Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

PERCOBAAN 5
RESONANSI
BUNYI

I. Tujuan
1. Untuk menentukan kecepatan bunyi di udara secara praktek.
2. Untuk mengetahui terjadinya peristiwa resonansi bunyi.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja tabung resonansi.

Resonansi Bunyi 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

II. Teori
Sifat benda elastis yang dicelupkan ke dalam air dapat diketahui dari sinyal
hamburan bunyinya. Dalam Teori Hamburan Resonansi, hubungan antara hamburan
suara dan resonansi objek hamburan telah ditetapkan. hubungan antara hamburan suara
dan resonansi objek hamburan telah ditetapkan. Baru-baru ini, metode eksperimental
dikembangkan untuk mengekstraksi resonansi dari target elastis. Sinyal datang yang
digunakan dapat berupa CW (pulsa panjang) seperti pada metode Maze dan Ripoche,
atau pulsa pendek seperti pada metode Numrich' dan de Billy. Di sini kami
menggunakan pendekatan yang terakhir. Di sini kami menggunakan pendekatan yang
terakhir. Untuk aplikasi praktis, akan lebih efektif jika menggunakan sinyal pendek
(Uberall, H., 1992).
Resonansi mode gelombang parsial dijelaskan. Metode ini ditransfer ke dalam
akustik dari teori hamburan kuantum oleh ahli akustik Amerika [2.1] pada akhir tahun
1970-an. Hal ini sering disebut teori hamburan resonansi (RST). Menurut metode ini,
amplitudo setiap mode gelombang parsial dibagi menjadi dua komponen – komponen
resonansi dan latar belakang non-resonansi. (Dalam teori hamburan nuklir, latar
belakang ini disebut sebagai "potensi hamburan".) Penjelasan kualitatif tentang
komponen resonansi diberikan. Resonansi terisolasi dari gelombang parsial sejenis
dikelompokkan ke dalam keluarga (kutub Regge). Dengan menggunakan posisi
resonansi modal terisolasi, fase dan kecepatan kelompok gelombang perifer yang
berputar di sekitar benda elastis ditemukan. Korespondensi antara frekuensi resonansi
gelombang parsial dan frekuensi eigen benda elastis telah ditetapkan. Prosedur ini
diterapkan pada masalah hamburan pada silinder elastis padat, dan kemudian diperluas
pada masalah hamburan pada cangkang. Perhitungan dilakukan dengan ukuran
langkah 1, = 0,05 untuk kasus silinder aluminium (dan cangkang) di dalam air,
dengan titik pengamatan terletak di medan jauh pada hamburan balik. Ketergantungan
kutub Regge dan kecepatan fase dan kelompok gelombang perifer pada ketebalan
relatif cangkang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa spektogram akustik yang
dihitung sesuai dengan yang diukur
Ketiadaan komponen latar belakang (lunak atau kaku) adalah wajar, karena benda
akustik lunak dan kaku tidak dapat ditembus dan tidak memungkinkan adanya medan
apa pun di domain interior (yaitu di r<a). Rumus (2.46) bersama dengan rumus besaran
resonansi (2.37) menunjukkan fakta yang mencengangkan bahwa untuk hamburan pada
frekuensi yang terletak di antara dua frekuensi eigen benda elastis, penghambur
"berperilaku" seperti benda yang tidak dapat ditembus dan menghamburkan gelombang
menurut menjadi "potensi hamburan". Di sisi lain, pada dan di sekitar frekuensi
resonansi, gelombang datang menghasilkan hamburan resonansi dan medan suara
menembus ke dalam tubuh. Interferensi resonansi dan hamburan potensial, yang
menjadi jelas dalam struktur amplitudo hamburan total yang menunjukkan penurunan
kuat yang diplot vs frekuensi. Fenomena resonansi yang muncul dalam hamburan
gelombang akustik oleh benda elastis telah dibahas sebelumnya baik dalam kondisi
tunak maupun transien (lihat, misalnya, [2.8-10]). Dalam makalah ini disebutkan bahwa
resonansi akan muncul ketika impedansi mekanis dan akustik cenderung nol.
ditunjukkan bahwa istilah latar belakang tidak selalu sesuai dengan komponen latar
belakang benda tegar. Ini dapat berhubungan dengan komponen latar belakang untuk
benda akustik lunak (misalnya, dalam kasus gelembung udara) atau dengan latar
belakang perantara (untuk cangkang klastik berdinding tipis). Baik untuk komponen
resonansi maupun latar belakang telah diberikan rumus komputasi yang eksplisit. Hal
ini memungkinkan kita untuk menafsirkan resonansi dalam plot rumit dari fungsi bentuk
yang dihitung (atau diukur). (Veksler, N. D., 1993). Pada tabung resonator, resonansi
udara terjadi pada ruang yang panjangnya 4 kali panjang gelombang atau kelipatan

Resonansi Bunyi 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

ganjil dari 4 kali panjang gelombang sumber getar. Biasanya resonansi pada peristiwa
ini digunakan untuk menentukan cepat rambat bunyi di udara.

Resonansi Bunyi 3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

Di atas tabung kaca (B) yang sebagian berisi air digetarkan sebuah garpu tala. Panjang
kolom udara didalam tabung B dapat diukur dengan pertolongan tabung A yang
dihubungkan dengan pipa karet ke tabung B. Oleh karena dihubungkan oleh pipa, air
dapat digerakkan naik turun. Mula-mula terdengar bunyi yang lemah dari dalam tabung.
Kemudian permukaan air didalam tabung B diatur dengan cara menggerakkan ke atas
dan ke bawah sehingga terdengar bunyi yang paling keras. Pada tabung resonator,
resonansi udara terjadi pada ruang yang panjangnya 4 kali panjang gelombang atau
kelipatan ganjil dari 4 kali panjang gelombang sumber getar. Biasanya resonansi pada
peristiwa ini digunakan untuk menentukan cepat rambat bunyi di udara. Di atas tabung
kaca (B) yang sebagian berisi air digetarkan sebuah garpu tala. Panjang kolom udara
didalam tabung B dapat diukur dengan pertolongan tabung A yang dihubungkan dengan
pipa karet ke tabung B. Oleh karena dihubungkan oleh pipa, air dapat digerakkan
naik turun. Mula- mula terdengar bunyi yang lemah dari dalam tabung. Kemudian
permukaan air didalam tabung B diatur dengan cara menggerakkan ke atas dan ke
bawah sehingga terdengar bunyi yang paling keras. Bunyi paling keras terjadi bila
kolom udara di tabung B beresonansi dengan garpu tala. resonansinya menghilang,
kemudian timbul lagi. Bunyi yang paling keras timbul lagi bila panjang kolom udara 3
kali panjang kolom udara yang pertama Bunyi paling keras terjadi bila kolom udara
di tabung B beresonansi dengan garpu tala. Bila kolom udara diperpanjang,
resonansinya menghilang, kemudian timbul lagi. Bunyi yang paling keras timbul lagi
bila panjang kolom udara 3 kali panjang kolom udara yang pertama. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa resonansi selalu terjadi apabila panjang kolom udara 1/4, 3/4,
5/4A,...dari sumber getarnya. Bunyi paling keras terjadi bila kolom udara di tabung B
beresonansi dengan garpu tala. Misalnya pada sebuah percobaan digunakan garpu
tala yang frekuensinya 440 Hz. Jika percobaan dilakukan pada suhu 15°C, panjang
kolom udara pada resonansi pertama 19,3 cm.Jadi,λ= 4 x 19,3 cm = 77,2 cm. sehingga
cepat rambat bunyi diudara adalah v = fx λ = 440 x 77,2 cm/s = 33968 cm/s atau sekitar
340m/s. Dalam kehidupan sehari-hari, resonansi kadang-kadang harus diredam, sebab
jika tidak diredam dapat menimbulkan bahaya. atau bencana. Sekelompok serdadu
biasanya berbaris maju dengan langkah teratur diperintahkan tidak berjalan dengan
teratur ketika sedang melalui jembatan gantung.(Syukri, M. et all., 2023) Sebagai
contoh terapan dari gelombang berdiri ini adalah gelombang bunyi yang dihasilkan
oleh alat-alat musik. Sejak dulu manusia menyukai musik, sudah amat banyak alat-alat
musik yang diciptakan, ada gitar yang dipetik, seruling yang ditiup, piano yang ditekan,
biola yang digesek dan kendang yang dipukul. Semua alat ini memiliki dasar kerja yang
sama, mereka mengandalkan gelombang berdiri dalam udara pada alat itu untuk
menghasilkan bunyi. Pada seruling gelombang berdirinya langsung terjadi di rongga
seruling itu. Di sini waktu yang dipakai sebagai patokan adalah waktu di titik C (tc).
Hasil paduannya di B adalah jumlah kedua gelombang tersebut. Secara trigonometri kita
peroleh : y(x,tc) = 2A..cos(kx).sin (wtc) Hasil paduannya ini berupa gelombang
berdiri dengan amplitudo 2A..cos (kx). Jadi amplitudonya tergantung pada jaraknya dari
ujung seruling. Simpul dan perutnya dapat langsung dicari dengan meng- ingat beda
fasa kedua gelombang itu adalah 2kx, Ternyata kolom udara pada seruling ini memiliki
pola simpul- perut dengan jarak satu sama lain sebesar 1/4 panjang gelombang. Akibat
yang lebih serius lagi, yaitu akibat dari dua ujungnya yang terbuka, dimana titik di
kedua ujungnya harus berfungsi sebagai perut, sehingga panjang seruling menjadi
terkait dengan panjang gelombang yang dihasilkan ! Pola paling sederhana yang dapat
terjadi adalah perut-simpul-perut. Pola ini akan menghasilkan nada dasar. Di sini
panjang seruling sama dengan setengah panjang gelombang sehingga frekuensi nada
dasarnya dapat dihitung. Di bahwa pola nada dasar dan dua pola nada di atasnya dan
dengan kata lain Kesimpulannya, untuk sebuah seruling dengan ukuran tertentu tidak
semua frekuensi gelombang dapat menyebabkan resonansi padanya, resonansi hanya
Resonansi Bunyi 4
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

dapat terjadi bila frekuensi gelombang yang dimana merupakan kelipatan pada frekuensi
nada pada dasar (Prasetio, L., 1992).

Resonansi Bunyi 5
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

III. Peralatan & Bahan


1.1 Peralatan
1. Signal Generator
Fungsi : Pembangkit Signal audio dan juga untuk mengatur besarnya frekuensi.
2. Speaker
Fungsi : Mengubah gelombang listrik dari signal generator menjadi gelombang
suara atau getaran.
3. Tabung Resonansi
Fungsi :Sebagai tempat terjadinya resonansi bunyi.
4. Reservoir air
Fungsi :Sebagai pengatur tinggi rendahnya air pada tabung resonansi .
5. Termometer digital
Fungsi :Untuk mengukur suhu kamar atau suhu ruangan.
6. Jangka sorong
Fungsi :Untuk mengukur diameter tabung resonansi .
7. Kabel Penghubung
Fungsi : Untuk menghubungkan signal generator dan speaker

1.2 Bahan
-

Resonansi Bunyi 6
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

IV. Prosedur percobaan


1. Diukur diameter tabung dengan menggunakan jangka sorong.
2. Diukur suhu kamar dengan menggunakan termometer digital.
3. Diangkat reservoir air hingga mengalir dekat dengan ujung atas tabung.
4. Disambungkan speaker dan hidupkan signal generator.
5. Diatur frekuensi pada signal generator dan frekuensi yang digunakan
sebesar 3000 Hz.
6. Diturunkan secara perlahan-lahan reservoir air tersebut hingga terdengar
bunyi yang melengking yang menandai bahwa telah terjadi resonansi.
7. Dilihat perubahan panjangnya pada tabung skala.
8. Dicatat perubahan panjangnya dalam satuan meter.
9. Diulangi langkah ke 6 ,7, dan 8 hingga terdengar bunyi melengking sebanyak
5 kali.

Resonansi Bunyi 7
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

V. Data Percobaan

Diameter Tabung : 0,0366 m R = 0,0183


m Frekuensi : 3000 Hz
o
SuhuKamar (awal ) : C
o
SuhuKamar (akhir) : C

NO L (m) 𝜆 v (ms-1)
(𝑚
)
1.
2.
3.
4.
5.

Resonansi Bunyi 8
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

VI. Analisis Data


1. Menghitung koreksi ujung tabung
Δ𝐿 = 0,6 ∙ 𝑅
= 0,6 ∙ 0,0183 𝑚
= m

2. Menghitung panjang gelombang (𝜆)


Rumus menghitung panjang gelombang untuk ujung tertutup
1
𝐿 = (2𝑛 - 1) ( 𝜆) − Δ𝐿
4

3. Menghitung cepat rambatbunyi di udara (v)


𝑣= 𝜆∙𝑓
4. Menghitung kecepatan bunyi di udara

v=√ γRT
M

Dengan :
𝛾 = 1,4
𝑅 = 8,314 𝐽𝑚𝑜𝑙−1𝐾−1
𝑇 = 𝑆𝑢ℎ𝑢(°𝐾)
𝑀𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 29 × 10−3 𝑘𝑔. 𝑚𝑜𝑙−1

Resonansi Bunyi 9
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

VII. Ulasan

Resonansi Bunyi 10
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

VIII. Kesimpulan dan

Saran Kesimpulan

1. Laju bunyi atau kecepatan bunyi atau cepat rambat bunyi adalah istilah yang
digunakan untuk menyebut kelajuan gelombang bunyi yang merambat pada
medium elastisitas. Pada ketinggian air laut, dengan suhu 20 °C (68 °F) dan
kondisi atmosfer normal, laju bunyi adalah 343 m/detik (1238 km/jam). Kelajuan
rambatan gelombang bunyi ini dapat berbeda tergantung medium yang dilewati
(misalnya bunyi lebih cepat melalui air daripada udara), sifat-sifat medium
tersebut, dan suhu.Dalam pembahasan sehari-hari, laju bunyi mengacu kepada
kelajuan gelombang bunyi pada udara. Namun, besar laju bunyi berbeda menurut
zat yang
dirambati: paling lambat dalam gas; lebih cepat dalam cairan; lebih cepat lagi dalam
benda padat. Misalnya, di udara adalah 343 m/detik; di air 1.484 m/detik (4,3 kali);
dan di besi 5.120 m/s. Pada beberapa benda yang sangat keras seperti berlian,
bunyi merambat dengan kelajuan 12.000 m/detik;[1] yang merupakan kelajuan
maksimum bunyi pada kondisi normal.

2. Resonansi bunyi merupakan peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat


getaran yang dihasilkan oleh sumber bunyi. Resonansi bunyi hanya dapat terjadi
jika suatu benda memiliki frekuensi alami yang sama dengan frekuensi alami
sumber bunyi yang bergetar.Peristiwa resonansi adalah pada alat musik piano
dan gitar, mereka mengalami resonansi ketika dipetik. Gitar yang dipertik akan
menghasilkan getaran, di mana udara dalam kolom gitar akan ikut serta bergetar
dan mampu menghasilkan suara yang merdu. Contoh peristiwa resonansi
adalah ketika gitar dipetik.

3. Prinsip kerjanya dengan menggerakan batang panjang didalam tabung


sehingga kecepatan gelombang bunyi dapat diperoleh.

Saran
- Sebaiknya asisten lebih bersabar dalam mengasistensi praktikan
- Sebaiknya praktikan lebih banyak mendalami materi praktikum
- Sebaiknya praktikan lebih bersabar dalam menghadapi praktikan

Resonansi Bunyi 11
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Prasetio, L. et all., 1992. MENGERTI FISIKA. Yogyakarta : ANDI OFFSET.


Halaman : 93-95
Syukri, M. et all., 2023. KONSEP GELOMBANG & PENERAPANNYA DALAM
KEHIDUPAN. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press
Halaman : 65-66,68-69
Uberall, H., 1992. ACOUSTIC RESONANCE SCATTERING. Washington,Dc :
Catholic University Of America
Page : 161
Veksler, N. D., 1993. RESONANCE ACOUSTIC SPECTROSCOPY.
Berlin Heidelberg : Springer-Verlag
Pages : 19,23

Resonansi Bunyi 12
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

` Medan, 27 September 2023


Asisten Praktikan

( )

Resonansi Bunyi 13
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

Resonansi Bunyi 14
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

LAMPIRAN

Resonansi Bunyi

Anda mungkin juga menyukai