentonit, dan semen (M +BDO2C)


digunakan untuk menaggulangi lost circulation total. Jenis
lumpur yang digunakan adalah water base mud. Sedankan
komponen BDO2C terdiri dari 100 lb sak bentonit, 2x94 lb sak
semen portland dicampur dengan 26,5 gal minyak diesel.
Penambahan minyak diesel ditujukan agar bubur semen lebih
mudah untuk dipompa, mengingat bubur semen terdiri dari
padatan-padatan yang tersuspensi.
3.6.6. Drilling Blind

Drilling blind ialah pemboran yang dilakukan secara membabi


buta, dimana sirkulasi lumpur tidak ada karena semua lumpur
hilang ke formasi. Fluida umumnya membawa cutting masuk ke
dalam zona loss, sehingga cutting ini dapat menutup formasi.
Drilling blind sangat bahaya karena cutting yang tdak terangkat
kepermukaan dapat menjepit pipa/stuck. Disamping it, tidak
diperolehnya cutting di permukaan menyebabkan log sample
batuan tidak bisa dilakukan. Setelah zona lost dilalui, perlu
dipasang casing untuk menghindari terjadinya lost lebih lanjut.
Metode ini dilakuka apabila tekanan noral, dan air tersedia dalam
jumlah yang banyak.
3.6.7. Aerated drilling
Aerated drilling mud dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan
densitas lumpur. Metode ini sangat cocok diterapkan untuk mengatasi lost
circulatio yang dijumpai pada formasi yang cavernous, vg yang besar,
khususnya pada bagian atas lubang bor. Bla lumpur yang digunakan
mempunyai kadar solid ang rendah, dan tekanan formasi normal, mungkin
tekanan formasi telah cukup untuk menempatkan fluida formasi masuk
kedalam zona loss.

metode ini dilakukan dengan memompa campuran air dan udara kdalam
lubang. Jumah air yang dipompa ke dalam ubang dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan. Setelah daerah vugular dlewati, pipa dapat diset atau
aerated water drilling dapat diteruskan.
Gambar 3.6
Aerated drilling
Gambar 3.7
Aerated drilling ploblem
REFERENSI

 Rubiandini, Rudi, “Teknik operasi pemboran”, Bandung, penerbit ITB,


2012.
 http://www.drillingformulas.com
 http://www.prweb.com
Pemboran Pada Sumur Geothermal
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai