Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Percobaan : G1

Gelombang Bunyi

Pelaksanaan Praktikum :

Hari : Senin Tanggal : 28 Agustus 2017 Jam ke : 9

Oleh :

Jalin Samara ( 081711433004 )

Kelompok :

Rizqia Nurul A ( 081711433001)

Eko Wahyudi ( 081711433002)

Sulistiyaningsih ( 081711433003 )

Dosen Pembimbing :

Asistensi Pembimbing :

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2017
A. Tujuan

Menentukan kecepatan gelombang bunyi di udara berdasarkan gejala


resonansi bunyi.

B. Dasar Teori

Sebuah benda akan ikut bergetar dengan benda yang sedang bergetar apabila
frekuensi dari benda tersebut sama. Peristiwa seperti ini disebut peristiwa
resonansi. Dan frekuensi benda yang ikut bergetar tersebut disebut frekuensi
alamiahnya. Contoh lain yang lebih dramatis adalah kaca-kaca rumah akan
bergetar bahkan mungkin saja pecah ketika pesawat udara melintas cukup
rendah di atas rumah, hal ini karena frekuensi alamiah kaca bersesuaian
dengan frekuensi gelombang suara pesawat yang melintas.

Dalam teknologi komunikasi, resonansi sangat memegang peranan penting


dalam penalaan (penangkapan) gelombang elektromagnetik (EM) seperti pada
pesawat penerima radio, televisi, telepon seluler dan sebagainya. Seperti yang
telah dikemukakan bahwa syarat terjadinya resonansi adalah adanya sumber
gelombang yang mempunyai frekuensi yang sama dengan frekuensi alamiah
suatu benda.

Pengamatan fenomena resonansi ini dapat dilakukan dengan sebuah tabung


resonator yang panjang kolom udaranya dapat kita atur dengan manaikkan
atau menurunkan permukaan air dalam tabung tersebut. Jika sebuah sumber
gelombang bunyi dengan frekuensi tertentu dijalarkan dari atas tabung
(misalnya sebuah garputala) maka resonansi terjadi pada saat panjang kolom
udara 1/4, 3/4, 5/4 dst, seperti ilustrasi berikut (ingat bahwa bentuk
gelombang suara yang sesungguhnya bukanlah seperti ini)
A. R

L 1/4
3/4

5/4

Gambar E.1. Resonansi pada kolom udara tabung resonator

Secara umum dapat kita tuliskan bahwa hubungan panjang kolom resonansi L
dengan panjang gelombang adalah :

L = (2m + 1) (3/4) (E.1)

Dengan m = 0, 1, 2, 3, ...

Dalam percobaan nanti n adalah bunyi resonansi ke-n

Rumus (E.1) ini dapat berlaku dengan cukup baik untuk ukuran diameter tabung
bagian dalam R yang jauh lebih kecil dari panjang gelombang sumber bunyi.
Sedangkan untuk R tabung yang tidak cukup kecil maka rumus (E.1) di atas harus
dikoreksi dengan suatu nilai, sebutlah e sehingga :

L = L + e (E.2)

Dengan L adalah panjang kolom udara terukur.

Selanjutnya substitusi persamaan (E.1) ke persamaan (E.2) :


L = L + e
L= (2m + 1) (1/4) + e
L= (2m/4) + (1/4) + e
L= (1/2) m + (1/4 ) + e

L = (2) + (4) +

Sehingga kecepatan (v) gelombang bunyi dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan :
(E.3)
L = (2) + (4) +

C. Alat dan Bahan

1. Tabung resonansi

2. Sumber getar

3. Mistar

4. Air

D. Prosedur Percobaan
1. Atur posisi permukaan air dalam tabung panjang sehingga dekat
pada ujung atas tabung dengan cara menggerakkan tabung yang
pendek (hati-hati air jangan sampai tumpah).
2. Atur sumber getar sedemikian hingga timbul bunyi pada speaker.
3. Gerakkan tabung pendek ke bawah sedemikian hingga permukaan
air dalam tabung panjang turun ke bawah sambil mendengarkan
bunyi resonansinya, dan catatlah panjang kolom udara dalam tabung
pada saat terjadi resonansi.
4. Ulangi minimal 3 kali.
5. Ulangi percobaan untuk mencari panjang kolom udara yang lebih
panjang, harmonik ke-2, 3, ... dst.
6. Ulangi percobaan dengan menggunakan f yang lain.
7. Catat tekanan dan suhu udara ruangan (mengapa hal ini dilakukan ?)
E. Data Pengamatan

L (cm) pada f = 1000 Hz L (cm) pada f = 2000 Hz


Resonansi
m
ke- 1 2 3 Rerata 1 2 3 Rerata

1 0 8 9 8 8,33 3,5 3,5 3 3,33

2 1 26 25 26 25,67 7 7 8 7,33

3 2 44 44,5 44 44,16 13 13 13 13

4 3 59 62 62,5 61,16 22 21,5 21 21,5

Anda mungkin juga menyukai