RESUME
MATA KULIAH :
EKSPLORASI SEISMIK
1
TKA 1713 Eksplorasi Seismik
Snell’s Law
Hukum Snellius adalah rumus matematika yang meberikan hubungan selang sudut
datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang pautannya yang melalui batas selang dua
medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan
Belanda Willebrord Snellius, yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal
sbg Hukum Descartes atau Hukum Pembiasan.
Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan,
yang tergantung pada medium. Perumusan pautan yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan
sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang sama dengan
kebalikan nisbah indeks bias.
Hukum Snellius yang menyatakan apabila sinar datang dari medium 1 ke medium 2, maka
pada bidang batas lapisan sinar tersebut sebagian akan direfleksikan (dipantulkan), sebagian akan
ditransmisikan (diteruskan), dan sebagian akan direfraksikan. Berdasarkan pada prinsip inilah
metode seismik refleksi digunakan untuk eksplorasi bawah permukaan bumi. Caranya adalah
dengan menggunakan energi yang menghasilkan gelombang suara yang dipancarkan ke dalam
bumi (Permana dkk, 2015).
2
TKA 1713 Eksplorasi Seismik
𝑠𝑖𝑛𝜃1 𝑣1 𝑛2
= =
𝑠𝑖𝑛𝜃2 𝑣2 𝑛1
Atau
𝑛1 𝑠𝑖𝑛𝜃1 = 𝑛2 𝑠𝑖𝑛𝜃2
Atau
𝑣1 𝑠𝑖𝑛𝜃2 = 𝑣2 𝑠𝑖𝑛𝜃1
Lambang 𝜃1 , 𝜃2 merujuk pada sudut datang dan sudut bias, 𝑣1 dan 𝑣2 pada kecepatan
cahaya sinar datang dan sinar bias. Lambang 𝑛1 merujuk pada indeks bias medium yang dilalui
sinar datang, sedangkan 𝑛2 adalah indeks bias medium yang dilalui sinar bias.
Fermat Law
Pada tahun 1650 Pierre Fermat mengungkapkan suatu prinsip tentang perjalanan cahaya
sebagai berikut: “Sinar cahaya yang menjalar dari suatu titik ke titik lain akan melalui
lintasan dengan waktu tempuh terpendek”
Prinsip Fermat atau principle of least time adalah sebuah prinsip yang mendefinisikan
jarak tempuh yang terpendek dan tercepat yang dilalui oleh cahaya. Prinsip ini kadang-kadang
digunakan sebagai definisi sinar, sebagai cahaya yang merambat sesuai prinsip Fermat.
Prinsip Fermat menyatakan jika sebuah gelombang merambat dari satu titik ketitik yang
lain maka gelombang tersebut akan memilih jejak yang tercepat (Hidayatullah, 2010).
Sebuah pulsa seismik yang merambat dalam suatu medium akan mengikuti jalur yang
menghubungkan antara source dan receiver. Namun, menurut prinsip Fermat, hal ini hanya
berlaku pada beberapa jalur rambatan. Hal ini berarti bahwa mungkin ada lebih dari satu
fenomena refleksi primer. Dalam penjalaran gelombang dari satu titik ke titik selanjutnya yang
melewati suatu medium tertentu akan mencari suatu lintasan dengan waktu tempuh yang paling
sedikit. Gambar 4 merupakan representasi dari sinklin dan merupakan garis edar cahaya menuju
ketujuh receiver dari source yang cocok. Hanya ada satu garis edar untuk nomor cahaya ke-1 dan
ke-7. Sedangkan untuk cahaya ke-2, 3, 5 dan 6 memiliki dua garis edar dan untuk cahaya ke-4
memiliki tiga garis edar. (Asparini, 2011).
3
TKA 1713 Eksplorasi Seismik
Huygen Principle
4
TKA 1713 Eksplorasi Seismik
DAFTAR PUSTAKA
Asparini, D. 2011. Penerapan Metode Stacking Dalam Pemrosesan Sinyal Seismik Laut Di
Perairan Barat Aceh. (Skripsi). IPB. Bogor.
Permana, U., Triyoso, K., dan Sanjaya, M. W. S. 2015. Pengolahan Data Seismlk Refleksi 2d
Untuk Memetakan Struktur Bawah Permukaan Lapangan X Prabumulihsumatra
Selatan. Volume 2, Nomor 1, P. 2-4.