Komponen/Fasa Lumpur Pemboran • Fasa cair Ini dapat berupa minyak atau air. Air dapat pula dibagi dua, tawar dan asin. Tujuh puluh lima persen lumpur pemboran menggunakan air. Sedang pada air dapat pula dibagi menjadi air asin tak jenuh dan jenuh. Istilah oil-base digunakan bila minyaknya lebih dari 95%. • Reactive Solids Padatan ini bereaksi dengan sekelilingnya untuk membentuk koloidal. Dalam hal ini clay air tawar seperti bentonite menghisap (absorp) air tawar dan membentuk lumpur. Biasanya digunakan untuk menaikkan viskusitas. Komponen/Fasa Lumpur Pemboran • Inert solids Biasanya berupa barite (BaSO4) yang digunakan untuk menaikkan densitas lumpur, ataupun galena atau bijih besi. Inert solids dapat pula berasal dari formasi-formasi yang dibor dan terbawa lumpur seperti chert, pasir atau clay-clay non swelling, dan padatan-padatan seperti ini secara tidak sengaja memberikan kenaikan densitas lumpur dan perlu dibuang secepat mungkin (bisa menyebabkan abrasi, kerusakan pompa dll). • Fasa Kimia Zat kimia merupakan bagian dari sistem yang digunakan untuk mengontrol sifat- sifat lumpur, misalnya dalam dispersion (menyebarnya paritkel-partikel clay) atau flocculation (berkumpulnya partikel-partikel clay). Efeknya terutama tertuju pada peng"koloid"an clay yang bersangkutan. Banyak sekali zat kimia yang digunakan untuk menurunkan viskositas, mengurangi water loss, dan mengontrol fasa koloid (disebut surface active agent). Komponen/Fasa Lumpur Pemboran • Zat-zat kimia yang mendispersi (thinner = menurunkan viskositas/mengencerkan), misalnya : – Quebracho (dispersant) – Phosphate – Sodium Tannate (kombinasi caustic soda dan tannium) – Lignosulfonates (bermacam-macam kayu pulp) – Lignites – Surfactant (surface active agents) • Sedang zat-zat kimia untuk menaikkan viskositas misalnya adalah : – C.M.C – Starch – Beberapa senyawa polimer • Zat-zat kimia bereaksi dan mempengaruhi lingkungan sistem lumpur tersebut misalnya dengan menetralisir muatan-muatan listrik clay, menyebabkan dispersion dan lain-lain. Fungsi Lumpur Pemboran 1. Pengangkatan cutting ke permukaan. Pengangkatan Cutting ke permukaan tergantung dari : – Kecepatan fluida di annulus – Kapasitas untuk menahan fluida yang merupakan fungsi dari densitas, aliran (laminer atau turbulen), viskositas. Umumnya kecepatan 100 - 120 fpm telah cukup (kadang-kadang perlu 200 fpm tetapi jarang). Fungsi Lumpur Pemboran 2. Mendinginkan dan melumas bit dan drill string. Panas dapat timbul karena gesekan bit dan drill string yang kontak dengan formasi. Konduksi formasi umumnya kecil, sehingga sukar menghilangkan panas ini. Tetapi umumnya dengan adanya aliran lumpur volume maupun specific heat lumpur telah cukup untuk mendinginkan sistem serta melumasi. Fungsi Lumpur Pemboran 3. Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake Lumpur akan membuat mud cake atau lapisan zat padat tipis di permukaan formasi yang permeable (lulus air). Pembentukan mud cake ini akan menyebabkan tertahannya aliran fluida masuk ke formasi untuk selanjutnya. Adanya aliran yang masuk yaitu cairan plus padatan menyebabkan padatan tertinggal/tersaring. Cairan yang masuk ke formasi disebut filtrat. Fungsi Lumpur Pemboran 4. Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake Lumpur akan membuat mud cake atau lapisan zat padat tipis di permukaan formasi yang permeable (lulus air). Pembentukan mud cake ini akan menyebabkan tertahannya aliran fluida masuk ke formasi untuk selanjutnya. Adanya aliran yang masuk yaitu cairan plus padatan menyebabkan padatan tertinggal/tersaring. Cairan yang masuk ke formasi disebut filtrat. Fungsi Lumpur Pemboran Tekanan yang diakibatkan oleh kolom lumpur pada kedalaman tertentu (D, ft) dapat dihitung menggunakan rumus :
Pm =0.052dm D P =Ph + Ploss
Dimana Pm = Tekanan statik lumpur, psi P = P dinamis dm = Densitas lumpur, ppg Ph = P hidrostatik D = Kedalaman, ft. Ploss = Kehilangan tekanan selama sirkulasi
Perlu diketahui, bahwa tekanan fluida dinamis (pada saat mengalir) kepada formasi adalah tekanan statik (menggunakan rumus diatas) ditambah pressure loss yg terjadi di sepanjang jalur sirkulasi. Fungsi Lumpur Pemboran 5. Membawa cutting dan material-material pemberat pada suspensi bila sirkulasi lumpur dihentikan sementara. 6. Melepaskan pasir dan cutting di permukaan Kemampuan lumpur untuk menahan cutting selama sirkulasi dihentikan terutama tergantung dari gel – strength. Pada saat fluida pemboran menjadi gel, tahanan terhadap gerakan cutting ke bawah dapat dipertinggi. Fungsi Lumpur Pemboran 7. Menahan sebagian berat drill pipe dan casing (Bouyancy effect). 8. Mengurangi efek negatif pada formasi. 9. Mendapatkan informasi (mud log, sample log). Dalam pemboran, kadang – kadang lumpur dianalisa untuk mengetahui apakah lumpur mengandung hidrokarbon atau tidak (mud log). Selain itu dilakukan pula sample log, yaitu proses analisa cutting yang naik kepermukaan, untuk menentukan formasi yang sedang dibor. 10. Media logging Untuk penentuan adanya zona minyak atau gas serta juga zone – zone air dan juga untuk korelasi dan maksud – maksud lain, diadakan logging (pemasukan sejenis alat antara lain alat listrik atau gamma ray / neutron) seperti misalnya electric logging, yang mana memerlukan lumpur sebagai media penghantar arus listrik di lubang bor. Sifat Lumpur Pemboran • Densitas Lumpur Densitas lumpur bor merupakan salah satu sifat lumpur yang sangat penting, karena peranannya berhubungan langsung dengan fungsi lumpur bor sebagai pengimbang tekanan formasi. Lumpur dengan densitas yang terlalu besar akan menyebabkan lumpur hilang ke formasi (lost circulation), sedang densitas yang terlalu kecil akan menyebabkan "kick”. Sifat Lumpur Pemboran Sifat Lumpur Pemboran
Vs +Vml =Vmb
( r s ´ Vs ) + ( rml ´ Vml ) =rmb ´ Vmb
Contoh Soal Hitung densitas suatu lumpur yang diperoleh dengan menambahkan 40 lbm bentonite (SG=2.60) dan 150 lbm barite (SG=4.20) ke dalam 1 bbl air.