Anda di halaman 1dari 15

Lumpur Pemboran

TKA 1503 Teknik Permboran I


Komponen/Fasa Lumpur Pemboran
• Fasa cair
Ini dapat berupa minyak atau air. Air dapat pula dibagi dua, tawar
dan asin. Tujuh puluh lima persen lumpur pemboran menggunakan
air. Sedang pada air dapat pula dibagi menjadi air asin tak jenuh
dan jenuh. Istilah oil-base digunakan bila minyaknya lebih dari 95%.
• Reactive Solids
Padatan ini bereaksi dengan sekelilingnya untuk membentuk
koloidal. Dalam hal ini clay air tawar seperti bentonite menghisap
(absorp) air tawar dan membentuk lumpur. Biasanya digunakan
untuk menaikkan viskusitas.
Komponen/Fasa Lumpur Pemboran
• Inert solids
Biasanya berupa barite (BaSO4) yang digunakan untuk menaikkan densitas lumpur,
ataupun galena atau bijih besi. Inert solids dapat pula berasal dari formasi-formasi
yang dibor dan terbawa lumpur seperti chert, pasir atau clay-clay non swelling, dan
padatan-padatan seperti ini secara tidak sengaja memberikan kenaikan densitas
lumpur dan perlu dibuang secepat mungkin (bisa menyebabkan abrasi, kerusakan
pompa dll).
• Fasa Kimia
Zat kimia merupakan bagian dari sistem yang digunakan untuk mengontrol sifat-
sifat lumpur, misalnya dalam dispersion (menyebarnya paritkel-partikel clay) atau
flocculation (berkumpulnya partikel-partikel clay). Efeknya terutama tertuju pada
peng"koloid"an clay yang bersangkutan. Banyak sekali zat kimia yang digunakan
untuk menurunkan viskositas, mengurangi water loss, dan mengontrol fasa koloid
(disebut surface active agent).
Komponen/Fasa Lumpur Pemboran
• Zat-zat kimia yang mendispersi (thinner = menurunkan viskositas/mengencerkan),
misalnya :
– Quebracho (dispersant)
– Phosphate
– Sodium Tannate (kombinasi caustic soda dan tannium)
– Lignosulfonates (bermacam-macam kayu pulp)
– Lignites
– Surfactant (surface active agents)
• Sedang zat-zat kimia untuk menaikkan viskositas misalnya adalah :
– C.M.C
– Starch
– Beberapa senyawa polimer
• Zat-zat kimia bereaksi dan mempengaruhi lingkungan sistem lumpur tersebut misalnya
dengan menetralisir muatan-muatan listrik clay, menyebabkan dispersion dan lain-lain.
Fungsi Lumpur Pemboran
1. Pengangkatan cutting ke permukaan.
Pengangkatan Cutting ke permukaan
tergantung dari :
– Kecepatan fluida di annulus
– Kapasitas untuk menahan fluida yang merupakan
fungsi dari densitas, aliran (laminer atau turbulen),
viskositas. Umumnya kecepatan 100 - 120 fpm telah
cukup (kadang-kadang perlu 200 fpm tetapi jarang).
Fungsi Lumpur Pemboran
2. Mendinginkan dan melumas bit dan drill string.
Panas dapat timbul karena gesekan bit dan drill
string yang kontak dengan formasi. Konduksi formasi
umumnya kecil, sehingga sukar menghilangkan
panas ini. Tetapi umumnya dengan adanya aliran
lumpur volume maupun specific heat lumpur telah
cukup untuk mendinginkan sistem serta melumasi.
Fungsi Lumpur Pemboran
3. Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake
Lumpur akan membuat mud cake atau lapisan zat
padat tipis di permukaan formasi yang permeable
(lulus air). Pembentukan mud cake ini akan
menyebabkan tertahannya aliran fluida masuk ke
formasi untuk selanjutnya. Adanya aliran yang masuk
yaitu cairan plus padatan menyebabkan padatan
tertinggal/tersaring. Cairan yang masuk ke formasi
disebut filtrat.
Fungsi Lumpur Pemboran
4. Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake
Lumpur akan membuat mud cake atau lapisan zat
padat tipis di permukaan formasi yang permeable
(lulus air). Pembentukan mud cake ini akan
menyebabkan tertahannya aliran fluida masuk ke
formasi untuk selanjutnya. Adanya aliran yang masuk
yaitu cairan plus padatan menyebabkan padatan
tertinggal/tersaring. Cairan yang masuk ke formasi
disebut filtrat.
Fungsi Lumpur Pemboran
Tekanan yang diakibatkan oleh kolom lumpur pada kedalaman tertentu (D, ft) dapat dihitung
menggunakan rumus :

Pm =0.052dm D P =Ph + Ploss


Dimana
Pm = Tekanan statik lumpur, psi
P = P dinamis
dm = Densitas lumpur, ppg
Ph = P hidrostatik
D = Kedalaman, ft.
Ploss = Kehilangan tekanan selama sirkulasi
 
Perlu diketahui, bahwa tekanan fluida dinamis (pada saat mengalir) kepada formasi adalah tekanan
statik (menggunakan rumus diatas) ditambah pressure loss yg terjadi di sepanjang jalur sirkulasi.
Fungsi Lumpur Pemboran
5. Membawa cutting dan material-material pemberat
pada suspensi bila sirkulasi lumpur dihentikan sementara.
6. Melepaskan pasir dan cutting di permukaan
Kemampuan lumpur untuk menahan cutting selama
sirkulasi dihentikan terutama tergantung dari gel –
strength. Pada saat fluida pemboran menjadi gel, tahanan
terhadap gerakan cutting ke bawah dapat dipertinggi.
Fungsi Lumpur Pemboran
7. Menahan sebagian berat drill pipe dan casing (Bouyancy effect).
8. Mengurangi efek negatif pada formasi.
9. Mendapatkan informasi (mud log, sample log).
Dalam pemboran, kadang – kadang lumpur dianalisa untuk mengetahui apakah
lumpur mengandung hidrokarbon atau tidak (mud log). Selain itu dilakukan pula
sample log, yaitu proses analisa cutting yang naik kepermukaan, untuk menentukan
formasi yang sedang dibor.
10. Media logging
Untuk penentuan adanya zona minyak atau gas serta juga zone – zone air dan juga
untuk korelasi dan maksud – maksud lain, diadakan logging (pemasukan sejenis alat
antara lain alat listrik atau gamma ray / neutron) seperti misalnya electric logging,
yang mana memerlukan lumpur sebagai media penghantar arus listrik di lubang bor.
Sifat Lumpur Pemboran
• Densitas Lumpur
Densitas lumpur bor merupakan salah satu sifat
lumpur yang sangat penting, karena peranannya
berhubungan langsung dengan fungsi lumpur bor
sebagai pengimbang tekanan formasi. Lumpur dengan
densitas yang terlalu besar akan menyebabkan
lumpur hilang ke formasi (lost circulation), sedang
densitas yang terlalu kecil akan menyebabkan "kick”.
Sifat Lumpur Pemboran
Sifat Lumpur Pemboran

Vs +Vml =Vmb

( r s ´ Vs ) + ( rml ´ Vml ) =rmb ´ Vmb


Contoh Soal
Hitung densitas suatu lumpur yang diperoleh
dengan menambahkan 40 lbm bentonite
(SG=2.60) dan 150 lbm barite (SG=4.20) ke
dalam 1 bbl air.

Anda mungkin juga menyukai